• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Hamzanwadi Dalam

Dalam dokumen 180301150 PRO - etheses UIN Mataram (Halaman 60-65)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Bentuk Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Hamzanwadi Dalam

4 08.00-10.00 Pengajian dari Mushalla Al-Abrar 5 10.00-12.00 Lintas RHN, Musik dan Kreatifitas 6 12.00-12.30 Al-Quran, Azan Zuhr, Iagu-Iagu religi 7 12.30-13.00 Sepular NTB

8 13.00-14.00 Nusa Tenggara Barat Terkini 9 14.00-15.00 Inspirasi Sahabat

10 15.00-16.00 Kabar Sore, Al-Quran, Azan Ashar, lagu-lagu Islami 11 16.05-17.00 Selamat Sore Nusa Tenggara Barat (Mutual informasi RHN-

Pendengar)

12 17.00-17.30 Islam di Mancanegara, lagu-lagu religi 13 17.30-18.30 Al-qur'an, Azan Magrib, lagu-lagu religi

14 18.30-19.30 Pengajian TGKH. DR Muhammad Zainul Majdi, MA 15 10.30-20.00 Lagu-lagu Religi

16 20.00-22.00 Qishasul Anbiya, Kabar malam, Jendela Peristiwa 17 22.00-22.30 Lagu-lagu Oldis, Renungan malam, penutup

Tabel 4.1

Jadwal Acara Mingguan PT. Radio Hamzanwadi

No Hari Waktu Materi Acara

1 Senin 11:00-12:00 Ekonomi dan Pembangunan (Interactive) 2 Selasa 14:00-15:00 Kabar Nadhatul Wathan

3 Rabu 06:30-08:00 Tanya Jawab Agama Islam (Interactive) 4 Kamis 14:00-14:15 Tinjauan Palestina Dalam Sepekan

5 Jumat 08:00-10:00 Pengajian Umum

6 Jumat 10:00-10:15 Khazanah Dunia Islam 7 Jumat 16:00-16:30 English From Australia 8 Sabtu 16:00-17:00 Perspektif Pendidikan (Interactive) 9 Ahad 10:00-12:00 Kreasi Holiday (Interactive) 10 Ahad 13:00-14:00 Budaya dan Pariwisata 11 Ahad 16:30-18:00

B. Bentuk Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Hamzanwadi Dalam

Berdasarkan hasil temuan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa bentuk komunikasi penyair radio dakwah Radio Hamzanwadi dalam meningkatkan minat pendengar, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan bahwa, Radio Hamzanwadi menerapkan bentuk komunikasi verbal. Bentuk komunkasi ini digunakan oleh Radio Hamzanwadi melalui komunikasi dengan para pendengar berupa penyampaian pesan atau informasi secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal dilaksanakan oleh penyiar radio dalam beberapa program diantaranya yaitu program pembukaan (Sholawat Nahdlatain), Selamat pagi RHN, Lintas RHN, Seputar NTB, Nusa Tenggara Barat Terkini dan Inspirasi Sahabat. Setiap program yang ada, tentunya penyiar akan menyampaikan pesan atau informasi secara lisan dalam bentuk kata-kata. Hal ini menandakan bahwa program-program tersebut menggunakan bentuk komunikasi verbal yang disampaikan oleh penyiar radio Hamzanwadi.

Hal ini diungkapkan langsung oleh informan dalam penelitian ini yaitu Redaktur radio Hamzanwadi Bapak Lalu Darwil, yang menyatakan bahwa:

pendengar. Kita menyampaikan informasi melalui lisan dengan pendengar dan mereka akan mendengar apa yang kita sudah bicarakan tentang informasi tersebut. Melalui itu nanti pendengar akan memahami isi pesan yang kita sampaikan dan akan lebih mudah

50

50 Wawancara, Lalu Darwil, Pancor 17 Juni 2022.

Bentuk komunikasi verbal dalam proses penyiaran radio juga dibenarkan oleh Sucita Annisa Belia Istiqomah, selaku penyiar radio Hamzanwadi yang mengungkapkan selama sesi wawancara dengan peneliti, bahwa:

bentuk komunikasinya langsung secara lisan saya sampaikan saat sedang siaran, informasi seperti tema program, tamu atau pengisi siaran akan saya sampaikan langsung kepada pendengan ketika siaran berlangsung 51

Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan salah satu pendengar Radio Hamzanwadi yang menyatakan bahwa:

bentuknya seperti memberikan pesan ataupun informasi secara langsung ke pendengar. Seperti kajian-kajian Islam berupa Al-

pendengar. Ya seperti itulah caranya kurang lebih 52

Peneliti menemukan bahwa proses komunikasi verbal yang dilakukan oleh penyiar Radio Hamzanwadi dilakukan saat para penyiar mulai menyapa pendengar dengan menjelaskan terkait dengan jenis acara atau topik siaran yang sedang dan akan berlangsung. Dalam beberapa kesempatan, penyiar juga akan melakukan komunikasi secara verbal dengan para pendengar yang terhubung melalui saluran telepon dengan berdialog secara langsung antara penyiar dengan pendengar, komunikasi verbal melalui sambungan telepon ini dilakukan dalam beberapa sesi, seperti dalam sesi tanya-jawab, menyampaikan pertanyaan-pertanyaan atau memberikan permintaan (request) terkait dengan topik yang sedang dibicarakan.

51 Wawancara, Sucita Annisa Belia Istiqomah, Pancor 09 Januari 2023

52 Wawancara, Sohibul Muhajalin, Pancor 17 Juni 2022.

Berdasarkan hasil wawancara dan temuan peneliti selama proses observasi berlangsung peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk komunikasi dakwah yang dilakukan Radio Hamzanwadi yaitu bentuk komunikasi verbal. Bentuk komunikasi ini digunakan oleh Radio Hamzanwadi melalui komunikasi dengan para pendengar berupa penyampaian pesan atau informasi secara lisan maupun tulisan. Tentunya pesan atau informasi yang disampaikan berupa kata-kata atau lebih tepatnya adalah bahasa verbal.

2. Komunikasi Non-Verbal

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan bahwa, Radio Hamzanwadi menerapkan bentuk komunikasi non verbal. Bentuk ini dilaksanakan di program dakwah yaitu di program Inspirasi Sahabat yang dimana program ini penyiar radio menghadirkan kisah-kisah

penyampaian komunikasinya melalui gesture dan intonasi dari penyiar radio.

Hal tersebut bisa dipahami oleh pendengar dengan memahami intonasi, jeda, atau penekanan kata pada saat penyiar radio berbicara.

Hal ini diungkapkan langsung oleh informan dalam penelitian ini yaitu Redaktur radio Hamzanwadi Bapak Lalu Darwil, yang menyatakan bahwa:

penyiar, emosi yang penyiar tampilakan walaupun pendengar tidak bisa melihat ekspresi wajah si penyiar tapi kita bisa memahaminya dengan mengetahui intonasi, jeda, atau penekanan kata pada saat penyair radio berbicara. Jadi, penyiar radio di sini juga menerapkan bentuk komunikasi yang seperti itu juga tentunya 53

53 Wawancara, Lalu Darwil, Pancor 17 Juni 2022.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Sucita Annisa Belia Istiqomah, selaku penyiar radio Hamzanwadi dalam sesi wawancara yang berbeda dengan peneliti, Sucita Annisa Belia Istiqomah menjelaskan bahwa:

-kata biasa saja kalau ketika siaran, pasti kita sebagai penyiar juga harus mampu membangun suasana yang sesuai dengan topik, jadi seolah-olah pendengar merasakan suasana yang sama walau tidak dalam satu tempat, semisal nada suara kita atau paling sering adalah ekspresi kita selama siaran, kapan harus senang atau

54

Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan salah satu pendengar Radio Hamzanwadi yang menyatakan bahwa:

Jadi menurut saya sih bentuknya juga memberikan emosi dalam penyiaran. Melalui emosi penyiar radio bisa menyampaikan pesan atau informasi kepada pendengar 55

Dalam pandangan lain, Abdul Majid yang merupakan salah satu pendengan radio Hamzanwadi juga menyampaikan hal serupa, dalam sesi wawancara yang peneliti lakukan, yaitu:

seperti membayangkan suasana-suasananya, kadang ada sedih, kadang juga ketawa, tergantung apa yang dibicarakan sih, kalua saat saya

56

Peneliti menemukan bahwa proses komunikasi non verbal yang dilakukan oleh penyiar Radio Hamzanwadi dilakukan secara bersamaan saat para penyiar mulai menyapa pendengar. Selama sesi siaran radio berlangsung, peneliti menemukan adanya bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan oleh penyiar, dimana penyiar melakukan gerak tubuh atau gestur

54 Wawancara, Sucita Annisa Belia Istiqomah, Pancor 09 Januari 2023

55 Wawancara, Sohibul Muhajalin, Pancor 17 Juni 2022.

56 Wawancara, Abdul Majid, Pancor 09 Januari 2023

yang menggambarkan relevansinya dengan topik yang sedang bicarakan.

Seperti saat penyiar menggerakan tangan atau tubuh saat menyapa pendengar, penyiar yang tertawa saat berkomunikasi dengan pendengar ketika sambungan telepon berlangsung, juga gerak tubuh lainnya yang dibutuhkan untuk menggambarkan adanya emosi berupa intonasi, jeda, atau penekanan kata pada saat penyair radio berbicara. Berdasarkan hasil wawancara dan temuan peneliti selama proses observasi berlangsung, peneliti menyimpulkan bahwa bentuk komunikasi dakwah yang dilakukan Radio Hamzanwadi yaitu bentuk komunikasi non verbal. Bentuk komunkasi ini digunakan oleh Radio Hamzanwadi melalui pemberian gestur tubuh, ekspresi wajah, emosi yang dilakukan oleh penyiar radio. Hal tersebut bisa dipahami oleh pendengar dengan memahami intonasi, jeda, atau penekanan kata pada saat penyair radio berbicara.

C. Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Hamzanwadi Dalam

Dalam dokumen 180301150 PRO - etheses UIN Mataram (Halaman 60-65)

Dokumen terkait