BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
B. Analisis Data
43
44 Tabel 4.7
Berdasarkan pada hasil analisis sebagaimana yang terdapat didalam grafik diatas, uji normalitas dengan melihat penyebaran titik plot pada garis.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengaetahui bahwa kesalahan pengganggu, semuanya harus mempunyai varian yang sama. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat nilai sig < α (0.05) maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.
45 Tabel 4.8
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) -294.781 109.541 -2.691 .012
Pembiayaan .669 .034 .966 19.708 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: keuntungan
Kesimpulannya: Apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas. Dari output di atas, maka tampak bahwa kedua variabel tidak ada gejala heteroskedastisitas karena Sig. < 0,05.
Tabel 4.9
Berdasarkan daril hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16. Dengan melihat penyebaran titik-titik plot tidak membentuk pola seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau
46 sebaliknya melebar kemudian menyempit maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model dan berdasarkan output scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan di atas angka 0 pada sumbu Y, serta plot yang terbentuk tidak memiliki pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji durbin Watson (DW-test). Hasil penelitian apakah model berkorelasi atau tidak dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.10
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .966a .933 .930 356.991 2.133
Berdasarkan output di atas, nilai DW 2.133 nilai akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikan 5% dari jumlah populasi sebanyak 30 (n).
47 Tabel 4.11
Uji autokorelasi
DL DU DW 4-Du 4-DL Interpretasi
1.3520 1.4894 2.133 2,5106 2,648 Tidak ada autokolerasi
Berdasarkan output di atas, nilai DW 2,133. Maka pada hasil pengujian diperoleh nilai uji DW sebesar 2,133. Nilai DW berada pada daerah DU < DW < 4 – dU yaitu 1.4894< 2.133< 2,5106 artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif.
2. Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kasual atau variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam perhitungan regresi linier ini penelitian menggunakan program SPSS versi 16.0 berikut adalah hasil dari SPSS versi 16.0.
Tabel 4.12
D a
r
D
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) -294.781 109.541 -2.691 .012
Pembiayaan .669 .034 .966 19.708 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable:
keuntungan
48 Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 dapat dilihat nilai a dan b yang diperoleh dapat diketahui dari kolom Unstandardized coefficients.
berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh nilai a sebesar -294.781 (kolom Unstandardized Coefficients ) sedangkan nilai b diperoleh nilai 0,669 (kolom Unstandardized coefficients b basis pemberian pembiayaan).
Adapun bentuk persamaan regresi linear sederhana yang digunakan sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Y = -294.781 + 0,669X
Nilai koefisien regresi linier sederhana, nilai konstanta a sebesar - 294.781 menunjukkan bahwa ketika nilai X (pengaruh pemberian pembiayaan) 0 atau tidak ada pinjaman maka keuntungan akan turun sebesar Rp294.781. Ketika Y (tingkat keuntungan) sama dengan nilai 0 maka nilai koefisien b sebesar 0,669 yang bernilai positif menunjukan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel dependen. Jika ada pemberian pembiayaan, maka tingkat keuntungan akan meningkat, begitu pula jika pemberian pembiayaan yang tidak baik, maka tingkat keuntungan juga tidak akan meningkat. Sedangkan nilai b konstanta sebesar 0,669 menunjukan peningkatan atau penurunan variabel independen yang didasarkan pada perubahan variabel dependen dan akan mengalami perubahan sebesar
49 0,669 dengan arah yang positif. Bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara variabel independen dengan variabel dependen dimana jika X (pemberian pembiayaaan) meningkat, maka akan meningkatkan tingkat keuntungan (Y) begitu pula sebaliknya jika X (pemberian pembiayaan) menurun, maka akan mengurangi tingkat keuntungan (Y).
C. Hasil Analisis
Penelitian yang dilakukan di Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah mendapatkan data yang beragam mulai dari data jumlah pemberian pembiayaan, angsuran serta keuntungan nasabah yang ada di BMT Ash-Shaff.
Dari 30 nasabah yang menjadi responden diperoleh informasi bahwa dari pembiayaan yang dilakukan, nasabah menerima keuntungan dengan mengembangkan usahanya dengan dana yang diperoleh dari BMT Ash-Shaff.
Pengujian ekonometrika yaitu dengan uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi menemukan bahwa model regresi yang diperoleh tidak mengandung penyakit atau sehat dari berbagai penyimpangan asumsi klasik. Hal ini ditunjukkan dengan kurva normal pada uji histogram berbentuk kurva normal sempurna artinya data berdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas dengan melihat nilai sig menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dengan melihat nilai DW menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Oleh
50 karena itu penelitian dapat dilanjutkan ketahap pembahasan persamaan regresi linier.
Persamaan regresi linear yang diperoleh Y= -294.781+ 0.669X, persamaan yang menunjukkan bahwa keuntungan nasabah akan meningkat ketika ada tambahan pembiayaan, maka keuntungan akan meningkat. Dimana hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan bahwa dengan adanya tambahan modal keuntungan akan meningkat selain dengan menambah faktor lainnya.
51 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Hasil
1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaff
Sebelum bernama BMT Ash-Shaff, pada tahun 2000 tepatnya pada tanggal 27 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420 Hijriah, lembaga ini bernama Koperasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah, nama ini disesuaikan dengan tempat dideklarasikan yakni Lembaga Pendidikan Al-Qadiriyah Benteng Taman Indah Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, sekaligus moment 1 Muharram pada waktu itu dan agar supaya mudah diingat oleh semua orang terutama para yang hadir selaku pendiri sekaligus penggagas.
Lembaga ini didirikan sebagai wadah untuk menampung segala keluh kesah para orang tua santri terutama yang banyak terkait dengan masalah ekonomi. Kalau dilihat dari tingkat rata-rata penghasilan, hampir 90 % para orang tua santri berpenghasilan rendah, maka keberadaan lembaga semacam ini sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menopang penghasilan orang tua santri sekaligus nantinya ber-imbas kepada Lembaga Pendidikan Al-Qadiriyah.55
55Dokumentasi, BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, diambil pada Kamis tanggal 20 Oktober 2016.
52 Pada tahun 2003 secara tidak sengaja pengurus (H. Akhmad Fauzi) bertemu dengan se-orang yang ahli dalam bidang muamalah dan menanyakan berbagai hal yang terkait dengan segala yang menyangkut dengan produk Koperasi yang dijalankan, dan karena produknya banyak bertentangan dengan kaidah syari‟ah terutama muamalah, sehingga Koperasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah berubah nama menjadi Koperasi Syari‟ah Sejahtera, yang nantinya dapat mensejahterakan anggota sesuai dengan namanya.
Berbekal dengan ilmu seadanya para pengurus berkomitmen untuk tetap menjalankan produk syari‟ah, namun ilmu yang dipraktekkan juga belum bisa dikatakan berdekatan dengan praktek syari‟ah, dan sebagian modal koperasi hanya diperuntukkan untuk pemberdayaan para pedagang bakulan yang berjualan di Pasar Pringgarata, maka pada tahun 2005 lembaga ini berubah nama menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat (PIN-EMAS). Karena seringnya koperasi ini berubah nama, banyak pula anggota yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan dan banyak pula yang mengajukan diri sebagai anggota baru, yang tercatat pada awal berdirinya tahun 2000 anggota berjumlah 22 orang, pada tahun 2003 menjadi 50 orang, pada tahun 2005 karena yang disasar pada pedagang bakulan lembaga ini mendapat banyak kepercayaan dari masyarakat dan sekaligus sebagai awal kemunduran karena pengurus kurang memahami manajemen.
53 Tidak banyak aktifitas yang dilakukan pengurus selain sering turun ke anggota untuk menagih kewajiban yang tertunggak di Koperasi. Namun sampai mendekati dua tahun upaya pengurus untuk menarik modal anggota yang berada di anggota tidak berbuah manis.
Adalah sesuatu yang tidak pernah diduga oleh pengurus dan tidak ada harapan untuk bangkit lagi, dikarenakan semua anggota mengundurkan diri, yang masih hanya pengurus saja, dan disaat itu pula ada seorang yang menitipkan dananya Rp 25.000.000.-(dua puluh lima juta rupiah) di pengurus untuk keperluan biaya anaknya kuliah dan pada
saat itu pula pengurus coba untuk bangkit menyelamatkan dan sekaligus berusaha untuk menjalankan kegiatan Koperasi sekalipun dengan modal/dana titipan.
Bak gayung bersambut, ternyata niat tulus dari pengurus mendapatkan keprcayaan lagi dari seorang teman pengurus yang ber- profesi sebagai Dosen di IAIN Mataram bernama saudara Sanurdi. S.Ag, MM. untuk mengajukan diri sebagai anggota sekaligus menaruh sahamnya sebesar Rp 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah).
Karena di tahun yang sama (tahun 2007) pengurus (H. Akhmad Fauzi) mendapat amanah pengerjaan proyek WS-LIC untuk Desa Pringgarata dengan pagu dana sebesar 300 jutaan, hal ini di manfaatkan dengan baik untuk menghemat sekaligus untuk pemupukan modal Koperasi ke nantinya. Oleh karena hanya seorang diri yang masih bertahan
54 menjadi pengurus, maka sebagian teman-teman yang menjadi mitra proyek WS-LIC pengurus jadikan sebagai anggota pengurus. Tercatat pada tanggal 25 Januari 2008 lembaga ini lagi berubah nama menjadi BMT Ash-shaff.
2. Jenis Produk
Adapun jenis produk-produk yang ada di BMT Ash-Shaff yaitu:
a. Tabungan
Menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan tabungan, adapun diantaranya:
1) TAHARA (Tabungan Hari Raya)
Adalah simpanan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil pada saat seminggu atau sebelum hari raya.
2) TABLID (Tabungan Maulid)
Adalah simpanan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil pada saat akan maulid.
3) TASWA (Tabungan Siswa)
Adalah simpanan yang bisa diambil setiap saat.
b. Pembiayaan YANKUL (Pembiayaan Pedagang Bakulan) adalah pemberian pinjaman modal kerja kepada pedagang kecil.
55 Dengan jenis pembiayaan sebagai berikut:
1) Mudharabh
Kerjasama pembiayaan dengan sistem bagi hasil sesuai keuntungan tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan akad atau kesepakatan.
2) Murabahah
Jual beli barang dengan sistem pembayaran tempo.
3) Al ijarah
Sewa menyewa.
4) Qard
Merupakan pinjaman ikhlas atau pinjaman yang tidak melibatkan faedah atau syarat tambahan pada saat pengembalian pinjaman.
c. Pembayaran Online
1) Pembayaran Listrik Pembayaran listrik online 2) Angsuran Sepeda Motor
Angsuran Sepeda Motor dengan sistem mengangkat baik secara perminggu ataupun perbulan.
d. Pengiriman Uang (Western Union) BMT Ash-Shaff.
3. Dasar Hukum Pendirian
Dasar hukum dari pendirian BMT Ash-Shaff menurut Undang- undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian:
56 a. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.
d. Instruksi Presiden Nomor 18 Tahun 1998 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian.
e. 6 Keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 139/Kep/M/VII/1998 tanggal 16 Juli 1998 tentang Penunjukan Pejabat yang Berwenang Memberikan Pengesahan Akta dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi serta Pembuubaran Koperasi.
f. Keputusan Menteri dan PKM Nomor: 351/Kep/M/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 tentang Pertunjukan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
g. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:
05/Kep/Meneg/I/2000 tanggal 14 Januari 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan, Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
h. 9 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:
21/Kep/Meneg/ VI/2001 tentang Penunjuk Pejabat yang Berwenang
57 untuk memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi.
4. Visi dan Misi a. Visi
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan dengan pemberdayaan usaha mikro dan bakulan 2. Misi
1. Meningkatkan pendapatan keluarga anggota
2. Memperluas akses anggota terhadap sumber daya ekonomi
3. Memperluas akses anggota terhadap hak hak pelayanan publik oleh Negara.
4. Meningkatkan wawasan anggota menuju keluarga sejahtera.
5. Membangun jaringan dan memperluas kemitraan dengan para pihak yang mendukung aktifitas BMT ASH-SAHAFF.
5. Struktur Organisasi
Pelindung Penasihat : Patompo Adnan Lc. MH : M. Humaidi ST
Dewan Syari‟ah : TGH Maliki Sami‟un Lc : Ust. L Abdul Kadir S. pd I Dewan Komisaris
Ketua : H.Akhmad Fauzi S.IP
Sekretaris : H. Abdul Wahid
Bendahara : Ahmad Sarkawi
58 Dewan Direksi
Direktur : H Akhmad Fauzi S.IP
Kasir : Ahmad Sarkawi
Penggalangan dana/Tabungan : Ahmad Zaini
Pembukuan : M Syafi‟i
Pembiayaan : Ahmad Solihin S. Pd
Uraian Jabatan Struktur Organisasi:
a. Rapat Anggota Tahunan
Rapat anggota tahunan (RAT) adalah rapat tahunan yang diikuti oleh para pendiri dan anggota penuh BMT Ash-Shaff.
Adapun fungsi dari RAT adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya umum dalam rangka pengembangan BMT Ash-Shaff.
2) Mengangkat dan memberhentikan pengurus BMT Ash-Shaff.
3) Menerima atau menolak laporan perkembangan BMT Ash-Shaff dan pengurus
4) Merumuskan dan melaksanakan fungsi-fungsi lain yang belum diatur dalam RAT, maka akan diatur dalam ketentuan tambahan.
b. Pengurus
Secara umum fungsi dan tugas pengurus adalah:
1) Menyusun kebijakan umum BMT yang telah dirumuskan dalam rapat anggota tahunan (RAT).
2) Melaksanakan pengawasan operasional BMT Ash-Shaff.
59 3) Membentuk komite pembiayaan
4) Melaporkan perkembangan BMT Ash-Shaffkepada para anggota dalam rapat anggota tahunan.
Kepengurusan BMT Ash-Shaff terdiri dari seorang ketua, seorang sekertaris, seorang bendahara, dan beberapa orang anggota. Fungsi dan tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
1) Ketua pengurus
Ketua pengurus memiliki tugas sebagai berikut:
a) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan tugas anggota, pengawas dan karyawan.
b) Menilai kinerja bulanan dan kesehatan BMT Ash-Shaff c) Ikut menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat
lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan keuangan BMT Ash-Shaff.
d) Menjalankan tugas-tugas yang diamankan oleh anggota BMT.
2) Sekertaris
Memiliki tugas sebagai berikut:
a) Bertugas membuat dan memelihara berita acara yang asli dan lengkap dari anggota dan rapat pengurus sebagai dokumen yang sah.
60 b) Bertanggung jawab atas pemberitahuan kepada anggota
sebelum rapat diadakan.
c) Memberikan catatan-catatan keuangan BMT dari hasil laporan pengelola
d) Memferifikasi dan memebrikan saran kepada ketua tentang berbagai situasi dan perkembangan BMT Ash-Shaff.
c. Bendahara
Memiliki tugas sebagai berikut:
a) Menyusun atau merencanakan anggaran dan belanja BMT Ash- Shaff.
b) Mengadakan pengecekan langsung terhadap jumlah kas.
c) bertanggung jawab untuk mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan dana oleh pengelola.
d. Pengelola
Pengelola adalah pelaksana operasional harian BMT Ash-Shaff, pengelola terdiri dari devisi pembiayaan, devisi penggalangan dana, devisi taller (kasir) dan devisi pembukuan.
1) Bagian Pembiayaan, berfungsi:
a) Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada pinjaman b) Menyusun rencana pembiayaan
c) Melakukan analisis pembiayaan
d) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak macet
61 e) Membuat laporan perkembangan pembiayaan
2) Bagian Penggalangan Dana, bertugas:
a) Melakukan kegiatan penggalangan tabungan anggota b) Menyusun rencana penggalangan dana
c) Merencanakan pengembangan produktabungan d) Melakukan pembinaan anggota penabung
6. Letak Geografis
BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu koperasi syariah yang terletak di Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah:
- Sebelah Utara : Persawahan - Sebelah Timur : Warung - Sebelah Selatan : Jalan Raya - Sebelah Barat : Sungai
B. Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikasi (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.56
56 Ghozali, Imam. Statistik non-parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS (Semarang: Universitas Diponegoro, 2002).
62 a) Pengujian pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan
Perumusan hipotesis nihil (H0) dan hipotesis alternatif (Ha):
Ho: tidak terdapat pengaruh antara pemberian pembiayaan (X) terhadap tingkat keuntungan (Y)
Ha: terdapat pengaruh antara pemberian pembiayaan (X) terhadap tingkat keuntungan (Y)
Pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5% ditentukan sebagai berikut:
(1) Bila nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan menolak Ha (2) Bila nilai signifikansi < 0,05, maka Hoditolak dan menerima Ha
Tabel 5.1
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui nilai t hitung sebesar 19.708 dengan sig. t sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha yang berarti ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) -294.781 109.541 -2.691 .012
Pembiayaan .669 .034 .966 19.708 .000
63 C. Pembahasan
Apakah pemberian pembiayaan BMT Ash-Shaff berpengaruh dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan desa pringgarata kabupaten lombok tengah ?
Dari hasil pengolahan data statistik analisis regresi linier sederhana menggunakan alat bantu SPSS for windows versi 16.0 diketahui bahwa dari hasil koefisien regresi diperoleh nilai Sig sebesar 0.000 < 0.05, artinya pengujian koefisien regresi linier sederhana, berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan. Hal ini terbukti dari analisis regresi linier sederhana diperoleh koefisien regresi variabel X -294.781 dan variabel Y 0,669 serta taraf signifikansi 0.000 dibawah 0.05, tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil yakni sebesar 0.000 dari standar signifikan yakni 5% atau 0.05, yang berarti variabel ini berpengaruh terhadap variabel dependen maka dari hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti, ditemukan hasil bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang menujukkan variabel pengaruh pemberian pembiayaan berpengaruh dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan di desa pringgarata (Y).
Berdasarkan hal tersebut diatas pertanyaan peneliti terjawab, yaitu terdapat pengaruh pemberian pembiayaan terhadap tingkat keuntungan usaha bakulan di desa pringgarata. Usaha bakulan ini merupakan usaha kecil yang paling banyak digeluti masyarakat selain karena tidak memerlukan biaya yang banyak juga karena pengelolaannya yang tidak terlalu sulit.
64 Usaha bakulan yang ada di desa pringgarata menjadi salah satu mata pencarian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Usaha bakulan ini beragam jenisnya mulai dari sayuran sampai jajanan pasar. Namun kekurangan biaya yang derita para pemilik usaha membut mereka melakukan pembiyaan pada pihak lain. Keberadaan BMT ash-shaff memberikan angin segar bagi para nasabah yang kekurangan dana.
BMT ash-shaff ini tidak memberatkan para nasabah, sehingga memberikan kemudahan bagi para nasabah dalam membayar angsuran pembiayaan. Nasabah merasa sangat terbantu dengan keberadaan BMT ini.
Bahkan dengan usaha bakulan yang dimiliki salah satu nasabah dapat membiayai biaya kuliah keluarganya. Banyak cerita berbeda para nasabah tentang BMT ash-shaff ini mulai dari mampu mengembangkan usaha dengan pembiayaan yang diberikan dan mencegah mereka gulung tikar.
Keberadaan BMT ash-shaff dan usaha bakulan yang saling bersinergi dan saling mendukung menjadikan kondisi ekonomi masyarakat desa pringgarata lebih baik. Disaat sebagian warga yang tidak memiliki lahan persawahan untuk mencari nafkah, mereka mengandalkan tenaga menjadi pedagang bakulan. Keuntungan dari usaha bakulan memang tidak seberapa, namun dengan kegigihan keuntungan tetap mengalami peningkatan.
Hal ini telah dibuktikan peneliti dengan melakukan perhitungan secara statistik dan hasilnya menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat dalam meningkatkan keuntungan usaha
65 bakulan. Masalah lainnya adalah dapatkah hal ini bertahan dengan kondisi ekonomi yang semakin berkembang dan fluktuasi harga serta inflasi yang terjadi. Disinilah peran pemeritah setempat untuk mengakomodasi dan memberdayakan usaha yang telah ada menjadi UKM yang dapat bertahan ditengah perubahan kondisi ekonomi.
66 BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil pengujian uji asumsi klasik antara lain uji histogram berbentuk kurva normal sempurna artinya data berdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas dengan melihat nilai sig menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan uji autokorelasi kemudian dengan melihat nilai DW menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Oleh karena itu dilanjutkan dengan melihat bahwa koefisien regresi linier sederhana, berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan nasabah BMT Ash-shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.
Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh koefisien regresi linier variabel X -294.781 dan variabel Y 0,669 serta taraf signifikansi 0.000 dibawah 0.05. tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil yakni sebesar 0.000 dari standar signifikan yakni 5% atau 0.05 yang berarti variabel ini berpengaruh dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan (dependen). Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan variabel pemberian pembiayaan (X) berpengaruh dalam variabel tingkat keuntungan (Y) di BMT Ash-shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.
67 B. Saran
BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah dari segi penghimpun dan penyaluran dana dikatakan memiliki pengaruh sedang dalam meningkatkan keuntungan usaha bakulan. Dengan demikian harus ada sinergi bersama antara BMT Ash-Shaff dengan nasabah apa dan bagaimana upaya yang harus dilakukan dalam mengelola dana pembiayaan agar usaha yang dijalankan menjadi semakin berkembang guna meningkatkan keuntungan usaha bakulan dan kelancaran keuangan pada BMT Ash-Shaff dan juga pemberian dana pembiayaan kepada nasabah menjadi semakin meningkat dan jenis pembiayaan yang diberikan kepada nasabah lebih diperjelas lagi.
Peran pemerintah sangat diperlukan agar usaha bakulan ini dapat berkembang bukan hanya menjadi UKM namun menjadi usaha masyarakat yang dapat bertahan dalam bersaing ditengah perkembangan ekonomi dan persaingan yang semakin tinggi.
Bagi nasabah agar lebih memperhatikan pembiayaan yang di berikan/diterima supaya pengembaliannya sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
68 DAFTAR PUSTAKA
Ace Partadiredja. Perhitungan Pendapatan Nasional. LP3ES: 1997.
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Ahmad Muhammad Al-„Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim. Sistem, Prinsif dan Tujuan Ekonomi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.
Bambang Manto. Dasar-Dasar PembelajaranPerusahaan. Yogyakarta: 1983.
Bayu Tube. “Artikel Tentang Keuntungan” dalam –ekonomi. blogspot. 2009/09/artikel- tentang-laba. diakses tanggal 9 Oktober 2016, pukul 20.45 WITA.
Burhan mungin. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik, Serta Ilmu-Ilmu Special Lainnya. Jakarta: kencana. 2006).
Edwin M. Nasution, MAEP, et al. Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana 2006.
Euis Amalia. Kekuatan Distribusi dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, edisi 1. Jakarta :Rajawali Pers, 2009.
Gujarati. Basic Econometrics”. United States Military Academy, West Point-Mc Graw- Hill Higher Education 2002.
Heri Sudarso. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
M Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
M. Wahyudin Zarkasyi. Penelitian pendidikan Matematika. Bandung: Aditma, 2015.
Marnis. Pengantar Bisnis. Pakanaru: Unri Press, 2008.
Muhammad. Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
Yogyakarta: Ekonesia, 2003.
Soemitra. Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2009.