BAB III.............................................................................................................. 27
3.11 Tahapan – tahapan dalam metode OMAX
7. Indikator Pencapaian
Pada periode tententu jumlah seluruh nilai dari setiap kriteria dicantumkan pada kotak indikator pencapaian. Besarnya indikator awalnya adalah 300 karena semua kriteria mendapat skor 3 pada saat matriks mulai dioperasikan. Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan indikator pencapaian yang terjadi.
c. Penentuan Target dan Bobot
Pengukuran produktivitas dengan metode OMAX diperlukan penentuan target dan bobot untuk setiap kriteria. Target yaitu nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan, target yang ingin dicapai tentunya harus realistis dengan keadaan perusahaan saat ini. Bobot merupakan derajat kepentingan dari kriteria yang dinyatakan dalam satuan persen (%), total bobot dari semua kriteria bernilai 100% (Avianda, Yuniati &
Yuniar, 2014).
d. Penentuan Performansi Standar (Level 3)
Pada tahap ini menurut Avianda, Yuniati & Yuniar (2014) nilai performansi standar diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata setiap rasio performansi dan ditempatkan pada level 3.
Menurut Hamidah, Deoranto & Astuti (2013) secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
...3(5) Keterangan:
Xi = Rasio performance ke-i n = Jumlah data
e. Penentuan Performansi Terendah (Level 0)
Level 0 merupakan skala terkecil yang didapatkan dari nilai terkecil perhitungan setiap rasio performansi (Avianda, Yuniati &
Yuniar,2014). Nilai produktivitas terendah merupakan nilai yang harus dihindari perusahaan karena nilai ini merupakan pencapaian terburuk (Hamidah, Deoranto & Astuti, 2013).
f. Penentuan Performansi Tertinggi (Level 10)
Pada tahap ini menurut Avianda, Yuniati & Yuniar (2014) level 10 didapatkan dari target yang ingin dicapai oleh perusahaan Setiap perusahaan pasti mempunyai target yang ingin dicapai dalam waktu tertetu sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Secara matematis menurut Avianda, Yuniati & Yuniar (2014) penentuan performansi tertinggi yaitu:
( ) ...3(5)
g. Penentuan Level 1 – Level 2 dan Level 3 – Level 9
Menurut Hamidah, Deoranto & Astuti (2013) level 1-2 dan level 4-9 merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir, nilai level 1- level 2 dan level 4 – level 9 pada masing–masing kriteria dapat dilihat sebagai berikut:
...3(6)
...3(7)
h. Perhitungan Skor dan Indikator Performansi
Skor yaitu level terpilih yang diperoleh dengan cara melihat pada data pengukuran saat ini pada berada dilevel mana, kemudian level dari performansi tersebut ditulis dalam kolom skor, yang ditulis adalah level perfomansinya bukan nilai performansinya. Jika skor sudah diketahui langkah berikutnya yaitu menghitung nilai, nilai diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot. Untuk menghitung indikator performansi, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai dari keseluruhan rasio kriteria
(Avianda, Yuniati & Yuniar, 2014).
i. Tabel Objective Matrix (OMAX)
Tabel 3.1 Format Tabel Objective Matrix (OMAX) Kriteria
Level Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4
Performansi
Target 10
9 8 7 6 5 4 Performansi
Standar 3
2 1 Performansi
Terendah 0
Skor
Bobot (%)
Nilai
Indikator Performansi
Indeks Produktivitas j. Pengukuran Indeks Produktivitas
Menurut Avianda, Yuniati & Yuniar (2014) pengukuran indeks produktivitas dilakukan untuk mengetahui terjadi kenaikan atau penurunan selama periode tersebut, secara matematis, yaitu:
o Indeks Produktivitas terhadap performansi standar
......3(8)
o Indeks Produktivitas terhadap performansi sebelumnya =
...3(9)
k. Analisis Pencapaian Skor Setiap Rasio
Menurut Avianda, Yuniati & Yuniar (2014) analisis pencapaian skor setiap rasio yaitu analisis yang bertujuan untuk melihat skor masing- masing kriteria rasio produktivitas. Sehingga dapat diketahui rasio dengan nilai terendah.
42 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data
4.1.1 Data Produksi
PT. Trafoindo Prima Perkasa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang kelistrikan khususnya trafo. Untuk merk dagang PT. Trafoindo Prima Perkasa adalah Trafindo. Sesuai penempatan kerja praktek yang berada pada trafindo 4. Trafoindo memiliki 3 Production Line yaitu Production Line 1 &
2 yang khusus mengerjakan permintaan dari PLN dan Production Line 3 khusus mengerjakan permintaan dari swasta. Penulis hanya fokus pada Production Line 1 dan jenis trafo 100KVA di PT. Trafoindo Prima Perkasa. Penulis fokus pada objek penelitian yang dibutuhkan dalam pengukuran produktivitas dengan mengidentifikasi data-data sebagai berikut:
1. Data jumlah tenaga kerja 2. Data hari kerja tenaga kerja 3. Data rencana produk 4. Data produk aktual 5. Data label trafoindo
Data total produk yang dihasilkan pada Production Line 1 selama periode Februari 2018 – Agustus 2018 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Total Produksi Trafo 100kva pada Production Line 1
Periode Total Rencana Produk (set) Total Produk Aktual (set)
Feb-18 125 96
Mar-18 145 70
Apr-18 67 60
May-18 69 20
Jun-18 20 5
Jul-18 106 20
Aug-18 75 50
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
4.1.2 Data Jumlah Tenaga Kerja
Data jumlah tenaga kerja Production Line 1 di PT. Trafoindo Prima Perkasa diperoleh dari shift manager PT. Trafoindo Prima Perkasa. Data jumlah tenaga kerja di Production Line 1 di PT. Trafoindo Prima Perkasa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Total Tenaga Kerja pada Production Line 1 Periode Total Tenaga Kerja
Feb-18 81
Mar-18 81
Apr-18 128
May-18 128
Jun-18 68
Jul-18 68
Aug-18 65
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
Data total hari terpakai pada Production Line 1 di PT. Trafoindo Prima Perkasa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Jumlah Hari Kerja
Periode Total Hari Kerja Tenaga Kerja
Feb-18 26
Mar-18 25
Apr-18 23
May-18 24
Jun-18 20
Jul-18 26
Aug-18 25
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
4.1.3 Data Perakitan Label Trafoindo
Data penggunaan Label Trafindo pada Production Line 1 Trafo 100KVA di PT. Trafoindo Prima Perkasa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Total Label Trafindo yang digunakan
Periode Total Label Trafindo (pcs)
Feb-18 130
Mar-18 148
Apr-18 70
May-18 75
Jun-18 25
Jul-18 100
Aug-18 79
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
Keterangan:
Untuk 1 set trafo terdapat 1 pcs Label Trafindo 4.2 Pengolahan Data
Pada pengukuran produktivitas OMAX ini, peneliti membagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama pembuatan matriks OMAX dan tahap pengoperasian matriks OMAX.
4.2.1 Tahap pembuatan standar matrix objective matrix (OMAX)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan pengukuran produktivitas dengan metode OMAX. Tahap ini performansi standar diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata setiap rasio performansi dan ditempatkan pada level 3. Selanjutnya rasio yang memiliki nilai terbaik akan ditempatkan pada level 0.
1. Menentukan Kriteria Produksi
Ada 4 kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas yang ada di lantai Procution Line 1 PT. Trafoindo Prima Perkasa. Kriteria melalui proses pengamatan, wawancara, dan ketersediaan data dalam perusahaan. Berikut ini merupakan 4 kriteria yang digunakan:
Keterangan:
• Total Produk Aktual adalah jumlah produk yang di produksi perusahaan selama satu bulan
• Total Waktu Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja pada Production Line 1
• Total Rencana Produk adalah jumlah produk yang direncanakan perusahaan selama satu bulan
• Total Label Trafoindo
2. Menghitung Rasio Produktivitas dan Rasio Performansi
Setelah menentukan kriteria produktivitas yang akan diukur, dan semua data telah dikumpulkan langkah selanjutnya yaitu mengubah kriteria-kriteria tersebut ke dalam bentuk rasio produktivitas maka langkah selanjutnya melakukan perhitungan rasio produktivitas.
Perhitungan ini dilakukan unutk mngetahui nilai dari tiap rasio yang telah ditentkan. Nilai-nilai rasio dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Data perusahaan Production Line 1 periode Februari 2018 - Agustus 2018
Satuan Hari Set Orang Pcs
Periode
Total Waktu Tenaga
Kerja
Total Produk Aktual
Total Rencana
Produk
Total Tenaga
Kerja (orang)
Total Label Trafoindo (pcs)
Feb-18 26 96 125 81 130
Mar-18 25 70 145 81 148
Apr-18 23 60 67 128 70
May-18 24 20 69 128 75
Jun-18 20 5 20 68 25
Jul-18 26 20 106 68 100
Aug-18 25 50 75 65 79
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Tiap Kriteria
Periode Rasio 1 (Set/Hari)
Rasio 2
(Set/Orang) Rasio 3 (%) Rasio 4 (%)
Feb-18 3.692 1.185 0.768 0.738
Mar-18 2.800 0.864 0.483 0.473
Apr-18 2.609 0.469 0.896 0.857
May-18 0.833 0.156 0.290 0.267
Jun-18 0.250 0.074 0.250 0.200
Jul-18 0.769 0.294 0.189 0.200
Aug-18 2.000 0.769 0.667 0.633
Rata-Rata 1.851 0.544 0.506 0.481
Terendah 0.250 0.074 0.189 0.857
Tertinggi 3.692 1.185 0.896 0.200
Sumber: Hasil Perhitungan
Keterangan:
Rasio 1 =
Rasio 2 =
Rasio 3 =
Rasio 4 =
Contoh Perhitungan Rasio 1 Bulan Februari 2018 Rasio 1 =
Rasio 1 =
=3,692 Set/hari
Contoh Perhitungan Rasio 2 Bulan Februari 2018 Rasio 2 =
Rasio 2 =
=1,185 Set/Orang
Contoh Perhitungan Rasio 3 Bulan Februari 2018 Rasio 3 =
Rasio 3 =
=0,768 = 76,8
Contoh Perhitungan Rasio 4 Bulan Februari 2018 Rasio 4 =
Rasio 4 =
=0,738 = 73,8%
Tahap selanjutnya menentukan nilai produktivitas rata-rata (level 3) dari setiap rasio, nilai produktivitas terendah (level 0) serta menentukan nilai produktivitas tertinggi dengan target yang ingin dicapai perusahaan (level 10).
3. Penentuan Target dan Bobot
Dalam menentukan bobot dan target diperoleh dari wawancara dengan manager produksi Production Line 1 PT. Trafoindo Prima Perkasa
Tabel 4.7 Peningkatan yang diinginkan PT. Trafoindo Prima Perkasa Rasio Peningkatan yang Diinginkan
1 20%
2 20%
3 80%
4 20%
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
Tabel 4.8 Bobot yang diinginkan PT. Trafoindo Prima Perkasa Rasio Bobot yang Diinginkan
1 20%
2 20%
3 20%
4 20%
Sumber: PT. Trafoindo Prima Perkasa
4. Menentukan nilai produktivitas rata-rata (level 3) dan nilai produktivitas terendah (level 0)
Nilai level 3 didapatkan dari pengukuran rata-rata nilai produktivitas perusahaan, periode pengukaran dilakukan selama Februari 2018 sampai Agustus 2018. Nilai level 0 merupakan nilai yang harus dihindari oleh perusahaan karena merupakan pencapaian terburuk,level 0 didapatkan dari nilai terkecil pada perhitungan produktivitas perusahaan selama Februari 2018 sampai Agustus 2018.
Berikut adalah tabel nilai rasio performansi rata-rata (level 3) dan nilai rasio performansi terendah ( level 0).
Tabel 4.9 Penentuan Level 3 dan Level 0
Rasio
Rasio Perfomansi
Rata-Rata (Level 3)
Rasio Performansi
Terendah (Level 0)
Rasio 1 1.851 0.250
Rasio 2 0.544 0.074
Rasio 3 0.506 0.189
Rasio 4 0.481 0.857
Sumber: Hasil Perhitungan
5. Menghitung nilai produktivitas tertinggi dengan target yang ingin dicapai perusahaan (level 10).
Setiap perusahaan mempunyai target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu dengan kemampuan. Target perusahaan tersebut digambarkan pada level 10.
Level 10 = (Peningkatan yang diinginkan x Rasio Produktivitas Tertinggi) + Rasio Produktivitas Tertinggi
Berikut adalah tabel nilai rasio performansi yang diinginkan perusahaan (level 10)
Tabel 4.10 Penentuan Level 10
Rasio
Rasio Performansi
Tertinggi
Peningkatan yang diinginkan
Rasio Performansi yang diinginkan
(Level 10)
Rasio 1 3.692 20% 4.431
Rasio 2 1.185 20% 1.422
Rasio 3 0.896 80% 1.612
Rasio 4 0.200 20% 0.160
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh Perhitungan Level 10 Rasio 1
Level 10 = (Peningkatan yang dinginkan x Rasio Produktivitas Tertinggi) + Rasio Produktivitas Tertinggi
Level 10 = (
)
6. Menghitung skala antara level 1 dan level 2
Tabel 4.11 Penentuan Level 1 dan Level 2
Rasio
Rasio Perfomansi Rata-Rata (Level
3)
Rasio Performansi Terendah (Level
0)
Level1-Level2
1 1.851 0.250 0.534
2 0.544 0.074 0.157
3 0.506 0.189 0.106
4 0.481 0.857 -0.125
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan level 1 dan level 2 Rasio 1 Level 1 = Level 0 + (Level 1 – Level 2)
= 0,250 + (0,534) = 0,784
Level 2 = Level 1 + ( Level 1 – Level 2) = 0,784 + (0,534) = 1,318
7. Menghitung skala antara level 4 dan level 9
Tabel 4.12 Penentuan Level 4 – Level 9
Rasio
Rasio Performansi
Tertinggi
Peningkatan yang diinginkan
Rasio Performansi yang diinginkan
(Level 10)
Level 4 - Level 9
Rasio 1 3.692 20% 4.431 0.369
Rasio 2 1.185 20% 1.422 0.125
Rasio 3 0.896 80% 1.612 0.158
Rasio 4 0.200 20% 0.160 -0.046
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan level 4 – level 9 pada rasio 1 Level 4 = Level 3 + (Level 4 – Level 9)
= 1,851 + (0,369) = 2,219
Level 5 = Level 4 + ( Level 4 – level 9) = 2,219 + (0,369)
= 2,588
Level 6 = Level 5 + ( Level 4 – level 9) = 2,588 + (0,369)
= 2,956
Level 7 = Level 6 + ( Level 4 – level 9) = 2,956 + (0,369)
= 3,325
Level 8 = Level 4 + ( Level 4 – level 9) = 3,325 + (0,369)
= 3,694
Level 9 = Level 4 + ( Level 4 – level 9)
= 3,694 + (0,369)= 4,072
8. Indikator Performansi
Pengukuran indikator performansi merupakan penjumlahan dari keseluruhan nilai yang ada pada matriks OMAX indikator performansi menunjukan performansi di lini produksi dari keseluruhan kriteria. Pengukuran indikator performansi di Production Line 1 PT. Trafoindo Prima Perkasa, pada bulan Februari 2018 sampai Agustus 2018 dapat dilihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Februari 2018
Kriteria Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 3.692 1.185 0.768 0.738
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 8 8 4 0
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 160 160 80 0
Indikator
Performansi 400
Indeks Produktivitas 0 Sumber: Hasil Perhitungan
Keterangan:
1. Skor yaitu level terpilih yang diperoleh dengan cara melihat pada data pengukurna saat ini berada dilevel mana, kemudian di tulis dalam kolom skor level performansi bukan performansi.
2. Nilai diperoleh dari hasil pekalian skor dengan bobot.
3. Menghitung indikator performansi diperoleh dari hasil penjumlahan nilai dari keseluruhan rasio.
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Maret 2018
Kriteria Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 2.800 0.864 0.483 0.473
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 5 5 3 3
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 100 100 60 60
Indikator
Performansi 320
Indeks Produktivitas -20.000 Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.15 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan April 2018
Sumber: Hasil Perhitungan Kriteria Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 2.609 0.469 0.896 0.857
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 5 3 6 0
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 100 60 120 0
Indikator
Performansi 280
Indeks Produktivitas -12.500
Tabel 4.16 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Mei 2018
Kriteria
Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)4
Performansi 0.833 0.156 0.290 0.267
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 2 1 2 7
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 40 20 40 140
Indikator
Performansi 240
Indeks Produktivitas -14.286 Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.17 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Juni 2018
Kriteria
Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 0.250 0.074 0.250 0.200
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 0 0 2 9
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 0 0 40 180
Indikator
Performansi 220
Indeks Produktivitas -8.333 Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.18 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Juli 2018
Kriteria
Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 0.769 0.294 0.189 0.200
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 1 2 0 9
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 20 40 0 180
Indikator
Performansi 240
Indeks Produktivitas 9.091 Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Produktivitas dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) pada bulan Agustus 2018
Kriteria
Level
Rasio 1(Set/Hari)
Rasio
2(Set/Orang) Rasio 3(%) Rasio 4(%)
Performansi 2.000 0.769 0.667 0.633
Target 10 4.431 1.422 1.612 0.160
9 4.062 1.297 1.454 0.206
8 3.694 1.171 1.296 0.252
7 3.325 1.046 1.138 0.298
6 2.956 0.921 0.980 0.344
5 2.588 0.795 0.822 0.389
4 2.219 0.670 0.664 0.435
Performansi
Standar 3 1.851 0.544 0.506 0.481
2 1.317 0.387 0.400 0.606
1 0.784 0.231 0.294 0.732
Performansi
Terendah 0 0.250 0.074 0.189 0.857
Skor 4 5 5 1
Bobot (%) 20 20 20 20
Nilai 80 100 100 20
Indikator
Performansi 300
Indeks Produktivitas 25 Sumber: Hasil Perhitungan
4.2.2 Grafik Indikator Performansi
Untuk menunjukkan indikator performansi maka dibuat grafik indikator perrfomansi denan tujuan mempermudah penyampaian informasi tentang oerformansi produktivitas Production Line 1. Ringkasan indikator performansi line 10 di PT. Trafoindo Prima Perkasa periode Februari 2018 – Agustus 2018 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Indikator Performansi
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Indikator Performansi 400 320 280 240 220 240 300
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Indikator Performansi
Indikator Performansi
4.2.3 Perhitungan Indeks Produktivitas
Indeks Produktivitas diukur untuk mengetahui kenaikan atau penurunan dari periode yang diukur . Indeks produktivitas diukur terhadap periode sebelumnya.
Indeks Produktivitas terhadap Performansi sebelumnya
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengukuran model Objective Matrix. Perhitungan untuk menentukan indeks produktivitas dilakukan setiap bulan dari Februari 2018 sampai bulan Agustus 2018 yang dihitung terhadap periode sebelumnya, hasil pengukuran ini memperlihatkan besar persentase kenaikan atau penurunan relatif yang terjadi di setiap periode. Hasil perhitungan indeks produktivitas Production Line 1 PT. Trafoindo Prima Perkasa, terhadap periode sebelumnya saat peroide pengukuran dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Indeks Produktivitas terhadap performansi sebelumnya
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Grafik Indeks Produktivitas 0,00 -20,00 -12,50 -14,29 -8,33 9,09 25
-30,00 -20,00 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00
Indeks Produktivitas Terhadap Performansi Sebelumnya (%)
Grafik Indeks Produktivitas
Februar
i Maret April Mei Juni Juli Agustus
Grafik Indeks Produktivitas 33,33 6,67 -6,67 -20,00 -26,67 -20,00 0 -30,00
-20,00 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00
Indeks Produktivitas Terhadap Performansi Standar (%)
Grafik Indeks Produktivitas
Contoh Perhitugan Indeks Produktivitas Bulan Maret
Selama 7 bulan periode produksi, penurunan tingkat produktivitas pada produksi trafo 100kva ynyn-0 hingga dibawah indeks produktivitas standar terjadi pada bulan Maret, April, Mei, dan Juni. Pada bulan Juli dan Agustus indeks produktivitas berada diatas produktivitas standar. Untuk bulan Februai tingkat produktivitas berada dalam produktivitas standar.
Selain menghitung indeks produktivitas terhadap performansi sebelumnya, indeks produktivitas yang dicapai PT. Trafoindo juga dihitung terhadap performansi standar. Grafik indeks produktivitas di Production Line 1 terhadap performansi standar dapat dilihat dari gambar 4.3
Gambar 4.3 Indeks Produktivitas terhadap performansi standar
Contoh perhitungan
Indeks produktivitas bulan februari
=
=
=33,33
4.2.4 Analisa Pencapaian Skor Setiap Rasio
Analisa Pencapaian skor merupakan analisa yang bertujuan untuk melihat hasil skor yang dihasilkan masing-masing kriteria produktivitas terdapat dibawah, tepat atau diatas performansi standar. Pencapaian skor setiap rasio dapat dilihat pada Tabel 4.20 :
Tabel 4.20 Pencapaian Skor setiap Rasio Kriteria Rasio 1
(Set/Hari)
Rasio 2
(Set/Orang) Rasio 3 (%) Rasio 4 (%) Bulan Nilai Level Nilai Level Nilai Level Nilai Level
18-Feb 3.692 8 1.185 8 0.768 4 0.738 0
18-Mar 2.800 5 0.864 5 0.483 3 0.473 3
18-Apr 2.609 5 0.469 3 0.896 6 0.857 0
18-May 0.833 2 0.156 1 0.290 2 0.267 7
18-Jun 0.250 0 0.074 0 0.250 2 0.200 9
18-Jul 0.769 1 0.294 2 0.189 0 0.200 9
18-Aug 2.000 4 0.769 5 0.667 5 0.633 1
Jumlah 25 24 22 29
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 4.4 Pencapaian Skor masing-masing Rasio
Warna biru dengan ambang batas (Level 7 sampai dengan level 10) artinya kinerja telah mencapai target
Warna kuning dengan ambang batas (Level 3 sampai dengan level 6) artinya kinerja belum mencapai target tetapi telah mendekati target yang hendak
dicapai
Warna merah dengan ambang batas lebih kecil dari level 3 yang artinya kinerja benar - benar dibawah target bahkan dibawah standar
Rasio yang memiliki nilai terendah adalah rasio 3 (total produksi aktual selama 1 bulan/total rencana produksi selama 1 bulan) dikarenakan rencana produksi yang di usulkan dari bagian PPIC PT. Trafoindo Prima Perkasa terlalu tinggi sehingga produksi aktual selama 1 bulan tidak dapat mencapai target yang diinginkan.
Dalam tabel dan gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa performansi khusus jenis trafo 100kva tidak stabil hal ini dikarenakan perhitungan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) memiliki beberapa informasi mengenai tingkat produktivitas terhadap Production Line 1 PT. Trafoindo Prima Perkasa, yaitu berdasarkan data rencana produksi selama 1 bulan, aktual produksi selama 1 bulan, jumlah tenaga kerja selama 1 bulan, hari kerja tenaga kerja, dan jumlah penggunaan label Trafindo di Production Line 1. Sehingga dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) perusahaan dapat melihat tingkat performansi pada jenis trafo 100kva dari beberapa informasi, serta dapat melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap skor rasio yang memiliki nilai terendah dari perhitungan yang didapatkan.
Rasio 1 (Set/Hari)
Rasio 2 (Set/Oran
g)
Rasio 3 (%)
Rasio 4 (%) Pencapaian skor masing
masing Rasio 25 24 22 29
05 1015 2025 3035
Pencapaian skor masing masing
Rasio
64
Hasil dari pengolahan data Bab IV mengenai perhitungan produktivitas menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) diperoleh kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan kerja praktek yaitu dapat dilihat bahwa indikator performansi yang dicapai PT. Trafoindo Prima Perkasa bervariasi setiap bulannya, diantaranya:
Bulan Februari indikator performansinya 400
Bulan Maret indikator performansinya 320
Bulan April indikator performansinya 280
Bulan Mei indikator performansinya 240
Bulan Juni indikator performansinya 220
Bulan Juli indikator performansinya 240
Bulan Februai indikator performansinya 300
Indikator performansi yang mengalami kenaikan dan penurunan tiap bulannya dipengaruhi oleh pencapaian skor dari setiap rasio. Berdasarkan perhitungan diatas performansi produksi trafo 100KVA kurang baik, karena mengalami penurunan dari bulan Februari 2018 - bulan Juni 2018 dan baru mengalami peningkatan pada bulan Juli 2018 dan Agustus 2018.
5.2 Saran
Adapun saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan perusahaan, yaitu Selalu melakukan evaluasi kerja sehingga diharapakan aktivitas seluruh pegawai perusahan mengikuti standar yang telah ditetapkan untuk meningkatkan performansi khusus pada jenis trafo 100KVA.
65
Online Institut Teknologi Nasional,Vol. 01(4), 2-6.
Blocher, J., Edward, K. H., Chen, T.W, & Lin. 2007. Manajemen Biaya.
Ambarriani, S., Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Gaspersz, V. 2012, All In One: Production and Inventory Management, Edisi 8, Bogor: Vinchristo Publication
Hamidah, N.H., Deoranto, P., & Astuti,R. 2013. Productivity Analysis Using Obejective Matrix (OMAX) Method Case Study on the Production Department Of Sari Roti PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk Pasuruan.
Teknologi Pertanian,Vol. 14(3), 215-222.
Handoko, T.H. 2009. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Helpern, L., Koren, M. & Szeidl. 2009.Imported Inputs and Productivity. Cerfig:
Working Paper No.8.
Permadi, Y., Bakar, A., & Helianty, Y. 2015. Peningkatan produktivitas dilantai produksi berdasarkan pengukuran metode Objective Matrix (omax) (studi kasus di cv. panyileukan). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, Vol. 3(2), 1-12.
Silalahi, L., Rispianda, & Yuniar. 2014. Usulan Strategi Peningkatan Poduktivitas Berdasarkan Hasil Analisis Pengukuran Objective Matrix (OMAX) Pada Departemen Produksi Transformer (Studi Kasus di PT. XYZ). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, Vol. 02(3).
Setiowati, R. 2017. Analisis pengukuran produktivitas departemen produksi dengan metode Objective Matrix (OMAX) pada cv. jaya mandiri. Factor
66
Stevenson, W.J., Chuong, S.C. 2014. Manajemen Operasi Perspektif Asia, Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat
Yamit, Z. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua. Yogyakarta:
Ekonisia.
LAMPIRAN 1.
LAMPIRAN 2.
LAMPIRAN 3.