BAB V: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran
A. Deskripsi Data dan Analisis Data
2. Cara Guru Menumbuhkan Rasa Kepedulian Siswa Terhadap Siswa
Kepedulian sosial di sekolah merupakan komponen penting kepada anak, karena membangun kepedulian terhadap sesama itu berarti mencoba mengembangkan cara pandang agar lebih berempati, guru sangat berperan penting dalam
72 Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam, Ibu Komariah, Ciputat 02 juni 2019.
menumbuhkan kepedulian sosial, guru dipandang murid sebagai orang tua yang lebih dewasa selama disekolah, murid menilai guru mereka merupakan contoh dalam bertindak dan berprilaku, dapat mempengaruhi murid dalam bersikap dengan sesama karena guru sangat berperan penting dalam mengubah karakter anak selama disekolah. Kepedulian sosial merupakan komponen penting kepada anak, karena membangun kepedulian terhadap sesama itu berarti mencoba mengembangkan cara pandang agar lebih berempati, guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan kepedulian sosial, guru dipandang murid sebagai orang tua yang lebih dewasa selama disekolah, murid menilai guru mereka merupakan contoh dalam bertindak dan berprilaku, dapat mempengaruhi murid dalam bersikap dengan sesama karena guru sangat berperan penting dalam mengubah karakter anak selama disekolah.
Menurut Ibu Siti Badriah Kepala Sekolah SD Dua Mei Mengatakan bahwasanya:
“Cara saya dan guru di sini menumbuhkan nilai kepedulian sosial pada dasarnya sama, disini saya dan guru-guru bekerja sama dalam menumbuhkan kepedulian sosial. yakni secara verbal dan non verbal. Penanaman nilai secara verbal merupakan cara penumbuhan nilai kepedulian sosial melalui pemberian motivasi, nasihat, cerita, teguran hukuman, dan pujian sedangkan, cara non verbalnya melalui pembiasaan prilaku dan teladan. Sekalipun cara penumbuhan nilai kepedulian sosial sama, namun setiap guru memiliki kekhasan sendiri dalam pelaksanaannya, kekhasan tersebut terdapat dalam hal waktu pelaksanaan, ketegasan.”73
73Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei, Siti Badriyah, Ciputat 02 juni 2019.
Bapak Agung Wali kelas V dalam wawancaranya mengatakan bahwasanya:
“Kekhasan dalam hal waktu pelaksanaan tampak pada penggunaan cara verbal melalui motivasi, nasehat dan cerita.
Saya menyisipkan motivasi, nasihat dan cerita berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi saya yang berkaitan dengan nilai kepedulian sosial diawal kegiatan belajar mengajar, saya akan memberikan motivasi yang terbaik yang menurut peserta didik saya bisa mereka ambil dengan keadaan sosial yang terjadi saat ini. Saya biasanya memberikan hukuman dengan menghafal surah-surah pendek atau hadits yang berkaitan dengan kepedulian sosial.”74
Menurut Ibu Romalah Wali kelas IV bahwasanya mengatakan bahwasanya:
“Kalau saya, menyisipkan motivasi, nasihat, dan cerita berdasarkan pengalaman dan pesan-pesan agama yang berkaitan dengan nilai kepedulian sosial disela-sela kegiatan belajar mengajar. Dan cara pemeberian hukumannya biasanya saya, tidak memberikan hukuman hanya dengan teguran yang tegas yang saya lakukan untuk mengondisikan kegiatan kelas.‟75
Menurut ibu Dini wali kelas VI bahwasanya mengatakan:
“Saya belom melakukan verbal dan non verbal peraturan di sekolah untuk mensehati, atau memberi motivasi, atau memberikan hukuman, saya hanya memberikan pelajaran sesuai dengan jadwal yang sudah diatur. 76
Menurut Ibu Siti Komariah Guru Pendidikan Agama Islam:
“Menumbuhkan kepedulian sosial terhadap siswa itu kewajiban sebenernya, guru contoh terbaik untuk muridnya, menumbuhkan kepedulian sosial pada diri siswa tidak mudah karena, menurut saya itu adalah karakter yang harus dibentuk dalam kegiatan belajar mengajar. Di SD dua mei ada siswa yang berbeda keyakinan, lalu bagaiman menyatukan perbedaan mereka dengan kepedulian. Tidak mudah semua
74 Wawancara dengan Wali Kelas V SD Dua Mei, Agung, Ciputat 02 juni 2019.
75 Wawancara dengan Wali kelas VI SD Dua Mei, Romlah, Ciputat 03 juni 2019.
76 Wawancara, Wali Kelas VI SD Dua Mei, Dini, CIputat 03 juni 2019.
butuh proses, dan guru-guru disini punya kekhasan untuk membentuk karakter didalam menumbuhkan karakter peduli terhadap keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat.”77
Menurut Dinda siswa kelas 4 mengatakan:
Menurut aku pemberian motivasi, nasehat, cerita dan teguran di sekolahku dalam menumbuhkan kepedulian sosial, aku suka, jadi aku lebih bisa menghargai temen aku, saudaraku.aku suka kalau sedang diberikan motivasi oleh ibu, bapak guru disekolah.78
Menurut yoga siswa kelas 5 mengatakan:
Kalau aku, tidak suka, kalau di hukum karena tidak mendengarkan temanku berbicara, karena menurut guruku itu sama saja sikap tidak saling menghargai. Aku lebih suka diberikan motivasi, nasehat, cerita dan teguran. Aku kadang suka bantu temenku yang tidak membawa uang atau tidak membawa alat tulis.79
Dan menurut lauren siswa kelas 6 mengatakan:
Menumbuhkan kepedulian sosial disekolah, jadi aku kalau dijalan, ada orang yang kurang mampu, atau pengamen, atau orang yang sangat membutuhkan aku sering minta uang kepada ibu, bapak ku untuk orang-orang yang lebih membutuhkan atau aku berikan makanan , kalu disekolah aku jadi jarang berantem sama temen aku, aku lebih salingt menghargai.80
Dibawah ini dokumentasi kegiatan belajar mengajar:
77 Wawancara ,Guru Pendidikan Agama Islam SD Dua Mei, Siti Komariah, Ciputat
03 Juni 2019.
78 Wawancara Dinda Kelas 3 SD Dua Mei, Ciputat 03 Juni 2019.
79 Wawancara Yoga Kelas 4 SD Dua Mei, Ciputat 03 Juni 2019.
80 Wawancara Lauren Kelas 5 SD Dua Mei, Ciputat 03 Juni 2019.
Gambar 4.1. Kegiatan belajar mengajar
Upaya pembiasaannya yang dilakukan dengan sangat umum dilakukan dikelas dan diluar kelas adalah untuk meningkatkan sikap kepedulian sosial siswa di SD Dua Mei, sekolah mempunyai kegiatan dan kebiasaan tersebut dilaksanakan dengan baik oleh warga sekolah meliputi guru atau siswa sendiri. Penanaman kegiatan yang menimbulkan sikap peduli kepada lingkungan sekitar sudah diterapkan oleh guru-guru di SD Dua Mei tersebut dari kegiatan dan kebiasaan yang ditanamkan kepada siswa dapat disimpulkan menjadi dua proses yakni:
a. Melalui Pendidikan Dalam Kelas
Dari hasil wawancara oleh guru ilmu pengetahuan sosial dalam meningkatkan sikap kepedulian sosial siswa pada suatu pembelajaran di kelas peneliti menyimpulkan ada tiga kegiatan dalam kelas yang dapat meningkatkan sikap peduli sosial yaitu melalui kejujuran, sopan santun, dan menghargai berikut ini hasil wawancara dari guru ilmu pengetahuan sosial:
1) Jujur
Sikap jujur harus dibiasakan pada anak sejak kecil baik jujur dalam berbicara atau jujur dalam berbicara atau jujur dalam perbuatan karena dengan begitu anak tertanam kebaikan pada dirinya masing-masing karena dengan berbuat jujur akan menciptakan kebaikan baik buat dirinya sendiri atau orang disekitarnya berikut hasil dari wawancara guru ilmu pengetahuan sosial kelas V dan VI.
“Sikap jujur pada siswa sewaktu pembelajaran dalam kelas terlihat saat melakukan tugas yang saya berikan seperti waktu mengerjakan, tugas kelompok atau pun tugas individu, siswa yang jujur itu akan membantu teman sekelompok dalam mengerjakan tugas tersebut jadi, tidak ada satu atau dua anak yang mengerjakan sendiri sedangkan yang lain tidak membantu, itu yang secara kelompok ka, tapi biasanya anak-anak itu malah kebalik mana yang tugas berkelompok dan mana yang individu jadi, yang seharusnya yang sekelompok hanya satu dua anak yang mengerjakan tetapi yang secara individu malah mengerjakan bersama-sama.”81
Selain itu menurut ibu guru Dini wali kelas 4 juga mengatakan:
“Saya melihat sikap jujur pada anak itu dengan melalui ujian dalam kelas ka, seperti ulangan harian atau kuis yang saya berikan kepada anak-anak dengan begitu akan terlihat mana anak yang jujur atau berbohong dalam pembelajaran sewaktu melaksanakan ujian harian siswa itu nilainya baik padahal setiap pembelajaran berlangsung anak tersebut ditanya langsung terkait materi atau bab yang diajarkan anak tersebut tidak mengerti sama sekali. Ini kan hasilnya tidak sesuai saat pembelajaran yang sesungguhnya bisa diartikan anak tersebut mencontoh atau meniru
81 Wawancara , Wali Kelas VI dan V SD Dua Mei, Agung dan Romalah. Ciputat 03
juni 2019.
jawaban dari temannya, untuk meminimalisir siswa mencontoh saat ujian saya selalu memberi ketegasan sebelum ujian dimulai seperti siapa yang ketahuan mencontek pada teman yang bekerja sama, siapa yang ketahuan mencontek pada teman atau yang bekerja sama dalam ujian akan saya keluarkan dalam kelas sewaktu ujian dan tidak mendapat nilai dari ujian tersebut, dengan begitu siswa akan mengerjakan sendiri dari ujian tersebut dan akan menerima kalau hasil dari ujiannya kurang bagus nilainya.82
Dengan membiasakan sikap jujur pada siswa disaat ujian atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sewaktu pembelajaran dalam kelas dapat melatih atau membiasakan siswa untuk bersikap jujur di luar lingkungan kelas ataupun diluar lingkungan sekolah seperti didalam keluarga atau didalam masyarakat.
2) Sopan
Sikap selanjutnya yaitu sikap sopan santun yang terdapat pada saat pembelajaran dalam kelas adalah dengan berbicara atau bertingkah laku yang baik selayaknya ketentuan atau peraturan yang telah dibuat sekolah untuk dipatuhi oleh siswa masing-masing. Berikut dari wawancara ibu wali kelas Kelas IV dan V.
“Sebagai guru atau orang tua kedua siswa-siswi dikelas atau disekolah pasti menginginkan anak didiknya dapat berbuat atau bertingkah laku dengan baik, kesopanan sendiri karena ada dua yakni kesopanan melalui perbuatan dan kesopanan saat berbicara, untuk membiasakan siswa bersikap sopan santun dalam perbuatan yakni saya selalu mengucapkan salam sebelum masuk ruangan atau sebelum jam pelajaran saya mulai dan saya juga menghimbau pada anak-anak untuk izin semisal mau kekamar mandi, dan saya juga menyuruh siswa untuk mengucap salam sebelum
82 Wawancara, Wali Kelas IV SD Dua Mei, Ciputat 03 juni 2019.
masuk kedalam kelas setelah selesai dari kamar mandi tersebut, sedangkan untuk sikap sopan dalam berbicara saya selalu menggunakan bahasa yang baik yang tidak mengandung kata-kata kotor dan saya juga memberi hukuman pada siswa yang ketahuan berbicara yang tidak sopan dengan menyuruh keruangan BP.”83
Pernyataan tersebut juga diperkuat sama Ibu Siti Komariah juga sebagai guru pendidikan agama islam mengatakan:
“Untuk menanam kesopanan pada anak sebenarnya bisa dimulai dari diri kita sendiri kalau kita sebagai orang dewasa atau guru dalam kelas bisa bersikap sopan kepada anak maka anak tersebut juga akan meniru dari sikap kita tersebut, dalam upaya saya selama ini untuk membentuk sikap sopan santun pada anak didik saya yaitu mengorangkan anak tersebut seperti saya berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan juga menggunakan bahasa yang lemah lembut”.84
Dengan Sikap sopan santun yang telah ditanamkan pada anak didik atau siswa diharapkan dapat mengontrol tingkah laku dan ucapannya baik sesama teman maupun kepada orang yang lebih tua ataupun dalam pengawasan sekolah maupun saat anak tidak dalam pengawasan sekolah tersebut.
3) Menghargai
Selanjutnya yakni sikap menghargai dengan menanamkan sikap menghargai kepada anak didik maka anak tersebut bisa lebih menghormati suatu hasil dari orang lain atau menghargai dari suatu keberadaan orang
83 Wawancara Ibu Dini dan Ibu Romlah (Wali Kelas IV dan V).
84 Wawancara Ibu Siti Komariah (Guru Pendidikan Agama Islam).
disekitarnya, berikut ini hasil wawancara kepada ibu Siti Badriyah kepala sekolah mengatakan:
“Seorang anak tidak hanya cukup mempunyai suatu perkataan yang baik melainkan harus diimbangi oleh perbuatan yang baik pula jadi dalam menumbuhkan sikap menghargai dalam lingkup kelas saya sering membiasakan kepada siswa untuk tidak memotong pembicaraan orang lain baik itu waktu diskusi atau saat berbicara biasa kepada lawan bicaranya karena dengan begitu kita menghargai orang lain untuk berbicara atau berpendapat dan begitu juga waktu jam pelajaran dimulai dan disaat saya menerangkan materi yang saya ajarkan saya juga menghimbau siswa untuk tidak ramai sendiri karena dengan begitu siswa akan menghargai saya sebagai guru yang menerangkan didepan kelas”.85
Dalam lingkup yang leih kecil siswa mampu menerapkan sikap tersebut maka siswa juga pasti mampu menerapkan sikap menghargai tersebut dilingkup yang lebih besar seperti dilingkungan keluarga maupun dalam masyarakat sekira karena kita sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain.
4) Kerjasama (Gotong royong)
Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan menumbuhkan kepedulian sosial, guru sebagai pembina melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya dengan memberikan penanaman dan mencontohkan sikap gotong royong yang ditanamkan kepada siswa. Berikut ini hasil wawancara kepada guru kelas V bapak agung mengatakan:
85 Wawancara Ibu Siti Badriyah (Kepala Sekolah)
“Siswa diajarkan untuk memiliki sikap gotong royong, karena ketika siswa terjun kemasyarakat, siswa sudah terbiasa dengan sikap gotong royong dengan cara sigap membantu ketika melihat orang yang membutuhkan bantuan”.
5) Disiplin
Disiplin merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari proses dan serangkaian prilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan dan ketertiban, adanya kedisiplinan disekolah harapkan mampu menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman dan tentram di dalam kelas.
Hasil wawancara ibu Romlah menyatakan:
Siswa displin siswa yang biasanya hadir tepat waktu, taat terhadap semua peraturan yang diterapkan disekolah, serta berprilaku sesuai dengan peraturan yang ada. Saya selalu berusaha mengajarkan kedisiplinan terhadap siswa saya.
Dari hasil observasi yang penulis dapatkan. Dalam verbalnya setiap guru mempunyai ciri khas nya masing- masing. Selanjutnya, dalam hal ketegasan, pada penggunaan verbal melalui teguran dan hukuman, sama dengan non verbalnya setiap guru mempunyai kekhasan dalam mengatur dan memperlakukan anak didiknya, dalam ketegasan biasanya, memberikan teguran dengan lembut dan tegas, ada juga yang memberikan teguran dengan keras, dan tidak semua guru memberikan non verbalnya melalui hukuman. Namun ada yang menyuruh mereka untuk menghafal doa-doa pendek atau surah-surah pendek didepan kelas. Berdasarkan pembicaraan yang saya bahas, tampak berpariasi kekhasan masing-masing guru dalam meberikan penumbuhan nilai
kepedulian soisal siswanya. Ada pula kebiasaan yang ditanamkan sekolah untuk menumbuhkan kepedulian pada diri siswanya, membiasakan bersikap jujur, sopan, dan menghargai, gotong royong dan disiplin
2. Cara guru menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap