• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Dasar Produktivitas

BAB III.............................................................................................................. 27

3.2 Bentuk Dasar Produktivitas

Menurut Yamit (2007) produktivitas dikelompokkan berdasarkan faktorial, Terdapat tiga bentuk dasar produktivitas antara lain:

1. Produktivitas Total (Total Productivity)

Menunjukkan produktivitas dari semua faktor yang digunakan untuk menghasilkan output. Faktor tersebut dapat berupa bahan mentah, tenaga kerja, energi, peralatan produksi dan lain-lain. Formulasi yang dipakai untuk menghitung produktivitas total, yaitu :

...3(2) Keuntungan dari pengukuran produktivitas total:

1. Mempertimbangkan semua faktor keluaran dan masukan yang dapat dikuantitaskan, sehingga lebih akurat mencerminkan keadaan ekonomi perusahaan yang sesungguhnya.

2. Pengontrolan keuangan denga indeks produktivitas total merupakan manfaat yang besar bagi pimpinan perusahaan (top management).

3. Bila digunakan dengan pengukuran produktivitas parsial, dapat menarik perhatian pihak manajemen untuk melakukan tindakan yang relatif efektif.

Keterbatasan dari pengukuran produktivitas total:

1. Data untuk perhitungan relatif sulit diperoleh pada level produk dan level konsumen.

2. Sama seperti parsial dan total faktor, faktor yang intangible (tidak nyata) tidak dipertimbangkan.

2. Produktivitas Multifaktor (Multifactor Productivity)

Menunjukkan produktifitas dari beberapa faktor yang digunakan untuk menghasilkan keluaran antara lain modal dan tenaga kerja, Formulasi yang dipakai produktivitas multifaktor adalah:

...3(3)

Keuntungan pengukuran produktivitas total faktor adalah : 1. Data perusahaan relatif mudah diperoleh.

2. Biasanya dipertimbangkan dari sudut pandang ekonomi.

Keterbatasan pengukuran produktivitas total faktor adalah :

1. Tidak dapat mengetahui manajemen untuk menganalisa hubungan nilai tambah keluaran dengan efisiensi produksi.

2. Sulit bagi pihak manajemen untuk menganalisa hubungan nilai tambah keluaran dengan efisiensi produksi.

3. Tidak cocok bila biaya-biaya material merupakan bagian yang cukup besar dari biaya total produk dimana pengaruh yang besar dari masukan material tidak langsung ditunjukkan dalam pengukuran produktivitas ini.

3. Produktivitas Parsial (Partial Productivity)

Menunujukkan produktivitas dari faktor-faktor tertentu yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Faktor tersebut berupa bahan baku atau tenaga kerja atau energi atau yang lainnya. Misalnya : produktivitas material, berarti perbandingan antara keluaran dengan material yang dipakai untuk keluaran tersebut. Formulasi yang digunakan produktivitas parsial adalah:

...3(4) Keuntungan pengukuran dengan produktivitas parsial adalah :

1. Mudah dimengerti.

2. Mudah mendapatkan data.

3. Mudah menghitung indeks produktivitas.

4. Mudah untuk dipakai oleh manajemen suatu perusahaan karena ketiga keuntungan diatas.

5. Beberapa indikator data produktivitas parsial (seperti keluaran per jam kerja orang) tersedia atau mudah didapat pada perindustrian pada umumnya.

6. Alat diagnosa yang baik untuk bagian-bagian yang perlu ditingkatkan produktivitas, jika digunakan dengan indikator produktivitas total

Keterbatasan pengukuran produktivitas parsial adalah :

1. Bila digunakan pengukuran ini saja, hasilnya belum dapat dijadikan patokan perbaikan sehingga dapat menyebabkan kerugian.

2. Tidak dapat menjelaskan kanaikan biaya secara keseluruhan.

3. Cenderung untuk melakukan perbaikan hanya pada bagian yang diukur.

4. Tidak baik untuk pengontrolan profit 3.3 Pengukuran Produktivitas

Blocher, et al., (2007) menjelaskan bahwa ukuran produktivitas bisa dilihat dengan dua cara yaitu produktivitas operasional dan produktivitas finansial. Produktivitas operasional adalah rasio unit output terhadap unit input.

Baik pembilang maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam unit).

Produktivitas finansial juga merupakan rasio output terhadap input output, tetapi angka pembilang atau penyebutnya dalam satuan mata uang (rupiah).

Hal ini sekaligus ingin menegaskan bahwa pemilihan indikator pengukuran produktivitas harus mengacu pada kebutuhan Iangsung dari perusahaan berkaitan dengan tujuan perbaikan produktivitas dari perusahaan itu (Gaspersz, 2014):

a. Kuantitas Produksi / Kuantitas Pcnggunaan Tenaga Kerja.

b. Kuantitas Produksi / Kuantitas Penggunaan Material.

c. Kuanitas Produksi / Kuantitas Penggunaan Energi.

d. Jam Kerja Aktual / Jam Kerja Standar.

e. Jam Kerja Tidak Langsung / Jam Kerja Langsung.

f. Jam Kerja Setup Produksi / Jam Kerja Aktual Produksi.

g. Kuantitas unit Yang Diterima / Kuantitas Unit Yang Diinspeksi.

h. Kuantitas Produk Cacat / Kuantitas Produksi

i. Kuantitas Produksi Berdasarkan Skedul (Rencana Produksi) / Kuantitas j. Produksi Aktual.

3.4 Unsur - Unsur Produktivitas

Unsur-unsur yang terdapat pada produktivitasm (Silalahi, et al, 2014):

a. Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Efisiensi dapat diartikan sebagai kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber dalam kegiatan produksi atau kegiatan organisasi, seperti: penghematan pemakaian bahan baku, tenaga listrik, uang, tenaga kerja, waktu, ruangan,air, dan sebagainya.

b. Efektivitas

Menunjukkan pencapaian hasil produksi perusahaan bila dilihat dari sudut akurasi dan kualitasnya dari output produksi seperti hasil produksi, hasil produk cacat, hasil produk baik, hasil produk yang mengalami perbaikan dan sebagainya. Efektivitas menggambarkan seberapa jauh target yang ditentukan dapat dicapai, baik dari segi waktu maupun kualitas. Makin besar presentase target tercapai makin tinggi tingkat efektivitasnya, konsep ini berorientasi keluaran.

c. Kriteria Inferensial

Kriteria Inferensial menunjukkan suatu kriteria yang tidak secara langsung mempengaruhi produktivitas. Bila diikutsertakan dalam matriks dapat membantu memperhitungkan variabel yang mempengaruhi faktor-faktor yang mayor seperti kerusakan mesin dan

jam pemakaian mesin.

3.5 Manfaat Produktivitas

Suatu perusahaan harus mengetahui manfaat dari pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Berikut beberapa manfaat pengukuran produktivitas antara lain:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Perencanaan sumber daya bisa lebih mudah dilakukan melalui pengukuran produktivitas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Tujuan ekonomi serta non ekonomi perusahaan dapat diatur kembali menurut prioritas dilihat dari sudut pandang usaha pengukuran produktivitas.

4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.

5. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus- menerus (continuous productivity improvement).

6. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terusmenerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.

7. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

3.6 Strategi Meningkatkan Produktivitas

Perusahaan atau departemen dapat mengambil sejumlah tahap penting dalam rangka meningkatkan produktivitas (Stevenson dan Chuong,2015 ) yaitu :

a. Mengembangkan ukuran produktivitas untuk seluruh operasi.

Pengukuran adalah tahap pertama dalam mengelola dan mengendalikan operasi.

b. Melihat sistem dalam keseluruhan agar dapat memutuskan operasi mana yang paling penting. Ini adalah keseluruhan produktivitas yang penting.

Manajer perlu bercermin pada nilai dari potensi peningkatkan produktivitas sebelum menyetujui usaha perbaikan. masalahnya adalah efektivitas. Ada beberapa aspek perbaikan. Salah satu aspeknya adalah memastikan hasilnya akan menjadi sesuatu yang diinginkan oleh pelanggan.

c. Mengembangkan metode untuk mencapai peningkatan produktivitas, seperti meminta ide dari tenaga kerja (mungkin mangtur tim tenaga kerja, insinyur, dan manajer), mempelajari bagaimana perusahaan lain meningkatkan produktivitas, dan menelaah kembali cara kerja yang dilakukan.

d. Menentukan sasaran perbaikan yang layak.

e. Menjelaskan bahwa pihak manajer mendukung dan mendorong peningkatan produktivitas. Pertimbangkan insentif untuk menghargai kontribusi tenaga kerja.

f. Mengukur perbaikan dan mengumumkannya.

Dokumen terkait