D. ITBX antara Kegiatan dan Pemanfaatan Zonasi di Kawasan
2.3 Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman
Keterkaitan antara UU No. 25 Tahun 2004, UU 26 Tahun2007 dan UU No. 1 Tahun 2011 menjelaskan bahwa dokumen RKP digunakan pedoman untuk memenuhi kebutuhan lingkungan hunian dan digunakan untuk tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Kedudukan RKP dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Sumber : Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 39/SE/DC/2020 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan Dan Peninjauan Kembali Rencana Kwsanan Permukiman
Gambar 2. 8 Kedudukan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman
Lebih lanjut, Rencana Kawasan Permukiman menjadi acuan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan serta rencana induk masing-masing sektor.
Sumber : Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 39/SE/DC/2020 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan Dan Peninjauan Kembali Rencana Kwsanan Permukiman
Gambar 2. 9 Kedudukan RKP Terhadap Dokumen Spasial
RKP sebagai acuan terhadap pembentukan berbagai dokumen rencana sektor, seperti rencana pengembangan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan (RP3), Rencana Tata Bangunan & Lingkungan (RTBL), Rencana Sektoral Lainnya. Peruntukan penyusunannya mengacu pada Program Pembangunan Daerah (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Dengan muatan kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten, rencana struktur ruang kabupaten dan rencana pola ruang kabupaten. Rencana Detail Tata Ruang yang mengatur secara khusus ruang perumahan dan permukiman serta berbagai tindak lanjutnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kedudukan RKP sebagai berikut :
A. Sebagai dokumen yang membuat arahan dan rambu – rambu kebijaksanaan serta strategi pembangunan kawasan permukiman dalam suau tingkatan wilayah dan kurun waktu tertentu;
B. Arahan untuk mengatur perimbangan kawasan permukiman antara : 1) Kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan
2) Kawasan permukiman dengan kawasan fungsional lain dalam satu wilayah tertentu
C. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian agar terselenggaranya keterpaduan program antar sektor dan antar kawasan permukiman terhadap kawasan fungsional lainnya.
D. RKP akan berperan sebagai :
1) Sarana pemelihara dan pengendali keterpaduan pemanfaatan ruang kawasan, terutama bagi kawasan permukiman yang berfungsi strategis dan hal-hal yang menyangkut pengaturan penataan 2 atau lebih kabupaten atau kota yang berbatasan.
2) Alat untuk pembinaan dan penyuluhan serta media fasilitas pembangunan permukiman lintas kabupaten atau kota. Untuk itu RKP Kabupaten memerlukan pengaturan tersendiri baik di kedalaman maupun muatan intinya.
3) Dalam konteks penataan ruang wilayah, RKP merupakan penjabaran dan pengisian rencana tata ruang kota dalam hal ini RTRW Kabupaten Bangka dalam bentuk rencana peruntukan permukiman, yang selanjutnya akan diacu oleh seluruh sektor terkait.
4) Berisikan jabaran lebih lanjut dari program pembangunan prasarana dan sarana berskala wilayah, khususnya dalam suatu kawasan permukiman. Pada tingkat kabupaten/kota, terutama untuk wilayah yang telah memiliki permasalahan permukiman yang tinggi intensitasnya, keberadaan RKP diperlukan dalam mengatur dan menyelenggarakan pembangunan permukiman secara teratur dan terorganisasi.
Tabel 2. 14 Kedudukan Rencana Kawasan Permukiman (RKP) Terhadap Rencana Induk Lainnya
NO SUBSTANSI RTRW RDTR RKP RP3 RTBL RIS
PERSAMPAHAN RIS
DRAINASE RISPAM RIS AIR LIMBAH DOMESTIK 1 Amanat
Undang – undang UU 26/2007 UU 1/2011 UU 18/2002 UU 18/2008 UU 17/2019 UU 17/2019
Peraturan Pelaksana Undang-Undang
PP 15/2010 dan PP 21/2021 PP 14/2016 dan
PP 12/2021 PP 14/2016 dan PP 12/2021
PP 36/2008 Permen PU
04/2017
Peraturan
Menteri Permen ATR 14/2021 dan Permen ATR 15/2021
2 Lingkup Perencanaan
Seluruh Wilayah kabupaten/
kota
1. Kawasan perkotaan 2. Kawasan
strategis kabupaten/
kota Wilayah perencanaan RDTR mencakup a. Wilayah
administrasi;
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/sub wilayah kota;
c. Bagian dari wilayah kabupaten/
kota yang memiliki ciri perkotaan;
d. Kawasan strategis kabupaten/
kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan;
1. Wilayah perencanaan mencakup kawasan budidaya wilayah kota/
kabupaten 2. Wilayah
analisis/
pengamatan mempertimb ang kan kawasan
Perumahan /administra si : kelurahan
1. Kawasan baru berkembang cepat;
2. Kawasan terbangun;
3. Kawasan dilestarikan;
4. Kawasan rawan bencana;
5. Kawasan gabungan atau campuran dari keempat jenis kawasan di atas Kawasan perencanaan mencakup suatu lingkungan/kaw asan dengan luas 5-60 hektar (ha), dengan ketentuan sebagai berikut:
✓ kota metropolitan dengan luasan minimal 5 ha.
✓ kota besar/
sedang dengan luasan 15-60 ha.
1. Dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota.
2. Lintas kabupaten dan/atau kota 3. Lintas provinsi 4. Kepentingan
Strategis
Seluruh wilayah kabupaten/
kota sub sektor drainase
1. Dalam satu wilayah administras i kabupaten atau kota.
2. Lintas kabupaten dan/atau kota 3. Lintas
provinsi
1. Dalam satu wilayah administrasi kabupaten/
kota 2. Lintas
Kabupaten/
Kota Lintas Provinsi 3. Kepentingan
Strategis Nasional
NO SUBSTANSI RTRW RDTR RKP RP3 RTBL RIS
PERSAMPAHAN RIS
DRAINASE RISPAM RIS AIR LIMBAH DOMESTIK dan/atau
e. Bagian dari wilayah kabupaten /kota yang berupa kawasan pedesaan dan direncanakan menjadi kawasan perkotaan
kota kecil/ desa dengan luasan 30-60 ha.
3 Muatan 1) Tujuan, Kebijakan , &
Strategi Penataan Ruang 2) Rencana
struktur ruang wilayah 3) Rencana
pola ruang wilaya 4) Penetapa
n Kawasan Strategis Wilayah 5) Arahan
pemanfaa tan ruang wilayah 6) Ketentua
n pengenda lian pemanfaa tan ruang wilayah
1) Tujuan penataan ruang BWP
2) Rencana pola ruang BWP 3) Rencana
jaringan prasarana 4) Penetapan sub
BWP prioritas 5) Ketentuan
pemanfaatan ruang 6) Peraturan
zonasi
1) Kebijakan &
strategi pk 2) Rencana
lingkungan hunian 3) Keterpaduan
PSU 4) Indikasi
program
1) Kebijaka n pembang unan dan pengemb angan perumah an 2) Rencana
kebutuha n penyedia an rumah 3) Rencana
n keterpad uan PSU 4) Program
pembang unan dan pemanfa atan
1) Program bangunan dan lingkungan;
2) Rencana umum dan panduan rancangan;
3) Rencana investasi;
4) Ketentuan pengendalian rencana;
5) Pedoman pengendalian pelaksanaan.
1. Rencana Umum 2. Rencana
Penanganan Sampah 3. Program &
Kegiatan Pengembangan 4. Kriteria &
standar pelayanan 5. Rencana sumber
sampah 6. Rencana
keterpaduan dengan prasarana dan sarana Air Minum, Air Limbah, dan Drainase 7. Rencana
pengembangan 8. Rencana
pembiayaan &
pola investasi 9. Rencana
pengembangan kelembagaan
1) Rencana sistem drainas 2) Skala
prioritas untuk studi selanjutny a 3) Rencana
rinci dan pelaksana an 4) Rencana
implemen tasi 5) SOP 6) Institusi
dan Kelembag aan
1. Rencana Umum 2. Rencana
jaringan 3. Program &
kegiatan pengembang an
4. Kriteria &
standar pelayanan 5. Rencana
sumber &
alokasi air baku 6. Rencana
keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi 7. Rencana
pembiayaan
& pola investasi 8. Rencana
pengembang an
kelembagaa
1) Rencana umum 2) Standar dan
kriteria pelayanan 3) Rencana
penyelenggaraa n SPALD-S dan SPALD-T 4) Indikasi dan
sumber pembiayaan 5) Rencana
kelembagaan dan SDM 6) Rencana legislasi (peraturan perundangunda ngan) 7) Rencana
pemberdayaan masyarakat.
NO SUBSTANSI RTRW RDTR RKP RP3 RTBL RIS
PERSAMPAHAN RIS
DRAINASE RISPAM RIS AIR LIMBAH DOMESTIK 10. Rencana
pengembagan peraturan 11. Rencana
pengembanga n peran masyaraka 12. Rencana
tahapan pelaksanaan
n
4 Tujuan
Penyusunan Disusun oleh kab/
kota sebagai dasar pemanfaata n ruang dan acuan Penyusunan rencana pembangun an
RDTR disusun apabila:
1. RTRW kabupaten/
kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000;
2. RTRW kabupaten/
kota sudah mengamanatka n bagian dari wilayahnya yang perlu disusun RDTRnya
RKP disusun sebagai pendetailan yang lebih rinci dari pola ruang permukiman yang ada dalam RTRW
Disusun oleh kab/
kota dalam rangka pemenuhan kebutuhan rumah dan Alokasi alternative – alternate Pembangun an perumahan
1. Perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa pusat pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan;
2. Pengembangan kembali kawasan, seperti
peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana;
3. Pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan kawasan
Disusun untuk memberikan informasi mengenai kondisi serta proyeksi kebutuhan mendatang terkait pengelolaan persampahan untuk bisa meningkatkan cakupan layanan persampahan
Disusun untuk menyediaka n dan meningkatka n pelayanan drainse untuk mendukun aktivitas kab/kota dan mengakomo dasi rencana pengembang an kab/kota ke depan.
Disusun untuk menyediaka dan meningkatka pelayanan air minum sesuai kebutuhan saat ini dan proyeksi kebutuhan masa depan.
Disusun agar Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki RI SPALD yang terarah, terpadu, sistematis, sesuai karakteristik lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat serta tanggap terhadap kebutuhan pemangku kepentingan (Pemerintah, Swasta, pelaku usaha, dan/atau masyarakat)
NO SUBSTANSI RTRW RDTR RKP RP3 RTBL RIS
PERSAMPAHAN RIS
DRAINASE RISPAM RIS AIR LIMBAH DOMESTIK permukiman
(kawasan siap bangun/lingkunga n siap bangun berdiri sendiri), pembangunan kawasan terpadu, pembangunan desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan kawasan pengendalian ketat (high-control zone);
4. Pelestarian/
pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalianka wasan rawan bencana 5 Hierarkhi
rencana &
wilayah perencanaan
Alokasi fungsi ruang (pola dan struktur ruang)
Rencana intensitas bangunan dan aturan zonasi
Rencana pembangunan lingkungan hunian dan keterpaduanPS U (pemanfaatan ruang untuk mewujudkan pola dan struktur ruang)
Rencana Penyediaan rumah beserta PSU perumahan
Panduan rancang
bangun (design) Rencana pelayanan Persamphan mendukung aktivitas kab/kota dan rujukan dalam penyusunan rencana program investasi infrastruktur
Rencana pelayanan drainase mendukun aktivitas kab/kota
Rencana pelayanan air minum mendukung aktivitas kab/kota
Rencana pelayanan ALD mendukung aktivitas kab/kota dan rujukan dalam penyusunan rencana program investasi infrastruktur
RKP disusun dengan prinsip – prinsip sebagai berikut:
A. Distribusi penduduk dan kesejahteraan
Penduduk didistribusikan sesuai dengan daya dukung dan daya tamping kawasan, serta karakter penduduk untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
B. Keharmonisan ekologi lingkungan dengan pelayanan infrastruktur
Infrastruktur yang dibangun harus selaras atau bahkan meningkatkan daya dukung alamiah lingkungan, serta tidak mengganggu ekosistem alam yang sudah terbentuk C. Konservasi energi
Kawasan permukiman yang dibangun dan dikembangkan harus menciptakan efisiensi pemanfaatan energi dan mengutamakan pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan
D. Identitas atau karakteristik kawasan
Kawasan permukiman yang dibangun dan dikembangkan tidak melupakan identitas dan karakteristik lokal, dengan tetap memelihara kearifan lokal
E. Konektivitas (physical connection)
Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman harus mendukung terwujudnya konektivitas kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, dan konektivitas fungsi permukiman dengan fungsi lainnya
F. Aksesibilitas
Aksesibilitas penduduk terhadap seluruh kawasan fungsional dan infrastruktur yang dibangun menjadi perhatian utama.
G. Efektifitas pemanfaatan lahan
Peningkatan efektivitas pemanfaatan lahan dengan mereduksi tingkat kepadatan dan membatasi aktivitas yang dapat mengganggu lingkungan, serta mengoptimalkan peran lingkungan alam dalam mendukung aktivitas bermukim.
Rencana Kawasan Permukiman (RKP) berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
Peninjauan kembali RKP dapat dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau menyesuaikan dengan peninjauan kembali rencana tata ruang.
Rencana Kawasan Permukiman yang selanjutnya disingkat RKP adalah dokumen rencana yang merupakan pedoman dalam memenuhi kebutuhan lingkungan hunian di perkotaan dan perdesaan serta tempat kegiatan pendukung yang dituangkan dalam rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Mengacu kepada pasal 64 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan pasal 59 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa dokumen RKP terdiri atas:
A. kebijakan dan strategi pengembangan dan pembangunan kawasan permukiman;
B. rencana lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan;
C. rencana keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan
D. indikasi program pembangunan dan pemanfaatan kawasan permukiman.
Tabel 2. 15 Substansi Rencana Kawasan Permukiman
Jakstra Pembangunan &
Pengembangan KP
Rencana Lingkungan Hunian Perkotaan &
Perdesaan Rencana Keterpaduan PSU Indikasi Program a. Hubungan antar
kawasan fungsional sebagai bagian
lingkungan hidup di luar kawasan lindung b. Keterkaitan Lingkungan
Hunian perkotaan dengan Lingkungan Hunian perdesaan c. Keterkaitan antara
pengembangan Lingkungan Hunian Perkotaan dan
pengembangan Kawasan Perkotaan;
d. Keterkaitan antara pengembangan Lingkungan Hunian perdesaan dan
pengembangan Kawasan Perdesaan;
e. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup f. Keseimbangan antara
kepentingan publik dan kepentingan setiap orang lembaga yang
mengoordinasikan pengembangan kawasan Permukiman
Penyusunan rencana Lingkungan Hunian dilakukan dengan:
a. menentukan sebaran permukiman dan perumahan perkotaan berdasarkan RTRW kabupaen/kota, RDTR, dan/atau peraturan zonasi; dan
b. merumuskan arahan pengembangan satuan Permukiman dan Perumahan perkotaan berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk dan karakteristik kegiatan kawasan perkotaan.
c. Rencana lingkungan hunian dilakukan melalui:
✓ Pengembangan yang telah ada
✓ Pembangunan Baru
✓ Pembangunan Kembali
Rencana keterpaduan PSU sebagai pengikat satu kesatuan sistem perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan hierarkinya.
Prasarana:
a. jaringan jalan;
b. SPAM;
c. jaringan drainase lingkungan;
d. SPALD
e. sistem pengelolaan persampahan; dan f. sistem proteksi kebakaran.
Sarana:
a. pemerintahan;
b. pendidikan;
c. kesehatan;
d. peribdatan;
e. perdagangan;
f. kebudayaan dan rekreasi; dan g. RTH
Utilitas:
a. Ketenagalistrikan b. Telekomunikasi c. Jaringan Gas
Rencana
pembangunan KP jangka pendek (tahunan), jangka menengah (5 Tahun), dan jangka panjang (20 tahun):
✓ Capital Investment Plan
✓ Pentahapan pembangunan
Penyusunan dokumen RKP dilakukan melalui tahap persiapan, survei/pengumpulan data, penyusunan profil, perumusan kebijakan dan strategi, identifikasi dan analisis, penyusunan konsep pengembangan, penyusunan rencana dan indikasi program serta penetapan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
Arahan pengembangan perumahan dan permukiman merupakan arahan bagi penyusunan rencana perumahan dan permukiman sebagai penterjemahan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman yang telah ditetapkan pada tiap-tiap entitas perumahan dan permukiman. Arahan pengembangan perumahan dan permukiman dirumuskan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Pasal 61 ayat (2) huruf b untuk kategori perkotaan dan pasal 70 ayat (2) huruf b untuk kategori perdesaan. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 mengamanatkan penyusunan rencana lingkungan hunian perkotaan/perdesaan dilakukan dengan merumuskan arahan pengembangan satuan perumahan dan permukiman perkotaan/perdesaan berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk dan karakteristik kegiatan kawasan perkotaan/perdesaan.
Gambar 2. 10 Arah Pengembangan Kawasan Permukiman
Rumusan arah pengembangan kawasan permukiman disusun secara hierarkis berdasarkan entitas unit perencanaan, dimana arahan kawasan permukiman mengacu kepada arahan kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang, sedangkan arahan lingkungan hunian merupakan pendetailan dari arahan pengembangan kawasan permukiman, demikian selanjutnya arahan satuan permukiman merupakan penjabaran dari arahan pengembangan lingkungan hunian.
Arahan pengembangan perumahan dan permukiman terdiri dari:
A. Arahan pengembangan Lingkungan Hunian (LH) sebagai penerjemahan dan pendetailan kebijakan dan strategi kawasan pengembangan permukiman (JAKSTRA PKP) di lingkup Lingkungan Hunian.
B. Arahan Pengembangan Satuan Permukiman (SP) sebagai penerjemahan dan pendetailan arahan pengembangan Lingkungan Hunian (LH) di lingkup Satuan Permukiman.
C. Arahan pengembangan Perumahan (P) sebagai penerjemahan dan pendetailan arahan pengembangan Satuan Permukiman (SP) dilingkup Perumahan.
Sumber : Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 39/SE/DC/2020 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan Dan Peninjauan Kembali Rencana Kwsanan Permukiman
Gambar 2. 11 Alur Perumusan Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
2.3.1 Rumusan Arah Pengembangan Permukiman