YAYASAN PENDIDIKAN DUA MEI
Kisi-Kisi Khusus Instrumen Penelitian
No Aspek Indikator
1. Peranan Pendidikan Agama Islam
i. Peranan guru pendidikan agama islam sebagai transmitter (pengajar).
j. Peran pendidikan agama sebagai insiator (pendidik)
k. Peran pendidikan agama islam sebagai pengarah atau bimbingan.
l. Peran guru pendidikan agama islam sebagai motivator.
m. Peran guru pendidikan agama islam sebagai media.
n. Peranan pendidikan agama islam sebagai mediator.
o. Peran guru pendidikan agama islam sebagai organisator
p. Peran guru pendidikan agama islam sebagai evaluator.
2. Kepedulian Sosial k) Pengabdian
Mencintai orang lain dan mencintai diri sendiri.
Memberi tanpa pamrih.
l) Tolong menolong
Tolong menolong terhadap yang membutuhkan.
Memberikan bantuan kepada teman yang membutuhkan..
m) Kekeluargaan
Menciptakan diri siswa untuk lebih dewasa menciptakan keadaan diluar lingkungan n) Kesetiaan
Diajarkan untuk berserah diri kepada Allah.
Berbuat kebenaran didalam kehidupan.
o) Kepedulian
Menjadi tolak ukur akhlak Anak.
p) Disiplin
Menanamkan terhadap diri anak tentang prilaku yang baik.
q) Empati
Kemampuan diri anak untuk mengerti perasaan orang lain dan Merespon keinginan teman.
r) Toleransi
Menahan diri untuk
bersikap sabar dengan perkataan yang tidak mengenakkan dan lapang terhadap orang-orang yang pendapatnya berbeda.
s) Kerjasama
Menumbuhkan semanagat anak untuk
bekerjasama. Melakukan aktifitas-aktifitas yang mendorong.
Lampiran 2
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Kepedulian Sosial di SD Dua Mei
No Pertanyaan Penelitian Pertanyaan 1 Bagaimana cara guru
di SD Dua Mei dalam menumbuhkan
kepedulian sosial
1. Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk saling membantu dalam belajar?
2. Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk membantu siswa lain yng membutuhksn (tidak membawa alat tulis/uang, dsb)?
3. Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk memberikan salam kepada bapak/ibu guru ata karyawan sekolah?
4. Apakah bapak/ibu bersama siswa mengadakan kegiatan amal (contoh: infak jumat)?
5. Apakah bapak ibu dalam kegiatan belajar mengajar selalu menyisipkan cerita-cerita pengalaman tentang kepedulian sosial?
6. Apakah bapak ibu guru dalam kegiatan belajar mengajar selalu menyisipkan ajaran pentingnya saling membantu sebagai makhluk sosial?
7. Apakah bapak ibu guru selalu menanyakan kabar siswa yang tidak masuk sekolah?
8. Apakah bapak ibu guru menegur dan menasehati siswa yang tak acuh terhadap temannya?
9. Apakah bapk ibu huru menuliskan kata-kata mutiara tentang kepedulian sosial didalam kelas?
10. Apakah bapak ibu guru memberikan pujian penghargaan kepada siswa yang peduli terhadap sesama?
2
Apa Program kegiatan dan rencana kerja yang dibuat dan
dilaksanakan guru SD Dua Mei dalam menumbuhkan kepedulian nilai kepedulian sosial?
11. Apakah sekolah memasukkan nilai kepedulian sosial dalam visi dan misi sekolah?
12. Jika ada, dengan cara apa sekolah memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial kepada siswa?
13. Bagaimana cara sekolah dalam memberikan teladanan nilai kepedulian sosial pada siswa?
14. Apakah keteladan tersebut dilaksanakan oleh seluruh stakeholder sekolah (kepala sekolah, guru, penjaga sekolah?
15. Apakah cara tersebut rutin dilakukan oleh sekolah?
16. Apa yang sekolah lakukan jika siswa tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama?
17. Apakah pihak sekolah bekerja sama dengan pihak luar sekolah (orang tua /wali murid) dalam memberikan nilai kepedulian sosial kepada siswa?
18. Jika ada, bagaimana caranya?
19. Apakah sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang peduli terhadap sesama?
No Pertanyaan penelitian
Aspek Pertanyaan 3 Bagaimana Strategi
guru SD Dua Mei menanamkan nilai kepedulian sosial?
Keteladanan
Kegiatan spontan dan teguran
20. Apakah bapak atau ibu melakukan kegiatan yang mencerminkan nilai kepedulian sosial didalam aupun diluar?
21. Contoh keteladanan nilai kepedulian sosial apa yang bapak atau ibu didalam maupun diluar kelas?
22. Apakah siswa menirukan apa yang bapak atau ibu contohkan?
23. Apakah bapak ibu mengevaluasi diri untuk lebih baik lagi dalam menjadi teladan pendidikan nilai kepedulian sosial bagi siswa?
24. Bgaimana bentuk evaluasinya?
25. Apa yang bapak ibu lakukan ketika ada siswa yang tidak mencerminkan nilai kepedulian sosial ? Apakah langsung menegurnya?
Kegiatan rutin
26. Apabila tidak langsung menegurnya, bagaimana cara bapak ibu menegurnya?
27. Apakah langsung menegurnya bagaimana cara bapak ibu menegurnya?
28. Apakah teguran yang bapak ibu lakukan kepada siswa tersebut tegas?
29. Apakah teguran dengan tegas yang dilakukan bapak ibu berhasil membuat siswa tidak melakukannya lagi?
30. Apakah bapak ibu mengondisikan lingkungan kelas untuk memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial?
31. Jika iya, pengondisian lingkungan seperti apa yang ibu bapak lakukan?
32. Apakah pengondisian lingkungan yang bapak ibu lakukan berjalan dengan efektif 33. Apakah bapak ibu selalu rutin
memberikan teladan dalam memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial kepada siswa?
34. Apakah bapak ibu selalu ruitn langsung memberikan teguran ketika ada siswa yang tidak mencerminkan nilaikepedulian sosial?
35. Apakah bapak ibu selalu rutin
mengondisikan lingkungan kelas untuk memberikan nilai kepedulian sosial kepada siswa?
Lampiran 4 Pedoman Obserasi Hari. Tanggal : Tempat : Waktu : No Aspek yang
diamati
Sub yang diamati Ya tidak keterangan 1 Cara guru SD
Dua Mei dalam memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial
Mengajarkan untuk saling membantu Mengajarkan anak untuk saling menghormati dan memberi salam Memberikan contoh/
teladanan nilai kepedulian sosial kepada siswa Menyisipkan cerita atau pengalaman atau pesan moral
tentang kepedulian sosial dalam kegiatan belajar megajar
Memberi teguran dan nasehat kepada siswa yang tak acuh kepada sesama Mengondisikan lingkungan kelas untuk memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial Memberikan pujian penghargaan kepada siswa yang peduli terhadap sesama
No Aspek yang diamati
Sub aspek yang diamati
Ya tidak keterangan 2 Program
kegiatan dan rencana kerja yang dibuat dan dilaksanakan guru SD Dua Mei dalam memberikan pendidikan niali kepedulian sosial.
Memasukan nilai kepedulian sosial kedalam visi misi sekolah
Memberikan contoh/telsdsnnilai epedulian sosial kepada siswa.
Bekerjasama dengan pihak luar sekolah.
Memberikan teguran dan nasehat kepada siswa yang tidak mencerminkan nilai kepedulian sosial.
Melakukan kegiatan sosial bersama siswa.
Pengondisian lingkungan sekolah untuk memberikan pendidikannilai kepedulian sosial.
Memberikan penghargaan/pujian kepada siswa yang peduli terhadap sesama.
3. Strategi guru SD Dua Mei dalam memberikan nilai kepedulian sosial?
Keteladanan.
Kegiatan Spontan dan Teguran
Pengondisian lingkungan
Kegiatan rutin
Lampiran 4
Kesimpulan Data Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Kepedulian Sosial
Guru kelas dan kepala sekolah
Karakteristik Penanaman Nilai
Kesimpulan
1 Guru Kelas IV
a. Memberi nasehat dan motivasi nilai kepedulian sosial
b. Mengajarkan kebiasaan untuk saling peduli terhadap sesama c. Menginternalisasikan
nilai kepedulian sosial pada mata pelajaran.
d. Tidak memberikan hukuman
e. Memberikan penghargaan
f. Tidak mengondisikan lingkungan kelas dengan menuliskan selogan selogan budi pekerti g. Memberikan contoh teladan dengan cukup
Penanaman nilai
kepedulian sosial dengan berbagai macam cara dan strategi namun, beberapa cara dan strategi tersebut belum berjalan baik dan maksimal
baik.
h. Tidak memberikan teguran dengan tegas.
i. Tidak mengondisikan lingkungan kelas dengan maksimal.
j. Rutin menanamkan kebiasaan untuk
menumbuh kembangkan nilai kepedulian sosial 2 Guru Kelas
V
a. Memberikan nasehat dan motivasi nilai.
b. Mengajarkan kebiasaan untuk saling peduli terhadap sesama.
c. Menginternalisasikan nilai kepedulian sosial pada mata pelajaran.
d. Memberikan hukuman.
e. Memberikan penghargaan.
f. Tidak mengondisikan lingkungan.
g. Meemberikan contoh teladan dengan cukup baik.
h. Memberikan teguran dengan tegas.
i. Tidak mengondisikan lingkungan kelas dengan maksimal.
j. Rutin menumbuhkan kebiasaan untuk
menumbuh kembangkan nilai kepedulian sosial.
Penanaman nilai kepedulian sosial dilakukan dengan
berbagai macam cara dan strategi, dan berjalan dengan cukup baik.
3 Guru Kelas VI
a. Tidak memberi nasihat dan motivasi nilai kepedulian sosial.
b. Mengajarkan kebiasaan untuk saling peduli terhadap sesama.
c. Menginternalisasikan
nilai kepedulian sosial pada mata pelajaran.
d. Memberikan hukuman.
e. Memberikan penghargaan.
f. Tidak mengondisikan lingkungan kelas dengan menuliskan slogan- slogan budi pekerti.
g. Kurang maksimal dalam memberikan contoh keteladanan.
h. Memberikan teguran dengan tegas.
i. Tidak mengondisikan lingkungan kelas dengan maksimal.
j. Rutin menanamkan kebiasaan untuk menumbuhkan kembangkan nilai kepedulian sosial.
4 Sekolah (Kepala Sekolah)
a. Memasukan unsur nilai kepedulian sosial pada kegiatan-kegiatan sekolah.
b. Memberikan teladan (dilakukan oleh guru, karyawan, dan kepada sekolah).
c. Melibatkan pihak luar dalam upaya penanaman nilai kepedulian sosial.
d. Memberikan teguran dan penghargaan.
Penanaman nilai kepedulian sosial dilakukan dengan memasukan nilai kepedulian sosial pada berbagai kegiatan yang dibuat oleh sekolah yang dalam salah satu kegiatan tersebut juga melibatkan pihak luar sekolah. Dalam pelaksanannya cukup baik walaupun belum dilakukan dengan maksimal.
Lampiran 5
Display Data Matrik
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Temuan Penelitian Kesimpulan saran Bagaimanak
ah Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuh kan
Kepedulian Sosial?
1. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuh kan
Kepedulian Sosial?
1. Guru memiliki dua cara dalam menanamkan nilai kepedulian sosial yaitu dengan cara verbal dan non verbal, cara verbal meliputi : Pemberian motivasi, nasihat, cerita, teguran, da pujian, sedangkan cara non verbal meliputi pembiasaan prilaku, hukuman dan teladan. Namun dalam pelaksanannya masing- masing guru
mempunyai kekhasan tersendiri.
-Guru
menumbuhka n nilai kepedulian sosial secara verbal dan non verbal melalui pemberian motivasi, nasihat, cerita, teguran, hukuman, pujian, Penanaman secara non verbal melalui pembiasaan prilaku dan teladan.
-Guru sebaiknya memperbanyak pemberian reward dalam bentuk hadiah dan dalam bentuk nyata lainnya, Guru sebaiknya konsisten serta tegas dalam memberikan hukuman.
2.
Bagaimana strategi Guru PAI dalam menumbuh kan
pendidikan
-Strategi guru dalam menanamkan nilai kepedulian sosial memiliki aspek keteladanan, kegiatan spontandan teguran, pengondisian rutin, -Aspek keteladanan:
-guru
menanamkan kepedulian sosial melalui strategi
keteladanan, kegiatan spontan
-guru sebaiknya lebih konsisten
dan lebih maksimal lagi
dalam menjalankan
strategi penanaman
Kepedulian Sosial?
sekali ada guru yang tidak menunjukkan teladanan yang baik bagi para siswa. Guru belum secara maksimal menjadi teladan yang baik.
-Aspek kegiatan spontan dan teguran: kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan atau segera ketika terjadi pelanggaran. Guru secara langsung dan spontan memberikan teguran kepada siswa yang bersikap tidak peduli terhadap teman- teman dan gurunya.
Teguran yang tegas lebih berhasil mengarahkan siswa dalam
menanamkan nilai kepedulian sosial dari pada teguran yang lembut dan terkesan kurang tegas.
-Aspek pengondisian lingkungan: aspek pengondisian lingkungan sangat minim dilakukan, siswa tidak diberikan fasilitas fisik dalam pendidikan nilai
kepedulian sosial secara maksimal, slogan-slogan budi pekerti tidak ada sama sekali di dalam kelas, hanya disediakan
teguran, pengondisian lingkungan dan kegiatan rutin. Berbagi strategi tersebut pelaksananny a belum baik dan maksimal.
nilai kepedulian sosial.
fasilitas berupa buku LKS yang didalamnya mengandung pendidikan karakter. – Aspek kgiatan rutin: guru secarakonsisten melakukan kegiatan rutin, guru rutin mengajak siswa untuk bergotong royong bekerja bakti disekolah.
Guru juga rutin mengadakan kegiatan infak setiap hari jumat.
3.Apa program dan kegiatan rencana kerja yang dibuat dan
dilaksanakan guru SD Dua Mei dalam menumbuhka n kepedulian sosial?
Sekolah menanaman nilai kepedulian sosial dengan berbagai macam cara, cara yang umum dipakai adalah dengan mengadakan kegiatan- kegiatan yangn mengandung nilai kepedulian sosial didalamnya misalkan, kegiatan pengajian bulanan, kurban idul adha, bakti sosial, bergotong royong, sekolah juga melakukan pendekatan model terintegrasi merupakan model terintegrasi penanaman melalui mata pelajaran.
Dalam
menanamakan nilai
kepedulian sosial guru dan sekolah menggunakan model
gabungan merupakan gabungan antaramodel terintegrasi dan model pelajaran diluar pelajaran mengutamaka n pengolahan dan
penanaman nilai melalui suatu kegiatan
Sekolah (dalam hal ini guru ) sebaiknya lebih banyak aktif dan
berpartisifasi terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang menumbuhkan dan
mengembangka n nilai
kepedulian sosial, selain itu, alangkah baiknya jika sekolah lebih memperbanyak pelibatan pihak
Lampiran 6
Display Data Bagan
yang memiliki nilai-nilai karakter, sehingga model gabungan merupakan penanaman nilai pengajaran formal terintegrasi bersamaan dengan kegiatan diluar pelajaran
luar dalam kegiatan- kegiatannya.
-Alangkah baiknya jika guru dan sekolah memperluas pengintegrasian penanaman nilai kepedulian sosial baik didalam maupun diluar pelajaran.
Cara Verbal
1. Motivasi 2. Nasihat 3. Teguran 4. Hukuman 5. pujian
Kekhasan dalam pelaksanannya
Cara Guru menumbuhkan
kepedulian sosial di SD
Dua Mei
Cara non verbal
1. Pembiasaan prilaku 2. Teladan
1. -Guru kelas IV menyisipkan motivasi, nasihat, dan cerita
diawal kegiatan belajar.
-Guru kelas V menyisipkan motivasi, nasihat, cerita disela-sela kegiatan belajar.
-Guru kelas VI tidak melakukannya sama sekali.
2. - Guru klas IV memberikan teguran dengan lembut dan terkesan kurang tegas.
-Guru kelas V dan VI memberikan teguran dengan tegas dan keras.
3. -Guru kelas IV tidak memberikan hukuman.
Guru kelas V dan VI memberikan hukuman dengan menyuruh siswa untuk menghafal doa-doa pendek.
-Guru kelas VI menghukum siswa dengan mengeluarkannya dari kelas.
4. -Guru kelas IV dan V menguji siswa dengan kata-kata pintar, bagus dan lain-lain.
Guru kelas V memuji siswa disertai dengan kata-kata pintar bagus dan lain-lain.
Strategi Guru dalam Menumbuhka
n Kepedulian Sosial Di SD
Dua Mei
Keteladanan 1. Menyambut siswa
dengan senyum salam dan sapa, di depan kelas.
2. Mengadakan infak jumat.
3. Kerja bakti.
4. Menjenguk siswa yang sakit.
5. Turut serta dalam kegiatan sekolah (pengajian bulanan, kurban idul adha,
Guru secara langsung dan spontan memberikan teguran kepada siswa yang bersikap tidak peduli terhadap eman-teman dan
gurunya.
Pengondisian lingkungan yang dilakukan adalah dengan menyediakan buku
LKS yang didalamnya memuat unsur pendidikan
karakter Kegiatan
spontan dan teguran
Pengondisian lingkungan
Kegiatan rutin Guru secara konsisten dan rutin
mengajarkan siswa untuk mengucapkan salam bisa bertemu guru didalam maupun
diluar kelas. Guru rutin mengajak siswa untuk bergotong royong, bekerja bakti,
guru juga rutin mengadakan infak setiap jumat.
Program kegiatan dan rencana kerja yang dibuat dan
dilaksanakan guru SD Dua Mei Dalam Menumbuhkan
Kepedulian
Dengan menanamkan nilai kepedulian sosial dan mengadakan rencana kegiatan-kegiatan didalamnya, misalkan kegiatan bakti sosial.
Pengajian bulanan, bergotong royong, bertegur sapa, kerja bakti.
Lampiran 7
CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan senin 03, 06, 2019 Subjek: Guru dan Kepala Sekolah
Sebagian guru sudah datang kesekolah sebelum pukul 06:45 sedangkan terdapat dua guru yang datang kesekolah lebih dari puku 07:00, guru yang datang kesekolah dengan awal menyambut dengan senyum, salam, sapa dan menyalami para siswa yang datang. Guru meminta siswa untuk segera memasuki barisan memakai pengeras suara. Guru membariskan siswa dengan rapih dan untuk mengikuti upacara. Guru memeriksa dan
Sekolah melakukan pendekatan model terintegrasi merupakan model terintegrasi
penanaman nilai melalui mata pelajaran.
menegur siswa yang bergurau saat mengikuti kegiatan upacara. Selesai upacara guru meminta siswa untuk berjabat tangan dan mencium tangan guru sedangkan, anak yang bergurau dan tidak mengikuti upacara dengan baik di nasehati oleh kepala sekolah yang intinya siswa diminta untuk tidak mengulangnya lagi diupacara berikutnya. Setelah upacara peneliti meminta izin untuk mengamati pembelajaran dikelas IV untuk melihat situasi pembelajaran dikelas dan sepulang sekolah peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV.
Catatan Lapangan senin, 03 juni 2019 Subjek : Guru dan Siswa kelas IV
Guru datang pada pukul 07: 10 ketika upacara bendera sudah dimulai.
Selepas upacara peneliti meminta izin kepada guru kelas empat untuk ikut masuk kekelas. Kondisi ruangan kelas bagus dan bersih tetapi suasana kelas cukup ramai dan tidak kondusif untuk belajar. Guru berusaha menegur siswa untuk memperthatikan pelajaran namun sepertinya kurang efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar guru menanamkan nilai kepedulian sosial dengan berbagai cara dan strategi, tetapi belum berjalan dengan efektif karena, karena pengondisian yang kurang, tehuran kepada siswa yang mengganggu konsentrasi temannya dalam belajar tidak dilakukan dengan tegas, sehingga teguran tersebut Nampak sia-sia. Pada jam istirahat peeneliti mewawancarai siswa kelas IV dan guru.
Catatan Lapangan Rabu, 05 juni 2019 Subjek : Guru dan Siswa kelas V
Guru datang pukul 06:50 pada pukul 07:00 peneliti meminta izin untuk ikut masuk kekelas V. Guru tampak sudah siap untuk memulai kegiatan
belajar mengajar sebelum dimulai guru meminta siswa untuk berdoa guru memberikan, nasehat, motvasi dan cerita tentang nilai kepedulian sosial, berdasarkan pesan-pesan agama disela-sela kegiatan belajar mengajar, sebab terkadang ada siswa yang tidak bersikap peduli dengan siswa lainnya sehingga terjadi kegaduhan didalam kelas. Guru tak segan-segan menegur siswa yang membuat kegaduhan dengan tegas bahkan disertai dengan pemberian hukuman. Guru memberikan pujian dan nilai kepada siswa yang bersikap peduli dengan teman-teman sekelasnya. Pada jam istirahat sekolah peneliti mewawancarai guru kelas V.
Catatan Lapangan Rabu, 05 juni 2019 Subjek : Guru dan siswa kelasVI
Guru datang pukul 06:45, pada pukul 07:00 peneliti meminta izin untuk masuk kedalam kelas, guru tampak siap untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Sebelum dimulai pelajaran guru meminta siswa. Susasana dikelas tampak serius dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.
Suasana dikelas VI cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
Gurur tak segan-segan menegur dan cenderung memarahi siswa yang membuat gaduh. Pada jam istirahat sekolah peneliti mewawancarai guru setelah pembelajaran.
Catatan lapangan Rabu 05, Juni 2019 Subjek: Kepala sekolah dan guru
Peneliti datang kesekolah 06:45 pada jam tersebut tampak kepala sekolah menyalami kedatangan siswa. Peneiti kemudian mengamati dan mewawancari ibu kepala sekolah, dan kepala sekolah menjawab pertanyaan dari peneliti sembari menunjukkan dokumen-dokumen
tentang pelaksanaan penanaman nilai kepedulian sosial di SD Dua Mei Ciputat. Setelah wawancara peneliti mendokumentasikan berbagai macam kegiatanndan fasilitas pendukung yang ada di sekolah.
Catatan lapangan hari jumat 07, Juni 2019
Peneliti datang kesekolah pada pukul 06:45. Terlihat guru datang lebih awal menyalami siswa yang datang kesekolah. Peneliti kemudian mengamati kegiatan infak jumat yang dilakukan oleh siswa dikelas masing-masing sembari mendokumentasikan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lampiran 8
Transki wawancara WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV NAMA : Mutiara Tsani
HARI : Senin, 2 Januari 2019 TEMPAT : Ruang Kelas IV
Peneliti : Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk saling membantu dalam belajar?
Guru IV : “Iya, sebelum pelajaran jam pertama dimulai saya
mengajarkan kepada siswauntuk saling membantu kepada siswa yang kesulitan belajar.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk membantu siswa lain yang membutukan(tidak membawa alat tulis/uang dsb)
Guru IV : “Iya, sebelum pelajaran jam pertama dimulai saya
mengajarkan kepada siswa yang tidak membawa uang dan alat tulis.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu selalu mengajarkan siswa untuk memberikan salam kepada bapak/ibu guru atau karyawan sekolah ?
Guru IV : “Iya, saya mengajarkan siswa untuk memberi salam kepada bapak/ibu guru tapi tidak setiap hari, kadang kadang saja.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu bersama siswa mengadakan kegiatan amal (contoh: infaq jumat)
Guru IV : “Betul,, infaq jumat diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling peduli terhadap sesama dan kelak kebiasaaan bersedekah sampai siswa tersebut dewasa.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu dalam kegiatan belajar mengajar selalu menyisipkan cerita atau pengalaman tentang kepedulian sosial?
Guru IV : “Iya, dalam memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial, saya menyisipkan cerita dan pengalaman tentang kepedulian sosial disela-sela pelajaran.”
Penelitian : Apakah bapak/ibu guru dalam kegiatan belajar mengajar selalu menyisipkan ajaran pentingnya saling membantu sebagai makhluk sosial?
Guru IV : “Iya, saya melakukan itu.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu selalu menanyakan siswa yang tidak sekolah?
Guru IV : “Iya, saya mengabsen dan menanyakn siswa yang tidak masuk sekolah.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu menegur dan menasehati siswa yang acu tak acuh terhadap temannya?
Guru IV : “ Iya, saya menegur dan menasehati mereka.”
Peneliti : Apakah bapak/ibu menuliskan kata-kata mutiara tentang kepedulian sosial didalam kelas?
Guru IV : “Tidak, karena gedung ini masih baru”.
Peneliti : Apakah bapak/ibu memberikan pujian/penghargaan kepada siswa yang peduli terhadap sesama?
Guru IV : ”Iya, saya kasih pujian jika ada siswa yang bersikap peduli”.
Peneliti : Apakah keteladanan dengancara berpartisipasi dan ikut aktif dalam rencana kerja dan kegiatan sekolah dilaksanakan oleh seluruh staff sekolah?
Guru IV : “Iya, saya ikut berpartisipasi”.
Peneliti : Apakah cra tersebut rutin dilakukan oleh sekolah.
Guru IV : “Iya, rutin”.
Peneliti : Apa yang sekolah lakukan jika siswa tidak menunjukan kepeduliaannya terhadap sesama.
Guru IV : “Ditegur dan dinasehati”.
Peneliti : Apakah pihak sekolah bekerjasama dengan pihak luar
sekolah (orang tua wali/wali murid) dalam memberikan nilai kepedulian sosial kepada siswa.
Guru IV : “Iya bekerjasama”.
Peneliti : Jika ada, bagaimana caranya?
Guru IV : “Iya bekerjasama dengan penduduk sekitar bergotong royong dalam melaksanakannya”.
Peneliti : Apakah sekolah memberi penghargaan kepada siswa yang peduli terhadap sesama?
Guru IV : “Iya, diberi pujian”.
Peneliti : Apakah bapak/ibu melaksanakan kegiatan yang
mencerminkan nilai kepedulian sosial didalam maupun diluar kelas?
Guru IV : “Iya, saya melakukannya”.
Peneliti : Conto keteladanan nilai kepedulian sosial apakah yang bapak/ibu lakukan didalam maupun diluar kelas?
Guru IV : “Bertegur sapa dan brsalaman dengan siswa, bergoong royong mengikuti kerja bakti, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kurban idul adha,menjenguk yang sakit”.
Peneliti : Apakah siswa menirukan apa yang bapak/ibu contohkan?
Guru IV : “Tidak semua sih”.
Peneliti : Apakah bapak/ibu mengevaluasi diri untuk lebih baik lagi dalam menjadi teladan pendidikan nilai kepedulian sosial bagi siswa?
Guru IV : “Iya”.
Peneliti : Bagaimana bentuk evaluasinya?
Guru IV : “Mengevaluasi dengan cara selalu berusaha berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada disekolah maupun
diluarsekolah”.
Penelliti : Apa yang bapak/ibu lakukan jika melihat siswa yang tidak mencerminkan nilai kepedulian sosial?
Guru IV : “Saya langsung tegur ditempat”.
Peneliti : Apakah ada cara lain?
Guru IV : “Tidak ada”.