BAB I PENDAHULUAN
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dilakukan peneliti agar tujuan dari penelitian terfokus pada:
1. Penelitian ini hanya mengambil periode penelitian selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2019 – 2021.
16
2. Variabel independent dalam penelitian ini terbatas hanya pada Pembiayaan Murabahah, Tabungan Wadiah, dan Deposito Mudharabah.
3. Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur Profitabilitas adalah Return On Asset (ROA).
4. Penelitian ini menggunakan sampel pada Bank NTB Syariah Kantor Pusat Kota Mataram.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan peneilitian yang akan dilakukan penulis adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
b. Untuk mengetahui pengaruh tabungan wadi’ah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
17
c. Untuk mengetahui pengaruh deposito mudharabah terhadap return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
d. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadi’ah, dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
2. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber pngetahuan bagi para mahasiswa dalam memahami ilmu di bidang perbankan syariah.
b. Manfaat praktis 1) Bagi akademik
Sebagai kontribusi untuk bendaharaan perpustakaan UIN Mataram, dan menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kajian tentang pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadiah,
18
dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas (ROA) di Bank NTB Syariah
2) Bagi lembaga
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan serta menjadi bahan pertimbangan kepada Bank NTB Syariah dalam kebijakan-kebijakan. Serta menjadi bahan acuan referensi untuk pengembangan Bank NTB Syariah.
3) Bagi peneliti selajutnya
Penulis mengharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan tema yang sejenis ini, sehingga ilmu pengetahuan tentang Bank Syariah bisa terus berkembang.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum melakukan analisis, menentukan instrument, serta
19
mengetahui sumber pengukuran. Definsi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana mengukur variabel.13 Definisi operasional merupakan pedoman bagi peneliti untuk mengukur/ memanipulasi variabel tersebut. Devinisi operasional harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable).14
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
penelitian
Definisi operasional
Indikator Skala
pengukuran Pembiayaan
murabahah(X1)
Murabahah
merupakan transaksi jual beli dimana lembaga
pembiayaan menyebutkan
jumlah keuntungan tertentu.15
Total pembiayaan murabahah
Rasio
Tabungan wadiah (X2)
Tabungan wadiah adalah simpanan
Total tabungan
Rasio
13I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Teori, Penerapan, Dan Riset Nyata, (Yogyakarta: Quadrant, 2020), cet. Ke-1. Hlm 65.
14Saryono, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula, (Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 2011), cet. Ke- 4. Hlm.
41
15Yunita Agza Darwanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah Dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, UNDIP Semarang, Vol. 10. No. 1, 2017. hlm 225-245
20
puhak ketiga pada
bank yang penarikannya dapat
dilakukan sewaktu-
waktu dengan menggunakan
media slip penarikan atau pemindah-bukuan
lainnya.16
wadiah
Deposito mudharabah (X3)
Deposito
mudharabah adalah
salah satu alternative investasi
pada perbankan syariah yang ditawarkan dengan sistem profit sharing.17
Total deposito mudharabah
Rasio
Profitabilitas (ROA) (Y)
Profitabilitas adalah dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasioanl dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.18
Return on asset rumus:
laba
bersih/total
asset) × 100%
Rasio
16Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), Cet Ke-2, hlm 327
17Putri Ayu Rahayu, Bustam, “Pengaruh Return On Asset, Bopo Dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah”, Jurnal Ilmiah, Universitas Syiah Kuala, Vol. 1. No. 1, 2016. hlm. 143-149
18Aulia Fuad Rahman, Ridha Rocmanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil Dan Rasio No Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Jurnal FEBI, Universitas Brawijaya, Vol. 8. Nomor 1, 2012. hlm. 1-16
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji dalam skripsi.
19Kajian pustaka dibuat sebagai pembanding penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk mengantisipasi adanya duplikasi penelitian yang berakibat pada plagiarisme.
Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhasil ditelaah atau dikaji oleh peneliti antara lain:
1. penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lutfi Kurnia Hanifah (2020) yang berjudul “pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah periode 2016-2018”. Hasil penelitian
19Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, (Mataram: UIN Mataram, 2021), hlm. 24
22
ini menunjukkan bahwa giro wadiah dan tabungan mudharabah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah. Sedangkan tabungan wadiah dan deposito mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah. Secara simultan giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah dengan nilai Fhitung
40.292 lebih besar dari pada Ftabel 2.92 dan kontribusi pengaruh sebesar 84,3%.20
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu sama-sama membahas tentang tabungan wadiah dan deposito mudharabah. Sedangkan peneitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang
20Lutfi Kurnia Hanifah, “Pengaruh Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah, Dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BRI Syariah Periode 2016-2018”, (Skripsi, FEBI, IAIN Ponorogo, 2020), hlm. 105
23
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis linear sederhana.
2. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hanum Novega Sari (2018) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi variabel pembiayaan mudharabah sebesar -0.005555 dengan tingkat signifikasi (P) <0,05 yaitu 0.0006.
Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi variabel pembiayaan mudharabah sebesar -0.008812 dengan tingkat signifikasi (P) < 0,05 yaitu 0.0075.
pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi
24
variabel pembiayaan mudharabah sebesar 0.012088 dengan tingkat signifikan (P) < 0,05 yaitu 0.00284.21 Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian dan lokasi penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sinar Mentarai (2020) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di PT. BPRS PNM Patuh Beramal Kota Mataram”.22 Berdasarkan hasil analisis regrsi linera sederhana diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara pembiayaan murabahah terhadap peningkatan
21Hanum Novegasari, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas (ROA) Bankumu Syariah Yang Terdaftar Di Indonesia”, (Skripsi, Indonesia Banking School, Akutansi Jakarta, 2018), hlm, 121
22Sinar Mentari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di PT. BPRS PNM Patuh Beramal Kota Mataram”, (Skripsi, FEBI, Uin Mataram, 2020), hlm.14
25
pendapatan nasabah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di PT. BPRS PNM Patuh beramal kota mataram. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil uji t yang dimana diperoleh nilai thitung sebesar 6.808 dan nilai ttabel sebesar 1.669. oleh karena itu nilai thitung > ttabel
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua analisis linear berganda dan analisis linear sederhana, lokasi penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati Trisnawati Dan Muhammad Ridho P (2019) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
26
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017”.23 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan, variabel pembiayaan jual beli berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan variabel financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh negative tetapi signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dan lokasi penelitan.
23Yuniatin Trisnawati, Muhammad Ridho P, “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1015-2017”, Jurnal Akutansi Dan Keuangan, STIE AUB Surakarta, Vol. 4. No.1, 2019.
hlm 13-20
27
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ami Nullah Marlis Tanjung (2022) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”.24 Hasil didapatkan bahwa secara parsial, mudharabah mempengaruhi return on asset terlihat dari thitung > ttabel
(8.511 > 1.663) taraf signifikan yang lebih kecil dari 0.05 (0.02<0.05), tabungan wadiah berpengaruh terhadap ROA terlihat dari thitung > ttabel (4.243>1.663) dan taraf signifikan yang lebih kecil dari 0.05 (0.003<0.05). sedangkan secara simultan, pembiayaan mudharabah dan tabungan wadiah mempengaruhi return on asset yang ada di bank Syariah di Indonesia sebesar 82,0%.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu sama-sama membahas tentang tabungan
24Ami Nullah Marlis Tanjung, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Islam, Universitas Muslim Nusantara Al- Wasliyah, Vol. 04. No. 01, Juli 2022. hlm. 134-147
28
wadiah dan deposito mudharabah. Sedangkan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian dua analisis linear berganda dan analisis linear sederhana.
B. Kerangka Teori
1. Pengertian pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu “saya percaya” atau
“saya menaruh kepercayaan”. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat- syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.25
25Veithzal Rivai Dkk, Islamic Banking Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi
29
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mnedukung investasi yang telah direncanakan.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan islam atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Islam baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga islam, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen, dan kontijensi pada rekening administrative serta sertifikat wadiah.26 2. Tujuan pembiayaan
Pada dasarnya, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu sebagai berikut:
Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global (Sebuah Teori, Konsep, Dan Aplikasi), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke -1. hlm.
698
26 Ibid. hlm. 681
30
a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil yang diperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.
b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.27
3. Jenis- jenis pembiayaan
Pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya:28
a. Pembiayaan menurut tujuan, yaitu dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
27Veithzal Rivai, Ariviyan Arifin, Islamic Banking Sistem…,hlm.711
28Ibid, hlm. 712
31
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengandaan barang konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktu, yaitu dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai 1 tahun
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu, lebih dari 5 tahun.
4. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
32
menentukan suatu tingkat keunungan sebagai tambahannya. Ba’i al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut sebagai murabahah kepada pemesan pembelian (KPP). Dalam kitab al-Umm, imam syafi’I menamai transaksi sejenis ini dengan istilah al-aamir bisy- syira.29
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad mudharabah, penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual.
Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan.
Murabahah merupakan salah satu produk atau skim yang paling popular dalam praktik pembiayaan
29 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. Ke-1. hlm. 101
33
pada perbankan syariah. Selain mudah perhitungannya, bagi nasabah, maupun manajemen bank, produk ini memiliki beberapa kesamaan (yang bukan prinsip) dengan sistem kredit pada perbankan konvensional.
Meskipun demikian, secara prinsip murabahah sangat jauh berbeda dengan suku bunga dalam perbankan konvensional.30
Penjelasan atas pasal 19 ayat (1) undang-undang nomor 21 tahun 2008 menjelaskan bahwa: “yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati”.
Jadi fitur dan mekanisme pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu untuk transaksi jual beli suatu barang sebesar harga pokok atau perolehan barang
30 Rachmadi Usman, Produk Dan Akad Perbankan Syariah Di Indonesia Implementasi Dan Aspek Hukum, (Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 2009), cet. Ke-1. hlm. 176
34
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk melunasi utang atau membayar tagihan sesuai dengan akad, dimana sebelumnya penjual menginformasikan harga perolehan kepada pembeli.
Pembiayaan murabahah ini ditetapkan untuk perbankan syariah melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/35/PBI/2005 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/36/Kep/Dir tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank
35
Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006. Selanjutnya, ditegaskan kembali dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008.31
Dalam aplikasi bank syariah, bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari supplier, dibanding dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.32
Dasar hukum islam dari jual beli berdasarkan prinsip murabahah ini, dapat ditemukan dalam Al- Qur’an, dan hadis, yaitu:
a. Landasan syariah
31Ibid, hlm. 178
32Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), cet. Ke-1. hlm. 109
36 1) Al –Qur’an
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar nsuka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An- Nissa: 29).33
2) As- Sunnah
Dari Su’aib Ar Rumi r.a bahwa Rasulullah bersabda: “tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkatan yaitu, jual beli secara tangguh, muqaradhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk jual beli (HR. Ibnu Majah).34
Dalam firman Allah dan hadist tersebut jelas bahwa jual beli itu dihalalkan dan tidak perlu diragukan lagi asalakn transaksi jual beli
33Ibid, hlm. 107
34Ibid, hlm. 108
37
yang dilakukan tidak ada unsur pemaksaan, sementara riba itu juga jelas diharamkan.
3) Rukun
Adapun rukun dalam transaksi jual beli yang harus dipenuhi, yaitu:
Pihak penjual yang memiliki objek barang yang akan diperjual belikan. Dalam transaksi perbankan syariah, maka pihak penjualnya adalah bank syariah.
(a) Pembeli dalam aplikasi bank syariah adalah nasabah
(b) Objek jual beli merupakan barang yg akan digunakan sebagai objek transaksi jual beli.
(c) Setiap transaksi jual beli harus disebutkan dengan jelas harga jual yang disepakati antara penjual dan pembeli.
(d) Kesepakatan penyerahan barang dan penerima barang yang diperjual belikan.
38
Ijab Kabul harus disampaikan secara jelas atau dituliskan untuk ditandatangani oleh penjual dan pembeli.
Adapun syarat dalam pembiayaan murabahah, yaitu:35
a) Ada pihak yang berakad yaitu penjual dan pembeli.
b) Adanya obyek akad yang terdiri dari barang yang diperjual belikan dan harga
c) Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan Kabul.
5. Tabungan Wadiah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Nasabah jika hendak mengambil simpananya dapat
35Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018). hlm. 102.
39
datang langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan atau melalui fasilitas ATM yang diberikan oleh perbankan kepada nasabah untuk menyimpan dananya di bank.36
Dalam hal ini terdapat dua prinsip perjanjian dalam islam yang sesuai di implementasikan dalam produk perbankan berupa tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Hampir sama dengan giro, pilihan terhadap produk ini tergantung motif dari nasabah. Jika hanya motifnya hanya menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah, sedangkan untuk memenuhi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan maka tabungan mudharabah yang sesuai. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dana (mudharib) dalam suatu kegiatan produktif.37
36Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah…,hlm. 87
37Ibid. hlm.88
40
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam perbankan syariah memilki dua macam produk tabungan, yaitu tabungan wadiah dan tabungan mudharabah. Perbedaan utama dengan tabungan diperbankan konvensional adalah tidak dikenalnya suku bunga tertentu yang diperjanjikan. Yang ada adalah nisbah atau presentase bagi hasil pada tabungan mudharabah dan bonus pada tabungan wadiah.
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.
21 Tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan wadiah atau investasi dana dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Disamping itu, setiap bank syariah akan memberikan persyaratan tentang jumlah minimal setoran awal, setoran minimal, serta saldo minimal yang harus disisakan. Saldo minimal ini diperlukan
41
pada saat tabungan ditutup, maka masih terdapat saldo dana yang akan digunakan untuk membayar biaya administrasi atas penutupan tabungan nasabah.38
Tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang tersebut.
Menggingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk membagihasilkan
38Ismail, Perbankan Syariah…, hlm 59
42
keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.39
Dasar hukum terhadap produk bank syariah berupa tabungan ini dapat kita jumpai dalam islam maupun dalam hukum positif, yaitu sebagai berikut:40 a. Landasan syariah
1) Al- Quran
Artinya:”jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menuanaikan amanantnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Tuhannya”. (Q.S Al- Baqarah:283).
2) Al- Hadist
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA ia berkata: Rasulullah bersabda: tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayakan
39Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-3. hlm. 297- 298
40Departemen Agama Republik Indonesia, AL-Quran dan Terjemahnya https://quran.kemenag.go.id/surah/2/283 Di Akses Pada Selasa 20 Agustus 2022