• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aset Tetap yang Diperoleh dari Sewa Pembiayaan

Dalam dokumen PDF www.ahmadsubagyo.com (Halaman 106-112)

Bab XI Aset Tetap

2. Aset Tetap yang Diperoleh dari Sewa Pembiayaan

A. Defi nisi

1. Aset sewaan adalah aset yang diperoleh melalui perjanjian sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

2. Sewa (lease) adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

3. Sewa pembiayaan (finance lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

4. Sewa yang tidak dapat dibatalkan (non-cancellable lease) adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan:

a. Dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan terjadinya sangat kecil;

b. Dengan persetujuan lessor;

c. Jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau aset yang setara dengan lessor yang sama; atau

d. Bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan ada pembatalan.

5. Awal sewa (inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini:

a. sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan; dan

b. untuk sewa pembiayaan, jumlah yang diakui pada awal masa sewa ditentukan.

6. Awal masa sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban, penghasilan, atau beban sewa).

7. Masa sewa (lease term) adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana lessee telah menyepakati perjanjian sewa untuk menggunakan aset ditambah dimana lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut, dengan atau tanpa pembayaran lebih lanjut, jika pada awal sewa hampir pasti lessee akan

8. Pembayaran sewa minimum (minimum lease payments) adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar oleh lessee atau lessee dapat dituntut untuk membayar, tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa, dan pajak yang dibayar oleh dan diberikan gantinya kepada lessor, ditambah dengan jumlah yang dijamin oleh lessee atau oleh pihak yang terkait dengan lessee.

Jika lessee memiliki hak opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa hampir dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan, maka pembayaran sewa minimum meliputi:

a. Pembayaran minimum terutang selama masa sewa hingga tanggal pelaksanaan opsi pembelian; dan

b. Pembayaran yang dipersyaratkan untuk melaksanakannya.

9. Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan aset atau menyelesaikan kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetauan memadai dalam suatu transaksi yang wajar (arm’s lenght transaction).

10. Biaya langsung awal (initial direct costs) adalah biaya-biaya tambahan (incremental) yang terjadi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa, kecuali biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau lessor dealer.

11. Umur manfaat (useful life) adalah estimasi periode tersisa, mulai dari awal masa sewa hingga manfaat ekonomis habis, tanpa memperhatikan saat masa sewa berakhir.

12. Nilai residu yang dijamin (guaranteed residual value) adalah:

a. Bagi lessee, bagian dari nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee (jumlah jaminan adalah jumlah maksimum yang dalam kondisi apa pun dapat menjadi yang terutang); dan

b. Bagi lessor, bagian nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak ketiga, yang tidak terkait dengan lessor, yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut.

13. Nilai residu yang tidak dijamin (unguaranteed residual value) adalah bagian dari nilai residu aset sewaan yang nilai realisasinya tidak dapat dipastikan/dijamin semata-mata oleh suatu pihak terkait lessor.

14. Biaya langsung awal (initial direct cost) adalah biaya-biaya tambahan yang terjadi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa, kecuali biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau lessor dealer.

15. Tingkat bunga implisit dalam sewa (interest rate implicit in the lease) adalah tingkat diskonto yang, pada awal sewa, menghasilkan penjumlahan agregat nilai kini dari:

a. pembayaran sewa minimum; dan b. nilai residu yang tidak dijamin.

sama dengan penjumlahan dari:

a. nilai wajar aset sewaan; dan b. biaya langsung awal dari lessor.

16. Tingkat bunga pinjaman inkremental lessee (lessee’s incremental borrowing rate of interest) adalah tingkat bunga yang harus dibayar lessee dalam sewa yang serupa atau, jika tingkat bunga tersebut tidak dapat ditentukan, tingkat bunga yang pada awal sewa yang harus ditanggung oleh lessee ketika meminjam dana yang diperlukan untuk membeli aset tersebut yang mana pinjaman ini mencakup periode dan jaminan yang serupa.

B. Dasar Pengaturan

1. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. (PSAK 30 : Paragraf 8)

2. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. (PSAK 30 : Paragraf 16) 3. Biaya langsung awal umumnya terjadi sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu,

seperti aktivitas negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa pembiayaan

4. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.

Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. (PSAK 30 : Paragraf 21) 5. Dalam praktik, lessee dapat mengalokasikan beban keuangan ke setiap periode

selama masa sewa dengan menggunakan beberapa bentuk aproksimasi untuk memudahkan perhitungan. (PSAK 30 : Paragraf 22)

6. Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui harus berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap dan PSAK No. 19 tentang Aset Tidak Berwujud.

Jika tidak ada kepastian yang memadai (reasonable certainty) bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. (PSAK 30 : Paragraf 23)

7. Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, perkiraan masa penggunaan aset adalah umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. (PSAK 30 : Paragraf 24)

8. Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

(PSAK 30 : Paragraf 56)

9. Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah:

a. pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset

b. perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut.

(ISAK 8 : Paragraf 6)

10. Kewajiban sewa tidak dapat disajikan sebagai pengurang aset sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian kewajiban dalam neraca dibedakan antara kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, hal yang sama berlaku untuk kewajiban sewa. (PSAK 30 : Paragraf 19)

C. Penjelasan

1. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi oleh bank sebagai lessee didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.

Contoh situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah ke sewa pembiayaan adalah:

a. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada bank pada akhir masa sewa;

b. bank mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibanding nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan;

c. masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan;

d. pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan;

e. aset sewaan memiliki karakteristik khusus dimana hanya bank yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

2. Indikator dari situasi yang secara individual atau gabungan dapat menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan:

a. jika bank dapat membatalkan sewa, kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh bank;

b. keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada bank, misalnya, dalam bentuk potongan harga sewa yang setara dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa;

c. bank memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai sewa yang secara substansial lebih rendah dari nilai sewa pasar.

3. Contoh dan indikator diatas tidak selalu harus konklusif. Jika jelas dari fitur lainnya bahwa sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan, sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai contoh, hal ini dapat terjadi jika besarnya pembayaran atas kepemilikan aset yang dialihkan pada akhir sewa adalah variabel dan setara dengan nilai wajarnya, atau jika terdapat rental kontinjen, yang berarti bank tidak menanggung secara substansial seluruh risiko dan manfaat.

4. Bank mungkin melakukan perjanjian bukan sewa tetapi secara substansi mengandung sewa, maka untuk menguji perjanjian tersebut bank harus melakukan evaluasi sesuai ISAK 8 paragraf 6.

Contoh, jika bank mengalihdayakan (outsource) Disaster Recovery Center kepada pihak lain, maka harus diuji perjanjiannya sesuai ISAK 8.

5. Penurunan nilai aset sewaan mengacu pada bagian Penurunan Nilai.

6. Kewajiban sewa pembiayaan tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55.

D. Perlakuan Akuntansi Pengukuran dan penyajian

1. Pada awal masa sewa, bank mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Perhitungan nilai kini menggunakan tingkat bunga implisit dalam sewa jika dapat ditentukan secara praktis, atau menggunakan tingkat bunga pinjaman inkremental dari bank. Termasuk dalam nilai wajar aset adalah biaya langsung awal yang dikeluarkan bank.

2. Setelah pengakuan awal, maka bank mengakui:

a. pembayaran sewa sebagai beban bunga dan pelunasan kewajiban sewa b. penyusutan atas aset yang diperoleh dari sewa pembiayaan sebagai beban

pada periode yang bersangkutan

Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, penyusutan aset tetap yang berasal dari sewa pembiayaan dilakukan selama masa manfaat atau masa sewa, mana yang lebih pendek. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, perkiraan masa penggunaan aset adalah umur manfaat aset tersebut.

Dalam dokumen PDF www.ahmadsubagyo.com (Halaman 106-112)