BAB I PENDAHULUAN
B. Kerangka Teoritik
7. Keuntungan
a. Pengertian Keuntungan
Keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Keuntungan dalam ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, keuntungan dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.24
Pengukuran keuntungan bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian keuntungan dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, keuntungan menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonomi, dan sebagainya. Hal ini disebabkan adanya berbagai definisi untuk keuntungan.25
Makna keuntungan secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang dapat dinikmati
24 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), h. 13.
25Ibid., h. 14.
22 (didistribusikan atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara keuntungan dan kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan keuntungan bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, keuntungan dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan26.
Keuntungan adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.27
b. Keuntungan dalam Ekonomi Islam
Dalam berbisnis keuntungan yang menjadi tujuan utama perusahaan tidak hanya memiliki terminologi ekonomi sebagai selisih antara total penjualan dengan total biaya, akan tetapi lebih komprehensif dari itu, keuntungan dapat berarti hasil dari bersabar, mensucikan diri, beriman, berdakwah, berinfaq, dan merupakan
26Ibid., h. 14.
27 Bayu Tube, “Artikel Tentang Keuntungan” dalam –ekonomi. blogspot. 2009/09/artikel- tentang-laba. diakses tanggal 9 Oktober 2016, pukul 20.45 WITA.
23 hidayah dari Allah.28 Mencari keuntungan namun harus diimbagi pula dengan keberkahan didalamnya. Firman Allah SWT surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:
هري اًرش ةَرذ لاقثم لمعي نمو ,هري اًريخةَرذ لاقثم لمعي نمف Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula” (Q.S. Al-Zalzalah ayat 7-8).
Semua keuntungan terakumulasikan dalam surga dan kebahagiaan kekal di akhirat. Inilah makna keuntungan yang menjadi orientasi dasar konsep keuntungan dalam ekonomi Islam.
Untuk mendapatkan keuntungan yang bersih dari unsur riba dan kecurangan, Islam menentukan prinsip dasar dalam mekanisme transaksinya. Prinsip saling ridho dalam bertransaksi adalah merupakan proses yang terjadi ketika barang yang akan dijual jelas kepemilikannya, tidak termasuk barang yang diharamkan, serta jelas pula penepatan harganya. Prinsip kemudahan atau taawun dalam bertransaksi menunjukkan keuntungan yang diperoleh bukan semata- mata untuk kepentingan pribadi sang penjual (self oriented), akan tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada sesama dan menutupi kebutuhan masyarakat.29
28Ahmad Muhammad Al-„Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsif dan Tujuan Ekonomi Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 17.
29Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 19.
24 Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama Laba dalam murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Sementara itu, laba dalam akuntasi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Jadi, keuntungan adalah kelebihan yang diperoleh dari pengurangan total pendapatan dan total biaya. Keuntungan itu sendiri akan semakin meningkat dengan adanya penambahan modal, sehingga pendapatan total meningkat. Untuk mencari jumlah keuntungan dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
�= �� − ��
Dimana �:�� � ����
TR: Total Revenue TC: total cost
c. Strategi yang Mempengaruhi Keuntungan 1. Strategi produk
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
25 2. Strategi harga
Bagi perbankan terutama bank terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya. Harga merupakan sebuah komoditas (barang atau jasa) ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga berlaku juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan penawaran.30 Hal ini sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik menuturkan bahwa pada masa Rasulullah saw pernah terjadi harga-harga yang melambung tinggi. Para sahabat lalu berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah saw tetapkan harga demi kami.” Rasulullah saw menjawab: 31
ينبلطي دحأ سيلو ه ىقلأ أ وجرأ ينإو قاَ َ لا طسابلا ضباقلا عس لا وه ه َ إ اا و ي ل ب Artinya: “Sesungguhnya Allahlah zat yang menetapkan harga,
yangmenahan, yang mengulurkan, dan yang maha pemberi rezeki. Sungguh, aku berharap dapat menjumpai Allah tanpa ada seorang pun yang menuntutku atas kezaliman yang aku lakukan dalam masalah darah dan tidak juga dalam masalah harta” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi).
30 Edwin M. Nasution, MAEP, et al, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana 2006), h. 160.
31 HR Abu Daud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi, yang diambil dalam http://irwanto1990.blogspot.co.id/2014/10/ayat-dan-hadis-ekonomi-tentang-teori-harga. diambil tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.35 Wita.
26 3. Strategi promosi
Merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi juga akan meningkatkan citra perusahaan di mata para nasabah.