• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Kerangka Teori 1. Guru

3. Belajar

dari guru, memusatkan dan memberikan perhatian lebih terhadap kegiatan pembelajaran, dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.28

Belajar merupakan perubahan prilaku atau performance yang relatif permanen, sebagai hasil latihan atau pengalaman dan bukan karena perrtumbuhan atau kelelahan atau karena obat-obatan.31

Dari beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa belajar adalah penambahan ilmu dari proses mempelajari apa yang tidak diketahui sehingga bisa diketahui, sehingga muncul perubahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang menyebabkan adanya perubahan pada individu-individu yang belajar.

b. Jenis-jenis Belajar 1) Belajar bagian

Umumnya belajar dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalya mempelajari sejak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama yang lain berdiri sendiri.

2) Belajar dengan wawasan

Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971, sebagai suatu konsep wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Meskipun W. Kohler sendiri dalam menerangkan

31Seto Mulyadi dkk, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan-pendekatan Baru Dalam Psikologi, (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2016) halm. 36

wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam penyelesaian suatu persoalan secara tiba-tiba terjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut aliran neo- behaviorisme.

3) Belajar diskriminatif

Belajar diskriminatif diartikan sebagai sebuah usahauntuk memilih beberapa sifat atau situasi/stimulus dan kemudian menjadikan pedoman sebagai tingkah laku.

4) Belajar global keseluruhan

Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan sampai pelajar menguasainya. Lawan dari belajar bagian. Yang dimana metode ini sering disebut sebagai metode Gestai

5) Belajar produktif

Arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar produktif adalah mengatur kemungkinan untuk melakukakan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.

6) Belajar verbal

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperhatikan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus.

Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang harus diungapkan secara verbal.32

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketika dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik seperti umur, pendengaran, penglihatan dan psikologis dari peserta didik. Karena tidak akan efetif didalam belajar apabila faktor-faktor tersebut mengalami gangguan. Sebagai contoh apabila peserta didik mengalami sakit maka akan mempengaruhi terhadap hasil belajar dari peserta didik

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan. Proses belajar dapat di pengaruhi lingkungan fisik seperti keadaan ruangan, perlengkapan belajar, dan lain-lain. Proses belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal non fisik seperti dorongan dari keluarga dan teman.33 d. Tujuan belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan

32 Daryanto, belajar dan mengajar, (Bandung: CV Yrama Widya, 2010) halm. 5-6

33 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) halm.45

berkaitan dengan mengajar. Karena ketika lingkungan belajar kondusif maka siswa akan lebih mudah memahami apa yang di pelajari sehingga tujuan belajarpun tercapai. Tujuan belajar ada tiga yaitu sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang lebih cenderung lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

2) Penanaman konsep keterampilan

Penanaman konsep atau mermuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dapat di lihat, diamati sehaingga menitik beratkanpada keterampilan. Sedangakan keterampiln rohani lebih rumit menyangkut persoalan penghayatandan kketerampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan masalah.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan prilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of falues oleh karena itu guru tidak sekadar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepadad anak didiknya.34

e. Kesulitan belajar

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kenerja akdemik dan prestasi belajarnya. Berikut ini ada beberapa faktor penyebab kesulitan belejar siswa yaitu sebagai berikut:

1) Faktor intern siswa yakni faktor yang berasal dari keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri seperti:

(a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siwa.

(b)Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

(c)Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor ekstern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar keadaan siswa seperti:

(a) Lingkungan keluarga contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya ekonomi keluarga.

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya wilayah perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.

(c) Lingkungan sekolah contohnya kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan pasilitas belajar yang rendah.35

34 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) halm.29

35 Muhubbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) halm. 185

Tentu saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak dinginkan oleh setiap guru. Guru adalah orang terdekat setelah orang tua dari peserta didik. Maka disanalah peranan seorang guru untuk melakukan bimbingan agar apa yang menjadi permasalahan dari peserta didik bisa diatasi. Karena jika tidak diatasi dengan cepat tentu akan menimbulkan permasalahan yang baru terhadap minat belajar siswa dan tentu akan menyebabkan menurunnya prestasi belajar seiring denga menurunnya minat belajar dari siswa.

Usaha pencegahan yang dilakukan adalah menciptakan kondisi sekolah lebih baik yang menunjang bagi perkembangan sosial dan kesehatan mental anaklangkah pencegahan yang dapat ditempuh konsekolor/guru adalah:

1) Menciptakan lingkungan sekolah yang memungkinkan adanya pergaulan yang sehat dan tanpa mengelompokkan murid yang kaya dengan yang miskin, murid yang pandai dan yang bodoh, murid yang cantik dan yang jelek serta pengelompokkan lain yang sejenis.

2) Kurikulum dan bahan pengajaran modul disesuaikan pada kebutuhan murid sejalan dengan tingkat perkembangan dengan metode penyajian yang bervariasi dan penggunaan sumber beraneka ragam.

3) Hubungan antara guru dengan murid yang akrab dengan memperkaitkan dengan kaidah-kaidah dan norma-norma serta batas tanggung jawab yang jelas. Kesuliatan yang kini banyak menumbuhkan kebiasaan-kebiasan buruk di sekolah nampaknya menyamaratakan perasaan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman murid sangat merugikan akan pribadinya yang perlu dihormati. Sebagaimana guru juga mengaharpkan para murid mengakui dan menghormati pribadinya. 36

f. Upaya meningkatkan minat belajar siswa

36 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus, ( Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), halm. 117

Dari pengertian minat dan belajar yang telah diuraikan secara singkat di atas, maka minat belajar bisa disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau ktertarikan peserta didik terhadap suatu pelajaran yang disertai keaktifan dan perhatian secara sengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Minat sangat berpengaruh besar terhadap belajar, karena tanpa adanya minat dari peserta didik maka akan sulit untuk murid menyerap setiap pelajaran yang di berikan oleh guru. Oleh karena itu guru harus dituntut untuk kreatif dalam proses belajar mengajar agar minat siswa terhadap pelajaran yang akan disampaikan oleh guru tersebut tidak terasa membosankan bagi siswa. Ketika minat siswa terhadap suatu mata pelajaran khususnya pelajaran IPS tinggi maka siswa akan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya karena adanya daya tarik yang membuat siswa betah dan tidak membosankan.

Dan ketika minat siswa terhadap pelajaran IPS mulai tumbuh maka siswa akan lebih mudah memahami dan menyimpan dalam memorinya.

Upaya meningkatkan minat itu sangat perlu dilakukan oleh seorang guru. Karena sudah menjadi tugas seorang guru untuk membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sebagai seorang pendidik guru memiliki peran yang sangat besar dan disisi lain guru juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam

proses belajar mengajar terlebih lagi bagi seorang guru untuk menumbuhkan minat belajar dari peserta didik. Oleh karena itu guru harus mampu menumbuhkan minat belajar dari peserta didik agar proses belajar mengajar mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, upaya yang dapat guru lakukan untuk meningkatan minat belajar anak didik adalah sebagai berikut:

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.

2) Menghubungkan mata pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima pelajaran.

3) Memberikan kesempatan untuk anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang baik dan kondusif.

4) Menggunakan berbagai macam bentuk teknik belajar dalam kontekes perbedaan individual anak didik.37

Menurut Pupuh Fathurrohman dan M Sobbry Sutriono dalam bukunya menerangkan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mmengatasi masalah minat belajar, diantaranya sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada proses awal pembelajaran seorang guru harus menjelaskan atau memberikan gambaran tujuan mengenai materi yang dibahas agar siswa tahu arah atau sasaran yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran, semakin jelas gambaran tujuan

37 Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) halm 133

pembelajaran yang diberikan oleh guru maka akan semakin tinggi minat belajar dari peserta didik.

2. Hadiah

Memberikan sebuah hadiah bagi siswa yang aktif atau siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru tersebut maka akan dapat meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut, karena ada sebuah dorongan dalam diri siswa untuk mendapatkan hadiah tersebut sehingga siswa berlomba-lomba agar bisa mendapatkan hadiah yang akan diberikan oleh guru dan disisilain juga adanya sebuah ketertarikan bagi siswa yang tidak mendapatkan hadiah untuk berusaha dengan semaksimal mungkin untuk mengejar teman-temannya yang mendapatkan hadiah.

Hadiah tersebut bisa berupa poin yang diberikan kepada siswa, ataupun bisa berupa barang seperti jajan dll, dan juga dalam bentuk pujian.

3. Saingan atau kompetisi

Agar pembelajara semakin menarik maka guru harus membuat suasana belajar yang aktif salah satunya adalah dengan cara membuat siswa berkompetisi di dalam pembelajaran seperti membuatkan siswa beberapa kelompok, setiap kelompok diberikan materi masing-masing dan nanti guru menentukan mana kelompok yang kompak dan aktif sehingga terjadinya persaingan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, maka dengan suasana

belajar yang seperti ini akan meningkatkan minat belajar dari peserta didik.

4. Pujian

Pujian adalah sebuah bentuk apresiasi yang diberikan oleh seorang guru atas kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang aktif atau siswa yang bisa menjawab setiap pertanyaan yang telah diajukan oleh guru walaupun jawaban dari siswa tersebut kurang tepat tetapi dengan adanya pujian maka akan menambah keinginan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan yang telah diajukan oleh gurunya tersebut.

5. Hukuman

Hukuman dapat diberikan kepada peserta didik yang melanggar peraturan yang telah di tetapkan oleh sekolah seperti terlambat masuk kelas dll dengan tujuan agar bisa mendisiplinkan siswa dan tidak mengulanginya lagi.

6. Metode pembelajaran yang variatif

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus bervariatif karena hal tersebut akan sangat efektif dalam meningkatkan minat belajar dari peserta didik, seperti contoh penggunaan metode FGD (Focus Group Discusion) metode pelajaran tersebut dapat memahami sisiwa-siswi yang memiliki pemahaman yang rendah.

7. Media pembelajaran

Media pembelajaran didalam pembelajaran adalah sesuatu hal yang sangat penting disisi lain sebagai sebuah visualisasi yang jelas bagi siswa media pembelajaran juga dapat menghindari dari pembelajaran yang sifatnya monoton.38

F. Metodologi Penelitian

Dokumen terkait