• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

Data yang telah didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.49

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linear tidak bias dengan varian yang minimum (best lineer unbiased estimator=BLUE), atau dengan kata lain regresi data panel tidak

mengandung masalah. Oleh karena itu, perlu dibuktikan lebih lanjut apabila regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut.

49 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 147.

35 Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan regresi apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi kesalahan atau penyakit.

Macam-macam asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yakni mengetahui apakah data yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut berdistribusi normal atau tidak untuk pengujian normalitas data.

Uji normalitas adalah untuk mengkaji data variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu berdistribusi normal dan berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data. Variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi mendekati normal atau normal sekali.50 Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov yang menggunakan taraf signifikan 5%

(p=0,05).51 Pengujian ini menggunakan SPSS 16 for windows.

b. Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas yakni bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu

50Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat (Yogyakarta: Amara Books, 2007), h.

74.

51 Burhan Nurgiyantoro, dkk, Statistik Terapan Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Yogyakarta: UGM Press, 2012), h. 108.

36 pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedstisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.52

Menurut Imam Ghozali asumsi penting dari regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi adalah Homoskedastisitas yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama. Asumsi kritis dari model linear klasik adalah bahwa kesalahan pengganggu, semuanya harus mempunyai varian yang sama. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka terjadi heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas umum terjadi pada data crossection. Heteroskedastisitas tidak akan merusak property dari estimasi OLS yaitu tetap tidak bias dan konsisten. Akan tetapi estimator ini tidak lagi memiliki minimum varian dan efisisn sehingga tidak lagi BLUE.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada maslah aukorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji durbin Watson (DW-test).

52 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 61.

37 2. Regresi Linier Sederhana

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini penganalisisan rumus regresi linier sederhana. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus Regresi linier sederhana adalah menguji rata-rata yang berjumlah lebih dari dua atau membagikan lebih dari dua rata-rata.53 Adapun rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Y^= a + bX

Y^ = merupakan variabel dependen, yang dimana variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan usaha nasabah bakulan

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indevenden.

X = merupakan variabel independen, yang dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian pembiayaan.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau yang tidak dipengaruhi dilambangkan dengan X adalah pengaruh pemberian pembiayaan sedangkan yang menjadi variabel dependen atau yang dipengaruhi dilambangkan dengan Y adalah tingkat keuntungan usaha bakulan.

53 Alfira, Statistika Penelitian, h. 97.

38 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pengumpulan dan Penyajian Data 1. Data Pemberian Pembiayaan

Tabel 4.1

Data Pemberian Pembiayaan Jangka Waktu 5 Bulan No Data Nasabah

Pembiayaan

(Rp) No Data Nasabah

Pembiayaan (Rp)

1 Mahsun 5.000.000 16 Supri 3.000.000

2 Madiun 300.000 17 Junardi 8.000.000

3 Aling 1.000.000 18 Saprudin 4.000.000

4 Saridin 1.500.000 19 Jasiah 3.000.000

5 Sakyah 2.000.000 20 Sujarewati 3.500.000

6 Ramli 1.000.000 21 Wirdullatif 1.000.000

7 Subi 1.000.000 22 Muslihan 3.000.000

8 Muslimah 500.000 23 Hasan R 2.000.000

9 Hernadi 500.000 24 Sukuni 5.000.000

10 Madi 1.000.000 25 Ahyarudin 2.000.000

11 Sulami 6.000.000 26 Alyan 4.000.000

12 Siti Maesarah 500.000 27 Jaelani 3.000.000 13 Hasan Sazoli 2.000.000 28 Hanapi 2.000.000

14 Siti Sarah 1.000.000 29 Aline 1.000.000

15 Kartini 4.000.000 30 Suliadi 6.000.000

Berdasarkan tabel diatas, pemberian pembiayaan di BMT Ash- Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah kepada nasabah yang memerlukan pembiayaan untuk membiayai usahanya dengan cara mengisi formulir persyaratan pembiayaan. Pembiayaan tersebut mencapai sekitar Rp 300.000 sampai Rp 8.000.000 dengan angsuran sekali dalam sebulan.

dimana nasabah paling banyak peminjamannya adalah Junardi sebesar

39 Rp 8.000.000 dan paling sedikit atau paling rendah pinjamannya adalah nasabah Madiun sebesar Rp 300.000.

2. Data Angsuran Pembiayaan

Tabel 4.2 Angsuran Per Bulan No Data Nasabah

Angsuran/

Bulan (Rp) No Nama Nasabah

Angsuran/Bulan (Rp)

1 Mahsun 1.025.000 16 Supri 615.000

2 Madiun 61.500 17 Junardi 1.640.000

3 Aling 205.000 18 Saprudin 820.000

4 Saridin 307.500 19 Jasiah 615.000

5 Sakyah 410.000 20 Sujarewati 615.000

6 Ramli 205.000 21 Wirdullatif 205.000

7 Subi 205.000 22 Muslihan 615.000

8 Muslimah 102.500 23 Hasan R 410.000

9 Hernadi 102.500 24 Sukuni 1.025.000

10 Madi 205.000 25 Ahyarudin 410.000

11 Sulami 1.230.000 26 Alyan 820.000

12 Siti Maesarah 102.500 27 Jaelani 615.000

13 Hasan Sazoli 410.000 28 Hanapi 410.000

14 Siti Sarah 205.000 29 Aline 205.000

15 Kartini 820.000 30 Suliadi 1.230.000

Berdaasarkan tabel diatas dapat dilihat keberagaman tingkat angsuran masing-masing nasabah tergantung dari tingkat pembiayaan yang diberikan BMT Ash-Shaff. Paling tinggi angsuran yang dilakukan oleh nasabah adalah Junardi yaitu sebesar Rp 1.230.000. Sedangkan angsuran paling kecil adalah Madiun yaitu Rp 61.500. Adapun nasabah yang lainnya angsurannya hampir sama, karena memang jumlah pembiayaannya yang memang sama, angsurannya berkisar antara Rp 102.500 – Rp

40 1.230.000. Angsuran ini dibayar tergantung kesepakatan dan tingkat kemampuan nasabah.

Jika dipersentasikan bagi hasil dari pembiayaan yang diberikan kepada nasabah Yankul Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah adalah sebesar 2,5%. Dimana perhitungan angsuran pembiayaan perbulan adalah jumlah pembiyaan x 2,5% : 5 bulan (jangka waktu pembiayaan maksimal).54

3. Data Keuntungan Pembiayaan

Tabel 4.3

Keuntungan Per Bulan No Nama Nasabah

Keuntungan

(Rp) No Nama Nasabah

Keuntungan (Rp)

1 Mahsun 2.500.000 16 Supri 1.500.000

2 Madiun 200.000 17 Junardi 5.900.000

3 Aling 475.000 18 Saprudin 2.500.000

4 Saridin 600.000 19 Jasiah 2.000.000

5 Sakyah 750.000 20 Sujarewati 2.000.000

6 Ramli 450.000 21 Wirdullatif 600.000

7 Subi 450.000 22 Muslihan 1.200.000

8 Muslimah 350.000 23 Hasan R 1.000.000

9 Hernadi 350.000 24 Sukuni 3.500.000

10 Madi 450.000 25 Ahyarudin 1.000.000

11 Sulami 3.750.000 26 Alyan 2.000.000

12 Siti Maesarah 375.000 27 Jaelani 1.200.000 13 Hasan Sazoli 110.000 28 Hanapi 1.000.000

14 Siti Sarah 500.000 29 Aline 500.000

15 Kartini 2.500.000 30 Suliadi 3.500.000

Berdasarkan tabel diatas, pemberian pembiayaan BMT Ash- Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah kepada nasabah

54Akhmad Fauzi(Ketua BMT Ash-Shaff), Wawancara, Pringgarata, Jum‟at 16 Desember 2016.

41 mengalami peningkatan keuntungan, dimana nasabah paling banyak pembiayaannya adalah Junardi sebesar Rp 8.000.000 dan keuntungan yang dihasilkan Rp 5.900.000/bulan. paling rendah pembiayaannya adalah nasabah Madiun sebesar Rp 300.000 dan keuntungannya sebesar Rp 200.000/bulan. Sedangkan nasabah lainnya tingkat keuntungannya berkisar antara Rp 200.000 - Rp 3.750.000.

4. Data Klarifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 19 63,3%

2 Perempuan 11 36,7%

Jumlah - 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin diperoleh data sebanyak 30 nasabah sebagai responden. Dengan responden laki-laki sebanyak 19 orang atau 63,3% dari total seluruh responden, dan 11 orang responden perempuan atau 36,7%. Hal tersebut menunjukan bahwa jumlah responden dari nasabah BMT Ash-shaff lebih didominasi oleh responden laki-laki. Jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandikan responden perempuan.

42 5. Data Umur responden

Tabel 4.5

Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur Responden

No Umur Jumlah Persentase

1 20-30 3 10%

2 31-40 22 73.3%

3 41-50 5 16.7%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, klasifikasi responden berdasarkan tingkat umur responden yaitu dimulai dari rentang umur 20-30, umur 31-40, dan umur 41-50. Dari hasil penyebaran kuesioner berdasarkan umur diperoleh data umur 20-30 tahun diperoleh sebanyak 3 nasabah atau 10% pada umur 31-40 tahun diperoleh responden sebanyak 22 nasabah atau sebanyak 73,3% dan pada umur 41-50 tahun diperoleh sebanyak 5 nasabah atau 16.7%. Dari hasil tersebut dapat diketahui yang mendominasi adalah rentang umur antara 31-40 tahun kemudian dilanjutkan dengan umur 41-50 tahun dan dilanjutkan dengan umur 20-30 tahun. Umur seseorang menunjukan tingkat pengetahuan dan pengalaman dalam membangun usaha.

43 B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak. Cara yang digunakan mengetahui suatu model berdistribusi normal adalah dengan melihat penyebaran titik-titik pada sumbu diagonal dari grafik histogram. Model yang berdistribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal. Uji normalitas dilakukan dengan uji histogram, uji P plot, uji chi square.

Tabel 4.6 Histogram

Berdasarkan pada hasil analisis sebagaimana yang terdapat didalam histogram uji normalitas diatas dapat katakan bahwa data berdistribusi normal karena garis dari kurva normal sama antara sisi kiri dan sisi kanan.

44 Tabel 4.7

Berdasarkan pada hasil analisis sebagaimana yang terdapat didalam grafik diatas, uji normalitas dengan melihat penyebaran titik plot pada garis.

b. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengaetahui bahwa kesalahan pengganggu, semuanya harus mempunyai varian yang sama. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat nilai sig < α (0.05) maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

45 Tabel 4.8

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -294.781 109.541 -2.691 .012

Pembiayaan .669 .034 .966 19.708 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: keuntungan

Kesimpulannya: Apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas. Dari output di atas, maka tampak bahwa kedua variabel tidak ada gejala heteroskedastisitas karena Sig. < 0,05.

Tabel 4.9

Berdasarkan daril hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 16. Dengan melihat penyebaran titik-titik plot tidak membentuk pola seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau

46 sebaliknya melebar kemudian menyempit maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model dan berdasarkan output scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan di atas angka 0 pada sumbu Y, serta plot yang terbentuk tidak memiliki pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji durbin Watson (DW-test). Hasil penelitian apakah model berkorelasi atau tidak dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.10

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .966a .933 .930 356.991 2.133

Berdasarkan output di atas, nilai DW 2.133 nilai akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikan 5% dari jumlah populasi sebanyak 30 (n).

47 Tabel 4.11

Uji autokorelasi

DL DU DW 4-Du 4-DL Interpretasi

1.3520 1.4894 2.133 2,5106 2,648 Tidak ada autokolerasi

Berdasarkan output di atas, nilai DW 2,133. Maka pada hasil pengujian diperoleh nilai uji DW sebesar 2,133. Nilai DW berada pada daerah DU < DW < 4 – dU yaitu 1.4894< 2.133< 2,5106 artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif.

2. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kasual atau variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam perhitungan regresi linier ini penelitian menggunakan program SPSS versi 16.0 berikut adalah hasil dari SPSS versi 16.0.

Tabel 4.12

D a

r

D

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -294.781 109.541 -2.691 .012

Pembiayaan .669 .034 .966 19.708 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable:

keuntungan

48 Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 dapat dilihat nilai a dan b yang diperoleh dapat diketahui dari kolom Unstandardized coefficients.

berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh nilai a sebesar -294.781 (kolom Unstandardized Coefficients ) sedangkan nilai b diperoleh nilai 0,669 (kolom Unstandardized coefficients b basis pemberian pembiayaan).

Adapun bentuk persamaan regresi linear sederhana yang digunakan sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Y = -294.781 + 0,669X

Nilai koefisien regresi linier sederhana, nilai konstanta a sebesar - 294.781 menunjukkan bahwa ketika nilai X (pengaruh pemberian pembiayaan) 0 atau tidak ada pinjaman maka keuntungan akan turun sebesar Rp294.781. Ketika Y (tingkat keuntungan) sama dengan nilai 0 maka nilai koefisien b sebesar 0,669 yang bernilai positif menunjukan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel dependen. Jika ada pemberian pembiayaan, maka tingkat keuntungan akan meningkat, begitu pula jika pemberian pembiayaan yang tidak baik, maka tingkat keuntungan juga tidak akan meningkat. Sedangkan nilai b konstanta sebesar 0,669 menunjukan peningkatan atau penurunan variabel independen yang didasarkan pada perubahan variabel dependen dan akan mengalami perubahan sebesar

49 0,669 dengan arah yang positif. Bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara variabel independen dengan variabel dependen dimana jika X (pemberian pembiayaaan) meningkat, maka akan meningkatkan tingkat keuntungan (Y) begitu pula sebaliknya jika X (pemberian pembiayaan) menurun, maka akan mengurangi tingkat keuntungan (Y).

C. Hasil Analisis

Penelitian yang dilakukan di Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah mendapatkan data yang beragam mulai dari data jumlah pemberian pembiayaan, angsuran serta keuntungan nasabah yang ada di BMT Ash-Shaff.

Dari 30 nasabah yang menjadi responden diperoleh informasi bahwa dari pembiayaan yang dilakukan, nasabah menerima keuntungan dengan mengembangkan usahanya dengan dana yang diperoleh dari BMT Ash-Shaff.

Pengujian ekonometrika yaitu dengan uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi menemukan bahwa model regresi yang diperoleh tidak mengandung penyakit atau sehat dari berbagai penyimpangan asumsi klasik. Hal ini ditunjukkan dengan kurva normal pada uji histogram berbentuk kurva normal sempurna artinya data berdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas dengan melihat nilai sig menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dengan melihat nilai DW menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Oleh

50 karena itu penelitian dapat dilanjutkan ketahap pembahasan persamaan regresi linier.

Persamaan regresi linear yang diperoleh Y= -294.781+ 0.669X, persamaan yang menunjukkan bahwa keuntungan nasabah akan meningkat ketika ada tambahan pembiayaan, maka keuntungan akan meningkat. Dimana hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan bahwa dengan adanya tambahan modal keuntungan akan meningkat selain dengan menambah faktor lainnya.

51 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Hasil

1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaff

Sebelum bernama BMT Ash-Shaff, pada tahun 2000 tepatnya pada tanggal 27 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420 Hijriah, lembaga ini bernama Koperasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah, nama ini disesuaikan dengan tempat dideklarasikan yakni Lembaga Pendidikan Al-Qadiriyah Benteng Taman Indah Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, sekaligus moment 1 Muharram pada waktu itu dan agar supaya mudah diingat oleh semua orang terutama para yang hadir selaku pendiri sekaligus penggagas.

Lembaga ini didirikan sebagai wadah untuk menampung segala keluh kesah para orang tua santri terutama yang banyak terkait dengan masalah ekonomi. Kalau dilihat dari tingkat rata-rata penghasilan, hampir 90 % para orang tua santri berpenghasilan rendah, maka keberadaan lembaga semacam ini sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menopang penghasilan orang tua santri sekaligus nantinya ber-imbas kepada Lembaga Pendidikan Al-Qadiriyah.55

55Dokumentasi, BMT Ash-Shaff Desa Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, diambil pada Kamis tanggal 20 Oktober 2016.

52 Pada tahun 2003 secara tidak sengaja pengurus (H. Akhmad Fauzi) bertemu dengan se-orang yang ahli dalam bidang muamalah dan menanyakan berbagai hal yang terkait dengan segala yang menyangkut dengan produk Koperasi yang dijalankan, dan karena produknya banyak bertentangan dengan kaidah syari‟ah terutama muamalah, sehingga Koperasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah berubah nama menjadi Koperasi Syari‟ah Sejahtera, yang nantinya dapat mensejahterakan anggota sesuai dengan namanya.

Berbekal dengan ilmu seadanya para pengurus berkomitmen untuk tetap menjalankan produk syari‟ah, namun ilmu yang dipraktekkan juga belum bisa dikatakan berdekatan dengan praktek syari‟ah, dan sebagian modal koperasi hanya diperuntukkan untuk pemberdayaan para pedagang bakulan yang berjualan di Pasar Pringgarata, maka pada tahun 2005 lembaga ini berubah nama menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat (PIN-EMAS). Karena seringnya koperasi ini berubah nama, banyak pula anggota yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan dan banyak pula yang mengajukan diri sebagai anggota baru, yang tercatat pada awal berdirinya tahun 2000 anggota berjumlah 22 orang, pada tahun 2003 menjadi 50 orang, pada tahun 2005 karena yang disasar pada pedagang bakulan lembaga ini mendapat banyak kepercayaan dari masyarakat dan sekaligus sebagai awal kemunduran karena pengurus kurang memahami manajemen.

53 Tidak banyak aktifitas yang dilakukan pengurus selain sering turun ke anggota untuk menagih kewajiban yang tertunggak di Koperasi. Namun sampai mendekati dua tahun upaya pengurus untuk menarik modal anggota yang berada di anggota tidak berbuah manis.

Adalah sesuatu yang tidak pernah diduga oleh pengurus dan tidak ada harapan untuk bangkit lagi, dikarenakan semua anggota mengundurkan diri, yang masih hanya pengurus saja, dan disaat itu pula ada seorang yang menitipkan dananya Rp 25.000.000.-(dua puluh lima juta rupiah) di pengurus untuk keperluan biaya anaknya kuliah dan pada

saat itu pula pengurus coba untuk bangkit menyelamatkan dan sekaligus berusaha untuk menjalankan kegiatan Koperasi sekalipun dengan modal/dana titipan.

Bak gayung bersambut, ternyata niat tulus dari pengurus mendapatkan keprcayaan lagi dari seorang teman pengurus yang ber- profesi sebagai Dosen di IAIN Mataram bernama saudara Sanurdi. S.Ag, MM. untuk mengajukan diri sebagai anggota sekaligus menaruh sahamnya sebesar Rp 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah).

Karena di tahun yang sama (tahun 2007) pengurus (H. Akhmad Fauzi) mendapat amanah pengerjaan proyek WS-LIC untuk Desa Pringgarata dengan pagu dana sebesar 300 jutaan, hal ini di manfaatkan dengan baik untuk menghemat sekaligus untuk pemupukan modal Koperasi ke nantinya. Oleh karena hanya seorang diri yang masih bertahan

54 menjadi pengurus, maka sebagian teman-teman yang menjadi mitra proyek WS-LIC pengurus jadikan sebagai anggota pengurus. Tercatat pada tanggal 25 Januari 2008 lembaga ini lagi berubah nama menjadi BMT Ash-shaff.

2. Jenis Produk

Adapun jenis produk-produk yang ada di BMT Ash-Shaff yaitu:

a. Tabungan

Menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan tabungan, adapun diantaranya:

1) TAHARA (Tabungan Hari Raya)

Adalah simpanan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil pada saat seminggu atau sebelum hari raya.

2) TABLID (Tabungan Maulid)

Adalah simpanan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil pada saat akan maulid.

3) TASWA (Tabungan Siswa)

Adalah simpanan yang bisa diambil setiap saat.

b. Pembiayaan YANKUL (Pembiayaan Pedagang Bakulan) adalah pemberian pinjaman modal kerja kepada pedagang kecil.

55 Dengan jenis pembiayaan sebagai berikut:

1) Mudharabh

Kerjasama pembiayaan dengan sistem bagi hasil sesuai keuntungan tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan akad atau kesepakatan.

2) Murabahah

Jual beli barang dengan sistem pembayaran tempo.

3) Al ijarah

Sewa menyewa.

4) Qard

Merupakan pinjaman ikhlas atau pinjaman yang tidak melibatkan faedah atau syarat tambahan pada saat pengembalian pinjaman.

c. Pembayaran Online

1) Pembayaran Listrik Pembayaran listrik online 2) Angsuran Sepeda Motor

Angsuran Sepeda Motor dengan sistem mengangkat baik secara perminggu ataupun perbulan.

d. Pengiriman Uang (Western Union) BMT Ash-Shaff.

3. Dasar Hukum Pendirian

Dasar hukum dari pendirian BMT Ash-Shaff menurut Undang- undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian:

56 a. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan Akta

Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

d. Instruksi Presiden Nomor 18 Tahun 1998 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian.

e. 6 Keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 139/Kep/M/VII/1998 tanggal 16 Juli 1998 tentang Penunjukan Pejabat yang Berwenang Memberikan Pengesahan Akta dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi serta Pembuubaran Koperasi.

f. Keputusan Menteri dan PKM Nomor: 351/Kep/M/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 tentang Pertunjukan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

g. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:

05/Kep/Meneg/I/2000 tanggal 14 Januari 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan, Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

h. 9 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor:

21/Kep/Meneg/ VI/2001 tentang Penunjuk Pejabat yang Berwenang

57 untuk memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi.

4. Visi dan Misi a. Visi

1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan dengan pemberdayaan usaha mikro dan bakulan 2. Misi

1. Meningkatkan pendapatan keluarga anggota

2. Memperluas akses anggota terhadap sumber daya ekonomi

3. Memperluas akses anggota terhadap hak hak pelayanan publik oleh Negara.

4. Meningkatkan wawasan anggota menuju keluarga sejahtera.

5. Membangun jaringan dan memperluas kemitraan dengan para pihak yang mendukung aktifitas BMT ASH-SAHAFF.

5. Struktur Organisasi

Pelindung Penasihat : Patompo Adnan Lc. MH : M. Humaidi ST

Dewan Syari‟ah : TGH Maliki Sami‟un Lc : Ust. L Abdul Kadir S. pd I Dewan Komisaris

Ketua : H.Akhmad Fauzi S.IP

Sekretaris : H. Abdul Wahid

Bendahara : Ahmad Sarkawi

58 Dewan Direksi

Direktur : H Akhmad Fauzi S.IP

Kasir : Ahmad Sarkawi

Penggalangan dana/Tabungan : Ahmad Zaini

Pembukuan : M Syafi‟i

Pembiayaan : Ahmad Solihin S. Pd

Uraian Jabatan Struktur Organisasi:

a. Rapat Anggota Tahunan

Rapat anggota tahunan (RAT) adalah rapat tahunan yang diikuti oleh para pendiri dan anggota penuh BMT Ash-Shaff.

Adapun fungsi dari RAT adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya umum dalam rangka pengembangan BMT Ash-Shaff.

2) Mengangkat dan memberhentikan pengurus BMT Ash-Shaff.

3) Menerima atau menolak laporan perkembangan BMT Ash-Shaff dan pengurus

4) Merumuskan dan melaksanakan fungsi-fungsi lain yang belum diatur dalam RAT, maka akan diatur dalam ketentuan tambahan.

b. Pengurus

Secara umum fungsi dan tugas pengurus adalah:

1) Menyusun kebijakan umum BMT yang telah dirumuskan dalam rapat anggota tahunan (RAT).

2) Melaksanakan pengawasan operasional BMT Ash-Shaff.

Dokumen terkait