Bab XII Ekuitas
3. Tambahan Modal Disetor
karyawan. Namun, dapat pula terjadi bahwa pengalihan langsung instrumen ekuitas dari pemegang saham kepada karyawan bukan merupakan transaksi kompensasi.
Contohnya, perusahaan mengalihkan langsung instrumen ekuitas untuk melunasi kewajiban pemegang saham yang sama sekali tidak menyangkut hubungan kerja (employment). (PSAK 53: Paragraf 12)
5. Jumlah kas atau aset lain yang dibayarkan (atau kewajiban yang timbul) untuk memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang diperoleh kembali. Perusahaan yang menyelesaikan program kompensasi yang belum menjadi hak karyawan dengan kas, pada dasarnya, memberi hak program kompensasi kepada karyawan. Oleh karena itu, jumlah beban kompensasi yang diukur pada tanggal pemberian kompensasi namun belum diakui, diakui pada tanggal pemerolehan kembali. (PSAK 53: Paragraf 46)
C. Penjelasan
1. Agio saham yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
2. Disagio saham adalah selisih kurang setoran modal yang diterima oleh bank pada saat penerbitan saham karena harga pasar saham lebih rendah dari nilai nominal.
3. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. Modal yang berasal dari donasi pihak luar yang diterima oleh bank yang berbentuk hukum koperasi juga termasuk dalam pengertian modal sumbangan.
Bunga penempatan dana setoran modal sebelum perseroan beroperasi secara komersial yang dikontribusikan oleh pemegang saham sebagai tambahan modal juga termasuk dalam pengertian modal sumbangan.
4. Dividen atau setara dividen yang dibayarkan kepada karyawan atas bagian dari program kompensasi saham atau instrumen ekuitas lainnya yang menjadi hak karyawan dibebankan ke saldo laba.
5. Beban kompensasi program pemberian instrumen ekuitas kepada karyawan diakui selama masa bakti karyawan, yaitu dengan mengakui beban kompensasi dan mengkredit tambahan modal disetor jika kompensasi tersebut untuk jasa masa depan. Jika masa bakti karyawan tidak ditentukan, maka masa bakti karyawan dianggap sama dengan periode dari tanggal pemberian kompensasi sampai
dengan tanggal saat kompensasi tersebut menjadi hak karyawan, dan eksekusinya tidak lagi bergantung pada berlanjut atau tidaknya masa bakti karyawan. Apabila program kompensasi diperuntukkan bagi jasa masa lalu, maka beban kompensasi diakui pada periode pemberian kompensasi.
6. Jumlah kas atau aset lain yang dibayarkan (atau kewajiban yang timbul) untuk memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang diperoleh kembali.
7. Dana setoran modal tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas sesuai dengan PSAK 50 karena masih terdapat unsur ketidakpastian dimana bank tetap memiliki kewajiban kontraktural sehingga harus mengembalikan dana tersebut apabila tidak memenuhi ketentuan Bank Indonesia untuk diakui sebagai modal disetor.
D. Perlakuan Akuntansi
1. Pos tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba rugi
2. Dalam hal jumlah yang dibayarkan dari saham yang diperoleh kembali lebih kecil daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluarannya, selisihnya dianggap sebagai unsur penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun tambahan modal dari perolehan kembali saham.
3. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai harga perolehan kembali, disajikan sebagai pengurang akun modal saham, untuk saham sejenis, disajikan dalam jumlah lembar dan nilai nominal. Kemudian, selisih harga perolehan kembali dengan nilai nominal disajikan sebagai pengurang atau penambah akun agio saham, disajikan per jenis saham dan Rupiah, dengan sebagai tambahan (pengurang) agio saham dari perolehan kembali saham. Apabila agio saham menjadi defisit (disagio) karena transaksi perolehan kembali, defisit tersebut dibebankan pada saldo laba
4. Untuk bank yang berbentuk perseroan, saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal saham yang bersangkutan dan disajikan sebagai pengurang akun modal saham (Metode Nilai Nominal/Par Value Method). Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut semula dikeluarkan dengan harga di atas par, akun agio saham akan didebit dengan agio saham yang bersangkutan.
5. Dalam hal jumlah yang dibayarkan lebih besar dari pada jumlah yang diterima pada
Sebaliknya bila jumlah yang dibayarkan lebih kecil, selisihnya dianggap sebagai unsur penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun tambahan modal dari perolehan kembali saham
6. Modal yang berasal dari sumbangan disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan dicatat sebesar jumlah yang diterima pada saat pengeluarannya dengan mendebit akun modal saham yang diperoleh kembali dan mengkredit akun modal yang berasal dari sumbangan. Pada saat saham tersebut dijual kembali, selisih antara jumlah yang tercatat dengan harga jualnya ditambahkan pada akun modal yang berasal dari sumbangan.
7. Konversi agio menjadi saham digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilai nominal. Konversi agio menjadi saham tidak boleh digolongkan sebagai pembagian dividen.
E. Ilustrasi Jurnal
1. Pembelian kembali atas saham yang telah beredar (saham yang diperoleh kembali) dengan harga lebih rendah dari saat pengeluaran saham.
Db. Modal saham yang diperoleh kembali Kr. Kas/Rekening…/Giro BI
Kr. Tambahan (pengurang) modal dari perolehan kembali saham
2. Penjualan atas saham yang diperoleh kembali dengan harga diatas perolehan kembali.
Db. Kas/Rekening…/Giro BI Kr. Modal saham yang diperoleh kembali
Kr. Tambahan (pengurang) modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali.
3. Perolehan kembali saham yang berasal dari sumbangan.
Db. Modal saham yang diperoleh kembali Kr. Modal yang berasal dari sumbangan
4. Penjualan saham yang diperoleh kembali dari sumbangan.
Db. Kas/Rekening…/Giro BI
Db/Kr. Modal yang berasal dari sumbangan Kr. Modal saham yang diperoleh kembali 5. Pengakuan biaya kompensasi berbasis saham.
Db. Beban kompensasi
6. Eksekusi atas kompensasi berbasis saham (asumsi harga pasar saham diatas harga pada saat pemberian kompensasi).
Db. Kas/Rekening…/Giro BI
Db. Tambahan modal disetor (opsi saham) Kr. Modal saham
F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1. Lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang perusahaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Pengungkapan bagian lain ekuitas (seperti saldo laba, agio, selisih penilaian kembali aktiva tetap dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah, meliputi:
a. perubahan selama periode akuntansi; dan b. batasan distribusi.
3. Informasi opsi saham berikut ini diungkapkan dalan catatan atas laporan keuangan:
a. Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi untuk setiap kelompok opsi;
b. Rata-rata tertimbang nilai wajar opsi pada tanggal pemberian kompensasi yang diberikan dalam suatu periode;
c. Jumlah dan rata-rata tertimbang nilai wajar pada tanggal pemberian kompensasi dari instrumen ekuitas selain opsi, seperti saham tanpa hak, yang diberikan dalam suatu periode;
d. Penjelasan mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam suatu periode untuk mengestimasi nilai wajar opsi;
e. Jumlah beban kompensasi yang diakui dalam program kompensasi berbasis saham;
f. Perubahan persyaratan signifikan dari program kompensasi yang sedang berjalan.