• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pemberian pembiayaan - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pemberian pembiayaan - etheses UIN Mataram"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBERIAN PEMBIAYAAN

TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN USAHA BAKULAN DI BMT ASH-SHAFF DESA PRINGGARATA KABUPATEN

LOMBOK TENGAH

Oleh

BAIQ UMMATUN RAJANI 15.2.12.5.125

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

MATARAM 2017

i

(2)

ii PENGARUH PEMBERIAN PEMBIAYAAN

TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN USAHA BAKULAN DI BMT ASH-SHAFF DESA PRINGGARATA KABUPATEN

LOMBOK TENGAH

Skripsi

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh

BAIQ UMMATUN RAJANI NIM: 152.125.125

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

MATARAM 2017

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii MOTTO

Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. (Q.S. Asy-Syura [25]: 8)

vii

(8)

viii PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan:

1. Buat kedua orang tuaku Abah (Lalu Supawan) dan Bunda (Siti Aminah). Terima kasih banyak sudah menjadi cahaya motivasi buatku yang tidak pernah padam memberikan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak pernah putus untukku sehingga ananda bisa menyelesaikan tugas study ini, terima kasih ananda ucapkan abah dan bunda karena kasih sayangmu, tetesan keringatmu yang membawa ananda sampai ke titik ini yang takkan bisa ananda balas semua walaupun dengan emas permata sekalipun.

2. Untuk dosen yang telah membimbing selama skripsi Bapak Drs. H. Agus Mahmud. M, Ag dan Ibu Yunia Ulfa Variana, M. Sc. Dosen- dosen yang telah membina dan membimbing memberikan mata kuliah selama Empat (4) tahun ini.

3. Buat adik-adik bawelku Baiq Ulan Nurmaya, Ririn Fathiaty, Baiq Kastui Permata Bintang.

4. Buat kekasihku Abdurrahman terima kasih karena selalu memotivasi dan juga mendukung selama ini, mengisi hari- hariku dengan perhatian, kasih sayang jasa dan juga tenaganya yang tidak pernah mengeluh akan semua itu.

5. Buat sahabat terbaikku dari MAN Sengkol Pujut Baiq Desy Narta Sari dan Mita Chasnawati. Teman-teman kos Dasan Agung Gapuk Mataram adik-adikku: Mutmainnah, Zuhairani, Mariani, Liya, Rina, Sri, Khairunnisa tanpa terkecuali, yang telah memberikan perhatian dan semangat setiap hari mengingatkanku mengerjakan skripsi sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Buat teman-teman EI angkatan 2012 khususnya Rina, Fikna, Handa, Dikan, Amel, Sauty, Eni, tanpa terkecuali tidak bisa disebutkan semuanya terima kasih buat senyum, canda, tawa, lelucon serta jailnya kalian di dalam kelas.

viii

(9)

ix KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, beserta keluarganya dan umatnya yang selalu setia dengan ajarannya. Amin.

Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, serta dukungan dan do‟a yang yang tiada henti dari orang-orang tersayang, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Pemberian Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah” walaupun dalam prosesnya banyak sekali mengalami halangan dan rintangan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, memotivasi, mendidik dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini, diantanya:

1. Rektor IAIN Mataram Dr. H. Mutawalli, M.Ag beserta seluruh civitas akademika IAIN Mataram yang telah memberikan kemudahan sampai skripsi ini dapat selesai.

2. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Drs. H. M. Fachrir Rahman, M.A, Ketua Jurusan Baiq El Badriati, M. EI, Sekretaris Jurusan Bahrur Rasyid, M.M, Dosen Wali Drs. Ma‟ruf, SH. M. Ag, serta seluruh dosen Ekonomi Syariah yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta bimbingan sehingga skrispsi ini bisa terselesaikan.

3. Pembimbing I Drs. H. Agus Mahmud, M. Ag, yang dengan segenap kemurahan hati membimbing penulis, serta Pembimbing II Yunia Ulfa Variana, M. Sc yang begitu sabar dan teliti membimbing dan terus momotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik di tengah kesibukan yang sangat padat.

4. Manajer serta seluruh pegawai/karyawan serta nasabah BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah yang telah bersedia data dan informasi untuk penyelesaian skripsi ini

5. Buat kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak pernah putus untukku sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

ix

(10)

x 6. Buat teman-teman EI angkatan 2012 khususnya kelas B Ekonomi Syariah yaitu Rina, Fikna, Handa, Dikan, Amel, Sauty, Eni, tanpa terkecuali terima kasih atas kebersamaan dalam kelas selam 4 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini memiliki berbagai kekurangan, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis serta beberapa faktor yang mempengaruhi penyelesaiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis demi perbaikan di masa-masa yang akan datang.

Akhirnya, segala yang terdapat dalam karya ini penulis kembalikan kepada para pembaca untuk menilainya. Semoga karya penulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta diridhai Allah SWT. Amin.

Mataram, 23 Desember 2016

Penulis

x

(11)

xi ABSTRAK

BAIQ UMMATUN RAJANI NIM: 152125125

SKRIPSI: PENGARUH PEMBERIAN PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN USAHA BAKULAN DESA PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Lembaga keuangan menurut SK Menku No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya dalam bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan yang berbeda dengan usaha menengah, dimana kekayaan bersih atau penjualan tahunan usaha kecil lebih kecil dari pada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha menengah.

Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain. Suatu perusahaan dapat sukses dalam persaingan tersebut adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fielder search), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah pembiayaan yankul yang aktif di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Metode pengambilan sampel menggunakan judgement sampling dengan sampel sebanyak 30 responden.

Analisis data menggunakan teknik analisis uji asumsi klasik dan regresi linier sederhana dengan SPSS 16.0 sebagai alat analisis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pemberian pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keuntungan. Hal ini dilihat dari hasil Uji sig. t sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha.

Kata Kunci: Pemberian Pembiayaan, Keuntungan, Usaha Kecil.

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

... BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Telaah Pustaka ... 6

B. Kerangka Teoritik ... 9

1. Peran Lembaga Keuangan Secara Umum ... 9

2. Pembiayaan ... 10

3. Pembiayaan Modal Kerja ... 13

4. Prinsip Pemberian Pembiayaan ... 14

5. Usaha Kecil ... 16

6. Pengembangan UKM ... 19

7. Keuntungan ... 21

C. Hipotesis Penelitian ... 26

xii

(13)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

1. Desain dan Pendekatan Penelitian ... 28

2. Jenis Penelitian ... 29

3. Tempat/Lokasi Penelitian... 30

4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 30

B. Populasi dan Teknik Sampling ... 31

1. Populasi ... 31

2. Teknik Sampling ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi ... 32

2. Wawancara ... 33

3. Dokumentasi ... 33

D. Teknik Analisis Data ... 34

1. Uji Asumsi Klasik ... 34

2. Regresi Linier Sederhana ... 37

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN ... 38

A. Pengumpulan dan Penyajian Data ... 38

1. Data Pemberian Pembiayaan... 38

2. Data Angsuran Pembiayaan ... 39

3. Data Keuntungan Pembiayaan ... 40

4. Data Klarifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 41

5. Data Umur Responden ... 42

B. Analisis Data ... 43

C. Uji Asumsi Klasik ... 43

D. Regresi Linier Sederhana ... 47

E. Hasil Analisis ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Lokasi dan Hasil ... 51

1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaff... 51

2. Jenis Produk ... 54

3. Dasar Hukum Pendirian ... 55

4. Visi dan Misi ... 56

5. Letak Geografis ... 60

B. Pengujian Hipotesis ... 61

C. Pembahasan ... 62

xiii

(14)

xiv BAB VI PENUTUP... 65

A. Simpulan ... 65 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pemberian Pembiayaan ... 38

Tabel 2. Data Angsuran Pembiayaan ... 39

Tabel 3. Data Keuntungan Pembiayaan ... 40

Tabel 4. Data Klarifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 5. Data Umur Responden ... 42

Tabel 6. Uji Normalitas Histogram ... 43

Tabel 7. Normal P-P Plot Regression Standardized Residul ... 44

Tabel 8. Uji Heteroskedastisitas Coefficients... 45

Tabel 9. Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ... 45

Tabel 10. Uji Autokorelasi ... 46

Tabel 11. Regresi Linier Sederhana ... 47

xv

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan ekonomi merupakan salah satu kegiatan muamalah yang telah diatur di dalam syari‟ah Islam, yang di antaranya mencakup konsumsi, investasi, dan simpanan. Manusia adalah ciptaan Allah swt yang paling sempurna dengan sifat yang memiliki keinginan dan kebutuhan konsumsi yang tak kunjung berkurang. Untuk memenuhinya manusia berusaha melakukan usaha baik sendiri maupun secara kelompok, dan tidak jarang bekerjasama dengan kelompok lain.

Masalah yang paling sering terjadi dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia adalah terbentuknya masalah kemampuan. Keinginan dan kebutuhan yang lebih besar dibandingkan kemampuannya, namun kebutuhan tersebut harus dipenuhi dengan berbagai cara yang dipakai. Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan yang ada.

Perkembangan lembaga keuangan pada zaman modern ini mengalami pertumbuhan yang pesat baik lembaga keuangan bersifat perbankkan maupun organisasi resmi.Kerjasama masyarakat modern lebih kompleks dalam bentuk- bentuk kelompok persekutuan. Salah satunya adalah persekutuan dalam bentuk koperasi sebagai salah satu kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan koperasi tersebut diharapkan pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia lebih cepat

(17)

2 tercapai dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak baik itu BMT ataupun nasabahnya.

Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam lembaga keuangan kontemporer kini masih semakin semarak, bank-bank umum nasional sudah mulai hijrah ke sistem syariah, bahkan lembaga-lembaga keuangan non bank sudah mulai menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam operasionalnya, begitu pula halnya dalam sistem koperasi yang ada di Indonesia khusunya di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah menerapkan keuntungan dengan bagi hasil. Kaitannya dengan bagi hasil atau yang kita kenal dalam bank konvensional yaitu sistem bunga, dimana dalam bank syariah tidak dilandaskan pada adanya sistem bunga. Suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Di samping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkan sehingga mampu memberikan tambahan modal dan kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya.1 Dalam upaya meningkatkan peranan lembaga keuangan syariah perlu meningkatkan fungsi dan peranannya agar lebih mampu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan dan pengembangan usaha nasabah.

Masyarakat pada awalnya bergantung pada rentenir, kini mulai bisa bernafas lega karena sekarang sudah ada tempat untuk menabung atau

1Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 2.

(18)

3 meminjam uang atau modal di luar jeratan rentenir, salah satunya adalah BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Keberadaan BMT ini dapat memberikan bantuan modal usaha bagi masyarakat yang membutuhkan.

BMT ini memiliki beberapa kegiatan pemberian pinjaman pembiayaan.

Adapun sistem pemberian pinjaman pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Ash-shaff itu sendiri sangat mudah yaitu dengan mengisi formulir pinjaman yang diisi sesuai dengan identitas nasabah, kemudian membayar administrasi.

Adapun pengembalian setoran dilakukan setiap hari, minggu ataupun perbulan sesuai dengan kesepakatan nasabah dengan pihak BMT kecuali pada hari libur.2 BMT Ash-Shaff didirikan atas keinginan dari masyarakat dan anggota koperasi itu sendiri dengan harapan dapat mensejahterakan masyarakat baik pengusaha besar, menengah, maupun pengusaha kecil supaya dapat meningkatkan usahanya dan dapat memenuhi kebutuhan.

Dalam mengembangkan usaha nasabah (kecil dan menengah), BMT Ash-Shaff menerapkan sistem bagi hasil dalam sistem operasionalnya. Upaya lain yang dilakukan adalah meningkatkan dalam penghimpunan dana dan menyalurkan dana serta penyediaan pelayanan jasa lembaga keuangan syariah lainnya.

Salah satu produk BMT Ash-Shaff Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah adalah produk pembiayaan YANKUL (Pembiayaan Pedagang Bakulan/usaha kecil). Usaha kecil menengah mempunyai peranan yang penting

2Nurul Watoni (Pengawas Penyuluh Koperasi Lapangan), Wawancara, Praya, Selasa 07 Mei 2016.

(19)

4 dalam pembangunan ekonomi, sehingga usaha kecil lebih siap dengan perubahan pasar.3 Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa usaha kecil adalah penyumbang terbesar kekuatan ekonomi negara, dan telah terbukti terutama disaat resesi ekonomi di tahun 1985 dan tahun 1997. Kesulitan pada masa resesi ekonomi telah dibantu oleh kehadiran usaha-usaha kecil. Sumbangan usaha kecil kepada masyarakat dan juga produk baru untuk kepentingan negara.4

Pemberian pembiayaan kepada nasabah oleh BMT Ash-Shaff diharapkan dapat mempengaruhi tingkat keuntungan dengan adanya penambahan modal yang diberikan. Sehingga keuntungan tersebut dapat dirasakan oleh kedua belah pihak dan tidak ada yang merasa dirugikan. Tetapi yang menjadi permasalahannya disini adalah ada sebagian nasabah yang meminjam uang atau modal di BMT Ash-Shaff sebagai modal usahanya ada yang berkembang dan ada juga sebagian nasabahnya usaha yang dijalankan tetap tanpa mengalami perubahan atau berkembang tetapi bisa mengembalikan modal atau pembiayaan yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Pemberian Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah”.

3Muhammad, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (Yogyakarta: Ekonesia, 2003), h. 50.

4Marnis, Pengantar Bisnis (Pakanaru: Unri Press, 2008), h. 263.

(20)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Terdapat Pengaruh Pemberian Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

Adapun manfaat penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

1. Secara praktis, penelitian ini dapat membantu pengambilan keputusan bagi BMT ash-shaff dalam pemberian pembiayaan.

2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bangku mata kuliah manajeman pembiayaan khususnya.

(21)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya-karya terdahulu, sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan data yang valid serta menghindari duplikasi, plagiasi, dan revitisi serta menjamin orisinalitas dan legalitas penelitian ini.5 Adapun skripsi yang peneliti jadikan sebagai bahan perbandingan adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Mei Susilawati, dengan judul:

“Peranan Pemberian Kredit KSP “Pewaris Abadi” Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nasabah Desa Tanak Beak Narmada (Tinjauan Ekonomi Islam)” pada tahun 2008”.6

Dalam skripsi tersebut, penulis menguraikan peranan dalam pemberian kredit oleh Koperasi Simpan Pinjam “Pewaris Abadi” kepada usaha kecil menengah (pedagang kecil) yang ada di Desa Tanak Beak Narmada. Kemudian, penulis juga membahas tentang peran koperasi simpan pinjam “Pewaris Abadi” dalam meningkatkan usaha kecil menengah (pedagang kecil) di Desa Tanak Beak Narmada ternyata memberikan hasil yang positif.

5 Soejono dan H. Abdurrahman.1999. “Metodologi Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan”

(Rineka Cipta: Jakarta), h.120

6 Ani Mei Susilawati, “Peranan Pemberian Kredit KSP “Pewaris Abadi” Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nasabah Desa Tanak Beak Narmada. (Tinjauan Ekonomi Islam)” (Mataram: Skripsi IAIN Mataram 2008).

(22)

7 2. Penelitian yang dilakukan oleh Husnul Ulfa, dengan judul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Mengambil Pembiayaan Pada Kredit Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) Studi Kasus Pada Bank Muamalat Mataram” pada tahun 2011.7

Dalam penelitian ini lebih melihat kepada pengkajian terhadap faktor-faktor nasabah Bank Muamalat dalam mengambil pembiayaan secara umumnya. Selain itu, skripsi ini terfokus pada pembiayaan dari produk Bank Muamalat cabang Mataram yakni Pembiayaan dalam hal Kredit Pemilikan Rumah Syariah (KPRS). Dimana alasan dari para nasabah Bank Muamalat cabang Mataram ini memilih KPRS dilihat dari segi motivasi yang mendorong mereka untuk menentukan pilihannya terhadap produk pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Syariah khususnya Bank Muamalat cabang Mataram. Secara garis besar motivasi seseorang (nasabah) dalam mengambil suatu produk dipengaruhi oleh faktor ekonomis dari produk tersebut.

Antara penelitian ini dengan penelitian penulis terdapat persamaan dan perbedaan yang dimana persamaannya yaitu sama-sama memberikan pembiayaan, sedangkan perbedaannya dilihat dari objek penelitian dan fokus penelian. Husnul ulfa difokuskan pada faktor-faktor nasabah Bank Muamalat Mataram dalam mengambil pembiayaan KPRS. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan difokuskan pada Pemberian Pinjaman

7 Husnul Ulfa, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Mengambil Pembiayaan Pada Kredit Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) Studi Kasus Pada Bank Muamalat Mataram” (Mataram:

Skripsi IAIN Mataram, 2011).

(23)

8 Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash- Shaff.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Baiq Rita Arnani, dengan judul: “Peranan Koperasi Simpan Pinjam “Kharisma Sejati” Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Dasan Agung Mataram” pada tahun 2007.8

Dalam skripsi tersebut penulis menemukan adanya kesamaan dalam hal lembaganya, yaitu sama-sama melakukan penelitian di koperasi dan sama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan nasabah, tetapi ada perbedaan yang mencolok dengan penelitian yang penulis lakukan adalah dalam penelitian yang dilakukan peneliti pada koperasi konvensional dan yang dipaparkan oleh penulis terdahulu lebih mengedepankan tentang peranan koperasi simpan pinjam “Kharisma Sejati” terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di pasar Dasan Agung Mataram. Namun, dalam penelitian yang saya lakukan saat ini, dilakukan pada BMT A-Shaff dan lebih cendrung mengkaji tentang pengaruh pemberian pinjaman pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di BMT Ash- Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

8Baiq Rita Arnani, “Peranan Koperasi Simpan Pinjam “Kharisma Sejati” Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Dasan Agung Mataram” (Mataram: Skripsi IAIN Mataram 2007).

(24)

9 B. Kerangka Teoritik

1. Peran Lembaga Keuangan Secara Umum

Secara umum lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupun individu (rumah tangga) untuk penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit.

Pada proses intermediasi keuangan unit yang kelebihan dana akan menyimpan dananya berdasarkan kebutuhan likuiditas, keamanan, kenyamanan, kemudahan akses, dan operasional lembaga keuangan apakah berdasarkan syariah atau konvensional. Sedangkan bagi pengguna dana didasarkan pada kebutuhan jangka waktu, jumlah dan prinsip operasional yang digunakan.

Lembaga intermediasi keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan nondepositori. Lembaga keuangan depositori menghimpun dana secara

langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposit) misalnya; giro, tabungan dan deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus.

(25)

10 Lembaga nondepositori atau disebut juga Lembaga keuangan Non- Bank (LKNB) adalah lembaga keuangan yang lebih terfokus kepada bidang penyaluran dana dan masing-masing lembaga keuangan mempunyai ciri-ciri usaha lainnya.9

2. Pembiayaan

a. Pengertian pembiayaan

Pembiayaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh perbankan syari‟ah dalam pengenalan produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat.10

Menurut undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pemilik modal dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.11

Dalam kehidupan sehari-hari, pembiayaan sering diartikan memperoleh barang yang dibayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari, dilakukan cicilan atau angsuran sesuai dengan pinjaman. Jadi, dapat diartikan bahwa

9 Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2009), h. 27.

10Sunarto Zulkifli, Panduan Praktisi Perbankan Syari’ah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2001), h. 60.

11 UU No 10 tahun 1998, Tentang Perbankan, pasal 12 ayat 1.

(26)

11 pembiayaan dapat berbentuk uang atau barang yang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu.

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari‟ah adalah penyediaan uang atau tagihan yang di persamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

b. Unsur-unsur Pembiayaan

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam fasilitas pembiayaan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yang diantaranya.12

1) Kepercayaan, suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa modal, barang maupun jasa akan benar- benar diterima kembali dimasa yang akan datang.

2) Kesepakatan, dituangkan dalam bentuk perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

12 Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Revisi (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 75-76.

(27)

12 3) Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan pasti mempunyai jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati.

4) Risiko, risiko kerugian dapat diakibat oleh nasabah yang sengaja tidak mau membayar kreditnya, padahal mampu untuk membayar, kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah bencana alam.13

c. Jenis-jenis Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

1) Pembiayaan produktif

yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2) Pembiayaan konsumtif

yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.14

13 Ibid., h. 75.

14Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160.

(28)

13 3) Pembiayaan modal kerja

yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, bak secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kuaitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

4) Pembiayaan investasi

yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.15

3. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan modal kerja adalah suatu pembiayaan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, antara lain yaitu untuk meningkatkan produksi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, kemudian untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Sedangkan pembiayaan modal kerja syariah adalah suatu pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Fasilitas pembiayaan modal kerja itu sendiri dapat diberikan kepada seluruh sektor/subsektor ekonomi yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat islam dan tidak dilarang oleh ketentuan

15Ibid., h. 161.

(29)

14 perundang-undangan yang berlaku serta dilakukan penuh oleh Bank Indonesia.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang diajukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi dan menurut keperluannya pembiayaan modal kerja termasuk ke dalam pembiayaan produktif.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.16

4. Prinsip Pemberian Pembiayaan

Sebelum diberikan pembiayaan, BMT menganalisis pembiayaaan yang akan diberikan kepada nasabah dengan menggunakan 5C sehingga dapat dianalisis apakah nasabah tersebut berhak atau pantas untuk diberikan pembiayaan tersebut:

a. Character (watak)

Adalah sifat atau watak nasabah. Analisis ini untuk mengetahui sifat atau watak seorang nasabah pemohon pembiayaan,

16Muhammad Syafi‟i Antono, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160.

(30)

15 apaakah memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan yang diambilnya. Dari watak atau sifat ini terlihat kemauan nasabah untuk membayar dalam kondidi sesulit apapun.

Namun, sebaliknya jika nasabah tidak memiliki sifat yang mau membayar, nasabh akan berusaha mengelak nntuk membayar dengan berbagai alasan tertentu. Watak atau sifat akan dapat dilihat dari masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil wawancara dengan nasabah

a. Capacity (kemampuan)

Yaitu analisis yang digunakan untuk melihst kemampuan nasabah dalam membayar kredit, kemampuan ini dapat dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif dan usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan atau produktif. Kemampuan ini penting untuk dinilai agar BMT tidak mengalami kerugian. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu (penghasilan seseorang), hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.

b. Capital (modal)

Adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk membiayai kredit. Hal ini penting karena BMT tidak akan membiayai kredit tersebut 100%. Artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuan

(31)

16 modal ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan mrasa meiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sunggu agar usaha tersebut berhasil, dan mampu untuk membayar kewajiban kreditnya.

c. Condition (kondisi)

Yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya.

Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak untuk membiayai modal kerja untuk sektor tertentu.

d. Collateral (jaminan)

Merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada BMT dalam rangka pembiayaan modal kerja yang diajukannya. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi BMT untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap pembiayaan modal kerja yang dibiayai.17

5. Usaha Kecil

Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan yang berbeda dengan usaha menengah, di mana kekayaan bersih atau penjualan tahunan usaha kecil lebih kecil dari pada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha menengah.18

17Euis Amalia, Kekuatan Distribusi dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, edisi 1 (Jakarta :Rajawali Pers, 2009), h. 214-224.

18 Ibid., h. 45.

(32)

17 Menurut keputusan Presiden RI no 99 tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah : ”Kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

a. Kriteria Usaha Kecil

Adapun Kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1995 adalah sebagai berikut.19

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta), tidak termasuk tanah tempat usaha

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah)

3) Milik warga Negara Indonesia

4) Berdiri sendiri,bukan merupakan anaka perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau berafiliasibaik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

5) Berbentuk usaha perorangan, bukan badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi (pasal 5 ayat 1).

Usaha Kecil merupakan bagian Integral dari perekonomian Nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi Nasional yang kokoh.

19 Ibid., h. 42-43.

(33)

18 Pengertian pengembangan adalah proses, dan cara,perbuatan mengembangkan.20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha

Setiap jenis perusahaan dalam bentuk bagaimana pun selalu berusaha sedapat mungkin untuk meningkatkan usahanya. Keberhasilan program dari suatu perusahaan ditunjang oleh beberapa faktor yang mendukung peningkatan usaha tersebut, kemajuan dan perkembangan serta peningkatan usaha ini akan ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki, faktor ini juga tergantung pada kesempatan untuk berkembang yang diberikan oleh lingkungan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan usaha adalah sebagai berikut:

1) Faktor aktivitas pemimpin

Kegiatan pemimpin meliputi beberapa tindakan antara lain a) Memutuskan masalah

b) Mendorong semangat dan inisiatif kerja c) Keterampilan karyawan

d) Prestasi kerja karyawan e) Modal kerja

f) Lokasi kerja

20 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h. 102.

(34)

19 g) Keadaan pasar21

6. Pengembangan UKM

Pengembangan Usaha Kecil Menengah dapat dilihat dari : a. Aspek Permodalan

Dalam setiap usaha masalah permodalan memegang peranan penting baik yang berwujud uang atau barang-barang,sehingga sulit dipisahkan antara modal dengan dunia usaha. Dalam hal ini dikembangkan beberapa pengertian modal menurut para ahli.

Lutge mengertikan modal hanyalah dengan artian uang, sedangkan Swichland memberikan pengertian modal dalam arti yang lebih luas dimana modal itu lebih baik dalam bentuk uang ataupun barang.22 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modal di sini adalah modal dalam artian uang yang benar-benar dipergunakan untuk berusaha.

Modal adalah salah satu faktor produksi yang pokok selain faktor produksi tanah dan tenaga kerja, bahkan kelangkaannya peranan modal ini lebih menonjol lagi. Dalam pengertian ilmu ekonomi, modal adalah barang atau uang bersama-sama faktor produksi yang lain menghasilkan barang baru, atau sebagai alat untuk

10Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 34.

22Bambang Manto, Dasar-Dasar PembelajaranPerusahaan (Yogyakarta: 1983), h. 8.

(35)

20 memupuk pendapatan maka ada minat atau dorongan untuk menciptakan modal.

Pemilik modal tidak perlu dari pengusaha itu sendiri, namun dapat pula modal itu dipinjam dari pihak lain dengan perjanjian pengembalian dengan tingkat suku tertentu, dan inilah yang disebut kredit. Dengan demikian modal dapat dibagi menjadi dua yaitu : Modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (credit capital).

b. Aspek Pendapatan

Pendapatan adalah biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa masyarakat aliran bawah dan unsur keuntungan adalah sisa, seakan metode pendapatan adalah perhitungan dengan menjumlahkan pendapatan seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari pengguna faktor-faktor produksi.23 Secara umum pendapatan adalah perolehan dari suatu kegiatan usaha setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kelangsungan usaha tersebut.

c. Fasilitas dan Penjualan

Fasilitas adalah kelompok kegiatan yang diharapkan dapat mengkoordinasikan kebutuhan-kebutuhan sosial. Penjualan adalah proses pengoprasian secara aktif untuk memudahkan kepemilikan dari pemilik barang kepada konsumen. Jika dikaitkan dengan UKM maka penjualan merupakan suatu yang dilakukan oleh pihak UKM untuk

23Ace Partadiredja, Perhitungan Pendapatan Nasional (LP3ES: 1997), h. 42.

(36)

21 melakukan upaya yang bisa memperluas kegiatan dalam setiap transaksi.

7. Keuntungan

a. Pengertian Keuntungan

Keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Keuntungan dalam ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, keuntungan dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.24

Pengukuran keuntungan bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian keuntungan dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, keuntungan menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonomi, dan sebagainya. Hal ini disebabkan adanya berbagai definisi untuk keuntungan.25

Makna keuntungan secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang dapat dinikmati

24 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), h. 13.

25Ibid., h. 14.

(37)

22 (didistribusikan atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara keuntungan dan kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan keuntungan bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, keuntungan dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan26.

Keuntungan adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.27

b. Keuntungan dalam Ekonomi Islam

Dalam berbisnis keuntungan yang menjadi tujuan utama perusahaan tidak hanya memiliki terminologi ekonomi sebagai selisih antara total penjualan dengan total biaya, akan tetapi lebih komprehensif dari itu, keuntungan dapat berarti hasil dari bersabar, mensucikan diri, beriman, berdakwah, berinfaq, dan merupakan

26Ibid., h. 14.

27 Bayu Tube, “Artikel Tentang Keuntungan” dalam –ekonomi. blogspot. 2009/09/artikel- tentang-laba. diakses tanggal 9 Oktober 2016, pukul 20.45 WITA.

(38)

23 hidayah dari Allah.28 Mencari keuntungan namun harus diimbagi pula dengan keberkahan didalamnya. Firman Allah SWT surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:

هري اًرش ةَرذ لاقثم لمعي نمو ,هري اًريخةَرذ لاقثم لمعي نمف Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,

niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula” (Q.S. Al-Zalzalah ayat 7-8).

Semua keuntungan terakumulasikan dalam surga dan kebahagiaan kekal di akhirat. Inilah makna keuntungan yang menjadi orientasi dasar konsep keuntungan dalam ekonomi Islam.

Untuk mendapatkan keuntungan yang bersih dari unsur riba dan kecurangan, Islam menentukan prinsip dasar dalam mekanisme transaksinya. Prinsip saling ridho dalam bertransaksi adalah merupakan proses yang terjadi ketika barang yang akan dijual jelas kepemilikannya, tidak termasuk barang yang diharamkan, serta jelas pula penepatan harganya. Prinsip kemudahan atau taawun dalam bertransaksi menunjukkan keuntungan yang diperoleh bukan semata- mata untuk kepentingan pribadi sang penjual (self oriented), akan tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada sesama dan menutupi kebutuhan masyarakat.29

28Ahmad Muhammad Al-„Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsif dan Tujuan Ekonomi Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 17.

29Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 19.

(39)

24 Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama Laba dalam murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Sementara itu, laba dalam akuntasi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Jadi, keuntungan adalah kelebihan yang diperoleh dari pengurangan total pendapatan dan total biaya. Keuntungan itu sendiri akan semakin meningkat dengan adanya penambahan modal, sehingga pendapatan total meningkat. Untuk mencari jumlah keuntungan dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

�= �� − ��

Dimana �:�� � ����

TR: Total Revenue TC: total cost

c. Strategi yang Mempengaruhi Keuntungan 1. Strategi produk

Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

(40)

25 2. Strategi harga

Bagi perbankan terutama bank terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya. Harga merupakan sebuah komoditas (barang atau jasa) ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga berlaku juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan penawaran.30 Hal ini sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik menuturkan bahwa pada masa Rasulullah saw pernah terjadi harga-harga yang melambung tinggi. Para sahabat lalu berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah saw tetapkan harga demi kami.” Rasulullah saw menjawab: 31

ينبلطي دحأ سيلو ه ىقلأ أ وجرأ ينإو قاَ َ لا طسابلا ضباقلا عس لا وه ه َ إ اا و ي ل ب Artinya: “Sesungguhnya Allahlah zat yang menetapkan harga,

yangmenahan, yang mengulurkan, dan yang maha pemberi rezeki. Sungguh, aku berharap dapat menjumpai Allah tanpa ada seorang pun yang menuntutku atas kezaliman yang aku lakukan dalam masalah darah dan tidak juga dalam masalah harta” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi).

30 Edwin M. Nasution, MAEP, et al, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana 2006), h. 160.

31 HR Abu Daud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi, yang diambil dalam http://irwanto1990.blogspot.co.id/2014/10/ayat-dan-hadis-ekonomi-tentang-teori-harga. diambil tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.35 Wita.

(41)

26 3. Strategi promosi

Merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi juga akan meningkatkan citra perusahaan di mata para nasabah.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah “dugaan atau jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji dan akan terbukti kebenarannya melalui data-data yang dikumpulkan pada waktu penelitian.32

Sejalan dengan definisi di atas, Sugiyono mengatakan bahwa: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.33

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

(Ha) : Terdapat Pengaruh dalam Pemberian Pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

(Ho) : Tidak Terdapat Pengaruh dalam Pemberian Pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

32Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Ciptta, 2010) h. 110.

33Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D (Bandung: Alfabeta, 2011), h.

64.

(42)

27 Adapun jawaban sementara hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu diduga terdapat pengaruh pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

(43)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Desain dan Pendekatan Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan penelitian. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan penelitian mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.34

Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan penelitian merupakan awal dari sebuah penelitian dimana seorang peneliti mempersiapkan segala sesuatunya sebelum penelitian dimulai.

Perencanaan yang baik dan matang mempermudah berlangsungnya kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan desain penelitian kausalitas (sebab akibat).

Dari sisi metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk jumlah dituangkan untuk menerangkan satu-satu kejelasan dari angka-angka atau perbandingan dari beberapa gambaran sehingga

34 Husein Umar, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 4.

(44)

29 memperoleh gambaran kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat atau uraian.35

Dalam konteks ini penulis bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

Dengan menggunakan analisa statistik, berarti bahwa data yang diperoleh peneliti di lapangan berupa angka-angka yang diproses dengan cara menghimpun, mengatur dan menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa, kemudian setelah melalui proses tersebut akan di tarik suatu kesimpulan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal.

Menurut Sugiyono asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat. Jadi disini ada dua variabel yaitu variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).36 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh Pemberian Pembiayaan Terhadap Tingkat Keuntungan Usaha Bakulan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

35Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.

106.

36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta Bandung, 2012), h. 36-37.

(45)

30 3. Tempat/Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi ini sebagai objek penelitian adalah:

a. Tersedianya data yang yang dibutuhkan oleh peneliti terkait dengan judul.

b. Adanya kesediaan pimpinan dalam memberikan izin dan bekerja sama dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Pemberian Pembiayaan (kredit) sebagai variabel independen dan Tingkat Keuntungan sebagai variabel dependen. Sedangkan definisi operasional variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu definisi operasional variabel independen, dan dependen. Adapun definisi operasional variabel independen yaitu terkait dengan pengaruh pemberian pembiayaan BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah yang meliputi bagaimana sistem pemberian pembiayaan, program-program yang ada serta infrastruktur-infrasrruktur yang menunjang keberadaan BMT Ash- Shaff.

Adapun definisi variabel dependen yaitu terkait tingkat keuntungan usaha bakulan yaitu pendapatan yang diterima oleh pengusaha bakulan setelah dikurangi biaya.

(46)

31 B. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan jangka waktu yang kita tentukan.37 Sedangkan menurut pendapat lain populasi adalah wilayah yang generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas atau kataktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.38

Wahyudin mengatakan, “populasi adalah keseluruhan objek/subjek dalam penelitian”.39 Sedangkan menurut Sugiyono, “Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.40

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang melakukan pembiayaan pada BMT ash-shaff sebanyak 14.014 orang.

Dimana yang aktif dari keseluruhan populasi tersebut adalah sekitar 10.000 orang.41

37Ibid,. h. 173.

38Ibid,. h. 80.

39 M. Wahyudin Zarkasyi, Penelitian pendidikan Matematika (Bandung: Aditma, 2015), h. 101.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

72.

41Akhmad Fauzi(Ketua BMT Ash-Shaff), Wawancara, Pringgarata, Selasa 6 Desember 2016.

(47)

32 2. Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.42 Sedangkan teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.43

Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.44 Metode simple purposive digunakan karena orang yang menjadi responden adalah nasabah yang bisa menjawab setiap pertanyaan yang menyangkut dengan penelitian tersebut, sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.45 Metode

42 Ibid., h. 81.

43 Wahyudin Zarkasyi, Penelitian pendidikan Matematika (Bandung: Aditma, 2015), h. 105.

44Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008), h.

84-85.

45Ibid., h. 158.

(48)

33 observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar.46 Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dengan cara mengamati seluruh atau sebagian dari yang diteliti menggunakan seluruh alat indera guna terserapnya data yang ingin didapatkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan, karena apabila observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat, hal itu disebut observasi non partisipan.47

2. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto, dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya.48 Teknik

46Ibid., h. 225.

47Ibid., h. 162.

48Ibid, h. 236.

(49)

34 pengumpulan data dengan metode dokumentasi ini yaitu meminta secara langsung dari Bmt Ash-Shaff maupun usaha bakulan itu sendiri.

Adapun untuk melengkapi data melalui metode dokumentasi ini yaitu sebagai berikut:

a) Sejarah berdirinya BMT Ash-Shaff dan Produk Pembiayaan Usaha Bakulan Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah

b) Struktur organisasi BMT Ash-shaff.

c) Kegiatan Pembiayaan.

D. Teknik Analisis Data

Data yang telah didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.49

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linear tidak bias dengan varian yang minimum (best lineer unbiased estimator=BLUE), atau dengan kata lain regresi data panel tidak

mengandung masalah. Oleh karena itu, perlu dibuktikan lebih lanjut apabila regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut.

49 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 147.

(50)

35 Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan regresi apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi kesalahan atau penyakit.

Macam-macam asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yakni mengetahui apakah data yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut berdistribusi normal atau tidak untuk pengujian normalitas data.

Uji normalitas adalah untuk mengkaji data variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu berdistribusi normal dan berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data. Variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi mendekati normal atau normal sekali.50 Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov yang menggunakan taraf signifikan 5%

(p=0,05).51 Pengujian ini menggunakan SPSS 16 for windows.

b. Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas yakni bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu

50Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat (Yogyakarta: Amara Books, 2007), h.

74.

51 Burhan Nurgiyantoro, dkk, Statistik Terapan Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Yogyakarta: UGM Press, 2012), h. 108.

(51)

36 pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedstisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.52

Menurut Imam Ghozali asumsi penting dari regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi adalah Homoskedastisitas yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama. Asumsi kritis dari model linear klasik adalah bahwa kesalahan pengganggu, semuanya harus mempunyai varian yang sama. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka terjadi heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas umum terjadi pada data crossection. Heteroskedastisitas tidak akan merusak property dari estimasi OLS yaitu tetap tidak bias dan konsisten. Akan tetapi estimator ini tidak lagi memiliki minimum varian dan efisisn sehingga tidak lagi BLUE.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada maslah aukorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji durbin Watson (DW-test).

52 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 61.

(52)

37 2. Regresi Linier Sederhana

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini penganalisisan rumus regresi linier sederhana. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus Regresi linier sederhana adalah menguji rata-rata yang berjumlah lebih dari dua atau membagikan lebih dari dua rata-rata.53 Adapun rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Y^= a + bX

Y^ = merupakan variabel dependen, yang dimana variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan usaha nasabah bakulan

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indevenden.

X = merupakan variabel independen, yang dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian pembiayaan.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau yang tidak dipengaruhi dilambangkan dengan X adalah pengaruh pemberian pembiayaan sedangkan yang menjadi variabel dependen atau yang dipengaruhi dilambangkan dengan Y adalah tingkat keuntungan usaha bakulan.

53 Alfira, Statistika Penelitian, h. 97.

(53)

38 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pengumpulan dan Penyajian Data 1. Data Pemberian Pembiayaan

Tabel 4.1

Data Pemberian Pembiayaan Jangka Waktu 5 Bulan No Data Nasabah

Pembiayaan

(Rp) No Data Nasabah

Pembiayaan (Rp)

1 Mahsun 5.000.000 16 Supri 3.000.000

2 Madiun 300.000 17 Junardi 8.000.000

3 Aling 1.000.000 18 Saprudin 4.000.000

4 Saridin 1.500.000 19 Jasiah 3.000.000

5 Sakyah 2.000.000 20 Sujarewati 3.500.000

6 Ramli 1.000.000 21 Wirdullatif 1.000.000

7 Subi 1.000.000 22 Muslihan 3.000.000

8 Muslimah 500.000 23 Hasan R 2.000.000

9 Hernadi 500.000 24 Sukuni 5.000.000

10 Madi 1.000.000 25 Ahyarudin 2.000.000

11 Sulami 6.000.000 26 Alyan 4.000.000

12 Siti Maesarah 500.000 27 Jaelani 3.000.000 13 Hasan Sazoli 2.000.000 28 Hanapi 2.000.000

14 Siti Sarah 1.000.000 29 Aline 1.000.000

15 Kartini 4.000.000 30 Suliadi 6.000.000

Berdasarkan tabel diatas, pemberian pembiayaan di BMT Ash- Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah kepada nasabah yang memerlukan pembiayaan untuk membiayai usahanya dengan cara mengisi formulir persyaratan pembiayaan. Pembiayaan tersebut mencapai sekitar Rp 300.000 sampai Rp 8.000.000 dengan angsuran sekali dalam sebulan.

dimana nasabah paling banyak peminjamannya adalah Junardi sebesar

Gambar

Tabel 4.2  Angsuran Per Bulan  No  Data Nasabah
Tabel 4.6  Histogram

Referensi

Dokumen terkait

19320 - The Climate Change Act 2014 aims to form a strategic and overarching basic concept for implementing Denmark's climate policy and transition to a low-emissions society -