iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat, dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik dan dapat menyusun laporan Kerja Praktik dengan judul Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan pendidikan program studi strata satu (S1) bagi mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera. Manfaat dari Kerja Praktik ini adalah untuk dapat mengenal dan mengerti hal – hal dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan dan dapat membandingkan serta menghubungkan dengan teori–teori yang telah didapat pada perkuliahan.
Hal-hal yang telah didapat oleh Penulis selama 240 jam kerja melaksanakan Kerja Praktik ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pelaksanaan suatu proyek.
Laporan Kerja Praktik ini telah disusun dengan semaksimal mungkin serta dibantu dengan dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan Kerja Praktik ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada;
1. Bapak dan Ibu beserta seluruh keluarga tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.
2. Arif Rohman, S.T., M.T., Ph.D. (Cand)., sebagai ketua Fakultas Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera.
3. Syahidus Syuhada, S.T., M.T., sebagai ketua Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera.
4. Indri Rahmandhani Fitriana, S.T., M.Eng sebagai kordinator Kerja Praktik program strudi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera.
5. Julita Hayati, S.T., M.T., sebagai pembimbing Kerja Praktik yang telah memberikan bimbingan hingga selesainya laporan Kerja Praktik ini.
v 6. Tera Melya Petrice Sihombing, S.T., M.T. sebagai penguji Kerja Praktik
yang telah menguji ketika seminar laporan Kerja Praktik ini
7. PT. Ciriajasa Cipta Mandiri selaku konsultan pengawas pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
8. PT. Brantas Abipraya, selaku kontraktor pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
9. Seluruh teman – teman Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
10. Seluruh teman – teman Program Studi Teknik Sipil 2020 Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktik ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Lampung Selatan, 2024
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan ... 2
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan... 2
1.5. Batasan Kerja Praktik ... 3
1.6. Sistematika Laporan ... 3
BAB II INFORMASI PROYEK ... 4
2.1. Lokasi Proyek ... 4
2.2. Ruang Lingkup Proyek ... 5
2.3. Data Umum Proyek ... 6
2.1.1. Data Administrasi Proyek ... 6
2.3.2. Data Teknik Proyek ... 8
2.4. Manajemen Proyek ... 9
2.4.1. Tinjauan Umum... 10
2.4.2. Sistem Organisasi ... 10
2.5. Sistem Pengadaan ... 25
2.6. Sistem Kontrak ... 26
2.7. Sistem Pembayaran ... 28
2.8. Sitem Tender ... 29
2.9. Fasilitas Proyek ... 30
2.10. Time Schedule / Kurva S ... 33
BAB III PENGAMATAN LAPANGAN ... 35
3.1. Material Pekerjaan ... 35
3.2. Peralatan Pekerjaan ... 40
3.3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan ... 46
vii
3.3.1. Pekerjaan Kolom ... 46
3.3.2. Pekerjaan Balok ... 51
3.3.3. Pekerjaan Pelat Lantai ... 56
3.4. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 59
3.5. Pengendalian Mutu ... 63
3.5.1. Mutu beton ... 63
BAB IV TUGAS KHUSUS ... 66
4.1. Analisis Struktur Gedung BPKP Denpasar Menggunakan ETABS ... 66
4.1.1. Kriteria Desain ... 66
4.1.2. Material Struktur ... 67
4.1.3. Beban Desain ... 67
4.2. Analisis Resiko Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Bowtie ... 81
4.2.1. Penilaian Resiko ... 82
4.2.2. Prioritas Resiko ... 83
4.2.3. Bowtie Analisis ... 84
4.3. Perhitungan Pembesian Kolom ... 92
4.3.1. Perhitungan Kebutuhan Pembesian Kolom ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1. Kesimpulan ... 97
5.2. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Beban Desain ... 67
Tabel 4.2. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban Gempa ... 68
Tabel 4.3. Faktor Keutamaan Gempa ... 69
Tabel 4.4. Parameter Kelas Situs ... 70
Tabel 4.5. Koefisien Situs, Fa ... 71
Tabel 4.6. Koefisien Situs, Fv ... 71
Tabel 4.7. Percepatan Respon Spektra Sa ... 73
Tabel 4.8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan pada Periode Pendek ... 73
Tabel 4.9. Kategori Desaian Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan pada Periode 1 detik ... 73
Tabel 4.10. Rekapitulasi Dimensi Balok ... 79
Tabel 4.11. Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ... 80
Tabel 4.12. Matriks Penilaian Risiko... 83
Tabel 4.13. Klasifikasi Level Tingkat Risiko ... 83
Tabel 4.14. Analisis Tingkat Risiko... 86
Tabel 4.15. Analisis Pengendalian Risiko ... 88
Tabel 4.16. Data Kolom Lantai 2 ... 93
Tabel 4.17. Data Hasil Perhitungan Kolom ... 95
Tabel 4.18. Rekapitulasi Jumlah Pembesian Lantai 2 ... 96
Tabel 4.19. Rekapitulasi Volume Tulangan Kolom Lantai 2 ... 96
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek ... 4
Gambar 2.2. Batas Administratif Proyek ... 4
Gambar 2.3. Site Plan Gedung Learning Center dan Learning Solution ... 7
Gambar 2.4. Tampak Depan Gedung Learning Solution ... 7
Gambar 2.5. Tampak Depan Gedung Learning Center ... 8
Gambar 2.6. Hubungan Antar Skateholder ... 11
Gambar 2.7. Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi. ... 17
Gambar 2.8. Toilet ... 30
Gambar 2.9. Ruang Logistik ... 30
Gambar 2.10. Ruang Rapat ... 31
Gambar 2.11. Ruang Office ... 31
Gambar 2.12. Akses Pejalan ... 32
Gambar 2.13. Pos Satpam ... 32
Gambar 2.14. Ruang Induction ... 33
Gambar 2.15. Kurva S ... 34
Gambar 3.1. Ready Mix Concrete ………... 35
Gambar 3.2. Multiplek ... 36
Gambar 3.3. Paku ... 36
Gambar 3.4. Kayu Papan ... 37
Gambar 3.5. Besi Ulir ... 37
Gambar 3.6. Kawat Bendrat ... 38
Gambar 3.7. Beton Decking ... 38
Gambar 3.8. Semen Portland ... 39
Gambar 3.9. Mould Oil ... 39
Gambar 3.10. Bekisting Knockdown ... 40
Gambar 3.11. Mixer Truck ... 40
Gambar 3.12. Theodolite ... 41
Gambar 3.13. Bar Cutter ... 41
Gambar 3.14. Bar Bender ... 42
x
Gambar 3.15. Alat Slump Test ... 42
Gambar 3.16. Scaffolding ... 43
Gambar 3.17. Concrete Vibrator ... 43
Gambar 3.18. Bucket ... 44
Gambar 3.19. Air Compressor ... 44
Gambar 3.20. Roughter Crane ... 45
Gambar 3.21. Concrete Pump Truck ... 45
Gambar 3.22. Hand Waterpass ... 45
Gambar 3.23. Marking AS Kolom ... 46
Gambar 3.24. Pembesian Kolom ... 47
Gambar 3.25. Pemasangan Tulangan ... 47
Gambar 3.26. Pemasangan Beton Decking ... 48
Gambar 3.27. Checklist Pekerjaan ... 48
Gambar 3.28. Pemasangan Bekisting Knockdown ... 49
Gambar 3.29. Pengecoran Kolom ... 50
Gambar 3.30. Pembongkaran Bekisting ... 50
Gambar 3.31. Menentukan Elevasi ... 51
Gambar 3.32. Pemasangan Perancah ... 51
Gambar 3.33. Pemasangan Bekisting Slab ... 52
Gambar 3.34. Pemasangan Bekisting Balok Bodeman ... 52
Gambar 3.35. Pemasangan Bekisting Balok Tembereng ... 53
Gambar 3.36. Pemasangan Pembesian Slab dan Balok ... 53
Gambar 3.37. Pemasangan Decking ... 53
Gambar 3.38. Pembersihan Area Pengecoran ... 54
Gambar 3.39. Persiapan Mesin Concrete Pump ... 54
Gambar 3.40. Pemompaan Concrete Pump ke Area Pengecoran ... 55
Gambar 3.41. Penggunaan Concrete Vibrator ... 55
Gambar 3.42. Pengukuran Elevasi Slab ... 55
Gambar 3.43. Pemasangan Scaffolding ... 56
Gambar 3.44. Pemasangan Bekisting Pelat ... 57
Gambar 3.45. Perakitan Tulangan Pelat ... 57
Gambar 3.46. Pemasangan Beton Decking ... 58
xi
Gambar 3.47. Pengecoran Pelat Lantai ... 58
Gambar 3.48. Pelepasan Bekisting Pelat ... 58
Gambar 3.49. Helm ... 60
Gambar 3.50. Safet Vest ... 60
Gambar 3.51. Sepatu Safety ... 60
Gambar 3.52. Sarung Tangan ... 61
Gambar 3.53. Perlengkapan P3K ... 61
Gambar 3.54. Alat Pemadam Api Ringan ... 62
Gambar 3.55. Safety Cone ... 62
Gambar 3.56. Papan Himbauan ... 62
Gambar 3.57. Pagar Pembatas Proyek ... 63
Gambar 3.58. Full Body Harness ... 63
Gambar 4.1. Peta MCER (Ss) ... 69
Gambar 4.2. Peta MCER (S1) ... 70
Gambar 4.3. Design Struktur Bangunan Menggunakan ETABS ... 75
Gambar 4.4. Hasil Running ETABS ... 76
Gambar 4.5. Pada kolom 50x50cm overstress ... 76
Gambar 4.6. Pada Balok 30x60 overstress ... 77
Gambar 4.7. Pada kolom 30x30 overstress ... 77
Gambar 4.8. Denah Balok Struktur Bangunan Denpasar ... 78
Gambar 4.9. Bagan PenentuanTingkat Risiko ... 82
Gambar 4.10.Diagram Bowtie Analisis Kecelakaan Kerja ... 91
Gambar 4.11.Denah Kolom Lantai 2 ... 92
Gambar 4.12.Detail Kolom Lantai 2 ... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan lembaga pemerintah nonkementerian indonesia yang melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa audit, konsultasi, asistensi, evaluasi, pemberantasan KKN serta pendidikan dan pelatihan pewngawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pembangunan proyek BPKP terdapat di 4 daerah yaitu Ciawi, Medan, Denpasar and Makasar.
Bangunan Smart Building merupakan bangunan yang memiliki kemampuan intelligent building dan green building dimana pengelolaan dan pengontrolan operasional infrastruktur elektronik didalam bangunan dilakukan secara otomatis dan terintergrasi serta adanya BEMS (Building Energy Management System) untuk melakukan pengaturan energi.
Proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar dikembangkan oleh PT Brantas Abipraya, Tbk sebagai kontraktor utama. Pengembang menginginkan suatu gedung yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sarana hunian dan pelatihan. Pada proyek ini terdiri dari 2 gedung yaitu gedung learning center dengan empat lantai dan gedung training center.
Proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk dapat melakukan kerja praktik sebagai wujud penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan di kampus dengan pelaksanaan yang sebenarnya di lapangan. Melalui kerja praktik ini mahasiswa dapat menambah ilmu, pengalaman dan wawasan baru tentang pelaksanaan suatu proyek pembangunan konstruksi yang belum didapatkan selama perkuliahan. Oleh karena itu, diharapkan para mahasiswa/mahasiswi dapat menyerap segala ilmu yang didapatkan sebelum memasuki dunia pekerjaan.
2 1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis dimensi struktur balok dan kolom gedung BPKP di denpasar menggunakan Software ETABS?
2. Bagaimana analisis risiko dan pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan metode Bowtie pada proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar?
3. Berapa kebutuhan besi pada pekerjaan lantai 2 di proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis dimensi struktur balok dan kolom bangunan BPKP Denpasar menggunakan Software ETABS
2. Menganalisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan metode Bowtie pada proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
3. Menghitung kebutuhan besi beton lantai 2 pada proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar.
1.4.Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja praktik dilaksanakan selama 240 jam dimulai sejak tanggal 05 januari 2024 sampai 03 februari 2024. Waktu kerja praktik mulai dari hari senin sampai dengan minggu dimulai dari pukul 08.00-17.00 WIB pada Proyek Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi yang berlokasi di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Jl. Beringin II, Pandansari, Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
3 1.5.Batasan Kerja Praktik
Adapun batasan Kerja Praktik pada proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi yaitu pekerjaan struktur balok, slab, kolom dan Shear Wall. Beberapa hal yang akan dibahas penulis dalam laporan Kerja Praktik ini yaitu:
1. Pekerjaan kolom 2. Pekerjaan balok 3. Pekerjaan slab 4. Pekerjaan shear wall 1.6.Sistematika Laporan
Laporan Kerja Praktik ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I berisi tentang pemaparan latar belakang proyek, rumusan masalah, tujuan, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik, batasan kerja praktik, dan sistem penulisan laporan.
2. BAB II INFORMASI PROYEK
Pada bab II berisi latar belakang proyek, ruang lingkup pekerjaan proyek, data umum proyek, sistem pelelangan, sistem kontrak, dan sistem pembayaran, dan kurva S.
3. BAB III PENGAMATAN LAPANGAN
Pada bab III berisi tentang material pekerjaan, peralatan pekerjaan, metode pelaksanaan, dan pengendalian mutu pekerjaan.
4. BAB IV TUGAS KHUSUS
Pada bab IV berisi data dan pembahasan dari tugas khusus yang diberikan selama menjalankan kerja praktik di proyek.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi kesimpulan dari pembahasan kerja praktik yang telah dilakukan dan saran dari penulis untuk menjalankan kegiatan kerja praktik.
4
BAB II
INFORMASI PROYEK
2.1. Lokasi Proyek
Lokasi pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar berada di Beringin II, Pandansari, Kec.
Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara astronomis proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar terletak pada posisi 6°38'59.64"LS dan 106°51'15.60"E.
Denah lokasi dan gambar perspektif proyek dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek
Sumber: Google Maps, 2024
Gambar 2.2. Batas Administratif Proyek
Sumber: Data Proyek
5 2.2. Ruang Lingkup Proyek
Ruang Lingkup pekerjaan yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar ini dimulai dari survei lapangan, pelaksanaan proyek, hingga masa pemeliharaan, sehingga proyek dapat berjalan lancar, tepat sesuai rencana, dan terwujud secara tepat waktu. Detail pekerjaan pada proyek ini dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pesiapan
Pekerjaan persiapan ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur, arsitektural dan lainnya. Pekerjaan persiapan ini terdiri dari Pembangunan kantor, barak pekerja yang digunakan untuk para pekerja beristirahat maupun bekerja. Selain itu juga pada pekerjaan persiapan ini juga membangun gudang dan wc yang nantinya digunakan untuk menyimpan perkakas,obat-obatan dan pagar proyek, serta memasang papan proyek yang berfungsi sebagai himbauan bagi para pekerja.
2. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan galian pondasi yang dimana pada pekerjaan galian pondasi ini merupakan pekerjaan awal dalam sebuah pembangunan konstruksi dimana suatu fondasi merupakan suatu struktur yang dugunakan untuk menompang bangunan. Selanjutnya pekerjaan kolom dan balok setelah pondasi pada suatu bangunan telah selesai berikutnya merupakan pembuatan struktur kolom dan balok yang berfungsi untuk menahan beban bangunan. Serta pekerjaan struktur terakhir yaitu pelat lantai yang dimana berfungsi untuk memperkuat struktur bangunan.
3. Pekerjaan Arsitektural
Setelah pekerjaan struktur selanjutnya yaitu pekerjaan arsitektural yang terdiri dari pekerjaan lantai, dinding dan fasad, pekerjaan kusen,pintu dan jendela, serta pekerjaan tangga dan atap.
4. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing
Pada pekerjaan ini meliputi instalasi air bersih,instalasi pencegahan kebakaran, instalasi tenaga Listrik, penerangan Gedung, pekerjaan lift, instalasi pembuangan air kotor dan limbah, serta system tata udara (HVAC).
6 2.3. Data Umum Proyek
Data umum proyek merupakan data – data proyek secara yang umum meliputi data administrasi dan data teknis.
2.1.1. Data Administrasi Proyek
1. Nama Proyek : Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at at Ciawi, Denpasar,
Medan and Makassar.
2. Lokasi Proyek : Jl. Beringin II, Pandansari, Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16720 3. Luas Bangunan : Gedung Learning Center (987,29 m2),
Gedung Learning Solution (1110,4 m2)
4. Owner : Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP)
5. Konsultan Pengawas : PT. Ciriajasa CM, PT. Ciriajasa E.C 6. Kontraktor Utama : PT. Brantas Abipraya
7. Konsultan Struktur : Agung Budianto 8. Konsultan Arsitektur : Arif Budi Siswanto
9. MEP Consultant : Muhammad Fajar
10. Engineering Consultant : Nurholis Setiawan 11. Landscape Consultant : Arif Budi Siswanto
12. Quantity Surveyor : PT. Brantas Abipraya (Persero) 13. Soil & Foundation : PT. Brantas Abipraya (Persero)
14. Nilai Kontrak : Rp. 146.837.688.259 (Seratus Empat Puluh Enam Milyar Delapan Ratus Tiga Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Rupiah)
15. Jenis Kontrak : Unit Price 16. Metode Pembayaran : Termin
17. Waktu Pelaksanaan : 300 Hari Kalender 18. Masa Pemeliharaan : 180 Hari Kalender 19. Tanggal Mulai Kontrak : 11 September 2023
7 20. Tanggal Selesai Kontrak : 06 Juli 2024
Gambar 2.3. Site Plan Gedung Learning Center dan Learning Solution
Sumber: Data Proyek
Gambar 2.4. Tampak Depan Gedung Learning Solution
Sumber: Data Proyek
8 Gambar 2.5. Tampak Depan Gedung Learning Center
Sumber: Data Proyek
2.3.2. Data Teknik Proyek
Adapun data teknis Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Bangunan : Learning Solusion 2. Jumlah Lantai : 4 lantai
3. Luas Bangunan : 1110,4 m² 4. Luas Tanah : 21.730 m² 5. Tinggi Bangunan : 16,5m
6. Jenis Struktur : Beton Konvensional Bertulang 7. Struktur Pondasi : Fondasi Bore Pile
8. Mutu Beton :
Tabel 2.1. Mutu Beton
No. Komponen Struktur Material
1. Bore Pile Diameter 600 mm K-300, Beton f’c = 25 MPa
2. Sloof, Pelat Lantai K-250, Beton f’c = 20.75 MPa
3. Tulangan Baja BjTS 420, fy = 420 MPa
BjTP 280, fy = 280 MPa
4. Baja Profil SS400, Fy = 235 MPa
5. Baut ASTM A325 HTB konstruksi primer
ASTM A305 HTB konstruksi sekunder Sumber : Data Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi
9 9. Dimensi Balok dan Kolom :
Tabel 2.2. Dimensi Balok dan Kolom Gedung Learning Solution
Sumber : Data Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi
2.4. Manajemen Proyek
Manajemen proyek merujuk pada suatu metode atau sistem pengelolaan dan pengorganisasian berbagai aktivitas dalam suatu bisnis selama periode waktu tertentu. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi, hingga penutupan.
1. Inisiasi Proyek (Initiation)
Tahap awal manajemen proyek diawali dengan inisiasi proyek, yang bertujuan untuk mendefinisikan proyek secara komprehensif. Langkah ini memberikan gambaran umum mengenai tujuan dan persyaratan proyek.
2. Perencanaan Proyek (Planning)
Selama tahap perencanaan proyek, manajer proyek harus mengatur tim, menyiapkan sumber daya kolaboratif, dan menetapkan tujuan yang jelas.
Perencanaan ini merupakan landasan untuk pelaksanaan proyek.
3. Eksekusi Proyek (Execution)
Proses eksekusi melibatkan pengembangan dan penyelesaian proyek sesuai dengan roadmap atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Tim bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
10 4. Penutupan Proyek (Closure)
Setelah proyek selesai, tim secara resmi melakukan penutupan. Manajer proyek umumnya mengadakan pertemuan evaluasi untuk menilai keberhasilan dan kegagalan proyek. Ini menjadi langkah terakhir dalam siklus manajemen proyek.
Fungsi manajemen proyek pada dasarnya adalah untuk menciptakan strategi pekerjaan yang cerdas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaannya.
2.4.1. Tinjauan Umum
Suatu proyek merupakan suatu kegiatan bisnis yang bersifat kompleks, tidak rutin, memiliki keterbatasan dalam aspek waktu, anggaran, dan sumber daya, serta memiliki spesifikasi khusus terkait produk yang akan dihasilkan. Pelaksanaan proyek melibatkan kegiatan yang sangat kompleks, oleh karena itu, manajemen yang efektif sangat diperlukan agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana awal. Proses pengelolaan proyek harus mencakup seluruh tahapan mulai dari perencanaan pembangunan fisik hingga pemeliharaan, yang melibatkan berbagai unsur dan komponen pendukung. Salah satu aspek krusial dalam manajemen proyek adalah organisasi proyek, yang memegang peran penting dalam keberhasilan suatu proyek. Kesuksesan proyek sangat tergantung pada efektivitas organisasi yang ada di dalamnya.
2.4.2. Sistem Organisasi
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek, setiap tahapan mulai dari perancangan, perencanaan, pembangunan, hingga pemeliharaan dilakukan secara komprehensif.
Proses ini melibatkan serangkaian kegiatan yang terstruktur dan melibatkan berbagai elemen yang saling terkait. Elemen-elemen ini membentuk struktur organisasi proyek yang memiliki peran, fungsi, dan tanggung jawab yang jelas.
Struktur Organisasi Proyek mencerminkan sistem organisasi dalam pelaksanaan proyek pembangunan, dan menjadi kerangka penjabaran tugas dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat.
Sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dengan efisien, dan tujuan proyek pembangunan dapat tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya, dan mutu yang telah disepakati sebelumnya. Dalam Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training
11 Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar pihak-pihak yang saling terkait dan memiliki peran penting dalam sistem organisasi adalah sebagai berikut:
Gambar 2.6. Hubungan Antar Skateholder Keterangan:
Garis Perintah Garis Koordinasi
Dalam proses pembangunan sebuah proyek konstruksi diperlukan adanya kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Maka dari itu diperlukan adanya unsur dalam organisasi proyek yang terdiri dari:
1. Pemilik Proyek / Owner 2. Konsultan Perencana 3. Konsultan Pengawas 4. Kontraktor Pelaksana
Berikut adalah penjelasan dari pembagian tugas dan wewenang dari struktur organisasi yang ada di Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah owner adalah badan hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan untuk
12 mewujudkan atau dibangunnya suatu proyek dan memberikan kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai kontrak (Nababan &
Ryan, 2016). Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana-rencananya dan menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana proyek.
b. Menyediakan dana dan lahannya untuk membangun konstruksi.
c. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang. Dan dapat mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak.
d. Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan berhak memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung (melalui manajemen konstruksi).
e. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.
Adapun pemilik atau owner proyek pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar ini yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
2. Konsultan
Konsultan merupakan seseorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik, karena keahlian dan pengalaman merancang dan mengawasi proyek konstruksi. Sedangkan konsultan manajemen konstruksi merupakan perusahaan yang mewakili pemilik dalam mengelola suatu proyek, mulai dari awal proyek (Chasanah & Kiswati, 2018). Berikut penjelasan konsultan yang ada di Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan
13 and Makassar.
a. Konsultan Struktur
Konsultan perencana struktur bertugas merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek melalui kontraktor utama, baik struktur atas maupun struktur bawah dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
kondisi tanah, fungsi bangunan, bentuk bangunan (segi arsitektur), kondisi lahan, serta kondisi alamnya.
Tugas dan wewenang konsultan struktur yaitu membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya, membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta rincian volume pekerjaan, dan Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi. Adapun Konsultan Struktur pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar ini yaitu Agung Budianto
b. Konsultan Mechanical, Electrical, dan Plumbing
Tugas konsultan perencana mechanical, electrical dan plumbing adalah merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan sound system sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan. serta memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.
Adapun Konsultan Arsitektur Interior pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar ini yaitu Muhammad Fajar
c. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan/badan hukum yang
14 ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, selama kegiatan pelaksanaan proyek berlangsung.
Tujuannya adalah agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari gambar kerja/bestek yang telah ditetapkan. Adapun tugas- tugas dari konsultan pengawas adalah:
1) Mengawasi dan memeriksa mutu pekerjaan kontraktor agar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
2) Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu bahan bangunan.
3) Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya adanya pekerjaan tambahan atau pekerjaan yang kurang.
4) Memeriksa gambar-gambar revisi, menyusun laporan harian, mingguan, dan bulanan terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan selama pengawasan.
5) Memberi teguran kepada kontraktor jika pelaksanaan pekerjaan di luar dari spesifikasi gambar-gambar revisi.
Adapun Konsultan Pengawas pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar ini yaitu PT. Ciriajasa Engineering and Management Consultan.
3. Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi merupakan sebuah badan hukum ataupun sebagai pihak yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk mengawasi jalannya pekerjaan konstruksi di proyek dari tahap tender, pelaksanaan konstruksi, hingga selesai sautu proyek termasuk perawatan bangunan. Manajemen konstruksi harus mampu bekerja sama dengan konsultan perencana dan kontraktor. Dalam proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, yang menjadi MK adalah PT.Ciriajasa CM dimana merupakan pemilik proyek langsung yang melakukannya.
Tugas dan wewenang Manajemen Konstruksi antara lain : a. Tahap pelelangan
1) Melakukan pra kualifikasi calon peserta lelang
2) Menginformasikan jadwal pelelangan kepada calon peserta lelang
15 3) Melakukan evaluasi penawaran serta memserikan surat
rekomendasi calon pemenang lelang.
4) Membantu mengurus seagala perijinan asuransi dan ijin menggunakan tenaga kerja.
b. Tahap konstruksi
1) Bersama kontraktor menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan di lapangan.
2) Melakukan kontrol terhadap kualitas
3) Memeriksa dan memberikan persetujuan pada setiap penyelesaian pekerjaan.
4) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
5) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
6) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
7) Menyusun laporan semua perintah dari pemberi tugas.
c. Tahap pasca konstruksi
1) Menyusun laporan akhir proyek.
2) Menyelesaikan segala administrasi dan keuuangan serta perubahan pekerjaan yang terjadi pada tahap pekerjaan konstruksi.
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak atau badan hukum yang ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan gambar, sfesifikasi, dan perencanaan yang telah dilakukan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Dalam Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi kontraktor yang ditunjuk oleh owner adalah PT. Brantas Abipraya, Tbk. Adapun tugas dan wewenang dari kontraktor adalah sebagai berikut:
16 a. Mempelajari gambar kerja yang sudah dibuat perencana dan membuat gambar shop drawing untuk dipakai di lapangan yang disetujui oleh pihak konsultan pengawas dan owner.
b. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan biaya, spesifikasi, dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak kerja.
c. Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, peralatan dan material yang akan digunakan selama proyek berjalan.
d. Menyelesaikan proyek sesuai dengan schedule, ketentuan dan anggaran yang telah diberikan.
e. Memberikan laporan progress proyek yang meliputi laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
f. Memelihara keamanan dan kesehatan para pekerja di lingkungan proyek.
g. Memberi laporan kepada owner mengenai banyaknya biaya yang telah dikeluarkan.
h. Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan proyek yang telak dikerjakan.
Seluruh tugas diatas harus dilaksanakan dengan baik demi terciptanya kelancaran pelaksanaan proyek. Terlebih pada kontraktor yang terjun langsung dalam pelaksanaan pembangunan proyek. Adapun pembagian tugas dalam struktur organisasi kontraktor PT. Brantas Abipraya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
17 Gambar 2.7. Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi.
Sumber : Data Proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi
18 1. Project Manager (PM)
Project Manager (PM) merupakan posisi tertinggi dalam struktur organisasi kontraktor. Project Manager (PM) bertanggung jawab atas pengorganisasian dan pengawasan suatu proyek di lapangan agar mencapai tujuan proyek (Nababan & Ryan, 2016)
Project Manager dituntut untuk mengordinasikan seluruh aparat pembangunan dan memberikan informasi lengkap yang berhubungan dengan kemajuan proyek. Tugas dan tanggung jawab Project Manager yaitu sebagai berikut:
a. Memimpin, mengordinir dan melaporkan segala kegiatan pelaksanaan dari proyek beserta unit – unitnya.
b. Bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas atas seluruh kegiatan proyek dalam hal mutu, biaya, dan waktu.
c. Mengkoordinasi pembuatan dan menetapkan Master Schedule, Schedule Man Power, Material, dan Equipment.
d. Menandatangani berita acara serta terima pekerjaan.
e. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan, pembelian, pemakaian, dan pembayaran.
f. Mengajukan dan menandatangani klaim pekerjaan tambahan atau kurang kepada pemilik proyek
2. Site Manager (SM)
Site Manager adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab di bidang perencanaan teknis dan pengendalian operasional pekerjaan yang menyangkut biaya, waktu dan mutu. Site Manager nantinya bertugas untuk menjamin terlaksananya konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan waktu kerja yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tugas dan tanggung jawab Site Manager yaitu sebagai berikut:
a. Membantu dan memberikan solusi kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan engineering maupun permasalahan kontrak.
19 b. Menentukan metode pelaksanaan atau metode kerja yang akan
digunakan supaya pekerjaan efisien dan sesuai dengan spesifikasi.
c. Membuat laporan pekerjaan secara keseluruhan dan juga memeriksa hasil laporan pengujian serta analisisnya.
d. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material atau bahan di lapangan.
e. Mengontrol dan memastikan waktu pelaksanaan proyek agar sesuai dengan waktu yang direncanakan.
3. Site Enggineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager (SEM) adalah orang yang bertugas untuk mengatur, mengontrol, melaksanakan segala kegiatan engineering juga memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada Project Manager terhadap masalah teknis yang ada di lapangan. Di dalam beberapa proyek yang dikerjakannya, seorang Site Engineering Manager (SEM) melakukan kerjasama dengan bagian Engineering, Quantity Surveyor dan Bar Bending Schedule untuk dapat mencapai sasaran/target proyek yang sedang dikerjakan. Tugas dan tanggung jawab Site Engineering Manager (SEM) adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinir pembuatan perencanaan dan program kerja Engineering seperti dokumen kontrak, shop drawing, as built drawing, approval material, rencana sub- Kontraktor, material take off, variation order dan dokumen.
b. Mengkoordinir pembuatan laporan progress pelaksanaan proyek secara Periodic.
c. Mengkoordinir rekaman pasif dan laporan akhir proyek yang akan diserahkan ke kantor pusat sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan.
d. Melakukan pengendalian pembuatan shop drawing yang meliputi struktural, arsitektur dan landscape sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
e. Mengkoordinir penentuan Schedule Material dan persetujuan material dari owner.
20 f. Melakukan persiapan drawing sipil dan arsitek terkait dengan
pekerjaan yang sedang dikerjakan.
g. Melakukan koordinasi dengan bagian Site Manager dan MEP Coordinator.
4. Quality Control (QC)
Quality Control (QC) merupakan penanggung jawab dalam pengendalian mutu pelaksanaan proyek yang sesuai dengan standar (Novi, 2019). Quality Control (QC) dalam pekerjaan konstruksi memegang peranan yang cukup penting, karena dapat menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan terhadap mutu pekerjaan yang baik akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang baik pula. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan Owner (Pemilik Proyek) kepada kontraktor pelaksana dan pengawas proyek. Tugas dan tanggung jawab Quality Control (QC) adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan terhadap kualitas dan kelayakan material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi Teknik yang ditetapkan.
b. Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
c. Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari sub kontraktor agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku.
d. Membuat laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan.
e. Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan dalam pekerjaan proyek.
5. Quantity Surveyor (QS)
Quantity Surveyor (QS) merupakan estimator pada perusahaan kontraktor yang bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek. Tugas dan wewenang dari Quantity Surveyor (QS) adalah sebagai berikut:
a. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/pemborong
21 dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
b. Mengecek setiap gambar shopdrawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.
c. Bekerjasama dengan logistik atau pengadaan barang untuk memberikan informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.
d. Menganalisis keselerasan Bill Of Quantities (BOQ) dengan gambar kerja, data teknis dan spesifikasi teknis.
e. Membuat analisa harga satuan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan hasil analisis Bill Of Quantities ( BOQ), survey lapangan terakhir, gambar kerja, spesifikasi teknis, metode kerja.
6. Administrasi Logistik dan Peralatan
Logistik merupakan seseorang yang bertugas mengatur kebutuhan alat dan material yang digunakan selama proyek berlangsung. Logistik juga mengatur dan mengontrol arus barang masuk maupun keluar dan beberapa sumber daya lainnya yang ada di proyek. Tugas dan tanggung jawab Administrasi Logistik adalah sebagai berikut:
a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier atau toko bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
b. Menerima dan mencatat barang yang datang serta mengecek mutu dan volume atau jumlah material.
c. Melakukan pengelolaan gudang yang dilakukan dengan cara mengatur lokasi tempat penyimpanan material agar nantinya jika dibutuhkan dapat dengan mudah untuk dicari karena sudah tertata rapi. Dengan begitu jumlah barang masuk dan barang keluar akan terkontrol dengan baik.
d. Melakukan penandaan (Labelling) di setiap jenis barang.
22 e. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing – masing waktu pelaksanaan pembangunan.
7. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang bertugas secara langsung dilapangan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau informasi. Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey lapangan dan melakukan pengukuran di lokasi yang akan dikerjakan.
b. Marking atau menentukan as kolom Gedung, perletakan void dan lubang lift dan perletakan stek besi tulangan struktur di atasnya.
c. Melakukan verticality bekisting sebelum dilakukan pengecoran.
d. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan koreksi dan pencegahannya.
e. Menentukan titik – titik batas area proyek.
8. Document Control
Sama seperti namanya, Document Control memiliki tugas dan wewenang yang berkaitan dengan mengontrol dokumen proyek. Adapun tugas lain dari Document Control adalah:
a. Mencatat, menerima dan mengeluarkan dokumen yang masuk maupun keluar baik dari/ke internal maupun eksternal.
b. Melakukan pengarsipan/penyimpanan dokumen.
c. Mengumpulkan bahan-bahan bagi penyelenggaraan tinjauan manajemen sesuai jadwal.
d. Mendistribusikan undangan rapat.
9. Admin/Finance
Memiliki peran penting dalam keberjalanan proyek pembangunan, Finance memiliki tugas utama yaitu mengatur pengelolaan keuangan proyek, melakukan negosiasi untuk kebutuhan sumber daya proyek. Dalam proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar. Finance akan berkoordinasi
23 langsung dengan divisi lain yang berhubungan dengan pengeluaran keuangan seperti divisi logistik dimana tugas dari divisi logistik yaitu mengelola/mengatur dan membuat catatan keluar masuknya material.
10. Health, Safety, and Environment (HSE)
HSE (Health, Safety, and Environment) merupakan pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan lingkungan bagi para pekerja proyek.
Pelaksanaan HSE di proyek dilakukan sesuai dengan buku rencana proyek serta pengembangan sistem K3L agar memberikan dukungan maksimal untuk pencapaian terget kerja perusahaan. Tugas dan tanggung jawab Health, Safety, and Environment adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan safety induction, safety morning talk dan tool box meeting setiap pagi sebelum bekerja.
b. Menerapkan SMK3L (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan).
c. Membuat HIRADC (Hazard Identification Risk Assasment Document Control) dan JSA (Job Safety Analysis).
d. Menyediakan Safety Induction kepada karyawan, pekerja, dan tamu/
visitor.
e. Melakukan kerja sama dengan rumah sakit terdekat dari proyek, kepolisian setempat, dinas kebakaran dan departemen ketenagakerjaan.
11. Engineering
Dalam Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi terdapat dua jenis engineer, yaitu Structur Engineering, Architecture Engineering, Mechanical & Plumbing Engineering, serta Electrical & Electronic Engineering. Tugas dan wewenang dari seorang engineering yaitu:
a. Menyusun metode pelaksanaan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
c. Melakukan analisa dan pemecahan masalah apabila ditemukan suatu kendala dan masalah di proyek.
24 d. Membuat cara pelaksanaan yang efisien dan efektif pada setiap
pekerjaan.
12. Drafter
Drafter merupakan orang yang bertugas membuat konsep dasar rancangan gambar. Tugas dan tanggung jawab Drafter adalah sebagai berikut:
a. Membuat gambar – gambar kerja yang diperlukan dalam proyek b. Bertanggung jawab atas data – data pengukuran di lapangan.
c. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
13. MEP Coordinator
MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing) Coordinator bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengelola semua aspek sistem MEP dalam suatu proyek selama proyek tersebut berlangsung. Tugas dan wewenangnya yaitu:
a. Mengelola dokumen teknis seperti gambar, spesifikasi, dan perizinan yang berkaitan dengan sistem MEP.
b. Memastikan semua instalasi MEP dipasang dengan mematuhi pedoman keselamatan kerja dan peraturan yang berlaku.
c. bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul selama proses konstruksi yang berkaitan dengan sistem MEP.
14. Sub – Contractor
Sub – Contractor atau yang biasa disebut dengan rekanan kerja adalah orang individu atau dalam beberapa hal seorang usahawan yang menandatangani kontrak untuk melaksanakan Sebagian atau seluruh kewajiban dari kontrak orang lain. Sub – Contractor biasanya disewa atau dipekerjakan oleh kontraktor umum (atau kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai bagian dari seluruh proyek.
25 2.5. Sistem Pengadaan
Berdasarkan Peraturan Presiden No.12 Tahun 2021 pasal 38 metode pemilihan penyedia jasa konstruksi ada lima macam sebagaimana berikut:
1. E-purchasing
E-purchasing dilaksanakan untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang sudah tercantum dalam katalog elektronik. Pelaksanaan e-purchasing wajib dilakukan untuk barang/jasa yang menyangkut pemenuhan kebutuhan nasional dan/atau strategis yang ditetapkan oleh menteri, kepala lembaga, atau kepala daerah.
2. Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung dilaksanakan untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,-. Pelaksanaan pengadaan langsung dilakukan sebagai berikut:
Pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan barang/jasa lainnya menggunakan bukti kuitansi atau permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada pelaku usaha untuk pengadaan langsung yang menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK).
3. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung dilaksanakan untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu, dengan mengundang satu pelaku usaha yang mampu, dengan disertai negosiasi teknis maupun harga, bersifat rahasia untuk kepentingan negara.
4. Tender Cepat
Tender dilakukan dengan cepat jika spesifikasi dan jumlah pekerjaan telah ditentukan secara rinci dan penyedia telah memenuhi syarat untuk terdaftar dalam sistem informasi kinerja penyedia. Untuk melakukan tender cepat, persyaratan tambahan adalah sebagai berikut:
a. Peserta telah terdaftar dalam sistem informasi kinerja penyedia b. Peserta hanya memberikan penawaran harga
c. Evaluasi harga penawaran dilakukan melalui aplikasi d. Harga terendah digunakan untuk menentukan pemenang
26 5. Tender, dilakukan jika metode pemilihan penyedia lain tidak dapat
digunakan.
a. Pelaksanaan kualifikasi
b. Pengumuman dan/atau undangan
c. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan d. Pemberian penjelasan
e. Penyampaian dokumen penawaran f. Evaluasi dokumen penawaran
g. Penetapan dan pengumuman pemenang h. Sanggah
i. Sanggah bandung (untuk pekerjaan konstruksi saja)
Metode penyediaan yang dilakukan untuk Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi agar mendapatkan kontraktor yaitu dengan tender (umum) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 140.837.688.259.
2.6. Sistem Kontrak
Pada Peraturan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dijelaskan bahwa jenis kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:
1. Kontrak Lump Sum
Kontrak Lump Sum biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana seluruh harga kontrak dianggap tetap. Kontrak Lump Sum merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia.
b. Berorientasi kepada keluaran
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Pemilik proyek tidak mengakui adanya fluktuasi biaya konstruksi proyek.
Fluktuasi biaya yang terjadi selama proses konstruksi, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.
Menurut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 kelemahan dari penggunaan
27 jenis kontrak ini adalah kesalahan atau ketidaktepatan rancangan akan berakibat fatal yang dapat menimbulkan biaya ekstra yang tidak sedikit.
2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)
Kontrak harga satuan merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani.
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan.
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan Menurut Peratuan Presiden No. 16 Tahun 2018 kelemahan 21 dari penggunaan jenis kontrak ini adalah pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek selesai.
3. Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lump Sum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan harga satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak Biaya Plus Imbalan
Kontrak biaya plus imbalan merupakan jenis Kontrak yang digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dalam rangka penanganan keadaan darurat dengan nilai kontrak merupakan perhitungan cari biaya aktual ditambah imbalan dengan persentase tetap atas biaya aktual atau.imbalan dengan jumlah tetap.
5. Kontrak Presentase
Sistem Kontrak Prosentase ini pada umumnya digunakan pada Kontrak Jasa Konsultasi bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan presentase tertentu dari nilai fisik konstruksi/pemborongan tersebut.
28 Pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi dalam hal ini menggunakan jenis kontrak Unit Price. Dalam sistem kontrak Unit Price, semua biaya yang terkait dengan pelaksanaan proyek, termasuk biaya bahan, tenaga kerja, peralatan, dan keuntungan, ditetapkan sebelumnya sebagai harga tetap atau lump sum. Ini berarti bahwa kontraktor setuju untuk menyelesaikan proyek dengan biaya yang telah disepakati, terlepas dari apakah biaya sebenarnya lebih rendah atau lebih tinggi dari jumlah tersebut.
2.7. Sistem Pembayaran
Pada Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2020 dijelaskan bahwa sistem pembayaran yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:
1. Progress Payment (Termin)
Termin adalah pembayaran yang dilakukan sesuai dengan akad dan kesepakatan bersama. Pembayaran termin dilakukan kalau barang sudah diterima atau jasa sudah didapatkan. Kalau pembayaran dilakukan sebelum barang diterima, anda bisa menyebutnya dengan DP atau down payment.
Selain pembayaran pada barang atau jasa yang sudah diterima, termin dipakai untuk pembayaran bertahap. Usaha jasa yang butuh waktu lama biasanya menerapkan. Dari sinilah akhirnya muncul yang namanya termin kedua, ketiga, dan seterusnya. Termin adalah pembayaran yang mirip sekali dengan cicilan standar yang dilakukan di luar sana. Namun, cicilan ini tidak sesuai dengan bulan. Kadang pembayaran disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
2. Monthly Payment
Pada kontrak Monthly Payment prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan untuk mendapatkan pembayaran. Penyedia jasa wajib mengajukan suatu tagihan bulanan kepada pengguna jasa yang berupa sertifikat pembayaran bulanan yang terdiri dari perkiraan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dikurangi jumlah kumulatif yang telah disahkan sebelumnya.
Artinya, pada tanggal tertentu setiap bulannya dihitung berapa nilai
29 kemajuan fisik yang telah dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
3. Pra Pendanaan Penuh oleh Kontraktor (Contractor Full Prefinance)
Sistem pembayaran dengan pendanaan penuh oleh kontraktor merupakan bentuk sistem pembayaran kontrak konstruksi dimana biaya pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung terlebih dahulu oleh kontraktor. Dengan persyaratan bahwasanya pemilik proyek harus menyerahkan jaminan bank sebagai jaminan pembayaran.
Sistem pembayaran hasil pekerjaan yang dilakukan pada proyek pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi yaitu Progress Payment (Termin) dimana dalam sistem ini PT. Brantas Abipraya selaku penyedia jasa akan memberikan pembayaran ke pekerja sesuai kemajuan pekerjaan setelah pekerjaan tersebut diakui oleh pemilik proyek (owner).
2.8. Sitem Tender
Sistem tender menurut lelangnya yang biasa dilakukan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pelelangan Tender Terbuka/Umum
Pada pelelangan umum ini dilaksanakan dengan pengertian bahwa setiap kontraktor yang berminat pada suatu proyek dapat memasukkan penawaran secara tertulis/administrasi.
2. Pelelangan Tender Terbatas
Pada pelelangan terbatas ini, tahapannya hampir sama dengan pelelangan umum. Yang membedakan jenis pelelangan ini adalah pihak owner memiliki kriteria khusus kepada kontraktor yang akan memasukkan penawaran.
3. Pelelangan Tender Bawah Tangan/Penunjukkan Langsung
Untuk pelelangan penunjukkan langsung, proses pelaksanaan pelelangan ini dengan cara pemilik pekerjaan/owner menunjuk langsung kontraktor yang ingin diajak bekerja sama dengan pihak owner sebagai pelaksana pekerjaannya.
30 2.9. Fasilitas Proyek
Dalam sebuah proyek konstruksi khususnya pada proyek berskala besar penting untuk memikirkan bagaimana keseimbangan fasilitas kerja yang memadai agar dapat menunjang kinerja dari para pekerja bangunan. Berikut merupakan fasilitas yang ada pada proyek Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar:
1. Toilet
Pada fasilitas proyek, toilet yang digunakan merupakan toilet yang terletak disebelah ruang manajemen konstruksi. Toilet ini dibagi menjadi 3 yaitu toilet umum, toilet khusus kontraktor dan toilet khusus konsultan.
Gambar 2.8. Toilet 2. Ruang Logistik
Penyediaan ruang logistik ditujukan untuk menyimpan persediaan material yang akan digunakan pada proyek. Ruang logistik terletak di belakang ruang office.
Gambar 2.9. Ruang Logistik
31 3. Ruang Rapat
Ruang rapat digunakan para pekerja untuk untuk rapat para staff proyek yang bersebelahan dengan ruang office.
Gambar 2.10. Ruang Rapat 4. Ruang Office
Ruang office digunakan untuk para kontraktor, pengawas dan drafter yang bekerja pada bidang nya masing-masing. Pada proyek ini terdapat 3 ruang yaitu ruang kontraktor, ruang konsultan pengawas, dan ruang desain yang letak nya saling bersebelahan agar memudahkan untuk komunikasi.
Gambar 2.11. Ruang Office 5. Akses Pejalan
Penyediaan akses pejalan kaki disediakan untuk pejalan kaki baik pekerja, owner, maupun tamu yang datang guna memberikan pelayanan demi kelancaran, keamanan dan kenyamanan, serta keselarasan bagi pejalan kaki.
32 Gambar 2.12. Akses Pejalan
6. Pos Satpam
Pos satpam terletak di samping gerbang pintu masuk, karena tidak sembarang orang yang dapat masuk dan berada di area proyek agar tidak menggangu proses pengerjaan yang sedang berlangsung serta menghindari adanya hal yang tidak diinginkan terjadi pada area proyek konstruksi. Pada pos satpam juga terdapat tempat untuk absen para staff atau pun pekerja.
Gambar 2.13. Pos Satpam 7. Ruang Induction
Ruang Safety Induction digunakan sebagai tempat pemaparan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor ataupun para tamu yang baru pertama kali datang ke lokasi proyek. Ruang ini terletak di atas ruang medis.
33 Gambar 2.14. Ruang Induction
2.10. Time Schedule / Kurva S
Dalam setiap pekerjaan proyek, pasti tidak akan lepas dari jadwal entah itu jadwal dimulainya proyek atau jadwal akhir dari proyek. Agar memudahkan dalam proses controlling, maka perlu adanya instrumen untuk melakukan pengecekan, yaitu time schedule. Secara umum, pengertian dari time schedule adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk / service / hasil dari proyek. Tujuan dari time schedule adalah menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada, serta untuk mendeteksi jika ada keterlambatan pekerjaan sehingga dapat dicegah secepat mungkin atau diambil kebijakan lain agar tidak mengganggu pekerjaan yang lain.
Kegiatan time schedule meliputi schedule bahan, schedule peralatan, schedule tenaga kerja dan schedule biaya. Jika time schedule dibuat dengan optimal maka kegiatan dari proyek dapat dikontrol dengan baik sehingga meminimalisir keterlambatan. Progres proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makasar ketika saat kami masuk kerja praktik seharusnya dengan melihat kurva S yang ada yaitu pekerjaan struktur sudah selesai dan dilanjutkan pekerjaan MEP. Akan tetapi berbeda pada saat dilapangan pada saat kami masuk kerja praktik pekerjaan dilapangan baru sampai pekerjaan struktur lantai 2, hal tersebut terlambat dikarenakan faktor cuaca yang kurang mendukung. Berikut adalah kurva S pada Proyek Pembangunan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar.
34 Gambar 2.15. Kurva
35
BAB III
PENGAMATAN LAPANGAN
3.1. Material Pekerjaan
Dalam proyek konstruksi, penting untuk memilih material yang tepat dan efisien guna mencapai hasil sesuai dengan standar atau kebutuhan yang telah ditetapkan. Selain itu, penempatan dan penyimpanan material juga harus diperhatikan agar material tidak mengalami kerusakan dan penurunan kualitas yang dapat berdampak pada hasil akhir yang kurang optimal. Selain itu, penempatan material dengan baik dan teratur juga berperan dalam meningkatkan efektivitas dan keselamatan kerja. Adapun material yang digunakan pada Proyek Pembangunan Pengembangan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar adalah sebagai berikut:
1. Ready Mix Concrete
Ready Mix Concrete adalah beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai mutu pesanan untuk keperluan pengecoran. Penggunaan ready mix concrete akan memudahkan pelaksanaan di lapangan karena kontraktor tidak perlu menyediakan pekerja dan menyimpan bahan material di lapangan. Beton yang dipakai pada Proyek Pembangunan Costruction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar berasal dari PT. Solusi Bangun Indonesia dan PT. Merak Jaya Beton dengan mutu beton dari Fc’ 25 MPa.
Gambar 3.1. Ready Mix Concrete
36 2. Multiplek
Multiplek merupakan merupakan bahan yang digunakan untuk membuat bekisting pelat, kolom, dan balok pada basement sampai lantai 2. Bahan ini terbuat dari lembaran kayu tipis yang ditumpuk lalu dilem secara bersama untuk menciptakan sebuah lembaran kayu olahan yang tebal.
Pada proyek ini menggunakan multiplek dengan ketebalan 9 mm dengan merek plywood yaitu sampoerna kayu dengan jenis plywood polyfim
Gambar 3.2. Multiplek 3. Paku
Paku ini digunakan untuk menyambungkan atau mengikat bahan bangunan seperti kayu secara kuat dan tahan lama serta dapat menahan beban yang ada pada struktur bangunan.
Gambar 3.3. Paku 4. Kayu Papan
Kayu Papan merupakan bahan konstruksi yang digunakan sebagai alas dan penahan kaki scaffolding.
37 Gambar 3.4. Kayu Papan
5. Besi Tulangan
Besi tulangan merupakan bahan konstruksi yang digunakan sebagai pengikat dan memberikan kekuatan terhadap beton, baik terhadap gaya tekan ataupun geser. Besi yang tulangan yang digunakan pada proyek ini yaitu besi tulangan ulir. Besi tulangan ulir yang digunakan pada proyek ini dengan diameter 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 32 mm.
Besi yang dipakai pada Proyek Pembangunan Costruction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar berasal dari PT. Lautan Steel Indonesia.
Gambar 3.5. Besi Ulir 6. Kawat Bendrat
Kawat bendrat merupakan kawat yang berdiameter kecil tapi ukurannya panjang. Fungsi dari kawat bendrat adalah untuk mengikat besi ulir yang dijadikan sebagai tulangan. Pengikat dilakukan agar rangkaian tidak lepas saat akan diberikan beton readymix.
38 Gambar 3.6. Kawat Bendrat
7. Decking/ Beton Tahu
Decking atau beton tahu digunakan untuk menahan tulangan agar tidak menempel pada bekisting saat dilakukan pengecoran. Beton decking yang digunakan berbentuk lingkaran. Pada proyek pembanguan Construction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan dan Makassar, beton decking memiliki ketebalan 50 mm untuk pelat, balok dan kolom.
Gambar 3.7. Beton Decking 8. Semen Portland
Portland Cement adalah suatu bahan yang berfungsi sebagai campuran pengikat yang akan mengeras jika dicampur dengan air, digunakan sebagai bahan utama dalam campuran air dan agregat kasar maupun agregat halus.
Pada proyek Pembangunan Costruction of Smart Building for BPKP Training Facility at Ciawi, Denpasar, Medan and Makassar, semen portland yang digunakan adalah kemasan sak 40 kg.
39 Gambar 3.8. Semen Portland
9. Mould Oil
Mould oil merupakan pelumas cetakan yang digunakan untuk melapisi permukan bekisting kolom sebelum dicor beton. Mould oil ini berfungsi agar saat pelepasan bekisting, beton tidak menempel pada bekisting.
Gambar 3.9. Mould Oil 10. Bekisting Knockdown
Bekisting knockdown merupakan suatu cetakan yang digunakan untuk pengecoran beton dan bersifat sementara. Bekisting digunakan agar pondasi ataupun struktur bangunan yang dibuat sesuai dengan perencanaan dan perhitungan. Gambar berikut merupakan yang termasuk ke dalam bekisting knockdown. Keterangan:
a. Base plate b. Kicker AV1
c. Hollow 50x100x4000 d. Plywood Phenolic 18 mm e. Push Pull RSS 1
f. Column Waler (50x100 UNP Double) g. Wedge Head Piece