• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya guru ips terpadu dalam meningkatkan minat belajar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "upaya guru ips terpadu dalam meningkatkan minat belajar"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

HIRMAN JAYADI NIM 160.105.055

PROGRAM STUDI TADRIS IPS EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

(2)

UPAYA GURU IPS TERPADU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTs DARUL ITTIHAD GEREPEK

DESA

BUNUT BAOK KECAMATAN PRAYA TAHUNP PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

HIRMAN JAYADI NIM 160.105.055

PROGRAM STUDI TADRIS IPS EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“SESULIT APAPUN SUATU PEKERJAAN JIKA DIKERJAKAN DENGAN IKHLAS MAKA SEMUANYA AKAN TERASA MUDAH”

“JANGAN TUNDA PEKERJAANMU SAMPAI BESOK SEMENTARA KAU BISA MENGERJAKANNYA HARI INI”

“JANGAN HABIKAN WAKTUMU MEMUKULI TEMBOK DAN BERHARAP BISA MENGUBAHNYA MENJADI PINTU”

(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada:

1. Bapak dan ibuku tercinta (Azhar dan Maryam) yang selalu memberikanku motivasi ketika saya merasa lemah, dan dengan dukungan, perjuangan, dan doa-doamu tak pernah berhenti menyertai langkahku, tanpamu aku hanyalah sebutir debu.

2. Adikku tercinta Sahril Efendi yang selalu memberikanku semangat untuk terus berjuang baik dalam keadaan suka dan duka.

3. Dosen pembimbing satu dan dua Bapak Dr. Akhmad Asyari M.Pd dan Dr.

Moh. Liwa Irrubai M.Pd yang telah membimbing saya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran sampai skrpsi saya selesai.

4. Sahabat-sahabatku Zaenuddin, Adi, Sapri,Wali, Dewi, Zulfa, Imam, Ridwan dll, atas dukungan dan semangat dari kalian saya merasa seperti mendapatkan angin baru yang senantiasa menghapus segala kemalasan yang sudah mendarah daging dalam diriku, dan saya sangat berterimaksih dengan kalian yang sudah selalu menemaniku dalam suka maupun duka.

5. Teman-teman seperjuangan kelas B jurusan IPS Ekonomi angakatan 2016 teruslah berjuang meraih apa yang sudah kita cita-citakan bersama.

6. Almamaterku tercinta UIN MATARAM

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puja dan puji syukur penulis panjatkan berkat taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang brjudul Upaya Guru IPS Terpadu Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di MTs Kelas VII Darul Ittihad Gerepek Desa Bunut Baok Kecamatan Praya Tahun 2019/2020 tepat pada waktunya. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyyina Muhammad SAW, keluarga serta sahabat- sahabatnya.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang ikut serta membimbing dalam pembuatan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Akhmad Asyari, MP.d., selaku Dosen Pembimbing I, dan Bapak Dr. Moh. Liwa Irrubai MP.d., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh ketelitian serta memberikan motivasi dan kemudian sehingga penyusunan proposal skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Bapak H. Ibnu Hizam, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris IPS- Ekonomi, dan Bapak Rahmat Akbar Kurniawan, M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi Tadris IPS-Ekonomi.

3. Bapak H. L. Agus Satriawan, Lc, M.Ag. selaku dosen wali yang selalu memberikan saran dan bimbingan

(9)

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram beserta staf-stafnya.

5. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan perbaikannya, sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat. Khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Mataram, 20 Januari 2020 Penulis

HIRMAN JAYADI NIM.160105055

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

NOTA DINAS ...iv

PERSYRATAN KEASLIAN SKRIPSI ...v

PENGESAHAN PEMBIMBING ...vi

HALAMAN MOTO ...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN...viii

KATA PENGATAR ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

ABSTRAK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat penelitian ... 9

E. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 10

F. Telaah Pustaka ... 11

G. Kerangka Teori ... 15

1. Guru ... 15

2. Minat ... 24

H.Belajar ... 27

I. Metodelogi Penelitian... 38

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 38

(11)

2. Kehadiran Peneliti ... 40

3. Lokasi penelitian ... 41

4. Sumber Data ... 41

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 42

6. Validitas Data ... 45

7. Teknik Analisis Data ... 48

BAB II PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN A. Deskripsi Penelitian ... 51

B. Minat Belajar Siswa Kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek ... 57

C. Hambatan Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar IPS Kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek ... 59

D. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa ... 62

BAB III PEMBAHASAN A. Minat Belajar Siswa Kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek ... 66

B. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek ... 70

C. Hambatan-hambatan Guru dalam Meningkatkan Minat BelajarIPS Siswa Kelas VII Darul Ittihad Gerepek ... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

DAFTAR TABEL

1.1 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

1.2 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

1.3 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya 1.4 Nama-nama guru MTs Darul Ittihad Gerepek

1.5 Data Keadaan Siswa MTs. Darul Ittihad Gerepek

1.5 Nama-nama siswa kelas VII MTs. Darul Ittihad Gerepek

1.7 Keadaan Sarana Prasarana Mts. Darul Ittihad Gerepek

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Instrumen Wawancara Guru IPS

Lampiran 2: Instrumen Siswa

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian Dari Akademik Lampiran 4: Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 : Surat Keterangan Balasan Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup Lampiran 7:Dokumentasi

(14)

UPAYA GURU IPS TERPADU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTs DARUL ITTIHAD GEREPEK

DESA BUNUT BAOK KECAMATAN PRAYA TAHUN 2019/2020 Oleh:

Hirman jayadi NIM 160105055

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) minat belajar IPS siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek, (2) Untuk mengetahui upaya guru IPS dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek, (3) Untuk mengetahui hambatan-hambatan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengolahan data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan perivikasi data.

Hasil temuan penelitian adalah: (1) Minat belajar siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek masih tergolong rendah hal itu terlihat dari kurang senangnya siswa dalam pembelajaran, ketidak tertarikan siswa terhadap materi- materi yang diberikan oleh guru seperti ada yang tertidur dan ada yang bermain, kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya atau menjawab setiap pertanyaan dari guru atau sesama siswa. (2) Sedangkan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa di MTs Darul Ittihad Gerepek adalah dengan menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik untuk siswa, selain itu guru juga memberikan hadiah dalam bentuk bintang bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau siswa yang aktif di dalam kelas agar mereka termotivasi dan memiliki semangat belajar yang tinggi di kelas, guru juga memberikan pujian bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang sudah diajukan oleh guru agar menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman.

Hambatan yang dialami oleh guru IPS MTs Darul Ittihad Gerepek adalah masalah sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut masih sangat terbatas sehingga guru menggunakan metode belajar seadanya,dukungan dari keluarga terhadap siswapun masih sangat kurang.

Kata kunci: upaya, minat, hambatan guru

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatakn membudayakan manusia muda atau membuat orang muda ini berbudaya sesuai standar yang di terima oleh masyarakat. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Bila mana memperhatikan hubungan antara pendidikan dan kemanusiaan, maka pendidikan secara umum bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya, maksudnya pendidikan harus mampu mewujudkan manusia menjadi manusia seutuhnya. Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia (humanisasi), yakni mengantarkan peserta didik menuju kematangan dan kedewasaan jasmani dan rohani sehingga peserta didik menjadi manusia yang sempurna (manusia seutuhnya) baik dari segi aspek kecerdasan, emosional, spiritual, sikap dan sebagainya. Hal ini merupakan pandangan di mana pendidikan adalah suatu cara terbaik untuk

(16)

bisa mewujudkan manusia seutuhnya, bijak dan pendidikan menghasilakan manusia-manusia yang mendukung berjalannya manusia yang ideal. 1

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Karena dengan adanya pendidikan maka akan membentuk manusia yang memiliki ahlak mulia dan sebagai wadah untuk dapat mengembangkan setiap potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pendidikan adalah salah satu solusi untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia baik sekarang maupun yang akan datang, tentu pendidikan tidak harus dipandang remeh. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi maka pendidikan yang dibentuk harus berkualitas baik dari segi sitem, tenaga pendidik, sarana dan prasana sehingga dapat mencapai tujuan dari pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan maka perlunya ada proses belajar dan pembelajaran, karena belajar merupakan proses tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah salah satu penentu atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

1 Amos Neolaka dkk, Landasan Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2016), halm. 2

2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,2009),halm 7

(17)

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Proses terbentuknya manusia yang ideal tentu tidak dilakukan secara instan, semuanya tidak lepas dari campur tangan seorang guru, guru yang seringkali disematkan dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Hal itu mungkin sangat pantas diberikan kepada guru atas peranannya di dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara. Majunya pendidikan itu bisa di tentukan dari gurunya, karena peran seorang guru di dalam dunia pendidikan itu sangan penting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan serta dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.4 Keberadaan guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan sangat mempengaruhi hasil proses belajar mengajar di sekolah. Keberadaannya memiliki relasi yang sangat dekat dengan peserta didiknya relasi atara guru dan peserta didik adalah relasi kewibawaan. Relasi kewibawaan bukan membawa rasa takut pada peserta didik, akan tetapi relasi yang membutuhkan kesadaran menampakkan kebulatan pribadinya, sikap yang mantap karena kemampuan profesional yang dimilikinyansehingga

3 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Jakarta: Sinar Grafika,2008) halm. 50

4 Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajara, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2016) halm. 2

(18)

relasi kewibawaan itu menjadi katalisator peserta didik mencapai kepribadiannya sebagai manusia secara utuh dan bulat.

Guru adalah sosok manusia yang harus di gugu dan ditiru. Predikat itu disandang guru dari pagi kala dia bangun tidur samapai malam saat itu dia masuk peraduan. Peran tersebut juga akan sangat terasa apabila sesosok guru mengajar di desa-desa atau daerah dari hingar bingar manusia. Guru adalah seorang figur pemimpin. Guru adalah arsitektur yang membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi anak yang berguna bagi agama nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang dapat di harapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.5

Tujuan akhir dari tugas guru dalam paradigma baru pendidikan adalah membentuk manusia dalam kecakapan hidup (life skill) salah satunya adalah kecakapan personal (personal skill) Departemen Pendidikan Nasional (2002) mendefinisikan kecakapan personal adalah kecakapan yang dimilki seseorang yang menyadari eksistensi (keberadaan) dirinya dan potensi (kemampuan) dirinya. Dengan kesadaran akan eksistensi diri seseorang akan menyadari diri sebagai mahluk Allah, sebagai anggota masyarakat, sebagai bagian dari lingkungannya.

Dengan menyadari dirinya dia akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kemampuan. Memilih profesi, memilih pekerjaan, bercita-cita dan sebagainya, akan dia lakukan sesuai dengan potensinya itu. 6 Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak terwujud, sering

5 Lalu mukhtar & Hully, Profesi Keguruan, ( Mataram: Alam Tara Institute, 2012) halm.

73

6 http://Zulkarnaini.net/2008/11/tugas-guru-dalam-paradigma-baru-pendidikan.htm, di ambil tanggal 3 Desember 2019, Pukul 14:26 WITA

(19)

mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai pertanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar.7 Faktor dari dalam setiap siswa juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, seperti halnya minat siswa untuk mengikuti setiap proses belajar mengajar. Maka perlu bagi seorang guru untuk menumbuhkan minat belajar dari peserta didik agar tercapai tujuan dari pembelajaran karena tanpa adanya minat belajar dari siswa tidak mungkin bagi siswa untuk mau belajar dan mencapai prestasi belajar yang optimal. Guru di tuntut untuk kreatif dalam melakukan usaha- usaha agar menumbuhkan minat belajar dari siswa sehingga siswa mau belajar dan tidak bosan terhadap pelajaran yang di ajarkan oleh guru, karena seorang guru tidak cukup hanya menjelaskan materi di depan kelas semata tetapi guru juga di tuntut untuk kreatif dalam membuat susana belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga proses belajar mengajar tidak terasa membosankan bagi siswa.

Kenyataannya untuk mewujudkan proses proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidaklah mudah. Begitupula yang terjadi pada pembelajaran IPS. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diartikan kepada kemampuan untuk menghapal informasi dan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki.8 Peroses pembelajaran di dalam kelas masih terlalu didominasi oleh guru sehingga kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif di dalam

7 Soejipto & Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2009) halm. 66

8 Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientas Standari Proses Pendidikan (Jakarta:Prenada Media Group,2008) halm. 1-2

(20)

kelas. Karena guru menggunakan metode ceramah sehingga cenderung membuat siswa jadi pasif dalam pembelajaran karena hanya mencatat dan mendengarkan. Kondisi seperti ini yang terkadang membuat proses pembelajaran kurang menarik dan berpengaruh terhadap minat siswa.

Dalam proses belajar mengajar guru, minat, dan keaktifan individu atau siswa yang belajar mutlak diperlukan, persoalannya disini terletak pada minat siswa dalam belajar IPS, karena kalau siswa mempunyai minat tinggi untuk belajar tentang IPS maka ia akan tertarik dan senang belajar IPS sehingga muncul rasa mudah dan ringan, walaupun bidang studi IPS adalah bidang studi yang sulit dipelajari.

Minat belajar adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang di dahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.

Namun, apa jadinya ketika minat belajar dari peserta didik masih sangat rendah. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor dari dalam dan luar siswa seperti faktor psikologis siswa dan keadaan ruang belajar.

Proses pembelajaran IPS kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek di pandang belum bisa menccapai tujuan yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan minat siswa, partisipasi siswa serta perhatian siswa terhadap pembelajaran IPS masih sangat kurang. Seperti wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa MTs Darul Ittihad Gerepek yang bernama Abdul azis dan Eva rahmawati siswa kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek. Menurut mereka IPS adalah pelajaran yang membosankan sehingga

(21)

mereka kurang menyukainya. Bahkan ketika proses pembelajaran berlangsung siswa kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas, sehingga hasil belajarpun masih kurang memuaskan dan juga berdasarka hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru IPS terpadu Sayuti SP.d pada hari jumat tanggal 6 Desember 2019 terkait dengan minat siswa dalam belajar IPS, guru IPS mengatakan bahwa kalau di pelajaran IPS yang menjadi permasalahan yang paling sering terjadi adalah minat mereka untuk belajar itu masih sangat kurang dikarenakan kekurangan media dan fasilitas belajar yang masih belum memadai membuat guru kesulitan untuk menumbuhkan minat belajar mereka. Dikalangan siswa juga ada sebagian siswa-siswa yang tidur, melamun, dan ada juga yang bermain.

Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru sedang mengajar sehingga hasil belajarpun kurang memuaskan.9

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah MTs Darul Ittihad Gerepek yaitu Bapak Umar dana SA.g pada tanggal 15 Desember 2019 mengenai minat belajar beliau memaparkan bahwa permasalahan minat sebenarnya sudah sering kita alami mulai dari siswa tidak terlalu antusias di dalam belajar maka kita sebagai guru harus lebih tegas untuk menyikapi permasalahan ini. Maka terkadang guru juga memberikan pekerjaan rumah agar siswa juga selain belajar di sekolah mereka jga belajar di rumah.10

9 Observasi Awal di sekolah MTs Darul Ittihad Gerepek, Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, 6 Desember 2019.

10 Umar Dana, kepala sekolah MTs Darul Ittihad Gerepek Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, 15 Januari 2020.

(22)

Dengan kondisi media dan fasiltas belajar yang masih belum memadai tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik. Seperti hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di atas minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran IPS di MTs Darul Ittihad Gerepek masih sangat rendah sekali, bisa dilihat di dalam proses pembelajaran, masih banyaknya siswa yang tidak fokus terhadap penjelasan yang di sampaikan oleh guru sampai ada sebagian siswa yang tidur di dalam kelas dan tidak jarang juga siswa bermain pada saat proses belajar berlangsung bahkan mereka juga sering permisi keluar pada saat jam belajar. Kondisi seperti ini sudah sangat memprihatinkan dan berakibat pada hasil belajar peserta didik.

Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dengan harapan agar jangan sampai permasalahan tentang kurangnya minat belajar pada peserta didik terus terus terjadi kedepannya khususnya di MTs Darul Ittihad Gerepek dan umumnya di dalam dunia pendidikan, terlebih lagi peserta didik merupakan generasi yang nantinya akan menggantikan peran dari para pendahulunya. Jika dari sekarang peserta didik masih malas untuk belajar maka bagaimana kelanjuta masa depan negara kita karena majunya sebuah negara tidak lepas dari majunya dunia pendidikan yang ada di negara tersebut.

Berangkat dari latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang upaya apa yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar IPS terpadu kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek, dengan harapan

(23)

agar bisa dijadikan refrensi apabila mengahadapi permasalahan yang sama di masa yang akan mendatang.

A. Rumusan Masalah

Setelah diketahui latar belakang permasalahan yang penulis angkat, maka dapat penulis rumuskan beberapa masalah yang di angkat yaitu:

1. Bagaimanakah minat belajar IPS siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek?

2. Bagaimanakah upaya yang dilkukan guru untuk meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek?

3. Apasajakah hambatan guru dalam meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VII Darul Ittihad Gerepek?

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui :

a. Minat belajar IPS siswa kelas VII di MTs Darul Ittihad Gerepek.

b. Upaya-upaya apa yang dilkukan guru untuk meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VII MTs Darul Ittihad Gerepek.

c. Hambatan guru dalam meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VII Darul Ittihad Gerepek.

(24)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat seara toritis

1) Hasil penelitian ini dapat menambah khazananh ilmu pengetahuan terutama tentang teori-teori yang berhubungan dengan cara untuk meningkatkan minat belajar siswa.

2) Untuk mengetahui bagaimana pentingnya untuk menumbuhkan minat belajar pada peserta didik agar belajar mengajar tetap efektif.

3) Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti di kemudian hari dalam kajian yang sama.

b. Manfaat Secara Praktis

1) Bagi sekolah, sebagai pedoman dalam menumbukan minat belajar siswa.

2) Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat membantu guru untuk lebih baik lagi dalam proses meningkatkan minat belajar siswa.

3) Bagi siswa, sebagai acuan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat belajar siswa.

C. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup kajian ini, meneliti permasalahan sebagaimana yang tercakup pada fokus penelitian di atas, yakni Upaya Guru Pendidikan IPS

(25)

Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di MTs Kelas VII Darul Ittihad Gerepek Desa Bunut Baok Kecamatan Praya.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Darul Ittihad Gerepek, Dusun Gerepek, Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah.

D. Telaah Pustaka

Penelaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang sedang dilaksanakan di antara hasil-hasil penelitian/buku-buku terdahulu yang bertopik senada. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaharuan, orisianalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lisya Nurlaily Hajar Marfuah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2015 dengan judul

“Pengaruh Variasi Mengajar Guru dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar IPS Terpadi Siswa Kelas VII MTsN Surakarta II”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi mengajar guru dan pemanfaatan media pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar, semakin tinggi variasi mengajar guru dan pemanfaatan media pembelajaran akan meningkatan minat belajar siswa dan sebaliknya semakin rendah variasi mengajar guru maka semakin rendah pula minat belajar. 11.

11 Lisya Nurlaily Hajar Marfuah, Pengaruh Variasi Mengajar Guru dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar IPS Terpadi Siswa Kelas VII MTsN Surakarta II (Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2015)

(26)

Tabel 1.1 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

Persamaan Perbedaan

Persamaan dari penelitian di atas adalah sama-sama membahas tentang bagaimana caranya untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS

perbedaannya adalah kalau peneliti terdahulu fokus penelitiannya terhadap pengaruh variasi dan pemanfaatan media pembelajaran untuk mengetahui minat belajar siswa berbeda dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu fokus penelitian pada upaya apa saja yang akan di lakukan guru untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS

2. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Dwi Suciyanto, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, pada tahun 2013 dengan judul skripsi

“Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Teka-Teki Silang di Kelas VIII C SMP Negeri 2 Prambanan”. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Dwi Suciyanto ini adalah termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, catatatan lapangan dan dokumentasi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ips di kelas VIII C SMP Negeri 2 Prambanan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan

(27)

meningkatnya rata-rata persentase indikator minat belajar setiap siklusnya, yang dimana pada siklus pertama rata-rata minat belajar adalah 62%, siklus kedua naik menjadi 70%, dan pada siklus ketiga adalah 88%. Hal ini berarti minat jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (70) telah melampaui kriteria yang ditetapkan yaitu 75%.12

Tabel 1.2 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

Persamaan Perbedaan

Persamaan dari penelitian terdahulu adalah sama sama membahas minat belajar siswa seperti apa yang akan peneliti sekarang lakukan

tapi perbedaannya adalah dari segi yang dimana di dalam skripsi Andi Dwi Suciyanto menggunakan metode teka-teki silang untuk bisa menumbuhkan minat belajar berbeda dengan yang penelitian sekarang yang tidak menggunakan metode teka-teki silang selain itu juga dalam skripsi Andi Dwi Suciyanto ini juga membahas tentang hasil belajar siswa berbeda dengan peneliti yang hanya membahas masalah minat saja.

12 Andi Dwi Suciyanto, Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Teka-Teki Silang di Kelas VIII C SMP Negeri 2 Prambanan,(Skripsi Universitas negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2013)

(28)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Puspitasari, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, pada tahun 2014 dengan judul skripsi “Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Aktif Teknik Quiz Team pada siswa kelas V SDN Pakem 1 Pakem Sleman”. Jenis penelitian yang

dilakukan oleh Shinta Puspitasari adalah termasuk kedalam penelitian tindakan kelas. Dengan hasil penelitian bahwa Teknik Quiz Team dapat meningkatkan minat belajar IPS. Kondisi awal ditemukan permasalahan minat belajar siswa IPS rendah diperkuat dengan dilakukan dengan pemberitahuan skala minat mencapai 31% (kategori rendah). Sehingga pada siklus I meningat mencapai 27% sehingga menjadi 58% (kategori sedang), dan pada siklus ke II mencapai 81% dan sudah mencapai kriteria skor 75% itu artinya sudah masuk dalam kategori tinggi karena di atas 75% itu sudah termasuk kedalam kategori tinggi sehingga tindakan ini berhasil.13.

Tabel 1.3 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

Persamaan Perbedaan

Adapun persamaan dengan yang akan di tulis peneliti adalah skripsi tersebut sama dalam hal meneliti tentang minat belajar IPS

sedangkan perbedaannya adalah dalam skripsi tersebut penelitian dilakukan di kelas V SD berbeda dengan peneliti yang melakukan di

13 Shinta Puspitasari, Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Aktif Teknik Quiz Team pada siswa kelas V SDN Pakem 1 Pakem Sleman (Skripsi Universitas negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2014)

(29)

jenjang MTs, dan juga metode yang dilakukan oleh Shinta Puspitasari dengan metode Pembelajaran Aktif Teknik Quiz Team yang dimana peneliti tidak menggunakan metode tersebut dalam upaya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Dan perbedaan selanjutnya adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan metode penelitinan tindakan kelas berbeda dengan peneliti yang hanya menggunakan metode penelitian kualitatif

E. Kerangka Teori 1. Guru

a. Pengertian guru

Secara umum guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah.

Guru-guru ini harus memiliki kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajar hal yang baru dianggap sebagai guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru antara lain dosen, mentor, dan tutor. Secara formal guru adalah seorang pengajar di

(30)

sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana dan ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan Undang-undang guru yang berlaku di Indonesia.

Guru adalah mu’allim atau arti asli dalam bahasa Arab adalah menandai. Ternyata, setelah ditelusuri, pekerjaan guru secara psikologis adalah mengubah prilaku murid. Pada dasarnya mengubah prilaku murid adalah memberi tanda, yaitu tanda perubahan.14

Dari beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa guru adalah seorang tenaga pendidik yang memberikan pengetahuan kepada anak didik sesuai dengan bidangnya sehingga dapat merubah prilaku dari peserta didik.

b. Tugas dan Fungsi Guru

Tugas maupun fungsi guru merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi, tugas dan fungsi seringkali di sejajarkan sebagai peran. Menurut UU No.20 Tahun 2003 dan UU No.14 Tahun 2005, peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.

1) Guru sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik yang menjadi okoh panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu gurur harus mempunyai standar kualifikasi pribadi tertentu yang

14Mahmud, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2012) halm. 289

(31)

mencakup tanggung jawab, kewibawaan, kemandirian, dan kedisiplinan. Guru harus memahami berbagai nilai, norma moral, dan sosial serta berusaha untuk berprilaku sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru dalam tugasnya sebagai pendidik harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai denga kondisi peserta didik dan keadaan lingkungan.

2) Guru Sebagai Pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi,dan memahami materi yang sedang dipelajari. Guru sebagai pengajar harus terus mengikuti perkembangan teknologi sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal- hal yang terus diperbarui.

Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran, menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hail itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulan berbagai buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar secara mudah melalui internet tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio, surat kabar, yang setiap saat hadir di depan mata.

(32)

3) Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancaran sesuai dengan kemapua dan kebutuhan peserta didik.

4) Guru Sebagai Pengarah

Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mangajarkan peserta didik dalam memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapi, mengarah peerta didik dalam mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya. Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga peserta didik dapat mebangun karakter bagi dirinya dalam mengahadapi kehidupan nyata di masyarakat.

5) Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pengajaran membutuhkan latihan keterampilan baik intelektual maupun motoriksehinggan menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Guru bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Selain harus memperhatikan kompetensi

(33)

dasar dan materi standar, pelatihan yang dilakukan juga harus mampu memerhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya.

Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang banyak, meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna.

6) Guru Sebagai Penilai

Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.

Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan tehnik yang sesuai baik tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan denga prosedur yang jelas meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.15 c. Syarat-syarat Guru Menurut Islam

Sebelum menguraikan syarat-syarat guru terlebih dahulu diuraikan syarat-syarat guru secara umum yaitu sebagai berikut:

1) Memiliki ijazah formal. Artinya bukti kelulusan secara formal 2) Sehat jasmani dan rohani. Yaitu sehat secara fisik maupun jiwa 3) Berakhlak mulia. Artinya pendidik memiliki sikap dan prilaku atau

budi pekerti yang luhur.

Sedangkan syarat-syarat guru menurut Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam telah ditetapkan bahwa syarat-syarat menjadi guru adalah:

15 Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajara, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2016) halm. 3-5

(34)

(a) Beragama Islam, memeliki pribadi mukmin dan mukhlis.

(b) Taat menjalankan agama atau menjalankan syariat dan dapat menjadi telada yang baik bagi anak didiknya.

(c) Memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang pada anak didik dan ikhlas jiwanya.

(d) Memiliki dasar-dasar tentang ilmu pengetahuan keguruan terutama didaktik dan metode.

(e) Menguasai ilmu pengetahuan agama (f) Sehat jasmani dan rohani.16

Untuk menjadi seorang guru tidak hanya kita mengandalkan ijazah semata, tetapi guru juga harus meberikan tauladan yang baik yang nantinya bisa diikuti oleh peserta didik sehinggan menjadi kebiasaan yang bisa diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan kesehariannya. Syarat-syarat guru di dalam Islam seperti yang tertera di atas menunjukkan bahwa bagaimana urgensinya seorang guru di dalam menguasai ilmu agama untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi oleh guru baik di sekolah maupun di luar sekolah.

d. Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah

Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya peran pada diri guru. Peranan guru ini senantiasa menggambarkan polatingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, guru, maupun dengan staf yang lain.17

Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

16 Lalu mukhtar & Hully, Profesi Keguruan, ( Mataram: Alam Tara Institute, 2012) halm. 83

17 Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta:PT Rajawali Pers, 2012) halm 143

(35)

1) Tugas guru dalam pelayanan bimbingan di kelas

Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas, dan sebagainya. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Sehubungan dengan itu beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

a) Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.

b) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.

c) Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.

d) Pemahaman siswa secara empatik.

e) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.

f) Penampilan diri secara asli (genuine) tidak berpura-pura, di depan siswa.

g) Kekonkretan dalam menyatakan diri.

h) Penerimaan siswa secara apa adanya.

i) Perlakuan terhadap siswa secara permissive.

j) Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.

k) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.

l) Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.

2) Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga

(36)

kegiatan-kegiatan bimbingan di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:

a) Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching).

b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.

c) Melakukan kunjungan rumah (home visit).

d) Menyelenggarakan kelompok belajar, yang bermamfaat untuk:

(1) Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman- temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.

(2) Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara kelompok.

(3) Mengatasi kesulitan-kesulitan, terutama dalam hal pelajaran secara bersama-sama.

(4) Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggung di dalam masyarakat yang lebih luas.

(5) Memupuk rasa kegotongroyongan.18

e. Kompetensi guru

Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu, dimana orang tersebut menguasai kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan di bidangnya.19

Untuk menjadi guru yang profesional guru dituntut untuk menguasai kompetensi-kompetensi profesionalisme agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif. Kompetensi seorang guru profesional adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki seorang guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

18 Soejipto & Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2009), hlm. 107

19 Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajara, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2016) halm.13

(37)

Kompetensi-kompetensi yang harus dimilki seorang guru menurut sudjana adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi bidang kognitif artinya kemampuan secara intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan cara mengajar, pengetahuan tentang belajar, tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyrakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berenaan dengan tugas dan profesinya, misalnya menghargai pekerjaannya, mencintai, dan memiliki sikap kesenangan terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap seama teman profesinya, memiliki kemuan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3) Kompetensi prilaku/performance artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau berprilaku seperti keterampilan mengajar membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar siswa,

keterampilan menyusun perencanaan atau keterampilan, menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas dan lain- lain.20

f. Kode etik guru Indonesia

Guru indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian kepda Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut

20 Ibid halm. 18

(38)

bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi kemardekaan Indoneseia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3) Guru berusah memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan pembimbingan da pembinaan.

4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnyaproses belajar mengajar.

5) Guru memelihara hubungan baik dengan wali murid dan masyarakat sekitarnya untuk mebina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9) Guru melaksanankan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.21

2. Minat

a. Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat adalah sesuatu hal yang penting bagiseseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat

21 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009: halm. 34

(39)

bukan saja mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih daripada itu minat mendorong orang untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan. 22

Minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan obyek menarik baginya. Oleh karena itu,

minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan lingkungannya, kecendrungan untuk memeriksa , menyelidiki atau mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan obyek itu berguna untuk memenuhi kebutuhannya.23

Dari beberapa pengertian minat di atas bisa disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut dan menyebakan dirinya terikat pada suatu kegiata tersebut.

Dengan hanya sekedar latihan atau pengulangan tanpa didasari dengan minat, hasil belajar tikan akan efektif sebagai contoh. Jika anak disuruh belajar dengan mengerjakan sesuatu secara berulang- ulang, tetapi mainannya di jauhkan, maka hasil belajarnya tidak akan memuaskan.

22Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, Jurnal Pujangga, (Vol. 1, No.

2,2015), hlm. 88

23 Iin Soraya, Faktor-faktor Yang Mmpengaruhi Minat Masyarkat Jakarta Dalam Mengakses Fortal Media Jakarta Dalam Mengakses Fortal Media Jakarta Smart City, Jurnal Komunikasi ( Volume VI, No 1, Tahun 2015) halm. 11

(40)

Sebaliknya seorang anak yang menyukai ikan akan belajar tentang perikanan dengan kecepatan yang luar biasa. Penelitian telah membuktikan bahwa minat atau rasa tertarik keuletan atau kegigihan, dan intensitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan belajar, dan hal ini telah diterapkan, baik bagi orang dewasa maupun anak.24

b. Fungsi Minat

Minat berhubunga erat dengan sikap kebutuhan seseorang dan mempunyai fungsi sebagai berikut.

1) Sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baaik permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan anak yang kurang berminat.

2) Minat mmempengaruhi bentuk intensitas apresiasi anak. Ketika anak mulai berfikir tentang pekerjaan mereka di masa yang akan datang, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas atau di luar kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu.

3) Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Anak yang berminat terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan, pengalaman mereka jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang merasa bosan.25

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa

Ada beberapa faktor yang mepengaruhi minat belajar dari siswa.

Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Faktor intern

a) Faktor jasmaniseperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologi seperti intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif.

2) Faktor ekstren

24 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi, ( Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009) hal.17

25 Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, Jurnal Pujangga, (Vol. 1, No.

2,2015), hlm. 88

(41)

a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah seperti metode yang digunakan guru dalam engajar, sarana sekolah.

c) Faktor masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyrakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.26

Crow dan Crow dalam yuwono dkk (2008), menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu:

1) Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai penggerak untuk melakukan sesuatu.

2) Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan individu dalam lingkungannya.

3) Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.27

d. Indikator minat belajar

Menurut pendapat Slameto terdapat empat indikator minat belajar yaitu sebagai berikut:

1. Perasaan senang 2. Ketertarikan siswa 3. Perhatian

4. Dan keterlibatan siswa

Jadi siswa dapat dikatakan memiliki minat belajar apabila didalam proses belajar mengajar terlihat bahwa siswa merasa senang, tertarik terhadap materi, penjelasan guru, mengerjakan segala tugas

26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal. 54

27 Soraya, Iin, “Faktor-Faktor Yang Mmpengaruhi Minat Masyarkat Jakarta Dalam Mengakses Fortal Media Jakarta Dalam Mengakses Fortal Media Jakarta Smart City”, Jurnal Komunikasi, Volume VI, No 1, Tahun 2015

(42)

dari guru, memusatkan dan memberikan perhatian lebih terhadap kegiatan pembelajaran, dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.28

3. Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa sesuatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk percakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyagkut segala menyangkut organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembanganpribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.29

Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indranya.30

28Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal. 180

29 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012).

halm.21

30 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo,2008). Halm. 231

(43)

Belajar merupakan perubahan prilaku atau performance yang relatif permanen, sebagai hasil latihan atau pengalaman dan bukan karena perrtumbuhan atau kelelahan atau karena obat-obatan.31

Dari beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa belajar adalah penambahan ilmu dari proses mempelajari apa yang tidak diketahui sehingga bisa diketahui, sehingga muncul perubahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang menyebabkan adanya perubahan pada individu-individu yang belajar.

b. Jenis-jenis Belajar 1) Belajar bagian

Umumnya belajar dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalya mempelajari sejak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama yang lain berdiri sendiri.

2) Belajar dengan wawasan

Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971, sebagai suatu konsep wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Meskipun W. Kohler sendiri dalam menerangkan

31Seto Mulyadi dkk, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan-pendekatan Baru Dalam Psikologi, (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2016) halm. 36

(44)

wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam penyelesaian suatu persoalan secara tiba-tiba terjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut aliran neo- behaviorisme.

3) Belajar diskriminatif

Belajar diskriminatif diartikan sebagai sebuah usahauntuk memilih beberapa sifat atau situasi/stimulus dan kemudian menjadikan pedoman sebagai tingkah laku.

4) Belajar global keseluruhan

Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan sampai pelajar menguasainya. Lawan dari belajar bagian. Yang dimana metode ini sering disebut sebagai metode Gestai

5) Belajar produktif

Arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar produktif adalah mengatur kemungkinan untuk melakukakan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.

6) Belajar verbal

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperhatikan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus.

(45)

Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang harus diungapkan secara verbal.32

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketika dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik seperti umur, pendengaran, penglihatan dan psikologis dari peserta didik. Karena tidak akan efetif didalam belajar apabila faktor-faktor tersebut mengalami gangguan. Sebagai contoh apabila peserta didik mengalami sakit maka akan mempengaruhi terhadap hasil belajar dari peserta didik

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan. Proses belajar dapat di pengaruhi lingkungan fisik seperti keadaan ruangan, perlengkapan belajar, dan lain-lain. Proses belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal non fisik seperti dorongan dari keluarga dan teman.33 d. Tujuan belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan

32 Daryanto, belajar dan mengajar, (Bandung: CV Yrama Widya, 2010) halm. 5-6

33 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) halm.45

(46)

berkaitan dengan mengajar. Karena ketika lingkungan belajar kondusif maka siswa akan lebih mudah memahami apa yang di pelajari sehingga tujuan belajarpun tercapai. Tujuan belajar ada tiga yaitu sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang lebih cenderung lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

2) Penanaman konsep keterampilan

Penanaman konsep atau mermuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dapat di lihat, diamati sehaingga menitik beratkanpada keterampilan. Sedangakan keterampiln rohani lebih rumit menyangkut persoalan penghayatandan kketerampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan masalah.

(47)

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan prilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of falues oleh karena itu guru tidak sekadar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepadad anak didiknya.34

e. Kesulitan belajar

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kenerja akdemik dan prestasi belajarnya. Berikut ini ada beberapa faktor penyebab kesulitan belejar siswa yaitu sebagai berikut:

1) Faktor intern siswa yakni faktor yang berasal dari keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri seperti:

(a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siwa.

(b)Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

(c)Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor ekstern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar keadaan siswa seperti:

(a) Lingkungan keluarga contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya ekonomi keluarga.

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya wilayah perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.

(c) Lingkungan sekolah contohnya kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan pasilitas belajar yang rendah.35

34 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) halm.29

35 Muhubbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) halm. 185

(48)

Tentu saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak dinginkan oleh setiap guru. Guru adalah orang terdekat setelah orang tua dari peserta didik. Maka disanalah peranan seorang guru untuk melakukan bimbingan agar apa yang menjadi permasalahan dari peserta didik bisa diatasi. Karena jika tidak diatasi dengan cepat tentu akan menimbulkan permasalahan yang baru terhadap minat belajar siswa dan tentu akan menyebabkan menurunnya prestasi belajar seiring denga menurunnya minat belajar dari siswa.

Usaha pencegahan yang dilakukan adalah menciptakan kondisi sekolah lebih baik yang menunjang bagi perkembangan sosial dan kesehatan mental anaklangkah pencegahan yang dapat ditempuh konsekolor/guru adalah:

1) Menciptakan lingkungan sekolah yang memungkinkan adanya pergaulan yang sehat dan tanpa mengelompokkan murid yang kaya dengan yang miskin, murid yang pandai dan yang bodoh, murid yang cantik dan yang jelek serta pengelompokkan lain yang sejenis.

2) Kurikulum dan bahan pengajaran modul disesuaikan pada kebutuhan murid sejalan dengan tingkat perkembangan dengan metode penyajian yang bervariasi dan penggunaan sumber beraneka ragam.

3) Hubungan antara guru dengan murid yang akrab dengan memperkaitkan dengan kaidah-kaidah dan norma-norma serta batas tanggung jawab yang jelas. Kesuliatan yang kini banyak menumbuhkan kebiasaan-kebiasan buruk di sekolah nampaknya menyamaratakan perasaan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman murid sangat merugikan akan pribadinya yang perlu dihormati. Sebagaimana guru juga mengaharpkan para murid mengakui dan menghormati pribadinya. 36

f. Upaya meningkatkan minat belajar siswa

36 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus, ( Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), halm. 117

(49)

Dari pengertian minat dan belajar yang telah diuraikan secara singkat di atas, maka minat belajar bisa disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau ktertarikan peserta didik terhadap suatu pelajaran yang disertai keaktifan dan perhatian secara sengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Minat sangat berpengaruh besar terhadap belajar, karena tanpa adanya minat dari peserta didik maka akan sulit untuk murid menyerap setiap pelajaran yang di berikan oleh guru. Oleh karena itu guru harus dituntut untuk kreatif dalam proses belajar mengajar agar minat siswa terhadap pelajaran yang akan disampaikan oleh guru tersebut tidak terasa membosankan bagi siswa. Ketika minat siswa terhadap suatu mata pelajaran khususnya pelajaran IPS tinggi maka siswa akan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya karena adanya daya tarik yang membuat siswa betah dan tidak membosankan.

Dan ketika minat siswa terhadap pelajaran IPS mulai tumbuh maka siswa akan lebih mudah memahami dan menyimpan dalam memorinya.

Upaya meningkatkan minat itu sangat perlu dilakukan oleh seorang guru. Karena sudah menjadi tugas seorang guru untuk membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sebagai seorang pendidik guru memiliki peran yang sangat besar dan disisi lain guru juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam

(50)

proses belajar mengajar terlebih lagi bagi seorang guru untuk menumbuhkan minat belajar dari peserta didik. Oleh karena itu guru harus mampu menumbuhkan minat belajar dari peserta didik agar proses belajar mengajar mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, upaya yang dapat guru lakukan untuk meningkatan minat belajar anak didik adalah sebagai berikut:

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.

2) Menghubungkan mata pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima pelajaran.

3) Memberikan kesempatan untuk anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang baik dan kondusif.

4) Menggunakan berbagai macam bentuk teknik belajar dalam kontekes perbedaan individual anak didik.37

Menurut Pupuh Fathurrohman dan M Sobbry Sutriono dalam bukunya menerangkan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mmengatasi masalah minat belajar, diantaranya sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada proses awal pembelajaran seorang guru harus menjelaskan atau memberikan gambaran tujuan mengenai materi yang dibahas agar siswa tahu arah atau sasaran yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran, semakin jelas gambaran tujuan

37 Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) halm 133

(51)

pembelajaran yang diberikan oleh guru maka akan semakin tinggi minat belajar dari peserta didik.

2. Hadiah

Memberikan sebuah hadiah bagi siswa yang aktif atau siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru tersebut maka akan dapat meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut, karena ada sebuah dorongan dalam diri siswa untuk mendapatkan hadiah tersebut sehingga siswa berlomba-lomba agar bisa mendapatkan hadiah yang akan diberikan oleh guru dan disisilain juga adanya sebuah ketertarikan bagi siswa yang tidak mendapatkan hadiah untuk berusaha dengan semaksimal mungkin untuk mengejar teman-temannya yang mendapatkan hadiah.

Hadiah tersebut bisa berupa poin yang diberikan kepada siswa, ataupun bisa berupa barang seperti jajan dll, dan juga dalam bentuk pujian.

3. Saingan atau kompetisi

Agar pembelajara semakin menarik maka guru harus membuat suasana belajar yang aktif salah satunya adalah dengan cara membuat siswa berkompetisi di dalam pembelajaran seperti membuatkan siswa beberapa kelompok, setiap kelompok diberikan materi masing-masing dan nanti guru menentukan mana kelompok yang kompak dan aktif sehingga terjadinya persaingan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, maka dengan suasana

Gambar

Tabel 1.1 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Tabel 1.2 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Tabel 1.4 Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Ittihad Gerepek Lombok  Tengah Tahun Pelajaran 2020-2021
Tabel 1.5 Data Keadaan Siswa MTs. Darul Ittihad Gerepek Tahun  Pelajaran 2020-2021
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS pada pokok