• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Inovasi menjadi Budaya Kerja Organisasi

Dalam dokumen reading copy (Halaman 160-163)

INOVASI PELAYANAN PUBLIK dAN BUdAYA KERJA ORGANISASI

B. Budaya Inovasi menjadi Budaya Kerja Organisasi

Budaya adalah kekuatan yang stabil, konservatif, dan resisten yang mungkin berubah hanya melalui intervensi manajemen (Hatch, 2004).

Wieland (2004) dalam Didero et all (2008) . Memahami budaya inovasi sebagai lembaga (norma, nilai, formal dan informal) yang memiliki pengaruh signifikan pada bagaimana aktor yang terlibat dalam proses inovasi melihat tantangan ekonomi dan tantangan teknis lainnya, dan budaya inovasi tersebut memberikan strategi untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut.

Budaya inovasi adalah hasil dari keseluruhan interaksi multifaset antara dimensi kunci dan nilai-nilai yang tertanam dalam budaya organisasi.

Nilai-nilai ini termasuk fleksibilitas, visi ke depan, pemberdayaan, apresiasi ide, toleransi resiko, komunikasi, dorongan, dan pengambilan keputusan bersama. Oleh karena itu, proses inovasi tidak akan menjadi aktivitas yang dapat dibagi, sebaliknya, harus terjadi dalam budaya yang terdiri dari seperangkat nilai yang dianut secara koheren untuk memfasilitasi praktik inovasi yang sedang berlangsung (Khairuzzaman & Ismail, 2007).

Budaya inovatif adalah tentang membudayakan mindset untuk belajar melihat dunia dengan cara-cara yang baru. Ahli lain berpendapat

READING

COPY

144 INOVASI LAYANAN MELALUI MAL PELAYANAN PUBLIK

bahwa budaya inovasi adalah sehimpunan anggapan, norma, keyakinan, sikap, aturan formal maupun informal, kemampuan dan perilaku serta praktik/kebiasaan yang teraktualisasi dalam interaksi social sebagai pihak atas inovasi atau kebaharuan dan idealism pembaharuan/perbaikan yang berlaku dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat. Budaya inovasi tersebut tercermin dalam:

1. Keterbukaan terhadap pandangan yang berbeda.

2. Kemauan (willingness) menerima dan menggunakan metode/teknik atau cara baru yang berguna bagi inovasi.

3. Ketanggapan/kesigapan/ketangkasan mencoba (mengembangkan) kreasi-kreasi, kemampuan beradaptasi.

Budaya inovatif merupakan hal penting dalam kelangsungan hidup suatu organisasi yang bisa dimulai dari sikap keterbukaan pemimpinnya terhadap perubahan-perubahan yang muncul. Hal ini disebabkan inovasi akan tumbuh subur apabila didukung oleh budaya organisasi yang inovatif. Untuk itu maka membangun budaya Inovasi dalam organisasi sangat diperlukan. Sudahkan unit organisasi telah membangun budaya inovasi. Berikut ini beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah organisasi anda sudah mempromosikan inovasi:

1. Apakah struktur organisasi telah memfasilitasi inovasi dibandingkan mematikannya?.

2. Apakah orang antar pemerintah daerah termasuk SKPD, kementerian dan lembaga negara dapat bekerja sama dengan baik?.

3. Apakah ada komitmen kuat untuk melatih dan mengembankan orang di organisasi?.

4. Apakah orang di organisasi telah terlibat dalam menyarankan ide untuk peningkatan proses?.

5. Apakah struktur organisasi telah membantu mempercepat pengambilan keputusan?.

6. Apakah komunikasi dalam organisasi telah efektif?

7. Apakah komunikasi berlangsung dari atas ke bawah, bawah ke atas dan berlangsung di seluruh organisasi?.

Jika inovasi telah mengaplikasikan ide, maka harus dipastikan telah memiliki banyak ide. Banyak organisasi membuat kesalahan pemikiran bahwa hanya orang tertentu saja yang mampu menghasilkan ide dan menempatkan pengembangan inovasi di suatu tempat kerja yang jauh dari rekan kerja yang lain. Padahal kenyataannya, kemungkinan

READING

COPY

Bab IX: Inovasi Pelayanan Publik dan Budaya Kerja Organisasi 145 setiap orang yang terlibat dalam proses di setiap level memiliki ide- ide tentang bagaimana proses dapat dirubah dan ditingkatkan. Karena kebanyakan inovasi yang terjadi adalah incremental (melakukan apa yang kita lakukan dengan lebih baik) daripada perubahan radikal, maka ide-ide kecil sekalipun layak dipertimbangkan. Inovasi tidak seharusnya dibatasi hanya di lab penelitian melainkan dilakukan di tempat yang setiap orang dapat berkontribusi.

Mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide baru dapat berfungsi jika didukung oleh organisasi yang mendukung inovasi.

Untuk membuat organisasi yang mendukung inovasi hal yang pertama harus dilakukan adalah membangun fondasi (Kahn, 2018). Dalam membangun fondasi ini, organisasi berusaha menghilangkan birokrasi yang menyusahkan, struktur-struktru yang tidak membantu lahirnya inovasi, hambatan komunikasi dan faktor-faktor lain yang menyetop ide. Setelah membangun fondasi, organisasi yang mendukung inovasi harus menyeimbangkan struktur organisasinya supaya ide inovasi dapat dilaksanakan (Saka, 2003).

Struktur organisasi yang kaku dapat mematikan ide baru karena pegawai di level rendah tidak bisa menyampaikan sarannya ke managemen puncak. Setiap organisasi pemerintahan yang berharap menjadi organisasi yang inovatif juga tidak bisa beroperasi sendiri- sendiri. Hal tersebut dikarenakan kerjasama antar bagian sangat penting karena masukan dari banyak orang yang ahli akan dibutuhkan untuk mengimplementasi ide dan kerjasama ini tidak dapat dilakukan apabila setiap bagian organisasi beroperasi sendiri-sendiri (Dougherty, 1992;

Nadeem, 2012; Oeij et al., 2019).

Komunikasi yang baik di antara organisasi sangatlah penting begitu juga komunikasi dari atas ke bawah dalam tatanan organisasi supaya ide-ide dapat dibagi dan tidak ada seorangpun dari organisasi merasa ditinggalkan ketika proyek inovasi dijalankan. Struktur organisasi yang berbentuk tim-tim kecil juga penting untuk membuat organisasi yang inovatif (Alpkan et al., 2010; Baiden & Price, 2011; Barbosa, 2014;

Kahn, 2018; Lægreid et al., 2011; Saka, 2003; Toseland & Rivas, 2009).

Kerjasama tim yang efektif berarti ide-ide didikusikan dan dikembangkan di dalam tim dan seluruh anggota tim didorong untuk berkontribusi. Pastikan seluruh tim menyadari bahwa masukan tentang proyek inovasi yang dijalankan diterima. Perlakuan ini lebih baik

READING

COPY

146 INOVASI LAYANAN MELALUI MAL PELAYANAN PUBLIK

dibandingkan menyerahkan inovasi sebagai pekerjaan para ahli. Akan tetapi, supaya organisasi berhasil menjalankan hal diatas, pastikan staff menerima pelatihan yang dibutuhkan untuk memahami proses inovasi yang terlibat agar membantu menghasilkan ide-ide inovasi dan memudahkan proses inovasi baru (Baiden & Price, 2011; Saka, 2003;

Wood, 2006).

Menanamkan budaya inovasi dalam organisasi dipandang sebagai kebutuhan vital dan organisasi perlu menyediakan dukungan yang diperlukan untuk melancarkan proses inovasi tersebut. Dari sudut pandang praktis, mengelola inovasi penting untuk kelangsungan hidup organisasi bisnis, lembaga pemerintah maupun lembaga pengetahuan.

Ini menyiratkan pada upaya memberikan karyawan kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen, sedangkan manajemen memberikan dukungan melalui dorongan aktif atas perilaku inovatif karyawan tersebut (Alpkan et al., 2010; Barbosa, 2014; Kahn, 2018) .

Menerapkan budaya inovasi tentu akan lebih mudah jika mencontoh pada pemerintah yang sudah berhasil menerapkannya terlebih dahulu, dibandingkan harus secara mandiri memulai menumbuhkan budaya inovasi di dalam organisasi. Setidaknya dengan melakukan inovasi secara berkesinambungan pada unit pemerintah yang berhasil tersebut, maka suatu organisasi hanya cukup atau tinggal melakukan hal yang sama sehingga kegagalan penerapan budaya inovasi dapat diminimalisir (Abdul-Halim et al., 2019; Chebbi et al., 2020; Kahn, 2018).

C. Penentu Utama dalam Penerapan Inovasi

Dalam dokumen reading copy (Halaman 160-163)