• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek-aspek Kepribadian Muslim

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 36-41)

B. Kepribadian Muslim

2. Aspek-aspek Kepribadian Muslim

Kepribadian merupakan seperangkat nizham (aturan) yang saling melengkapi dan tersusun dari berbagai unsur khususiyah ruhiyah, wujdaniyah (perasaan), aqliyah, jismiyah, dan lainnya yang kapasitasnya pada seseorang berbeda dengan yang lainnya sudah tentu hal ini akan membedakan manusia yang satu dengan yang Iain dalam hal watak dan akhlaknya, integritasnya, ke- teguhannya, dan sebagainya.36

Kepribadian Islam dapat dibedakan menjadi dua macam aspek.

Pertama, kepribadian yang bersumber dan perasaan (syakhsiyah al- hissiyyah). Suatu pelarian dan perilaku manusia adalah bersumber dan

36Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah: Mbntk Pribadi Muslim, Penerjemah, As'ad Yasin, ‎(Jakarta: Gema Insani Press, 2004‎), h. 316

kepribadian yang emosional, karena perasaan alcan memengaruhi tingkah lakunya dalam setiap mengambil tindakan. Kedua, kepribadian yang bcrsumber dan idealitas (sayakhsiyatul maknawiyah.). Kepribadian ini memanifestasikan perilaku yang ideal, yaitu merujuk pada keteguhan pendiriannya. Pendek kata, lepribadian ideal menjadi pemersatu kegiatan mental yang menggejala dalam bentuk perilaku lahiriahnya.37

Ahmad D. Marimba membagi aspek kepribadian dalam 3 hal, yaitu aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan, dan aspek-aspek kerohaniahan yang luhur.38

a. Aspek Jasmaniah

Substansi jasmani adalah salah satu aspek dalam diri manusia yang bersifat material. Bentuk dan keberadaannya dapat diindera oleh manusia, seperti tubuh dan anggota-anggotanya seperti tangan, kaki, mata, telinga dan lain-lain. Dengan kata lain, ia terdiri dari struktur organisme fisik.39

Jasmani adalah struktur terluar manusia, berupa badan atau tubuh fisik biologis. Keberadaannya dapat dilihat oleh mata kepala bentuk rupanya dapat langsung dinilai. Banyak manusia yang akal pikirannya hanya mampu memberikan penilaian pada sesuatu yang bersifat jasmani. Mereka mengagumi dan mendewa- kannya walaupun sebenarnya fatamorgana, dijadikan dari tanah dan akan kembali lagi menjadi tanah. Jasmani ini akan menemani manusia hingga terpisahnya nyawa dari raganya. Ia akan kambali menyatu dengan tanah menjadi santapan cacing-cacing tanah dan belatung. Sebagai salah satu

37Muhammad Takdir llahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral , (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), h. 194

38 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat, h. 67

39Septi Gumiandari, Kepribadian Manusia dalam Perspektif Psikologi Islam (Telaah Kritis Atas Psikologi Kepribadian Modern), Jurnal Holistik Vol 12 Nomor 01, Juni 2011/1433 H, h. 280

struktur terbentuknya kepribadian tentu ada unsur-unsur intrinsik yang dibawanya, yaitu hawa nafsu.40

Memahami pendapat di atas, aspek jasmani merupakan wadah bagi perkembangan ruhani yang menjadi objek bagi ibadah lahiriah manusia. Seorang muslim secara lahiriyah harus menunjukkan kesucian, sebagaimana aspek ruhaniya. Dilihat dari aspek jasmaniah, kepribadian muslim terlihat dari perilakunya menjalankan kewajiban ibadah, baik yang berkaitan dengan ibadah mahdah (hubungan dengan Allah), maupun yang berkaitan dengan ibadah ghoiru mahdah (ibadah sosial).

b. Aspek Kejiwaan

Kepribadian bukan hanya berkaitan dengan aspek fisik atau jasmani, tetapi mencakup‎ pula‎ aspek‎ kejiwaan‎ (psikis).‎ “Psikofisis menunjukkan, bahwa kepribadian bukanlah semata-mata neural (fisik), tapi menyatakan perpaduan kerja antara aspek psikis dan fisik dalam kesatuan kepribadian.”41 Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar, misalnya cara berfikir, bersikap (berupa pendirian atau pandangan seseorang dalarn menghadapi seseorang atau suatu hal) dan minat.42

Komponen jiwa berasal dari alam perintah (alam Khaliq) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad manusia. Hal ini karena jiwa merupakan ruh dari perintah Tuhan walaupun tidak menyamai zat-Nya.

40Ray Safuri, Psikologi Islam, h. 163

41Ibid., h. 147

42Ahmad Izzan, dan Saehudin, Tafsir Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Al-Quran, (Bandung: Humanoria, 2012), 23

Unsur jiwa merupakan unsur rohani sebagai penggerak jasad untuk melakukan kerjanya termasuk alam gaib.43

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukkakan bahwa aspek kejiwaan (psikis) merupakan aspek penting yang menggambarkan kepribadian. ini meliputi aspek-aspek yang abstrak (tidak terlihat dan ketahuan dari luar), seperti cara berpikir, sikap dan minat. Aspek kejiwaan memberi suasana jiwa yang melatarbelakangi seseorang merasa gembira maupun sedih, mempunyai semangat yang tinggi atau tidak dalam bekerja, berkemauan keras dalam mencapai cita-cita atau tidak, mempunyai rasa sosial yang tinggi atau tidak, dan lain-lain.

c. Aspek Ruhaniah

Aspek‎ “roh”‎ mempunyai‎ unsur‎ tinggi‎ di‎ dalamnya‎ terkandung‎

kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal yang paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci.44 “Ruhani‎ maksudnya‎ adalah‎ kesadaran‎

manusia akan hubungannya dengan Allah. Apabila kesadaran itu naik, maka kualitas tingkah laku (suluk)‎seseorang‎akan‎meningkat.”45

Substansi ruhani adalah substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupan. Ruh berbeda dengan spirit dalam terminologi psikologi, sebab term ruh lebih kepada subtansi, berbeda dengan spirit yang lebih kepada akibat atau efek dari ruh. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathîf), ada yang menyebutnya sebagai substansi sederhana jauhar basîth), dan ada

43Rudi Ahmad Suryadi, Dimensi-dimensi Manusia, Perspektif Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Depublish, 2015), h. 68

44Muhammad Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Alih Bahasa.‎ Ahmad‎ Rofi‟‎

Usmani, (Bandung: Pustaka, 1997), h. 243

22Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat, h. 67.

45Yudi Purwanto, Psikologi Kepribadian, h. 82

juga substansi ruhani (jawhar rûhanî). Ia adalah penggerak bagi keberadaan jasad manusia.46

Aspek ruhani merupakan aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Aspek tersebut merupakan sistem nilai yang telah meresap dalam kepribadian, memberikan corak pada seluruh kehidupan individu. Bagi yang beragama aspek inilah yang memberikan arah kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Aspek ruhani dalam struktur kerpibadian muslim menggambarkan hubugan ruhani dengan Allah Swt, sebagai Pencipta ruh itu sendiri.

Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan, Ini meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap didalam kepribadian dan menjadi bagian kepribadian individu tersebut.

Pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh dimensi ruhaniah yang merupakan anugerah Tuhan, bukan oleh dimensi jasad-nya (materi). Dalam perspektif ini, jasad pada hakikatnya adalah wahana atau tempat dimana berlakunya dorongan atau keinginan-keinginan ruhiyah manusia. Naturnya ruh adalah suci dan cenderung kepada kebenaran, sebab ia memang berasal dari Tuhan. Namun ketika ruh mengambil tempat, menyatu, dan berinteraksi dengan alam materi, ia seringkali lupa atau „tertipu‟ sehinga cenderung‎tertarik‎dan‟mengikatkan‎diri‟‎‎dengan‎materi.‎‎Pada‎

level yang sangat ekstrem, ikatan itu menyebabkan ruh bukan hanya lupa asalnya,‎ ‎ tetapi‎ tidak‎ lagi‎ memiliki‎ energi‟‎ ‎ untuk‎

membimbing dan mengarahkan manusia kepada cahaya, kebenaran, atau hidayah Allah Swt. Dalam kondisi demikian, maka individu cenderung mengembangkan pola kepribadian kufr; fasiq, munafiq, dan pada level yang musyrik.

Sebaliknya, ketika menyadari asalnya dan berorientasi ilahiah,

46Septi Gumiandari, Kepribadian Manusia, h. 280

maka individu akan dan mengembang- kan pola kepribadian mukmin, muslim, muhsin, muttaqin.47

Memahami pendapat di atas, kepribadian muslim sangat dipengaruhi oleh kualitas ruhaniya yang membimbing dan mengarahkan manusia kepada cahaya, kebenaran, atau hidayah Allah Swt. Kualitas ruhani dengan tabiat asalnya yang suci, menjadi pembimbing manusia dalam berperilaku, bersikap dan mengarahkan perjalanan spiritual menuju kesucian dan kebahagiaan. Ruhani merupakan kenyataan di luar diri manusia, yang karena pemanfaatan akal yang diberikan Allah kepadanya, maka manusia dapat menjalin hubungan dengan Allah, melalui perenungan dan kajian tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang terdapat dalam diri manusia, maupun di luar manusia. Dalam ajaran Islam, ruhani merupakan wadah hubungan manusia dengan Tuhannya, yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia dalam mencapai kebahagiaan hakiki. Kualitas dari hubungan ruhani menggambarkan corak kerpibadian muslim dalam kehidupan yang terlihat dari perilaku dan perkataan.

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 36-41)