BAB IV TUGAS KHUSUS
4.2. Analisis Resiko Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Bowtie Bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau keadaan yang memiliki potensi
4.2.3. Bowtie Analisis
Adapun cara penentuan kategori dari resiko kecelakan yang terjadi dengan menentukan terlebihdahulu kemungkinan terjadinya kecelakaan kemudian tentukan keparahan dari kecelakaan yang akan terjadi, setelah didapat kemungkianan dan keparahan berdasarkan nilai 1-5 seperti tabel yang disediakan kemudian dilakukan perkalian antara kemungkinan dan keparahan sehingga didapat nilai yang bisa dilihat di tabel 4.13 dan didapat kategori dari resiko kecelakaan tersebut.
Setelah memahami penentuan tingkat risiko, kita dapat mengidentifikasi pekerjaan yang datang dengan berbagai tingkat risiko. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai pekerjaan yang dapat menimbulkan bahaya seperti data-data yang telah di dapatkan melalui pekerjaan proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar. Selanjutnya, analisis alur kerja setiap pekerjaan untuk menentukan bahaya apa pun yang terkait. Adapun contoh analisis tingkat resiko pada tabel 4.14 seperti pelaksanaan loading dan unloading material terdapat identifikasi bahaya pada pekerjaan pengangkatan material. Pengangkatan material didapat nilai koefisien kemungkinan 4 karena hal seperti kejatuhan meterial ataupun sling pengangkat putus sangat kecil kemungkinan untuk terjadi, dan koefisien akibat mendapatkan nilai 5 karena dampak dari hal itu sangat besar apabila terkena orang atau pekerja dapat mengakibatkan cidera dan dapat menyebabkan kematian atau dapat menimbulkan kerugian besar jika material terjatuh dan menimpa bangunan yang sedang dikerjakan sehingga nilai tingkat risiko yang didapat 20 dengan status tingkat risiko tinggi. Selanjutnya fabrikasi,
85 terjadi identifikasi bahaya tangan terkena palu saat memaku. Hal tersebut dapat terjadi karena kelalaian pekerja dalam melakukan aktifitas pekerjaannya yang kurang fokus atau tidak mendengarkan instruksi dari mandor dilapangan. Nilai koefisien kemungkinan yang di dapat 3 dan untuk nilai akibatnya 3 dengan kategori menengah karena untuk resiko tersebut sering ditemui namun tidak menimbulkan efek bahaya yang besar sehingga masih mudah untuk ditangani oleh K3 itu sendiri. Adapun tabel dari analisis tingkat resiko dari pekerjaan yang sudah saya amati dilapangan, berikut menjabarkan tingkat risiko dari bahaya yang teridentifikasi sebelumnya.
86 Tabel 4.14. Analisis Tingkat Risiko
NO
Aktifitas, Produk dan
Jasa
Kondisi (R, NR,
N, AN, E)
Sumber Bahaya &
Aspek Lingkungan
Potensi Risiko Bahaya & Aspek
Lingkungan
Nilai Kemungkinan
Nilai Keparahan
Tingkat Awal Risiko
Kategori Risiko
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
NR Proses Pelaksanaan Mobilisasi &
Demobilisasi
Kecelakaan Lalu
Lintas 4 4 16 Tinggi
N Kemacetan 3 2 6 Menengah
N Emisi Gas Buang Pencemaran Udara
(Gas Buang) 4 4 16 Tinggi
2
Pelaksanaan Loading - Unloading Material
R Penempatan Material
a. Ruang Gerak Terbatas b. Tangan / kaki
terjepit c. Tersandung d. Tertimpa material
3 3 9 Menengah
R Pengangkatan
Material
a. Tertimpa / kejatuhan material b. Mata kemasukan
benda asing c. Sling pengikat material terputus d. Terbentur Alat
Berat
4 5 20 Tinggi
1 Galian Pile Cap dan Saluran
NR Lobang galian Pekerja terpeleset dan
jatuh pada lobang 3 3 9 Menengah
R
Pekerja terkena alat berat yang sedang melakukan manuver
cedera ringan/berat 3 4 12 Menengah
87
AN
Tumpahan solar pada saat pengisian bahan bakar ke alat berat
Pencemaran
lingkungan 2 4 8 Menengah
2 Fabrikasi NR tangan terkena palu
saat memaku Cedera ringan/berat 3 3 9 Menengah
3 Pembesian
NR
Pemotongan &
pembengkokan besi menggunakan bar cutter dan bar bender
Tangan teriris/terluka 3 4 12 Menengah
NR Pemasangan Kerangka Besi
tertimpa, terjatuh pada elevasi yang berbeda, tangan tertusuk besi
3 4 12 Menengah
4 Pekerjaan Bekisting
AN Serbuk Kayu Polusi udara 3 3 9 Menengah
R Pemasangan Bekisting Tangan tergores kayu
bekisting 3 4 12 Menengah
5 Pengecoran
NR Tertabrak Truck
Mixer Cedera ringan/berat 3 4 12 Menengah
R Terkena percikan
coran Iritasi kulit 3 3 9 Menengah
AN Sisa coran yang mengeras
Merusak permukaan
tanah 3 4 12 Menengah
Sumber : Dokumen PT. BRANTAS ABIPRAYA
88 Langkah selanjutnya adalah merincikan pengendalian risiko yang dapat diterapkan setelah tingkat risiko ditentukan. Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan kerja dan mengurangi kerusakan jika terjadi, berikut adalah contoh dari penegendalian resiko pada proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar
Tabel 4.15.Analisis Pengendalian Risiko
NO
Aktifitas, Produk dan
Jasa
Sumber Bahaya
& Aspek Lingkungan
Potensi Risiko Bahaya & Aspek
Lingkungan
Tindakan Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja
1
Mobilisasi dan Demobilisasi
Proses Pelaksanaan Mobilisasi &
Demobilisasi
Kecelakaan Lalu Lintas
(4) a. Memasang rambu Peringatan
(Rambu lalu lintas & Rambu K3 )
b. menetapkan Petugas Khusus pengatur lalu lintas di area
proyek
c. penyediaan sarana P3K Kemacetan 3. Penempatan petugas khusus
pengatur lalu lintas Emisi Gas Buang Pencemaran Udara
(Gas Buang)
4. melakukan uji lingkungan per 6 bulan 1x
2
Pelaksanaan Loading - Unloading
Material
Penempatan Material
a. Ruang Gerak Terbatas b. Tangan / kaki
terjepit c. Tersandung d. Tertimpa material
(4) a. Tool Box Meeting
sebelum memulai pekerjaan b. Barrigade area tumpukan
material
c. Menyediakan sarana kotak P3K.
(5) Gunakan helm, sarung tangan, kacamata, sepatu safety
Pengangkatan Material
a. Tertimpa / kejatuhan material b. Mata kemasukan
benda asing c. Sling pengikat material terputus d. Kehilangan
kendali pada pengangkatan
material
(3) a. Jangan Berada dibawah material
b. Memasang rambu peringatan / pemberitahuan (4) Tool Box Meeting sebelum
memulai pekerjaan (5) Gunakan helm, sarung tangan, kacamata, sepatu safety
3
Galian Pile Cap dan
Saluran
Lobang galian Pekerja terpeleset dan jatuh pada lobang
(4) Pengarahan oleh mandor/
pelaksana dengan instruksi menggali aman.
Pekerja terkena cedera ringan/berat (4) Pembatasan area kerja
89
alat berat yang sedang melakukan
manuver
dengan safety line (4) Operator memiliki SIO
(4)Memasang Rambu-rambu peringatan
Tumpahan solar pada saat pengisian bahan
bakar ke alat berat
Pencemaran lingkungan
(4) Pengawasan pengisian solar (4) Pemasangan rambu-rambu
bahan mudah terbakar di penyimpanan solar (4) Segera lokalisir area yang
terkena tumpahan
4 Fabrikasi
tangan terkena palu saat memaku
Cedera ringan/berat
(4) TBM sebelum melakukan pekerjaan
(4) Pahami metode kerja yang benar
5 Pembesian
Pemotongan &
pembengkokan besi menggunakan bar cutter dan bar bender
Tangan teriris/terluka
(4) Pahami metode bekerja yang benar: perhatikan posisi
tangan pada saat meletakkan material yang akan dipotong (4) Gunakan sarung tangan
Pemasangan Kerangka Besi
tertimpa, terjatuh pada elevasi yang berbeda, tangan
tertusuk besi
(4) Koordinasi dengan pengawas untuk memantau pemasangan kerangka besi (5) Ketinggian di atas 1,8 m gunakan body harness yang selalu dikaitkan ke tempat yang
aman
6 Pekerjaan Bekisting
Serbuk Kayu Polusi udara
(4) Sosialisasi Sistem Manajemen Lingkungan ke
mandor (5) Gunakan masker.
Pemasangan Bekisting
Tangan tergores kayu bekisting
(4) Menjalankan TBM (4) Gunakan sarung tangan
7 Pengecoran
Tertabrak Truck
Mixer Cedera ringan/berat
(4) Terdapat petugas Flag Man
dan juga HT untuk komunikasi (4) mengatur jarak aman antara
pekerja dan TM Terkena percikan
coran Iritasi kulit
(4) Gunakan masker (4) Gunakan baju-celana
panjang dan Sepatu boots agar tidak mengenai kulit Sisa coran yang
mengeras
Merusak permukaan tanah
(4) Tidak membuang sisa coran
ke tanah (4) Cleasing sisa coran segera
mungkin Sumber : Identifikasi bahaya dan aspek K3L (HIDRAC) PT. BRANTAS ABIPRAYA
90 Setelah ditentukan tingkatan resiko dan dilakukan perincian pengendalian resiko didapatkan resiko kecelakaan terbesar pada pengangkatan material dan mendapat nilai 20 untuk tingkat resiko tinggi dan tidak dapat ditoleransi. Setelah selesai menentukan tingkatan kategori resiko dilakukan analisis kecelakaan kerja berdasarkan st dilakukan di lapangan menggunakan diagram bowtie seperti pada gambar 4.10.
Setelah dilakukan analisis sebab dan akibat terjadinya suatu kecelakaan menggunakan diagram bowtie berdasarkan data pada tabel 4.15 tentang pengendalian resiko kecelakaan didapatkan bahwa Berikut ini adalah risiko kecelakaan kerja yang domian pada proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar adalah:
Pekerjaan pengangkatan material dengan bahaya hilangnya kendali saat pengangkatan material.Penyebab (cause), dampak (effects), dan kontrol (control measure) dari risiko alat berat terjatuh yaitu, Penyebab dan Kontrolnya sebagai berikut Kondisi cuaca tidak menentu meliputi: menggunakan alat bantu seperti handy talky atau alat bantu lainnya. operator truck crane kehilangan perhatian (karena kelelahan,bermain handphone ,dan lain-lain), sistem informasi status kendaraan pada dasboard. Dampak dan kontrolnya sebagai berikut alat berat terbalik, kontrolnya adalah memenuhi batas tonase alat berat Faktor eskalasi sebagai berikut mata kemasukan benda asing kontrol faktor eskalasi adalah pemakaian APD lengkap (helm, rompi proyek,dan kacamata).
91 Gambar 4.10. Diagram Bowtie Analisis Kecelakaan Kerja
Kehilangan kendali saat pengangkatan material pemeriksaan sebelum
menganngkat material menggunakan alat bantu
seperti Handy talky dan alat komunikasi lainnya
mematuhi batas tonase alat berat Memeasang rambu
peringatan/pemberitahuan Pengangkatan Material
Truck crane Terbalik
Pekerja tidak memperhatikan rambu yang sudah di
sediakan
Kabel sling pengikat putus Kondisi cuaca tidak menentu
Tidak memiliki perlengkapan yang memadai
sistem informasi status kendaraan pada dasboard PengemudiTRUCK CRANE kehilangan
perhatian (karena kelelahan, menggunakan smartphone, menyetel radio, dan lain-lain)
Pemeriksaan rutin terhadap alat yang digunakan
Pemeriksaan sebelum bekerja
menggunakan alat bantu seperti Handy talky dan alat komunikasi
lainnya berhati-hati saat melakukan
pengangkatan Jarak pandang buruk/pendek
Material menabrak benda lain saat proses
pengangkatan pengawasan oleh tim HSE
saat melakukan pengangkatan material
terbentur alat berat Tool Box meeting sebelum
memulai pekerjaan Jangan berada di area
pengangkatan material
Mata kemasukan benda asing Pemakaian APD (helm,
sarung tangan, kacamata, sepatu safety Pemeriksaan secara berkala
kepada pihak ketiga
Penyuluhan mengenai rambu-rambu yang ada di
lokasi
92 4.3. Perhitungan Pembesian Kolom