BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4. Biaya Produksi
Tabel 4.7. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Padi dan Usahatani Cabai Rawit MT II di Kota Mataram Tahun 2016
No. Jenis Biaya Tetap Padi
(Rp/Ha)
Cabai Rawit (Rp/Ha) 1 Biaya Variabel
a. Biaya saprodi b. Tenaga Kerja
2.138.073 6.861.550
14.618.775 26.271.600
Subtotal 1 (a) 8.999.198 40.890.375
2 Biaya tetap a. Sewa Lahan b. Iuran Pengairan c. Penyusutan alat
10.000.000 400.000 86.041
15.000.000 400.000 1.450.935
Subtotal 2 (b) 10. 486.041 16.850.935
Total Biaya Produksi (a) + (b) 19.485.239 57.741.310 Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan petani responden pada usahatani padi dan usahatani cabai rawit dibagi dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Dalam hal ini rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pada usahatani padi lebih kecil dibandingkan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pada usahatani cabai rawit yaitu rata-rata biaya produksi usahatani padi sebesar Rp. 19.485.239 per hektar sedangkan rata-rata biaya produksi pada usahatani cabai rawit sebesar Rp. 57.741.310 per hektar. Hal ini dikarenakan biaya variabel dan biaya tetap pada usahatani cabai rawit jauh lebih besar dibandingkan usahatani padi.
4.4.1. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah
hasil produksi. Dengan kata lain besarnya output yang dihasilkan dalam proses
produksi ditentukan oleh besar kecilnya biaya variabel. Biaya ini terdiri dari biaya
sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan
secara rutin oleh petani pada usahtani padi dan usahtani cabai rawit terdiri dari
biaya benih, pupuk dan obat-obatan. Besarnya biaya sarana produksi yang
dikeluarkan oleh petani pada usahatani padi dan usahatani cabai rawit dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Per Hektar Pada Usahatani Padi dan Usahatani Cabai Rawit MT II di Kota Mataram Tahun 2016
No. Uraian
Padi Cabai Rawit
Jmlah Fisik
Nilai (Rp/Ha)
Jumlah Fisik
Nilai (Rp/Ha) 1
2
3
Benih/bibit ( Kg/Batang) Pupuk:
- Organik (kg) - Urea (Kg) - SP36 (Kg) - NPK (Kg) - KCL (Kg)
- Bom Flower (Ltr) - Pelangi (Kg) - Boron (Kg) - Kalsium (Kg) Obat-obatan:
- Herbisida Topkuat (Ltr) Parakuat (Ltr) Restart (Ltr) Lindomin (Ltr) Roundup (Ltr) - Pestisida
Matador (Ltr) Confidor (kg) Furadan (kg) Cronus (Ltr) Samite (Ltr) - Fungisida
Kuproxat (Ltr) Score (Ltr) Nordox (Kg) Antracol (Ltr) Biozep (Kg)
40 500 250 100 100 - 0,37 28,57 - -
0,54 0,33 1.09 - - 0,28 1,89 4,43 - - 0,17 0,33 0,13 - -
320.000 250.000 500.000 163.547 230.000 - 95.172 71.428 - -
29.802 18.423 60.147 - - 15.172 226.995 66.502 - - 25.862 43.743 21.280 - -
17.000 10.000 - 199 833 200 - - 2,78 2,79
4,59 - - 2,21 2,84 - 0,98 - 0,56 1,15 - - 0,61 1,00 1,14
3.400.000 5.000.000 - 397.917 1.916.667 1.800.000 - - 176.563 167.188
250.651 - - 221.354 241.276 - 293.899 - 111.213 345.052 - - 97.222 120.000 79.753
Jumlah 2.138.073 14.618.775
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata biaya sarana produksi yang dikeluarkan
petani responden pada usahatani padi sebesar Rp. 2.138.073 per hektar, sedangkan
pada usahatani cabai rawit rata-rata biaya sarana produksi yang dikeluarkan
sebesar Rp. 14.618.775 per hektar. perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk biaya sarana produksi disebabkan karena adanya perbedaan sarana produksi
yang digunakan. Pada usahatani cabai rawit biaya sarana produksi yang paling bayak dikeluarkan adalah biaya pupuk, ini dikarenakan lahan yang digunakan menanam cabai rawit adalah bekas tanaman padi sawah, karena padi sawah memerlukan genangan air yang banyak sehingga mengakibatkan unsur hara di dalam tanah banyak yang hilang atau terjadi pencucian, oleh karena itu untuk menanam cabai rawit membutuhkan pupuk yang lebih banyak untuk menjaga kesuburan lahan tersebut. Dalam usahatani cabai rawit petani responden menggunakan bibit dimana rata-rata bibit yang dibutuhkan petani sebanyak 17.000 batang per hektar dengan nilai Rp. 3.400.000. Sedangkan pada usahatani padi petani responden menggunakan benih untuk di semai, rata-rata benih yang dibutuhkan petani responden sebanyak 40 kilogram per hektar dengan nilai Rp.
320.000. Untuk usahatani cabai rawit biaya sarana produksi yang paling rendah adalah biaya obat-obatan yaitu sebesar Rp. 1.761.600 per hektar. Obat-obatan ini terdiri dari Herbisida, pestisida dan fungisida yang dilakukan dengan cara menyemprotkan atau menyiramkan ke tanaman. Adapun kegiatan ini tidak mutlak dilakukan dan dilakukan ketika tanaman terkena hama penyakit dan ditumbuhi gulma.
Sedangkan besarnya rata-rata biaya tenaga kerja per hektar yang
dikeluarkan pada usahatani padi dan usahatani cabai rawit dapat dilihat pada
Tabel 4.9. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tenaga kera yang
dikeluarkan pada usahatani padi sebesar Rp. 6.861.550 per hektar, sedangkan
pada usahatani cabai rawit sebesar Rp. 26.271.600 per hektar. Perbedaan biaya
tenaga kerja usahatani cabai rawit jauh lebih besar dibandingkan biaya tenaga
kerja pada usahatani padi, ini dikarenakan ada perbedaan upah dan pekerjaan yang
dilakukan. Pada usahatani cabai rawit pekerjaan yang dilakukan cukup berat dan
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan usahatani padi seperti
biaya tenaga kerja yang paling banyak dikeluarkan pada usahatani cabai rawit
adalah pembuatan bedengan dikarenakan pembuatan bedengan ini membutuhkan
tenaga kerja yang banyak dan prosesnya yang lama. Adapun sistem pembayaran
pada pembuatan bedengan ini adalah sistem borongan dengan upah sebesar Rp.
15.000.000 per hektar dengan jumlah tenaga kerja 86,88 HKO dan biasanya dilakukan oleh satu kelompok tenaga kerja.
Tabel 4.9. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi dan Cabai Rawit MT II di Kota Mataram Tahun 2016
No
. Uraian
Padi Cabai Rawit
HKO Nilai
(Rp/Ha) HKO Nilai
(Rp/Ha) 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengolahan/Bajak Penyemaian
Pemupukan Pesemaian Pencabutan bibit Pengangkutan bibit Pembuatan Bedengan Pemasangan Mulsa Penanaman
Pemasangan Ajir Penyiangan Penyulaman Pemangkasan Pemupukan I Pemupukan II
Berantas hama/penyakit I Berantas hama/penyakit II Pemanenan
5,42 4,24 1,58 2,97 2,41 - - 11,87 - 12,76 - - 3,15 3,15 2,13 2,13 2,46
1.500.000 318.000 118.500 222.750 180.750 - - 890.250 - 957.000 - - 236.250 236.250 159.500 159.500 1.882.800
13,33 - - - - 86,88 13,02 28,65 11,98 23,54 4,22 11,46 6,77 - 4,69 - 10,63
1.500.000 - - - - 15.000.000 1.106.700 2.435.250 1.018.300 2.000.900 358.700 974.100 575.450 - 398.650 - 903.550 Jumlah 54,27 6.861.550 215,17 26.271.600 Sumber: Data Primer Diolah
4.4.2. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani padi dan usahatani cabai rawit yang terdiri dari sewa lahan, iuran pengairan dan penyusutan alat. Besarnya biaya tetap pada usahatani padi dan usahatani cabai rawit dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 menunjukkan rata-rata biaya tetap per herktar usahatani cabai
rawit lebih besar dibandingkan usahatani padi yaitu sebesar Rp. 16.450.935,
sedangkan pada usahatani padi rata-rata biaya tetap sebesar Rp. 10.486.041 per
hektar. Besarnya rata-rata biaya penyusutan pada setiap usahatani disebabkan
karena adanya perbedaan jumlah kepemilikan alat-alat pertanian. Semakin banyak
alat-alat yang digunakan maka nilai penyusutan akan semakin besar. Selain itu nilai penyusutan alat dipengaruhi pula oleh nilai beli, umur pakai dan nilai sisa dari alat tersebut. Adapun pada sewa lahan rata-rata per hektar petani responden menyewa lahan dengan sewa Rp. 30.000.000 per tahun. Pada usahatani padi petani responden membayar Rp. 10.000.000 per musim karena petani responden bisa menanam padi 3 kali dalam setahun. Sedangkan pada usahatani cabai rawit petani responden hanya bisa menanam 2 kali dalam setahun sehingga biaya penyusutan sewa lahan sebesar Rp. 15.000.000 Per musim.
Tabel 4.10 Rata-rata Biaya Tetap Atau Biaya Penyusutan Alat Pada Usahatani Padi dan Usahatani Cabai Rawit MT II di Kota Mataram Tahun 2016
No. Biaya Penyusutan Padi
(Rp/Ha)
Cabai Rawit (Rp/Ha) 1.
2.
3.
Sewa Lahan Iuran Pengairan Penyusutan Alat : a. Traktor
b. Cangkul c. Sprayer d. Sabit e. Gembor f. Parang g. Gunting h. Ember i. Mulsa j. Tali salaran k. Ajir
10.000.000 400.000 56.150 7.372 19.589 2.930 - - - - - - -
15.000.000 400.000 96.412 19.379 53.743 8.656 607 1.691 6.429 7.420 587.240 11.697 657.661
Jumlah Biaya Penyusutan 10.486.041 16.850.935
Sumber: Data Primer Diolah
Dalam dokumen
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN USAHATANI
(Halaman 47-52)