• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan kala I fase aktif

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. (Halaman 189-197)

Langkah VII Evaluasi

4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

4.2.1 Asuhan kala I fase aktif

a. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pada tanggal 19 januari 2020 Ny. N datang dengan Keluhan utama : Ny. N sudah merasa mulas-mulas teratur menjalar dari perut bagian bawah ke pinggang sejak jam 15.45 WIB, disertai keluar lendir, pada jam 17.30 keluar lendir bercampur darah dari kemaluan Ny. N merasa cemas, gelisah dengan kondisi tersebut. Hal ini sejalan dengan teori menurut Ai Nurasiah dkk, (2014), yaitu Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar, Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus, Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina (bloody show), ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil, serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Menurut penulis keluhan ini fisiologis pada ibu saat menjelang persalinan, sehingga dari data yang di dapat tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan karena yang terjadi pada Ny. N adalah tanda-tanda fisiologis adanya persalinan.

Hari pertama haid terakhir (HPHT) Ny.N pada tanggal 16 April 2019 dengan tafsiran persalinan bidan pada tanggal 23 Januari 2020.

Sedangkan menurut hasil USG tafsiran persalinan pada tanggal 20 Januari 2020. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, asma, jantung, dan diabetes. Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

Data obyektif sesuai dengan pembahasan yang sudah dibahas diatas data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan antara lain sebagai berikut. Tanda-tanda vital : Pada Ny. N didapatkan tekanan darah : 110/80 mmHg, pernafasan : 22 x/menit, nadi : 84 x/menit, suhu : 36ºC. Hal ini sejalan dengan teori menurut Dainty Maternity, dkk

(2016) tekanan darah normal yaitu 110/80-120/80 rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini juga sejalan dengan teori Menurut Kuswanti dan Melina (2013), yaitu Tekanan darah meningkat dalam kontraksi selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata- rata 5-10 mmHg. Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera turun setelah kelahiran, Kenaikan dianggap normal jika tidak melebihi 0,5-10. Nadi, Denyut jantung di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan >20 x/menit dianggap normal. Pernafasan, terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat disebabkaan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar.

Menurut penulis pemeriksaan yang dilakukan dan didapatkan tanda- tanda vital yang dilakukan masih dalam batas normal dan fisiologis selama persalinan kala I fase aktif, karena pada saat persalinan semua tanda-tanda vital meningkat lebih dari biasanya selama kehamilan.

Pada tanggal 19 januari 2020 di Poskesdes Natai raya, di temukan hasil pemeriksaan dengan Kontraksi uterus 3 x 10’ 40”, pembukaan servik 5 cm. Hal ini sejalan dengan teori menurut Damayanti, Ika Putri, dkk, (2014), yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, uterus mengeras waktu kontraksi, serviks membuka. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/ jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara.

b. Langkah II : Identifikasi diagnosa masalah aktual

Mengidentifikasi data yang dengan cepat untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah actual dengan klien berdasarkan data dasar.

Menguraikan bagaimana suatu data pada kasus diintrepetasikan menjadi suatu diagnosa atau secara teori data apa yang mendukung untuk timbulnya diagnosa tersebut. Diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang memfokuskan pada apa yang di alami oleh klien (Rukiah, 2013). G (Gravida) : jumlah kehamilan, P (Paritas) : jumlah kelahiran, Ab (Abortus) : jumlah keguguran.

Didapatkan usia kehamilan menggunakan rumus = Usia kehamilan (hitungan minggu) = tinggi fundus uiteri (dalam cm) x 8/7.

(Mufdlilah, 2010). Apabila data subjektif dan objektif telah terkumpul, tugas anda selanjutnya adalah melakukan analisa data untuk interpretasi data guna merumuskan diagnosa kebidanan.

Pada ibu dengan persalinan kala I, diagnosa ditegakkan berdasarkan pembukaan dan pendataran serviks serta kontraksi.

Dari data yang didapatkan, dapat diinterprestasikan ibu berada difase laten atau fase aktif. Suprapti, (2018).

Penulis mendiagnosa Ny. N G1P0Ab0 Usia kehamilan 39 minggu 5 hari dengan inpartu kala I fase aktif, Janin tunggal hidup intra uteri, presentasi kepala, punggung kiri, kepala sudah masuk panggul 3/5.

G(Gravida): kehamilan yang sekarang adalah kehamilan yang pertama. P(Paritas): Ny. N belum pernah melahirkan. Ab(Abortus):

Ny. N tidak pernah mengalami abortus. Dikatakan inpartu kala I fase aktif didapatkan dari hasil pemeriksaan dalam yaitu Ø 5 cm.

Dikatakan Janin tunggal hidup intra uteri didapatkan dari hasil USG. Dikatakan presentasi kepala, punggung kiri, kepala sudah masuk panggul 3/5 didapatkan dari hasil pemeriksaan leopold. Pada persalinan ibu tidak ditemukan kelainan pada janin atau keluhan yang dirasakan ibu.

c. Langkah III : Identifikasi Potensial Diagnosa Masalah

Pada kasus Ny. N tidak didapatkan diagnosa potensial pada ibu dalam hal ini tidak ada diagnosa potensial pada Ny. N

d. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Segera

Pada kasus ini dilakukan identifikasi kebutuhan segera tidak ada.

e. Langkah V : Intervensi/ Perencanaan

Pada langkah ini bertujuan membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada Ny. N sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Ny. N. Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisispasi, pada langkah informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Jannah, 2015). Penulis membuat perencanaan yang dibuat berdasarkan diagnosa dan kebutuhan terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, penulis membuat perencanaan untuk Ny.N sebagai berikut.

Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah dalam proses persalinan dengan keadaan janin baik. Menurut penulis agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinya, ibu dan keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses persalinannya dan kecemasan ibu berkurang, serta keluarga dapat memberikan dukungan psikologis yang dapat mengurangi kecemasan ibu dan siap menghadapi persalinan.

Observasi tanda-tanda vital, dan VT setiap 4 jam (kecuali nadi tiap 30 menit). Hal ini sejalan dengan teori menurut Ambarwati, (2014) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam, Nadi : setiap 30 menit, Pembukaan serviks : setiap 4 jam. Menurut penulis tindakan ini bertujuan untuk memantau keadaan ibu dan kemajuan persalinan.

Observasi kontraksi dan DJJ tiap 30 menit. Hal ini sejalan dengan teori menurut Ambarwati, (2014) pemeriksaan denyut jantung janin :

setiap 30 menit, Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit. Menurut penulis untuk memantau keadaan ibu dan kemajuan persalinan.

Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi. Hal ini sejalan dengan teori menurut Sari dan Rimandini (2014) Relaksasi mengurangi ketegangan otot yang mengintensifkan nyeri selama persalinan. Juga memungkinkan ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim yang juga mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Menurut penulis tehnik ini dapat membatu ibu merasa sediki lebih tenang.

Anjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri dengan kaki kiri di luruskan dan kaki kanan ditekuk dan jalan-jalan kecil. Hal ini sejalan dengan teori menurut kumalasari, (2015) salah satu posisi untuk menunggu pembukaan lengkap, selain membantu bayi bergerak keposisi jalan lahir, suplai oksigen kejanin lebih lancar dan membuat lebih rileks. Menurut penulis berbaring sebelah kiri dapat membatu penurunan kepala sedikit lebih cepat.

Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Hal ini sejalan dengan teori menurut Jannah, (2014) kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:

memperlambat turunnya bagian terendah janin, menimbulkan rasa tidak nyaman, meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri, mengganggu penatalaksanaan distosia bahu, meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan. Menurut penulis dapat menghalangi penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang tidak nyaman pada ibu.

Anjurkan dan bantu ibu untuk asupan cairan (minum) disela-sela kontraksi. Hal ini sejalan dengan teori menurut Buku Acuan

Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, (2014) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu, memberikan asupan cairan per oral (minum) dan istirahat di antara kontraksi.

Menurut penulis agar ibu tetap memiliki tenaga pada saat mengedan.

Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL. Hal ini sejalan dengan teori menurut Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, (2014) perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan dan Kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.

Menurut penulis dapat lebih mempermudahkan penolong untuk menggunakan alat yang dibutuhkan pada saat tindakan.

Lakukan dokumentasi hasil pemantauan kala I fase aktif dalam partograf. Hal ini sejalan dengan teori menurut Ambarwati, (2014) Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. untuk pengisian partograf saat proses persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV. Menurut penulis melakukan dokumentasi ini dapat mempermudahkan melihat kemajuan persalinan.

Jelaskan pada ibu dan keluarga tanda dan gejala kala II. Hal ini sejalan dengan teori menurut Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, (2014) Ibu mempunyai keinginan dorongan untuk meneran, Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya, Perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter anal membuka. Menurut penulis agar ibu dan keluarga mengetahui apabila ibu mengalami tanda gejala yang telah dijelaskan.

Intervensi/perencanaan asuhan kebidanan ini diberikan pada Ny.N G1P0Ab0 usia kehamilan 39 minggu 4 hari kala I fase aktif sudah dilakukan sesuai asuhan yang diberikan.

f. Langkah VI : Implementasi/ Penatalaksanaan

Pada langkah ini tuliskan jam dan tindakan apa saja yang dilakukan pada klien secara rinci. (Sarah, 2013). Penulis membuat penatalaksanaan yang dibuat berdasarkan diagnosa dan kebutuhan terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Pada penatalaksanaan ini berhasil melakukan semua rencana asuhan dengan tepat dan cermat.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada asuhan ini bertujuan untuk keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis, (Jannah, 2015).

Asuhan Kebidanan Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Proses evaluasi merupakan langkah dari proses manajemen asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan pada evaluasi menunjukan masalah teratasi tanpa adanya komplikasi

4.2.2 Manajemen SOAP a. Asuhan Kala II

1) Subyektif

Keluhan utama : Ny. N mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat serta ada rasa ingin BAB. Hal ini sejalan dengan teori menurut (Ai Nurasiah dkk, 2014), yaitu Pada kala II pengeluaran janin Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan

ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Ibu merasa seperti ingin buang air besar karena tekanan pada rectum dengan tanda anus terbuka.

Menurut penulis dari keluhan yang dirasakan Ny. N ini merupakan hal yang fisiologis yang dirasakan ibu pada saat kala II persalinan.

2) Obyektif

Palpasi Abdomen : Hasil pemeriksaan pembukaan servik 10 cm, his 4 x 10’ 40”. Hal ini sejalan dengan teori menurut Damayanti, Ika Putri, dkk, (2014), yaitu Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/ jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara.

Dan teori menurut Kumalasari, Intan. (2015) Pada kala II pengeluaran janin his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris atau otomatis menimbulkan rasa mengejan. Dengan his mengejan yang terpimpin maka akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida berlangsung 1 ½ - 2 jam, pada multigravida ½- 1 jam. Dari hasil pemerikaan yang dilakukan kontraksi uterus yang dirasakan Ny. N merupakan hal yang fisiologis pada saat persalinan tidak ada masalah yang di dapatkan. Inspeksi : Tanda-tanda kala II pada kasus Ny. N terlihat adanya dorongan untuk mengejan, tekanan pada anus, perenium menonjol, vulva membuka dan kepala sudah terlihat.

Hal ini sejalan dengan teori menurut Ai Nurasiah dkk (2014) tanda dan gejala kala II Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum dan vagina, Perineum tampak menonjol, Vulva-vagina dan sfingter ani membuka. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tanda-tanda kala II pada Ny. N merupakan hal yang fisiologis dimana ini adalah tanda bahwa ibu sudah ingin mengedan dan siap untuk proses pengeluaran bayinya. Tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan.

3) Analisis

Pada langkah ketiga yaitu analisis berdasarkan dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif. Ny. N pada tanggal 20 januari 2020 pukul 01.00 WIB , Dengan keluhan mules semakin sering dan kuat serta ada rasa ingin BAB dan dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 10 cm. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan ini didapatkan diagnosa pada Ny. N dengan inpartu kala II. Proses analisis merupakan langkah dari proses manajemen asuhan kebidanan pada tahap ini. (Walyani, 2014)

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. (Halaman 189-197)