i
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TABUNGAN WADI’AH DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS
(ROA) PADA BANK NTB SYARIAH KANTOR PUSAT KOTA MATARAM
Oleh SUMIATI NIM. 180502201
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
ii
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TABUNGAN WADI’AH DAN DEPOSITO PENGARUH MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK NTB SYARIAH KANTOR PUSAT KOTA MATARAM
PERIODE 2019-2021 Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh SUMIATI NIM : 180502201
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
iii
iv
vi
vii MOTTO
“Alasan nomor satu kenapa banyak orang gagal dalam hidup adalah karena mereka terlalu mendengarkan teman,
keluarga, dan tetangga.”
viii
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta ibuku juhani dan bapakku adnan, keluarga besarku, sahabat- sahabatku, almamaterku, serta dosenku.”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa proses mengerjakan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Yunia Ulfa Variana, S.E, M.Sc. sebagai pembimbing I dan Rusman Azizoma, M, Acc. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. Sanurdi, M. Si, sebagai ketua jurusan dan Imronjana Syapriatama, M. SEI
3. Dr. Ridwan Mas’ud, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak lama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
5. Kedua rang tuaku tercinta, Ibunda Juhani dan Ayahanda Adnan yang selama ini telah membantu penulis dalam bentuk perhatian, kasih saying, semangat, serta do’a yang tidak henti-hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
6. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta, Aamiin.
Mataram, 25 Agustus 2022
Penulis
Sumiati
x DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 15
C. Batasan Masalah ... 15
D. Manfaat Dan Tujuan Penelitian ... 16
E. Definisi Operasional ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 21
A. Kajian Pustaka ... 21
B. Kerangka Teori... 28
xi
C. Hipotesis Penelitian ... 62
BAB III METODE PENELITIAN ... 66
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 66
B. Populasi dan Sampel ... 67
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 68
D. Variabel Penelitian ... 68
E. Desain Penelitian ... 69
F. Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian ... 70
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian... 71
H. Teknik Analisis Data ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian79 B. Hasil Penelitian ... 88
C. Pembahasan Penelitian ... 119
BAB V PENUTUP ... 121
A. Kesimpulan ... 123
B. Saran ... 124 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Definisi Operasional, 19
Tabel 4.1 Pembiayaan Murabahah Bank NTB Syariah Periode 2019 – 2021, 89
Tabel 4.2 Tabungan Wadiah Bank NTB Syariah Periode 2019 – 2021, 90
Tabel 4.3 Deposito Mudharabah Bank NTB Syariah Periode 2019- 2021, 93
Tabel 4.4 Profitabilitas (ROA) Periode 2019 – 2021, 95
Tabel 4.5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif, 96 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas, 99
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolenearitas, 100 Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas, 101 Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi, 102
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda,103 Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2), 105 Tabel 4.12 Hasil Uji T, 106
Tabel 4.13 Hasil Uji F, 108
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir, 61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Bank NTB Syariah Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Kartu Konsul
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
xv
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TABUNGAN WADIAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS
(ROA) KANTOR PUSAT KOTA MATARAM PERIODE 2019 – 2021
Oleh:
SUMIATI NIM. 180502201
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas (ROA) pada bank NTB Syariah periode 2019 – 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini model penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan kuangan bulanan Bank NTB Syariah Periode 2019 – 2021. Sedangkan Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan studi dokumendasi dan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji koefisien determinansi dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh siginifikan terhadap profitabilitas (ROA) dengan tingkat nilai signifikan sebesar 0,00 < 0,05 dan nilai thitung 14,081 > ttabel 2,036. Tabungan wadiah berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dengan tingkat signifikan sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai thitung -3,413 > ttabel 2,036. Deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dengan tingkat nilai signifikan sebesar 0,025 > 0,05 dan
xvi
nilai thitung 2,357 > ttabel 2,036. Secara simultan pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah secara berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai Fhitung 93,210 lebih besar dari Ftabel 2,90 dan kontribusi pengaruh sebesar 89,7%.
Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Tabungan Wadiah, Deposito Mudharabah, Profitabilitas (ROA)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara. Bank memiliki fungsi sebagai media perantara keuangan (Financing intermerdiary institution), yaitu lembaga yang mengumpulkan dana dari unit surplus ekonomi berupa simpanan dan disalurkan kembali ke unit deficit ekonomi dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Bank syariah merupakan bank dengan kegiatan usaha yang dilakukan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah dibedakan menjadi bank umum syariah (BUS) dan pembiayaan umum syariah (BPRS).1
Perbankan syariah semakin menunjukkan aksistensinya di industri perbankan Indonesia. Saat ini semakin meningkat sejak adanya UU No. 21 Tahun 2008 mengenai perbankan Syariah yang
1Yunita Agza, Darwanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Biaya Transaksi Terhadap Prifibilitas Bank Pembiayaan Rakyar Syariah”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, UNDIP Semarang, Vol.
10, Nomor 1, 2017, hlm 225-245
2
memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank Syariah.
Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia ini terlihat dari jumlah Bank Umum Syariah (BUS) mencatat telah berdiri 14 kantor ditahun 2019-2020 dan ditahun 2021 berjumlah 12 Bank Umum Syariah dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ditahun 2019-2020, sedangkan ditahun 2021 berjumlah 165 sedangkan 164 kantor ditahun 2022.2
Meskipun perbankan syariah masih tergolong baru dalam dunia perbankan di Indonesia, namun dengan operasi sistem bagi hasil tersebut mampu membuktikan eksistensinya bersaing dengan bank konvensional. Eksistensi bank syariah di Indonesia secara formal telah dimulai sejak tahun 1992 dengan UU No. 7 tahun 1992 yang berisi tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi UU No.10 tahun 1998, UU telah diubah menjadi UU No. 3 tahun 2004, yaitu jawaban atas permintaan masyarakat yang
2Ami Nullah Marlis Tanjung,”Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Islam, Universitas Muslim Nusantara Al- Wasliyah, Vol. 04. Nomor 01, Juli 2022, hlm. 134-147
3
membutuhkan jasa perbankan yang sehat dan sesuai dengan syariat agama islam.3
Dalam melaksanakan operasionalnya perbankan syariah harus bersih dari istilah maghrib. Magrib merupakan singkatan dari maysir, gharar dan riba, dimana istilah magrib ini merupakan fundamental ekonomi yang tidak dilaksanakan oleh perbankan.
Dalam penjelasan pasal 2 undang- undang 21 tahun 2008: Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan. Sedangkan gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah. Dan yang terakhir ialah riba yang dimana merupakan penambahan pendapatan secara tidak sah (basil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kealitas, kuantitas, dan waktu penyerahan fadh, atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan
3Ardiana Wahyu Febriyanti dkk, “Analisis Pengaruh Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah Terhadap Profibilitas Bank Syariah Yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Malang, Vol. 08, Nomor 02, Februari 2019, hlm.
23-41
4
nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah).4 Selain itu perbankan juga harus terbuka dan selalu mempublikasikan hasil dari kegiatan usahanya. Hal ini juga akan berpengaruh positif bagi perbankan sendiri apabila dari laporan yang disajikan memberikan daya tarik kepada masyarakat.
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank mengumpulkan dana dari masyarakat kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal untuk menjalankan sebuah usaha yang diinginkannya. Hal ini didasarkan kepada pengertian Bank Menurut Undang- Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
4Muhammad Anwar Zainuddin, “Akad Musyarakah Mutanaqisah Dalam Sistem Perbankan Syarah”, Jurnal Syariah, Universitas Islam Negeri Datokarama Palu. Vol. 12, Nomor 2, Juli-Desember 2018, hlm.
3321-328
5
Syariah yang berbunyi bahwa bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi keuangan.5
Pembiayaan murabahah adalah kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkan. Al- mudharabah adalah jual beli barang dengan barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepkati. Dalam bai’ al- murabahah, penjual (dalam hal ini adalah bank) harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menetukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya.6Berikut ini adalah total pembiayaan berdasarkan akad murabahah:
5M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2012), Cet. Ke-2, hlm.98.
6Mujizatullah, Kebijakan Dan Pelayanan Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Makassar, Vol. 2, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 5.
6 Grafik 1.1 Pembiayaan murabahah Bank NTB Syariah Tahun 2019-2021
Sumber:https://www.bankntbsyariah.co.id/Perusahaan/laporan
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pembiayaan murabahah dari tahun mengalami penurunan disetiap tahunnya.
Perolehan pembiayaan murabahah mengalami penurunan terjadi pada tahun 2021 bulan desember yaitu sebesar Rp 1.858.214, sedangkan perolehan pembiayaan murabahah tertinggi terjadi pada tahun 2019 bulan januari yaitu sebesar Rp 7.490.914. meskipun selalu mengalami naik turun ditahun 2021 menjadi lebih baik dengan berarti nasabah di Bank NTB Syariah banyak yang berminat menggunakan pembiayaan ini.
Pembiayaan murabahah yang baik memberikan pengaruh penting terhadap profibilitas Bank Syariah itu sendiri, dimana
0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000
januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember
2019 2020 2021
7
keuntungan yang diterima oleh Bank berkaitan serta dengan perkembangan disisi kemapuan bank tersebut dalam memperoleh laba, laba tersebut diukur dalam bentuk presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima, sehingga semakin baik pengelolaan pembiayaan murabahah tersebut maka semakin mempengaruhi tingkat profitabilitas bank tersebut juga.7
Tabungan wadiah adalah salah satu produk bank syariah yang digunakan. Akad wadiah digunakan untuk ketentuan rukun, syarat dan tabahannya sama dengan giro wadiah. Akad wadiah dalam kebiasaan di fiqih islam, dikenal dengan simpanan. Wadiah dapat juga diartikan titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik sebagai individu maupun sebagai suatu badan hukum. Titipan dimaksud harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Tabungan wadiah akan memberikan dampak pada kemampuan bank dalam memenuhi skala dan volume transaksi
7Maisyuri, Arfandi, ”Pegaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Pada Perbankan Syariah Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Akutansi Dan Pembagunan, Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Vol. 5 Nomor 2, Juni 2019, hlm. 67-79
8
yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Dengan adanya tabungan wadiah dapat meningkatkan profitabilitas yang cukup dan tinggi risiko yang rendah serta menjaga posisi likuiditas bank syariah supaya tetap stabil dan aman.8 Berikut adalah total tabungan berdasarkan akad wadi’ah:
Grafik 1.2 Tabungan wadiah
Bank NTB Syariah Tahun 2019-2021
Sumber:https://www.bankntbsyariah.co.id/Perusahaan/laporan
Dari grafik diatas tabungan wadiah terlihat selalu mengalami peningkatan disetiap tahunnya berarti menandakan bahwa nasabah yang minat menggunakan tabungan wadiah di Bank
8Dinda Arynomi Millennia Putri, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Ijarah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015- 2020, (Skripsi, FEBI, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021), hlm. 6.
0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000
2019 2020 2021
9
NTB Syariah setiap tahunnya. Adapun perolehan terendah pada bulan April tahun 2019 sebesar Rp 56.550, sedangkan perolehan tertinggi tabungan wadiah terjadi pada bulan juli 2019 sebesar Rp 144.186. peningkatan ini menunjukkan besarnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank NTB Syariah.
Deposito mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan pada bank, dapat berupa rupiah maupun valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati antara nasabah dengan pihak bank baik dengan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad mudharabah.
Biasanya memilki angka jangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan. Dalam hal ini deposito mudharabah mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa strategi bank syariah dalam memasarkan produk deposito mudharabah diterima masyarakat dengan baik sehingga hasil peningkatan yang terus, profitabilitas dalam menghasilkan laba akan meningkat.9 Berikut adalah total deposito berdasarkan akad mudharabah.
9Nicky Dwi Utami, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah Dan Deposito Mudharabah Terhadap
10
Grafik 1.3 Deposito Mudharabah
Bank NTB Syariah Tahun 2019-2021
Sumber:https://www.bankntbsyariah.co.id/Perusahaan/laporan
Dari garafik diatas terlihat bahwa deposito mudharabah pada Bank NTB Syariah mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
Peningkatan tersebut terjadi secara signifikan. Jumlah pada deposito mudharabah pada tahun 2019 sebesar Rp 32.580.704, Kemudian meningkat pada tahun 2020 menjadi Rp 46.996.854 dan terus meningkat pada tahun 2021 menjadi Rp 55.161.866.
perolehan deposito mudharabah terendah terjadi pada awal bulan januari tahun 2019 yaitu Rp 2.140.185, sedangakn perolehan tertinggi terjadi pada bulan November 2021 sebesar Rp 5.428.221.
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Bri Syariah, (Skripsi, FEBI, IAIN Tulungagung, 2020), hlm. 15
0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000
2019 2020 2021
11
Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima, angka profibilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan, sedangkan returt on asset (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang tersedia untuk mendapatkan net income, ROA merupakan rasio yang memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melalukan kegiatan usahanya, karena usaha ini mengindisikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya.10 Berikut adalah total profitabilitas (ROA).
10Maisyuri dan Arfandi, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah Dan Non Performing Financing Terhadap Probilitas Perbankan Syariah (Studi Pada Perbankan Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akutansi Dan Pembagunan, Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Vol. 5 Nomor 2 Juni 2019, hlm 67-68
12
Grafik 1.4 Profitabilitas ROA Bank NTB Syariah 2019-2021
Sumber: https://www.bankntbsyariah.co.id/Perusahaan/laporan
Dari grafik di atas terlihat bahwa terjadi perubahan setiap tahunnya dan yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 pada bulan januari sebesar Rp 630.985.911 dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2019 pada bulan desember sebesar Rp 53.482.5504.
Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba rugi atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Dengan menganalisis rasio keuangan secara berkala memungkinkan bagi manajemen untuk secara efektif
0 200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 1,600,000,000
2019 2020 2021
13
menetapkan langkah-langkah target yang telah ditetapkan sebelumnya, atau juga bisa dibandingkan dengan standar rasio rata- rata industri. Jadi, bisa disimpulkan bahwa profitabilitas secara umum memfokuskan hubungan antara hasil operasi, seperti laporan laba rugi dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan yang dilaporkan dalam neraca.11
Return on asset (ROA) adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan.
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana asset khusunya aktiva produktif yang dimiliki bank dapat menghasilkan laba yang menjadi tujuan dari bisnis perbankan. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari assetnya.
Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
11Dinda Arynomi Millenia Putri, Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Ijarah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015- 2020, (Skripsi, FEBI, UIN Sulthan Thaha Saifuddin JAMBI, 2021), hlm. 1.
14
dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.12
Penelitian ini mencoba untuk meneliti Bank NTB Syariah karena bank NTB Syariah merupakan bank yang dapat diperhitungkan di Indonesia. Bank NTB Syariah patut diteliti lebih jauh mengenai profitabilitasnya dengan melihat dari pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah terlihat bahwa dari data tahunan yang diperoleh ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan di setiap tahunnya sedangkan di lihat dari data bulanan terlihat mengalami peningkatan secara fluktuatif.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa terdapat perkembangan yang begitu signifikan yang terjadi dalam perbankan syariah, serta memperlihatkan seberapa pengaruh produk-produknya terhadap laba yang diberikan oleh perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Tabungan Wadi’ah Dan Deposito Mudharabah
12Gustina Anggriani, Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadapreturn On Asset (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-2016, (Skripsi, FEBI, IAIN Bengkulu,2017), hlm. 6
15
Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank NTB Syariah Kantor Pusat Kota Mataram”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas return on asset (ROA) Bank NTB Syariah?
2. Apakah tabungan wadi’ah berpengaruh terhadap profitabilitas return on asset (ROA) Bank NTB Syariah?
3. Apakah tabungan deposito mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) Bank NTB Syariah?
4. Apakah pembiayaan murabahah, tabungan wadi’ah dan deposito mudharabah berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas (ROA) Bank NTB Syariah?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dilakukan peneliti agar tujuan dari penelitian terfokus pada:
1. Penelitian ini hanya mengambil periode penelitian selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2019 – 2021.
16
2. Variabel independent dalam penelitian ini terbatas hanya pada Pembiayaan Murabahah, Tabungan Wadiah, dan Deposito Mudharabah.
3. Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur Profitabilitas adalah Return On Asset (ROA).
4. Penelitian ini menggunakan sampel pada Bank NTB Syariah Kantor Pusat Kota Mataram.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan peneilitian yang akan dilakukan penulis adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
b. Untuk mengetahui pengaruh tabungan wadi’ah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
17
c. Untuk mengetahui pengaruh deposito mudharabah terhadap return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
d. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadi’ah, dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas return on asset (ROA) di Bank NTB Syariah.
2. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber pngetahuan bagi para mahasiswa dalam memahami ilmu di bidang perbankan syariah.
b. Manfaat praktis 1) Bagi akademik
Sebagai kontribusi untuk bendaharaan perpustakaan UIN Mataram, dan menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kajian tentang pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadiah,
18
dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas (ROA) di Bank NTB Syariah
2) Bagi lembaga
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan serta menjadi bahan pertimbangan kepada Bank NTB Syariah dalam kebijakan-kebijakan. Serta menjadi bahan acuan referensi untuk pengembangan Bank NTB Syariah.
3) Bagi peneliti selajutnya
Penulis mengharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan tema yang sejenis ini, sehingga ilmu pengetahuan tentang Bank Syariah bisa terus berkembang.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum melakukan analisis, menentukan instrument, serta
19
mengetahui sumber pengukuran. Definsi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana mengukur variabel.13 Definisi operasional merupakan pedoman bagi peneliti untuk mengukur/ memanipulasi variabel tersebut. Devinisi operasional harus spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable).14
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
penelitian
Definisi operasional
Indikator Skala
pengukuran Pembiayaan
murabahah(X1)
Murabahah
merupakan transaksi jual beli dimana lembaga
pembiayaan menyebutkan
jumlah keuntungan tertentu.15
Total pembiayaan murabahah
Rasio
Tabungan wadiah (X2)
Tabungan wadiah adalah simpanan
Total tabungan
Rasio
13I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Teori, Penerapan, Dan Riset Nyata, (Yogyakarta: Quadrant, 2020), cet. Ke-1. Hlm 65.
14Saryono, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula, (Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 2011), cet. Ke- 4. Hlm.
41
15Yunita Agza Darwanto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah Dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, UNDIP Semarang, Vol. 10. No. 1, 2017. hlm 225-245
20
puhak ketiga pada
bank yang penarikannya dapat
dilakukan sewaktu-
waktu dengan menggunakan
media slip penarikan atau pemindah-bukuan
lainnya.16
wadiah
Deposito mudharabah (X3)
Deposito
mudharabah adalah
salah satu alternative investasi
pada perbankan syariah yang ditawarkan dengan sistem profit sharing.17
Total deposito mudharabah
Rasio
Profitabilitas (ROA) (Y)
Profitabilitas adalah dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasioanl dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.18
Return on asset rumus:
laba
bersih/total
asset) × 100%
Rasio
16Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), Cet Ke-2, hlm 327
17Putri Ayu Rahayu, Bustam, “Pengaruh Return On Asset, Bopo Dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah”, Jurnal Ilmiah, Universitas Syiah Kuala, Vol. 1. No. 1, 2016. hlm. 143-149
18Aulia Fuad Rahman, Ridha Rocmanika, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil Dan Rasio No Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Jurnal FEBI, Universitas Brawijaya, Vol. 8. Nomor 1, 2012. hlm. 1-16
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji dalam skripsi.
19Kajian pustaka dibuat sebagai pembanding penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk mengantisipasi adanya duplikasi penelitian yang berakibat pada plagiarisme.
Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhasil ditelaah atau dikaji oleh peneliti antara lain:
1. penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lutfi Kurnia Hanifah (2020) yang berjudul “pengaruh giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah periode 2016-2018”. Hasil penelitian
19Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, (Mataram: UIN Mataram, 2021), hlm. 24
22
ini menunjukkan bahwa giro wadiah dan tabungan mudharabah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah. Sedangkan tabungan wadiah dan deposito mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. BRI Syariah. Secara simultan giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah dengan nilai Fhitung
40.292 lebih besar dari pada Ftabel 2.92 dan kontribusi pengaruh sebesar 84,3%.20
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu sama-sama membahas tentang tabungan wadiah dan deposito mudharabah. Sedangkan peneitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang
20Lutfi Kurnia Hanifah, “Pengaruh Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah, Dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BRI Syariah Periode 2016-2018”, (Skripsi, FEBI, IAIN Ponorogo, 2020), hlm. 105
23
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis linear sederhana.
2. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hanum Novega Sari (2018) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi variabel pembiayaan mudharabah sebesar -0.005555 dengan tingkat signifikasi (P) <0,05 yaitu 0.0006.
Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi variabel pembiayaan mudharabah sebesar -0.008812 dengan tingkat signifikasi (P) < 0,05 yaitu 0.0075.
pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai koefisien regresi
24
variabel pembiayaan mudharabah sebesar 0.012088 dengan tingkat signifikan (P) < 0,05 yaitu 0.00284.21 Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian dan lokasi penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sinar Mentarai (2020) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di PT. BPRS PNM Patuh Beramal Kota Mataram”.22 Berdasarkan hasil analisis regrsi linera sederhana diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara pembiayaan murabahah terhadap peningkatan
21Hanum Novegasari, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas (ROA) Bankumu Syariah Yang Terdaftar Di Indonesia”, (Skripsi, Indonesia Banking School, Akutansi Jakarta, 2018), hlm, 121
22Sinar Mentari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di PT. BPRS PNM Patuh Beramal Kota Mataram”, (Skripsi, FEBI, Uin Mataram, 2020), hlm.14
25
pendapatan nasabah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di PT. BPRS PNM Patuh beramal kota mataram. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil uji t yang dimana diperoleh nilai thitung sebesar 6.808 dan nilai ttabel sebesar 1.669. oleh karena itu nilai thitung > ttabel
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua analisis linear berganda dan analisis linear sederhana, lokasi penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati Trisnawati Dan Muhammad Ridho P (2019) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
26
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017”.23 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan, variabel pembiayaan jual beli berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan variabel financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh negative tetapi signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama- sama membahas tentang pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dan lokasi penelitan.
23Yuniatin Trisnawati, Muhammad Ridho P, “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1015-2017”, Jurnal Akutansi Dan Keuangan, STIE AUB Surakarta, Vol. 4. No.1, 2019.
hlm 13-20
27
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ami Nullah Marlis Tanjung (2022) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”.24 Hasil didapatkan bahwa secara parsial, mudharabah mempengaruhi return on asset terlihat dari thitung > ttabel
(8.511 > 1.663) taraf signifikan yang lebih kecil dari 0.05 (0.02<0.05), tabungan wadiah berpengaruh terhadap ROA terlihat dari thitung > ttabel (4.243>1.663) dan taraf signifikan yang lebih kecil dari 0.05 (0.003<0.05). sedangkan secara simultan, pembiayaan mudharabah dan tabungan wadiah mempengaruhi return on asset yang ada di bank Syariah di Indonesia sebesar 82,0%.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu sama-sama membahas tentang tabungan
24Ami Nullah Marlis Tanjung, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Tabungan Wadiah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Islam, Universitas Muslim Nusantara Al- Wasliyah, Vol. 04. No. 01, Juli 2022. hlm. 134-147
28
wadiah dan deposito mudharabah. Sedangkan penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu terletak pada objek penelitian, variabel penelitian, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian dua analisis linear berganda dan analisis linear sederhana.
B. Kerangka Teori
1. Pengertian pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu “saya percaya” atau
“saya menaruh kepercayaan”. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat- syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.25
25Veithzal Rivai Dkk, Islamic Banking Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi
29
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mnedukung investasi yang telah direncanakan.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan islam atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Islam baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga islam, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen, dan kontijensi pada rekening administrative serta sertifikat wadiah.26 2. Tujuan pembiayaan
Pada dasarnya, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu sebagai berikut:
Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global (Sebuah Teori, Konsep, Dan Aplikasi), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke -1. hlm.
698
26 Ibid. hlm. 681
30
a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil yang diperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.
b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.27
3. Jenis- jenis pembiayaan
Pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya:28
a. Pembiayaan menurut tujuan, yaitu dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
27Veithzal Rivai, Ariviyan Arifin, Islamic Banking Sistem…,hlm.711
28Ibid, hlm. 712
31
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengandaan barang konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktu, yaitu dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai 1 tahun
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu, lebih dari 5 tahun.
4. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
32
menentukan suatu tingkat keunungan sebagai tambahannya. Ba’i al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut sebagai murabahah kepada pemesan pembelian (KPP). Dalam kitab al-Umm, imam syafi’I menamai transaksi sejenis ini dengan istilah al-aamir bisy- syira.29
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad mudharabah, penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual.
Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan.
Murabahah merupakan salah satu produk atau skim yang paling popular dalam praktik pembiayaan
29 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. Ke-1. hlm. 101
33
pada perbankan syariah. Selain mudah perhitungannya, bagi nasabah, maupun manajemen bank, produk ini memiliki beberapa kesamaan (yang bukan prinsip) dengan sistem kredit pada perbankan konvensional.
Meskipun demikian, secara prinsip murabahah sangat jauh berbeda dengan suku bunga dalam perbankan konvensional.30
Penjelasan atas pasal 19 ayat (1) undang-undang nomor 21 tahun 2008 menjelaskan bahwa: “yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati”.
Jadi fitur dan mekanisme pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu untuk transaksi jual beli suatu barang sebesar harga pokok atau perolehan barang
30 Rachmadi Usman, Produk Dan Akad Perbankan Syariah Di Indonesia Implementasi Dan Aspek Hukum, (Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 2009), cet. Ke-1. hlm. 176
34
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk melunasi utang atau membayar tagihan sesuai dengan akad, dimana sebelumnya penjual menginformasikan harga perolehan kepada pembeli.
Pembiayaan murabahah ini ditetapkan untuk perbankan syariah melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/35/PBI/2005 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/36/Kep/Dir tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah, yang kemudian diperbarui dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank
35
Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006. Selanjutnya, ditegaskan kembali dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008.31
Dalam aplikasi bank syariah, bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari supplier, dibanding dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.32
Dasar hukum islam dari jual beli berdasarkan prinsip murabahah ini, dapat ditemukan dalam Al- Qur’an, dan hadis, yaitu:
a. Landasan syariah
31Ibid, hlm. 178
32Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), cet. Ke-1. hlm. 109
36 1) Al –Qur’an
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar nsuka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An- Nissa: 29).33
2) As- Sunnah
Dari Su’aib Ar Rumi r.a bahwa Rasulullah bersabda: “tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkatan yaitu, jual beli secara tangguh, muqaradhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk jual beli (HR. Ibnu Majah).34
Dalam firman Allah dan hadist tersebut jelas bahwa jual beli itu dihalalkan dan tidak perlu diragukan lagi asalakn transaksi jual beli
33Ibid, hlm. 107
34Ibid, hlm. 108
37
yang dilakukan tidak ada unsur pemaksaan, sementara riba itu juga jelas diharamkan.
3) Rukun
Adapun rukun dalam transaksi jual beli yang harus dipenuhi, yaitu:
Pihak penjual yang memiliki objek barang yang akan diperjual belikan. Dalam transaksi perbankan syariah, maka pihak penjualnya adalah bank syariah.
(a) Pembeli dalam aplikasi bank syariah adalah nasabah
(b) Objek jual beli merupakan barang yg akan digunakan sebagai objek transaksi jual beli.
(c) Setiap transaksi jual beli harus disebutkan dengan jelas harga jual yang disepakati antara penjual dan pembeli.
(d) Kesepakatan penyerahan barang dan penerima barang yang diperjual belikan.
38
Ijab Kabul harus disampaikan secara jelas atau dituliskan untuk ditandatangani oleh penjual dan pembeli.
Adapun syarat dalam pembiayaan murabahah, yaitu:35
a) Ada pihak yang berakad yaitu penjual dan pembeli.
b) Adanya obyek akad yang terdiri dari barang yang diperjual belikan dan harga
c) Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan Kabul.
5. Tabungan Wadiah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Nasabah jika hendak mengambil simpananya dapat
35Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018). hlm. 102.
39
datang langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan atau melalui fasilitas ATM yang diberikan oleh perbankan kepada nasabah untuk menyimpan dananya di bank.36
Dalam hal ini terdapat dua prinsip perjanjian dalam islam yang sesuai di implementasikan dalam produk perbankan berupa tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Hampir sama dengan giro, pilihan terhadap produk ini tergantung motif dari nasabah. Jika hanya motifnya hanya menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah, sedangkan untuk memenuhi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan maka tabungan mudharabah yang sesuai. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dana (mudharib) dalam suatu kegiatan produktif.37
36Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah…,hlm. 87
37Ibid. hlm.88
40
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam perbankan syariah memilki dua macam produk tabungan, yaitu tabungan wadiah dan tabungan mudharabah. Perbedaan utama dengan tabungan diperbankan konvensional adalah tidak dikenalnya suku bunga tertentu yang diperjanjikan. Yang ada adalah nisbah atau presentase bagi hasil pada tabungan mudharabah dan bonus pada tabungan wadiah.
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.
21 Tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan wadiah atau investasi dana dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Disamping itu, setiap bank syariah akan memberikan persyaratan tentang jumlah minimal setoran awal, setoran minimal, serta saldo minimal yang harus disisakan. Saldo minimal ini diperlukan
41
pada saat tabungan ditutup, maka masih terdapat saldo dana yang akan digunakan untuk membayar biaya administrasi atas penutupan tabungan nasabah.38
Tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang tersebut.
Menggingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk membagihasilkan
38Ismail, Perbankan Syariah…, hlm 59
42
keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.39
Dasar hukum terhadap produk bank syariah berupa tabungan ini dapat kita jumpai dalam islam maupun dalam hukum positif, yaitu sebagai berikut:40 a. Landasan syariah
1) Al- Quran
Artinya:”jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menuanaikan amanantnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Tuhannya”. (Q.S Al- Baqarah:283).
2) Al- Hadist
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA ia berkata: Rasulullah bersabda: tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayakan
39Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-3. hlm. 297- 298
40Departemen Agama Republik Indonesia, AL-Quran dan Terjemahnya https://quran.kemenag.go.id/surah/2/283 Di Akses Pada Selasa 20 Agustus 2022
43
(menitipkan) kepadamu dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang menghianatimu.” (HR. At- Tirmidzi dan Abu Dawud).41
Berdasarkan hadist diatas, dijelaskan bahwa jika kita memberikan barang kita kepada orang yang kita percayai maka orang tersebut menjaga barang tersebut dengan amanah dan tanpa imbalan.
3) Ijma
Para tokoh ulama islam sepanjang zaman telah melakukan ijma (kontsensus) terhadap legitimasi al-wadiah karena kebutuhan manusia terhadap hal ini jelas terlihat. Pada dasarnya penerima simpanan adalah yad al- amanah (tangan amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang
41Atang Abd Hakim, Fiqih Perbankan Syariah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), Cet. Ke-1, Hlm. 208
44
bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena faktor-faktor diluar batas kemampuan).
Seperti yang telah dikemukakan oleh Rasulullah dalam suatu hadist” jaminan pertanggungjawaban tidak diminta dari peminjam yang tidak menyalah gunakan (pinjaman) dan penerima titipan yang tidak lalai terhadap titipan tersebut.42
Adapun ketentuan tentang tabungan wadiah ini juga diatur dalam fatawa DSN-MUI sebagai berikut:
a) Bersifat simpanan
b) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan dengan kesempatan.
c) Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
42Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah...,hlm. 86
45
Ketentuan tabungan wadiah ini juga diaturan surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.7/46/PBI/2005, sebagaimana yang telah diubah dengan PBI No.10/14/DPbs tanggal 17 Maret 2008. Dimana dalam penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atas dasar akad wadi’ah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:43
a) Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai penitip dana.
b) Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
43Rachmadi Usman, Produk Dan Akad Perbankan Syariah..,hlm 160-161
46
c) Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah.
d) Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan penggunaan produk tabungan atas dasar akad wadiah dalam bentuk perjanjian tertulis.
e) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya materi, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
f) Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah
47
g) Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
6. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank, berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat. Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998, yang dimaksud dengan deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.44
Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu 1 bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo. Sarana atau alat untuk menarik uang yang
44Ardhansyah Putra, Dwi Saraswati, Bank Dan Lembaga Keuangang Lainnya, (Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2020), cet.
Ke- 1. hlm. 57
48
disimpan di deposito sangat tergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula.
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pengertian dari deposito adalah penanaman modal melalui sistem bagi hasil yang berlandaskan dengan prinsip-prinsip syariah dan adanya kesepakatan anatara dua pihak dimana dalam pengambilan atau penarikan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penanaman modal ini, mudharib (Bank) menutup biaya operasional deposito melalui nisbah pendapatan. Bank tidak diperolehkan memotong nisbah pendapatan shahibul maal (nasabah) tanpa adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Pengelolaan dana mudharabah, bank syariah akan menghasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam
49
akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya.45 Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak dana, terdapat 2 (dua) bentuk mudharabah, yakni:
a. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)
Pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.
Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sector bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam menghitung bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah (URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal tutup
45Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis..., hlm. 304.
50
buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo.
Pembayaran bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu:46
1. Anniversary date
a) Pembayaran bagi hasil deposito dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal yang sama dengan tanggal pembukaan deposito.
b) Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.
c) Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai dengan permintaan deposan.
46Ibid, hlm. 305
51 2. End of mont
a) Pembayaran bagi hasil deposito dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan.
b) Bagi hasil bulan pertamadihitung secara proposional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, tapi tidak termasuk tanggal pembukaan deposito.
c) Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proposional hari efektif tidak termasuk tanggal jatuh tempo deposito.
d) Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).
e) Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan deposan.
52
Dalam pencairan deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dengan pembayaran bagi hasil bulanan yang dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, bank syariah dapat menegnakan denda (penalty) kepada nasabah yang bersangkutan sebesar 3% dari nominal bilyet deposito mudharabah mutlaqah (URIA).
b. Mudharabah Muqayyah (Restricted Investment Account, RIA)
Dalam menggunakan deposito mudharabah muqayyadah (RIA) ini terdapat dua macam, yakni:
1) Cluser pool of fund: penggunaan dana untuk beberapa proyek dalam suatu jenis industry bisnis.
2) Specific product: penggunaan dana untuk suatu proyek tertentu.47
47Ibid, hlm. 307
53
Dalam hal ini, bank syariah melakukan pembayaran bagi hasil sesuai dengan metode penggunaan dana RIA, yakni:
1) Cluster pool of fund: pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah (RIA) dilakukan secara bulanan, triwulan, semesteran atau periodisasi lain yang disepakati.
2) pecific project: pembayaran bagi hasil disesuaikan dengan arus kas proyek yang dibiayai.
Dalam hal ini pencairan deposito mudharabah muqayyah (RIA), terdapat ketentuan sebagai berikut:
1) Khusus untuk cluster, apabila dikendaki oleh deposan, deposito mudharabah muqayyah (RIA) dapat dicairkan atau ditarik kembali sebelum jatuh tempo yang disepakati dalam akad. 48
48Ibid, hlm. 309
54
2) Khusus untuk specific poiject, deposito tidak dapat diacirkan atau ditark kembali sebelum jatuh temponya tanpa konfirmasi dan persetujuan tertulis dari bank. Bank dapat menolak permohonan pencairan sebelum jatuh tempo bila memberatkan bank. Dalam hal bank menyetujui cairan sebelum jatuh tempo, bank dapat mengenakan denda (penalty) sesuai kesepakatan.
Deposito mudharabah muqayyah (RIA) dengan pembayaran bagi hasil secara bulanan dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo dengan dikenakan denda (penalty) sebesar 3% dari nominal bilyet deposito mudharabah muqayyah (RIA).
7. Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari kebijakan serta keputusan yang terangkai bahwa profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja suatu bank.
Profitabilitas juga digunakan sebagai indikator untuk