BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Konsep Dasar KB
2.6.2 Macam-macam Metode KB
2.6 Konsep Dasar KB
2. Metode Keluarga Berencana Non Hormonal a. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
AKDR atau Intrauterin devices (IUD) adalah alat yang berukuran kecil, terbuat dari plastik elastis yang dimasukan dalam rahim. IUD atau AKDR ditempatkan selama 5 sampai 10 tahun, tergantung pada tipe atau sampai wanita tersebut ingin agar alat tersebut dilepas.
b. Efek Samping KB IUD yang Dapat Terjadi
Meski umumnya aman, ada beberapa efek samping KB IUD yang mungkin terjadi, yaitu:
1) Nyeri dan kram perut
Samping KB IUD berupa nyeri dan kram perut kerap terjadi selama pemasangan maupun setelahnya. Kram yang dirasakan dapat bersifat ringan hingga berat. Intensitas kram akan berkurang secara bertahap, tetapi dapat juga bertahan hingga beberapa minggu. Efek samping KB IUD ini biasanya akan benar-benar hilang dalam waktu 3–6 bulan setelah pemasangan IUD.
2) Pusing
Pusing atau sakit kepala umumnya dialami oleh wanita yang menggunakan IUD hormonal. Hal ini diduga terjadi karena hormon progestin dalam IUD hormonal dapat memengaruhi zat kimia di otak, sehingga memicu sakit kepala.
3) Menstruasi tidak teratur
Perubahan siklus menstruasi menjadi efek samping KB IUD yang banyak terjadi. IUD hormonal biasanya membuat menstruasi menjadi lebih ringan dan pendek. Bahkan, IUD hormonal dapat membuat penggunanya tidak mengalami mestruasi sama sekali.
Di sisi lain, IUD berlapis tembaga dapat membuat menstruasi menjadi lebih berat. Beberapa wanita juga mungkin mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi.
Siklus haid umumnya akan kembali normal dalam waktu 6 bulan.
4) Kista ovarium
Kemunculan kista ovarium dapat terjadi pada tahun pertama setelah pemasangan IUD. Sebagian besar efek samping KB IUD ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala apapun.
Namun, sebagian wanita mungkin mengalami keluhan seperti kembung atau nyeri di perut bagian bawah. Kista biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 bulan, meski ada juga yang menyebabkan nyeri hebat hingga membutuhkan pembedahan.
5) Infeksi
Ini juga termasuk salah satu risiko dari pemasangan KB IUD. Infeksi bakteri bisa terjadi ketika IUD dipasang ke dalam rahim.
Risiko terjadinya infeksi ini akan lebih tinggi jika pemasangan IUD dilakukan dengan tidak steril. Namun, jika dilakukan dengan benar, risiko terjadinya infeksi tergolong kecil.
Pada kasus tertentu, efek samping KB IUD ini bisa menimbulkan kondisi radang panggul. Penyakit ini bisa menyebabkan wanita mengalami gejala berupa nyeri perut, nyeri saat berhubungan seks, keluar lendir berbau dari vagina, perdarahan hebat, dan demam.
6) IUD berpindah tempat atau keluar
IUD berpindah tempat atau bahkan keluar dari rahim sebenarnya jarang terjadi. Namun, efek samping KB IUD ini bisa terjadi pada beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Risiko ini lebih tinggi dialami oleh wanita yang belum pernah melahirkan sebelumnya.
Posisi IUD yang bergeser dapat disebabkan oleh kontraksi rahim yang kuat selama menstruasi, rahim miring ke belakang ke arah tulang belakang, terdapat rongga kecil di rahim, atau IUD dipasang oleh tenaga kesehatan yang kurang berpengalaman.
7) IUD menembus dinding rahim
IUD yang bergeser dapat meningkatkan risiko terjadinya perforasi. Ini adalah kondisi ketika IUD menembus dinding rahim. Efek samping KB IUD ini umumnya tidak bergejala, tetapi bisa juga menimbulkan keluhan seperti nyeri dan perdarahan.
Meski terdengar menakutkan, kondisi ini sangat jarang terjadi. Namun, risiko terjadinya efek samping ini dapat meningkat jika IUD dipasang ketika wanita baru saja melahirkan. IUD yang menembus dinding rahim dapat membahayakan nyawa dan harus segera dikeluarkan dari tubuh.
8) Kehamilan ektopik
IUD bekerja dengan cara menghambat pertemuan sel telur dan sperma di dalam rahim. Jika dipasang dengan tepat, IUD umumnya memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan.
Namun, beberapa studi menyebutkan bahwa metode kontrasepsi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Ini adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang di luar rahim.
Tanda kehamilan ektopik serupa dengan kehamilan biasa.
Namun, pada tahap lanjut, kehamilan ektopik menimbulkan keluhan berupa nyeri perut dan perdarahan. Efek samping
KB IUD ini harus segera ditangani untuk mencegah perdarahan berat yang dapat mengancam nyawa.
c. Cara Mengatasi Efek Samping KB IUD
IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi yang aman.
Terkait efek samping KB IUD yang dapat terjadi, Anda tidak perlu khawatir karena tidak semua penggunanya mengalami efek samping. Selain itu, tak semua penggunanya mengalami efek samping yang sama.
1) Untuk mengatasi keluhan terkait efek samping KB IUD, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
a) Konsumsi obat pereda nyeri seperti, paracetamol atau ibuprofen, beberapa jam sebelum tindakan pemasangan.
Obat pereda nyeri juga dapat diminum jika nyeri masih dirasakan setelah IUD dipasang.
b) Gunakan kompres hangat untuk meredakan kram perut.
c) Konsumsi antibiotik yang diresepkan dokter jika mengalami infeksi.
d) Jalani pembedahan jika kista menimbulkan nyeri hebat.
2) Untuk mencegah risiko terjadinya efek samping KB IUD yang berbahaya, pastikan untuk melakukan kontrol secara berkala, terutama jika Anda mengalami hal berikut:
a) Gejala kehamilan, seperti mual, muntah, lemas, dan nyeri payudara
b) Tidak lagi merasakan benang IUD atau benang IUD terasa lebih pendek, panjang, runcing, ataupun bengkok c) Sakit perut atau kram yang parah
d) Nyeri saat berhubungan seks
e) Perdarahan selama atau setelah berhubungan seks f) Keputihan yang berbau dalam jumlah banyak g) Demam atau menggigil
h) Kesulitan bernapas
https://www.google.com/url?sa=j&url=https%3A%2F%2F akbiddharmahusaakediri.
d. Macam-Macam Asuhan Komplementer Pada Keluarga Berencana
Pijat counterpressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan tekanan yang terus-menerus selama kontraksi pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan hingga menimbulkan efek relaksasi pada pasien dengan keluhan disminorhea efek samping KB IUD.
Counterpressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan tekanan terus menerus selama masa kontraksi pada tulang sakrum pasien dengan kepalan salah satu telapak tangan.
Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan. Namun perlu disadari bahwa ada ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat mengalami kontraksi, hal ini
disebabkan karena kontraksi sedemikian kuatnya sehingga ibu tidak sanggup lagi menerima rangsangan apapun pada tubuh.
Adanya pengaruh pemberian terapi counterpressure terhadap penurunan skala nyeri haid, dikarenakan terapi counterpressure yang diberikan membuat relaksasi otot abdomen sehingga sangat efektif untuk menurunkan rasa nyeri haid akibat metode KB Iud. Manfaat massage counterpressure antara kain membantu dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri dan meningkatkan aliran darah ke area yang sakit, merangsang reseptor sendori di kulit dan otak di bawahnya.
Gambar 2.5 Pijat Counterpressure Sumber : Lovepik Copyright, 2018-2022.
2.7 Konsep Dasar Kebidanan Komplementer