• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi

Dalam kamus besar Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud atau mencari keuntungan, berusaha bekerja giat untuk mencapai sesuatu.3

Berdasarkan hasil penelitian usaha kerajinan bambu yang telah peneliti lakukan di Desa Jadimulyo, usaha ini berdiri dibidang pembuatan kerajinan peralatan dapur yang berbahan dasar dari bambu kering dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Jadimulyo. Berdasarkan data monografi desa jadimulyo mayoritas mata pencarian masyarakat adalah sebagai petani.

Pembangunan ekonomi masyarakat melalui kewirausahaan di sektor usaha kecil dan menengah terbukti mampu membantu masyarakat dalam kehidupan perekonomian keluarganya.

Berdasarkan wawancara kepada Ibu Dewi Matonah dalam memproduksi kerajinan ini bahan yang digunakan adalah bambu yang sudah kering dan tali. Bambu yang digunakan didapatkan dengan cara membeli pohon bambu milik warga dengan harga Rp5000.00-Rp7000.00 per batang bambu. Sedangkan tali yang didapat dari membeli di pasar.4 Selanjutnya, Ibu Yanti mengatakan bahwa, untuk bahan baku kerajinan yaitu bambu selain membeli bisa didapat dari halaman di belakang rumah.5

3 Ety Rachaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-1, 159

4 Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020.

5 Yanti, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

Cara mendapatkan bambu berdasarkan wawancara dengan Ibu Suliyem 6dan Ibu Rohmah7 adalah dengan membeli bambu disekitar rumah warga. Dalam proses pembelian ini biasanya para pengrajin memilih dan menebang sendiri pohon bambu yang akan dibeli. Dalam proses penebangan tidak semua pohon bambu dapat ditebang, hanya pohon bambu yang memiliki kadar air yang pas yang dapat diolah dan dijadikan kerajinan bambu. Ibu Sumarni dan Ibu Mujiati mengatakan bahwa bambu yang dapat digunakan untuk kerajinan bambu ini adalah bambu yang tidak terlalu tua dan kering karena jika terlalu kering akan mudah patah dan sulit diproses menjadi anyaman bambu, jikapun bisa diolah hasilnya tidak akan awet.8 Begitu pula dengan Ibu Ria Anggraini dan Ibu Niyem mendapatkan bahan baku kerajinan dengan cara membeli bambu kepada warga sekitar9 serta Ibu Kartik dan Ibu Suyati mendapatkan bambu dengan mengambil di halaman belakang rumah sendiri ataupun dengan cara membeli dari warga.10

Berdasarkan wawancara kepada para pengrajin tahapan proses pembuatan anyaman bambu yang mereka buat tidak jauh berbeda. Yaitu diawali dengan penebangan batang pohon bambu, batang ini tidak dapat langsung diolah, batang bambu harus didiamkan minimal 1 minggu setelah pohon ditebang atau dengan proses penjemuran batang bambu, penjemuran ini

6 Suliyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

7 Rohmah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

8 Sumarni dan Mujiati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

9 Ria Anggraini dan Niyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

10 Kartik dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

37

tergantung dengan keadaan cuaca, jika cuaca panas maka penjemuran dapat dilakukan hanya dengan waktu 2-3 hari. Kemudian tahap pengukuran batang bambu untuk kemudian dipotong dan dibelah berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan, kemudian dibersihkan untuk selanjutnya menjadi bahan yang siap dianyam menjadi kerajinan anyaman bambu. Tetapi dalam hal ini ada pengrajin yang tidak melakukan proses penjemuran batang bambu secara langsung dengan bantuan sinar matahari dan sudah menggunakan batang pohon bambu yang belum didiamkan selama 1 minggu. Hal ini akan menyebabkan kualitas anyaman menjadi berkurang dan hasil anyaman akan mudah tumbuh jamur dan rusak.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dewi Matonah11 dan Ibu Yanti12 membuat anyaman bambu berupa alat-alat dapur seperti tampah, irek, tarangan ayam dan besek kecil. Dalam satu bulan Ibu Dewi bisa menghasilkan lebih kurangnya 400 anyaman bambu siap jual dengan penghasilan perbulan Rp2.400.000, sedangkan Ibu Yanti menghasilkan 240 anyaman dengan penghasilan Rp1.440.000. Sedangkan Ibu Rohmah dan Ibu suliyem membuat anyaman berupa tampah dan irek (penyaringan), dalam satu bulan beliau bisa menghasilkan 60-80 anyaman bambu dengan penghasilan Rp560.000 perbulan.13 Ibu Niyem dan Ria Anggraini dalam satu bulan bisa menghasilkan

11 Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

12 Yanti, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

13 Rohmah dan Suliyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

80 anyaman bambu dengan penghasilan Rp400.000 perbulan.14 Selanjutnya Ibu Sumarni dan Ibu Mujiati dalam satu bulan bisa menghasilkan 160 anyaman bambu dengan penghasilan Rp960.000 perbulan15, kemudian Ibu Kartik dan Ibu Suyati dalam satu bulan menghasilkan 80an anyaman bambu dengan penghasilan Rp400.000 perbulan.16

Berdasarkan wawancara kepada para pengrajin, hasil anyaman yang dibuat kemudian diambil langsung oleh para pengepul. Para pengepul ini tidak hanya warga Desa Jadimulyo tetapi ada juga pengepul dari desa lain. Hanya Ibu Dewi Matonah yang menjual sendiri hasil kerajinannya ke pasar selain sebagian disetorkan kepada pengepul.

Dari hasil wawancara dengan para pengrajin di Desa Jadimulyo usaha kerajinan bambu ini memiliki pengaruh yang positif terhadap kondisi ekonomi keluarga para pengrajin. Kondisi ekonomi keluarga dapat dilihat melalui status sosial ekonomi dan beberapa indikator yang mempengaruhinya:

1. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan melakukan sesuatu, yang dilakukan untuk mencari nafkah.17 Manusia adalah makhluk yang aktif dan mampu berkembang. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja guna memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari

14 Niyem dan Ria Anggraini, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

15 Sumarni dan Mujiati, Wawancara 20 Desember 2020

16 Kartik dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

17 http://kbbi.web.id/kerja , diakses pada 24 Desember 2020

39

pakaian, pangan dan papan serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, memiliki alat hiburan dan sebagainya.

Usaha kerajinan bambu merupakan salah satu sarana para pengrajin dalam menambah penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil kerja yang dialokasikan untuk konsumsi, pendidikan, kesehatan, ataupun kebutuhan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara tentang usaha kerajinan bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga kepada Ibu Suliyem dan Ibu Rohmah berpendapat bahwa dengan adanya usaha kerajinan bambu ini memberikan peran yang positif bagi perekonomian keluarganya. 18 Pendapat lain juga disampaikan oleh Ibu Mujiati dan Ibu Kartik beliau berpendapat bahwa dengan membuat anyaman dari bambu ini menambah perekonomian keluarga, yang tadinya hanya mengandalkan pekerjaan suaminya dengan hasil panen yang diperoleh tiga bulan sekali, dan setelah membuat anyaman bambu bisa menambah pemasukan keluarga.19

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yanti dan Ibu Suyati tentang perubahan apa yang dirasakan setelah membuat kerajinan anyaman bambu

18 Suliyem dan Rohmah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

19 Mujiati dan Kartik, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

ia mengatakan bahwa dari hasil menganyam bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika sedang tidak musim sawah.20

Ketersediaan lapangan pekerjaan otomatis akan meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

3. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan diharapkan seseorang dapat membuka fikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi ataupun ide-ide baru dalam berfikir untuk kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Niyem dan Ibu Dewi Matonah berpendapat bahwa dengan adanya usaha kerajinan bambu ini memberikan peran yang positif bagi perekonomian keluarganya. dari usaha ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan biaya sekolah anaknya.21

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ria Anggraini dan Ibu Sumarni tentang perubahan apa yang dirasakan setelah membuat kerajinan anyaman bambu ia mengatakan bahwa perubahan yang jelas beliau rasakan adalah dari segi keuangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan penghasilan suaminya bisa ditabung untuk biaya sekolah anaknya.22

20 Yanti dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

21 Niyem dan Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

22 Ria Anggraini dan Sumarni, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

41

Adanya usaha kerajinan anyaman bambu ini memberikan dampak yang positif kepada ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu perekonomian di dalam keluarganya. Dimana masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian dan pekerjaan jadi memiliki pekerjaan, dengan adanya pekerjaan maka pemasukan di dalam sebuah keluarga juga mengalami peningkatan dan dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

Dengan demikian, dari hasil wawancara dan dokumentasi penelitian ini dikatakan bahwa usaha kerajinan bambu dapat meningkatkan ekonomi keluarga masyarakat desa jadimulyo yang menggeluti usaha tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha kerajinan bambu ini memberikan peran dalam meningkakan ekonomi keluarga namun belum cukup mampu untuk mengurangi tingkat pengangguran karena tidak semua orang memiliki ketelatenan dalam membuat kerajinan anyaman dari bambu.

C. Analisis Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi

Dokumen terkait