• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara untuk Mencapai Tujuan Belajar

Dalam dokumen Kurikulum 006 merdeka 2023 2024 (EDIT)- Isi (Halaman 42-52)

RENCANA PEMBELAJARAN

3) Cara untuk Mencapai Tujuan Belajar

(2) Cara menilai ketercapaian tujuan belajar mengacu pada standar penilaian pen didikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 9 berbunyi :

(1) Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang: (a) interak tif; (b) inspiratif; (c) menyenangkan;(d) menantang; (e) memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan (f) memberikan ruang yang cukup bagi pra karsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fis ik, serta psikologis Peserta Didik.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh Pendidik dengan memberikan: (a) ketel adanan; (b) pendampingan;(c) fasilitasi.

6) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Interaktif

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 10 dan pasal 11 berbunyi:

(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang interaktif dirancang untu k memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara Pendidik dengan Pes erta Didik, sesama Peserta Didik, dan antara Peserta Didik

dengan materi belajar.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang interaktif paling sedikit dilakukan dengan cara: (a) berinteraksi secara dialogis antara Pendidik dengan P eserta Didik, serta sesama Peserta Didik; (b) berinteraksi secara aktif dengan lin gkungan belajar; dan (c) berkolaborasi untuk menumbuhkan jiwa gotong royong.

(3) Dalam melaksanakan pembelajaran Pendidik berperan sebagai fasilitator prose s pembelajaran dan tidak menjadi satu- satunya sumber pembelajaran.

(4) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang inspiratif dirancang unt uk memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi Peserta Didi k.

(5) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang inspiratif paling sedikit dilakukan dengan cara: (a) menciptakan suasana belajar yang dapat memantik id

e, mendorong daya imajinasi, dan mengeksplorasi hal baru; dan (b) memfasilitasi Peserta didik dengan berbagai sumber belajar untuk memperkaya wawasan dan pe ngalaman belajar.

7) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang menyenangkan

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 12 berbunyi :

(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan dirancan g agar Peserta Didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbul kan emosi positif.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan paling se dikit dilakukan dengan cara: (a) menciptakan suasana belajar yang gembira, menari k, aman, dan bebas dari perundungan; (b) menggunakan berbagai variasi meto de dengan mempertimbangkan aspirasi dari Peserta Didik, serta tidak terbatas han ya di dalam kelas; dan (c) mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa daerah setempat, agama atau kepercayaan, karakteristik, dan kebutuhan setiap Pese rta Didik.

8) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang menantang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 13 berbunyi :

(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menantang dirancang unt uk mendorong Peserta Didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menantang paling sediki t dilakukan dengan cara: (a) menggunakan materi dan kegiatan belajar sesuai d engan kemampuan dan tahapan perkembangan Peserta Didik; dan (b) memfasilitas i Peserta Didik untuk percaya potensi yang dimilikinya dapat ditingkatkan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 14 berbunyi :

Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang memotivasi Peserta Didik untuk b erpartisipasi aktif paling sedikit dilakukan dengan cara: (a) membangun suasana belaj ar yang memberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk berani mengemukakan pen dapat dan bereksperimen; dan (b) melibatkan Peserta Didik dalam menyusun rencana belajar, menetapkan target individu dan/atau kelompok, dan turut memonitor pencapaian hasil belajar.

10) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Memberikan Ruang yang Cukup bagi Prakarsa, Kreativitas, Kemandirian sesuai dengan Bakat, Minat, dan Perkembangan Fisik, serta Psikologis Peserta Didik

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 15 berbunyi :

Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang memberikan ruang yang cukup ba gi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik paling sedikit dilakukan dengan cara: (a) memberi kesem patan bagi Peserta Didik untuk mengembangkan dan mengomunikasikan gagasan baru;

(b) membiasakan Peserta Didik untuk mampu mengatur dirinya dalam proses be lajar; (c) menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi Pese rta Didik untuk mengaktualisasikan diri; dan (d) mengapresiasi bakat, minat, dan ke mampuan yang dimiliki oleh Peserta Didik.

11) Pemberian Keteladanan, Pendampingan, dan Fasilitasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah BAB II Pasal 16 berbunyi :

(1) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan keteladanan dilakukan d engan berperilaku luhur pada kehidupan sehari-hari.

(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan pendampingan dilakukan dengan memberikan tantangan, dukungan, dan bimbingan bagi Peserta Didik dala m proses belajar.

(3) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan fasilitasi dilakukan dengan memb erikan akses dan kesempatan belajar bagi Peserta Didik sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam suatu kerangka kualifikasi. Selain itu, capaian pembelajaran juga harus disertai dengan kriteria penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil pembelajaran yang diharapkan telah dicapai. Capaian pembelajaran –bersama dengan kriteria penilaian hal tersebut mengidentifikasi capaian pembelajaran sebagai tujuan belajar yang terukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian pembelajaran kedudukannya sangat penting dalam pelaksanaan dan penilaian.

Pencapaian CP hanya dapat diidentifikasi setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran melalui penilaian dan harus dapat didemonstrasikan dalam kehidupan nyata.

Prinsip Perumusan atau Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP)

Dalam perumusannya, CP memiliki prinsip-prinsip Terukur dan spesifik, Fleksibel yang penjelasannya sebagai berikut di bawah ini:

Terukur dan spesifik

CP harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki tahapan konseptual proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan peserta didik , seperti yang dinyatakan oleh European Commission (2011) dalam (ECFOP, 2017:33), bahkan secara spesifik Mahajan (2017:65) menyebutkan bahwa CP harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom karena telah terbukti relevan untuk untuk membantu mengembangkan hasil belajar. Konsep taksonomi Bloom sangat sederhana, yaitu:

o Sebelum memahami konsepnya, ingatlah dengan baik, o Pahami sebelum anda menerapkannya,

o Analisis proses sebelum anda mengevaluasinya.

Kata pemahaman sering digunakan sebagai salah satu luaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran tetapi maknanya seringkali kurang dipahami.

John Dewey (1933) merangkum ‘Pemahaman’ dalam How We Think Understanding dengan menyampaikan bahwa (Pemahaman) adalah makna yang dikembangkan atau diproses dari fakta-fakta. Secara umum, pemahaman seringkali diidentikkan dengan pengetahuan. Padahal keduanya adalah dua hal yang sangat berbeda. Perbedaan kedua hal tersebut bisa dilihat dalam contoh berikut ini :

1. Pengetahuan: Fakta-fakta atau informasi

Pemahaman: Arti dari fakta-fakta atau informasi

2. “Teori” atau kesimpulan yang membantu hubungan dan pemaknaan dari fakta2 tersebut

Pemahaman: Sekumpulan fakta yang berhubungan

2. Pengetahuan: Pernyataan yang masih dapat diperdebatkan, teori2 masih dapat diproses

Pemahaman: Pernyataan yang akurat

4. Pengetahuan: Benar atau salah bukan merupakan sesuatu yang sifatnya absolut, tetapi bisa dianalisis dan disimpulkan tergantung kompleksitas dan kapasitas

Pemahaman: Benar atau salah

5. Pengetahuan: “Saya tahu mengapa hal tersebut benar”

Pemahaman: “Saya tahu bahwa hal tersebut benar”

6. Pengetahuan: “Saya mampu membuat keputusan kapan perlu memberikan respon dengan pengetahuan yang saya miliki”

Pemahaman: “Saya merespon petunjuk atau instruksi dengan pengetahuan yang saya miliki”

b. Praktis

Bagaimana merancang dan melaksanakan eksperimen? Kata-kata yang umum digunakan adalah menunjukkan, menerapkan dll.

c. Keterampilan Generik

Keterampilan umum mencakup teknik pemecahan masalah, inti pembelajaran. Yang biasa digunakan kata-kata menganalisis, membandingkan, dll.

Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar peserta didik )

Fleksibel ( sesuai proses dan tahap belajar peserta didik ) Seringkali belajar dirasa sebagai sebuah perlombaan dan bukan proses. Kurikulum disusun sedemikian rupa sehingga peserta didik dijejali dengan berbagai materi yang hasil akhirnya berorientasi pada “sekadar tahu” dan bukan pemahaman atau penguasaan sedangkan peserta didik memerlukan waktu dan tahapan untuk mengupas konsep.

Capaian pembelajaran membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di kelas dari yang berfokus kepada guru menjadi fokus kepada peserta didik . Menurut Harden karakteristik CP sebagai berikut:

 Pengembangan CP jelas mendefinisikan hasil yang harus dicapai peserta didik pada akhir program pembelajaran

 Desain kurikulum, strategi belajar, dan kesempatan belajar dilakukan untuk menjamin tercapainya CP

 Proses penilaian disesuaikan dengan CP dan penilaian setiap individu peserta didik dilakukan untuk memastikan bahwa peserta didik mencapai target pembelajaran.

Modul Ajar (MA)

Modul Ajar (MA) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Modul Ajar (MA) dikembangkan dari Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai capaian pembelajaran. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Modul Ajar (MA) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Modul Ajar (MA) disusun berdasarkan capaian pembelajaran yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen Modul Ajar (MA) terdiri atas :

e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian capaian pembelajaran dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan capaian pembelajaran yang harus dicapai;

f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan capaian pembelajaran , dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g) Capaian pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi;

h) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan capaian pembelajaran yang akan dicapai;

j) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m) Penilaian hasil pembelajaran.

Prinsip Penyusunan Modul Ajar (MA)

Dalam menyusun Modul Ajar (MA) hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik.

c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut Modul Ajar (MA) memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara capaian pembelajaran , materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Contoh modul ajar (Terlampir)

Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Modul Ajar (MA) , meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib :

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;

c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran yang akan dicapai;

dan

e) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) .

dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

a) Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.

b) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi :

a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Dalam dokumen Kurikulum 006 merdeka 2023 2024 (EDIT)- Isi (Halaman 42-52)

Dokumen terkait