• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4.2 Tinjauan Kasus

4.2.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur dalam posisi miring kiri, dengan tujuan untuk melancarkan aliran darah ke jantung dan oksigen ke janin.

Hasil : ibu mengerti.

4. Mengevaluasi ibu untuk control ulang 1 minggu lagi jika ada keluhan

Hasil : ibu mengerti, TBJ: 3.875 gr.

A. Data Subjektif 1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan kenceng-kenceng dari jam 21.00 WIB dan pada jam 23.00 WIB keluar lendir campur darah lalu ibu dibawa suaminya ke PMB Ny. “N”

2. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini keadannya sehat dan baik, dan ibu tidak pernah MRS selama hamil

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, HIV/AIDS, hepatitis), penyakit menurun (DM, hipertensi), dan penyakit menahun (asma, jantung).

4. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, HIV/AIDS, hepatitis), penyakit menurun (DM, hipertensi), dan penyakit menahun (asma, jantung), tidak ada cacat bawaan atau riwayat kehamilan kembar.

5. Pola aktivitas Sehari-hari (saat hamil dan saat inpartu) a. Nutrisi :

Saat hamil : Makan : 2-3x/hari porsi sedang tapi sering, nasi, lauk pauk, sayur-sayuran Minum : 5-6 gelas/hari, air putih, 1 gelas

susu

Saat inpartu : Makan : terakhir makan jam 19:30 WIB tadi, nasi dan sayur-sayuran

b. Eliminasi :

Saat hamil : BAK : 4-5x/hari, bau khas BAB : 1x/hari, tidak ada keluhan Saat inpartu : BAK : 4x saat di rumah

BAB : 1x saat di rumah c. Pola aktivitas :

Saat hamil : ibu melakukan pekerjaan rumah seperti, menyapu, memasak, mencuci di bantu oleh suami

Saat inpartu : ibu hanya miring kanan dan kiri d. Pola personal hygiene:

Saat hamil : mandi 2x/hari, sikat gigi 2x, ganti pakaian dalam dan luar 2x, keramas 3x/minggu Saat inpartu : ibu sudah mandi sebelum ke PMB, hanya di

seka menggunakan air hangat, ganti pakaian setelah diseka.

e. Pola istirahat :

Saat hamil : Siang : ± 1 jam, nyenyak

Malam : ± 7 jam, nyenyak terbangun jika ingin BAK/BAB

Saat inpartu : ibu istirahat saat tidak ada his (kontraksi)

f. Pola seksualitas:

Saat hamil : 1x/minggu Saat inpartu : tidak di tanyakan

6. Kebiasaan minum jamu, alcohol atau merokok

Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, alcohol dan tidak pernah merokok

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis BB Sekarang : 80 kg

2. TTV

Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 88x/menit Suhu : 36,6℃

RR : 20x/menit 3. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala : Bersih, rambut panjang, lurus, tidak ada ketombe, tidak ada lesi.

Wajah : Bersih, tidak pucat, tidak ada lesi.

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.

Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada lesi.

Gigi : Bersih, tidak ada karies, tidak ada gigi palsu.

Mulut : Mukosa bibir lembab, bibir atas dan bawah simetris, tidak ada stomatitis.

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada lesi.

Leher : Bersih, tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan pembendungan vena jugularis.

Axilla : Bersih, tidak terlihat pembesaran limfe, tidak ada lesi

Dada/ Mammae : Bersih, simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areola, colostrum belum keluar.

Abdomen : Terdapat line nigra, tidak ada bekas luka operasi

Punggung : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada kelainan.

Ekstremitas atas : Bersih, tidak ada kelainan jari, tidak oedem.

Ekstremitas bawah : Bersih, tidak ada kelainan jari, tidak oedem.

Genetalia : Bersih,

Anus : Bersih, tidak hemoroid b. Palpasi

Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Wajah : Tidak ada nyeri tekan Telinga : Tidak ada nyeri tekan

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyorid, dan vena juguralis.

Axilla : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Dada/mammae : Tidak ada nyeri tekan, colostrum belum keluar, tidak ada benjolan Abdomen

Leopold I : TFU 36 cm, teraba lunak, bundar, tidak melenting (bokong)

Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan, teraba datar, keras, panjang seperti papan (PUKA), sedangkan perut sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstremitas) Leopold III : Bagian bawah perut ibu terasa keras, bulat dan melenting (kepala), sudah masuk pap.

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP

DJJ : 140x/menit

TBJ : (36-12) x 155 = 3.875 gr

HIS : 3.10.30

Ekstremitas atas : Tidak oedem, tidak ada nyeri tekan Ekstremitas bawah : Tidak oedem, tidak ada nyeri tekan c. Auskultasi

Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing Abdomen : DJJ : 145x/ menit, teratur, jelas.

d. Perkusi

Abdomen : tidak kembung Reflek patella : +/+

4. Pemeriksaan dalam

Vulva Vagina : air ketuban belum pecah dan terdapat lendir bercampur darah

Presentasi dan posisi janin: belakang kepala Pembukaan (Ø): 5 cm

Eff : 50%

Ketuban : Utuh Hodge : I

Molase : Tidak ada

C. Analisa Data

Ny. “M” G2P1001 UK 38 minggu inpartu kala I dilatasi maksimal Penatalaksanaan

Tanggal : 22 Februari 2024 Jam : 00.43 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu

dan janin dalam keadaan baik Hasil : ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar mendapatkan energi menjelang persalinan

Hasil : ibu kooperatif dan mau melakukannya.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidur dalam posisi miring kiri dengan tujuan untuk melancarkan aliran darah ke jantung dan oksigen ke janin.

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya.

4. Memberikan asuhan kebidanan komplementer yaitu teknik relaksasi saat HIS yaitu dengan cara menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan melalui mulut.

Hasil : ibu mengerti dan bisa melakukannya.

5. Menyiapkan APD, partus set, heacting set, serta mendekatkan pada tempat persalinan

6. Observasi kemajuan persalinan

Tanggal : 22 Februari 2024 Jam : 03.00 WIB S : Ibu mengatakan ingin meneran dan ingin BAB

O : HIS terus-menerus (4x10’x45”) DJJ :145x/menit Anus membuka, vulva membuka, perineum menonjol, lendir darah bertambah banyak, VT Ǿ 10 cm, eff 100 %, ketuban pecah, preskep, denominator UUK depan, kepala Hodge IV, tidak teraba bagian terkecil janin, molase 0

A : Ny. “M” G2P10001 UK 38/39 minggu Inpartu Kala II P : Melakukan asuhan persalinan normal

Waktu Penatalaksanaan

03.00 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II

a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b. Ibu merasa tekanan semakin meningkat pada rectum

c. Perineum tampak menonjol d. Vulva dan sfingter ani membuka

03.01 2. Pastikan kelengkapan peralatan bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir, untuk resusitasi yaitu tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus, alat persalinan sudah lengkap

3. Pakai celemek plastik, celemek sudah dipakai 4. Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering, cuci tangan sudah dilakukan

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam, sarung tangan sudah terpasang

6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik), oksitosin sudah di masukkan ke tabung suntik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT

a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan kebalakang b. Buang kapas atau kassa pembersih

(terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%), vulva sudah dibersihkan

8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

a. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi, tidak dilakukan ketuban pecah sendiri

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit, cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan, sudah dilakukan dekontaminasi

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit), hasil DJJ 145x/menit a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ

tidak normal

b. Mendokumentasi hasil-hasil pemeriksaan dalam,DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam

menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginan, keluarga bersedia

a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang

bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar

12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman) keluarga bersedia

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran, keluarga bersedia

a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan

efektif

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai

c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama) d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara

kontraksi

e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu

f. Berikan cuckup asupan cairan per-oral (minum)

14. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai mengambil posisi yang Litotomi.

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm 16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian

bawah bokong ibu, kain bersih sudah dipasang 17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan, alat dan bahan sudah lengkap

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang di lapisi dengan kain bersih dan kering. tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala, anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi, tidak ada lilitan tali pusat

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat,

klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klemTersebut

21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar pegang secara biparental, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang, bahu bayi sudah lahir

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing maka kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya). Bayi lahir pukul 04.45 WIB jenis kelamin Perempuan

25. Lakukan penilaian (selintas), bayi telah dinilai dengan hasil bayi menangis kuat, tonus oto kuat

a. bayi menangis kuat dan bernapas spontan b. bayi bergerak dengan aktif

26. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, ganti handuk basah dengan handuk kering /kain yang

Kala III

Tanggal : 22 Februari Jam : 04.50 WIB S : Ibu mengatakan perut terasa mules

O : Tali pusat memanjang, terdapat semburan darah, kontraksi uterus baik

A : P20002 UK 38 minggu dengan inpartu kala III P :

Waktu Penatalaksanaan

04.50 27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal), uterus telah diperiksa dan tidak ada bayi kedua

28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik, ibu kooperatif 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,

suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin), oksitosin sudah di suntikkan

04.51 30. Jepit tali pusat dan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama, tali pusat sudah diklem

31. Pemotongan dan pengikat tali pusat, tali pusat sudah dipotong dan diikat

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkari kembali benang tersebut dan mengikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya kering, tubuh bayi sudah dikeringkan biarkan bayi di atas perut ibu

Waktu Penatalaksanaan

c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan

32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu, usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu

Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi, biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam

a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan insiasi menyusi dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit, bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu

33. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva, klem sudah dipindah.

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis, untuk mendeteksi.

Tangan lain menegangkan tali pusat, tali pusat sudah diregangkan

35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang–atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penengangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas

a. Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu, suami atau keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu

36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso- kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial, ibu meneran perlahanlahan dan tali pusat bertambah panjang 5-10 cm dari vulva

Waktu Penatalaksanaan

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5- 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit

menegangkan tali pusat:

1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2) Lakukan kateterisasi (aseptic)jika

kandungan kemih penuh

3) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

37. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual

05.05 38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan, plasenta lahir jam 05.05 WIB dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan

a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras), masase sudah dilakukan dan fundus teraba keras

a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase

b. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh, masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus, plasenta lahir dengan lengkap

40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan, tidak terdapat robekan pada jalan lahir.

Kala IV

Tanggal : 22 Februari 2024 Waktu : 05.05 WIB S : Ibu merasa bahagia dan tampak lelah

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis TTV : Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 88x/menit Suhu : 36,6C RR : 20x.menit

TFU : 2 jari di bawah pusat Kontraksi uterus : keras

Kandung kemih : kosong Perdarahan : ± 200 cc

Genetalia : terdapat pengeluaran lochea rubra A : P20002 post partum dengan kala IV

P :

Waktu Penatalaksanaan

05.10 WIB

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam, kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan abnormal 05.15

WIB

42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air DTT kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering, sudah dilakukan

05.20 WIB

43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong, kandung kemih kosong

44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi, ibu bisa melakukan masase sendiri

Waktu Penatalaksanaan

45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah, jumlah pengeluaran darah total ± 250 cc.

46. Memeriksa nadi ibu dan passtikan keadaan umum ibu baik, N: 86 x/menit

47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit), bayi telah diperiksa dan hasilnya S: 36,6C, RR:

50x/menit, terdapat lubang anus, tidak ada kecacatan, tidak BAB dan tidak BAK.

a. Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, di resusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit

b. Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk. Jika kaki teraba dingin pastikan ruangan hangat, kembalikan bayi kulit ke kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.

48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi, alat bekas pakai telah didekontaminasi.

49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai, bahan-bahan sudah dibuang

50. Bersihkan ibu denganmenggunakan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

51. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan, keluarga dan ibu bersedia.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan larutan klorin 0,5%

larutan klorin, tempat persalinan telah didekontaminasi

53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% lepaskan dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, sarung tangan sudah di dekontaminasi

54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang berih dan kering, tangan sudah dicuci.

Waktu Penatalaksanaan

55. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk penatalaksanaan bayi baru lahir, sarung tangan sudah dipakai.

56. Dalam waktu satu jam, berikan antibiotika salep mata dan vit K1mg secara IM dipahakiri anterolateral, setelah itu lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (4060 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 C) sudah diberikan salep mata dan vit K

57. Setelah satu jam pemberian vitamin K berikan suntikan imunisasi HB 0 dipaha kanan anterolateral, letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan, imunisasi sudah diberikan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%, sarung tangan sudah dilepaskan.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisusse atau handuk pribadi yang kering dan bersih, cuci tangan sudah dilakukan.

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala 4, partograf sudah lengkap

Pemantauan 2 Jam Post Partum Jam

Ke Pukul Tensi Nadi Suhu UC TFU Kandung

Kemih Perd I 05.05 110/70 86 36,5℃ Keras 2 jari bawah

pusat

Kosong -

05.20 110/70 86 Keras 2 jari bawah pusat

Kosong -

05.35 110/70 86 Keras 2 jari bawah pusat

Kosong -

05.55 110/70 86 Keras 2 jari bawah pusat

Kosong -

II 06.30 110/70 84 36,5℃ Keras 2 jari bawah pusat

Kosong -

07.00 110/70 84 Keras 2 jari bawah pusat

Kosong ± 50 ml