• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayo Kita Pelajari Ayo Kita Dalami

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 85-88)

Seluruh rakyat Israel takut sekali dan berkata kepada Samuel:

“Janganlah berhenti mendoakan kami, supaya Tuhan menyelamatkan kita!” Samuel mempersembahkan korban dan mendoakan rakyatnya.

Tuhan menimbulkan taufan yang mengacaukan orang Filistin. Mereka dikalahkan dan tidak berani masuk tanah Israel selama hidup Samuel.

Bangsa Israel mendengarkan dan sangat menghormati Samuel. Ia adalah tokoh yang berdiri di antara dua zaman, yakni zaman hakim- hakim dan zaman raja-raja. Dialah yang meletakkan dasar dan semangat bagi zaman yang baru, yaitu zaman kerajaan.

Link youtube https://youtu.be/8-GHjoT4ZNs

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Kapan Samuel menerima panggilan Allah?

2. Apa jawaban Samuel ketika Allah memanggil Samuel untuk keempat kalinya?

3. Apa penyebab kekalahan bangsa Israel dari tentara Filistin?

4. Bagaimana cara Samuel mengalahkan tentara Filistin dan mengembalikan kejayaan bagi Israel?

5. Mengapa Samuel dihormati sekaligus ditakuti oleh rakyat Israel?

1. Samuel masih sangat muda. Ia menerima panggilan Allah untuk / menjadi juru bicara-Nya. Tuhan bersabda, ”Aku akan menepati apa yang Kufirmankan kepada Eli. Sebab ia mengerti betapa jahatnya anak-anaknya, namun ia tidak menghukum mereka!”

2. Tentara Filistin mengalahkan bangsa Israel; Tabut Perjanjian direbut musuh, terbunuhnya anak-anak Nabi Eli, bahkan Nabi Eli sendiri meninggal ketika mendengar kematian kedua anaknya. Hal ini terjadi

Ayo Kita Pelajari

Raja Saul

(bdk. 1Sam 8-15)

Memasuki usia tua, Samuel mengangkat anak-anaknya menjadi hakim di Israel. Tetapi anak-anaknya tidak berperilaku saleh seperti ayahnya.

Mereka melakukan korupsi dan ketidakadilan. Maka, para tua-tua Israel mendesak Samuel: “Berikanlah kepada kami seorang raja seperti bangsa-bangsa lain!”

Samuel tidak sependapat dengan para tua-tua Israel. Maka Samuel pun berdoa mohon petunjuk Tuhan. Maka Tuhan bersabda kepadanya:

“Buatlah menurut keinginan rakyat. Karena mereka tidak membuang engkau melainkan Aku, sehingga Aku tidak lagi diakui sebagai raja oleh mereka! Tetapi serahkanlah semua hak raja kepada mereka!”

Kemudian Samuel mengumpulkan rakyat Israel, tetapi mereka tidak mendengarkannya. Mereka berteriak: “Berilah kami seorang raja!”

karena bangsa Israel tidak setia kepada Allah. Ketika Tabut Perjanjian masih ada di antara mereka, mereka menyembah berhala. Nabi Eli sebagai utusan khusus tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya, bahkan perilaku anak-anaknya sendiri, jauh dari Allah.

3. Melihat kehancuran bangsa Israel, Samuel menegur Israel dan meminta agar mereka membuang semua patung berhala yang mereka miliki, agar Tuhan membebaskan mereka dari musuhnya. Bangsa Israel pun mulai takut dan kembali menyembah hanya kepada Allah.

4. Samuel adalah pribadi yang saleh, tekun di dalam doa, taat pada firman Allah, seorang hakim Israel yang tegas, yang mengembalikan iman Israel kepada Allah. Samuel adalah pemimpin yang berkenan kepada Allah dan bangsanya. Ia rendah hati, tegas dan bertanggung jawab.

Baca dan simaklah kutipan Kitab Suci tentang Raja Saul. 1 Sam 8-15 di bawah ini!

Ayo Membaca Kitab Suci

Pada waktu itu, hiduplah di tanah Benyamin seorang yang bernama Saul. Di seluruh bangsa Israel tiada seorang pun yang seelok rupanya.

Pada suatu hari, ketika beberapa ekor keledai betina kepunyaan ayahnya hilang, Saul bersama-sama dengan beberapa hamba mencari- cari binatang itu. Mereka sampai di kota Rama, tempat kediaman Samuel. Ketika Samuel melihat Saul, maka Tuhan bersabda kepadanya:

“Inilah orang yang akan merajai umat-Ku!” Samuel berkata kepada Saul: “Jangan bersusah hati, karena keledaimu sudah terdapat!”.

Keesokan harinya, diambillah oleh Samuel sebuah tanduk yang berisi minyak, dicurahkannya minyak itu pada kepala Saul, diciumnya, lalu berkata kepadanya “Demikianlah engkau diurapi Allah menjadi raja umat warisan-Nya!” lalu Saul pergi. Samuel pun mengumpulkan rakyat Israel; Saul dipanggil ke muka dan Samuel berkata: “Lihatlah orang yang dipilih Allah!” dan semua rakyat berseru: “Hiduplah raja!”

Tuhan menyertai Raja Saul, maka Saul dapat mengalahkan semua musuh Israel.

Pada suatu hari, Samuel berkata kepadanya: “Pergilah dan kalahkanlah bangsa Amalek!” Musnahkan segala miliknya!” Saul mengalahkan bangsa Amalek. Domba dan sapi yang terbaik diambilnya, tetapi segala yang buruk dan tidak berharga dibunuhnya. Maka Raja Saul mendirikan sebuah gapura kemenangan bagi dirinya.

Maka Tuhan bersabda kepada Samuel: “Aku menyesal akan pengangkatan Saul menjadi raja, sebab ia meninggalkan Daku dan tidak turut perintah-Ku!”

Pagi-pagi benar Samuel bangun dan pergi menghadap Saul. Ketika Samuel sampai kepadanya, maka Saul berkata kepadanya: “Titah Allah telah kujalankan.”

Samuel pun berkata: “Apa gerangan bunyi suara kambing domba yang sampai ke telingaku dan bunyi suara lembu yang kudengar?”

Maka Saul menjawab: “Telah kupilih lembu dan kambing yang terindah untuk dipersembahkan kepada Tuhan!” Maka kata Samuel: “Ketaatan lebih baik daripada persembahan. Oleh karena engkau melalaikan perintah Allah, maka Tuhan menolak engkau: kamu tidak akan menjadi raja lagi!” Kemudian Samuel meninggalkan Saul dan tidak bertemu lagi dengan raja sampai ia meninggal.

Seringkali orang tertipu oleh penampilan. Saul yang elok rupa dipilih Samuel untuk menjadi raja Israel. Kepada Saul dan segenap bangsa Israel, Samuel menegaskan bahwa Saul hanyalah wakil Tuhan untuk memimpin bangsa Israel sebagai raja. Raja Israel yang sebenarnya adalah Tuhan sendiri.

Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Saul berkenan kepada Allah.

Bangsa Israel jaya. Mereka memperoleh berbagai kemenangan. Tuhan menyertai perjuangan bangsa Israel karena mereka setia kepada Tuhan.

Raja Saul mulai bertindak tidak sejalan dengan kehendak Allah, bahkan Raja Saul mulai menyombongkan diri, melupakan Allah dan memandang dirinya sebagai penentu kejayaan Israel. Melalui Samuel, Tuhan menegur Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Mengapa Samuel mengurapi Saul menjadi raja!

2. Mengapa Allah meninggalkan Saul?

3. Tuliskan kesalahan-kesalahan Saul di mata Tuhan!

4. Apa arti perkataan Samuel kepada Saul “ketaatan lebih baik dari persembahan”?

...

...

...

...

...

...

...

...

Ayo Kita Dalami

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 85-88)