BAB IV: PENAFSIRAN AYAT-AYAT ISRÂILIYYÂT DALAM
2. Dalam Tafsir Al-Khâzin
Menurut penafsiran al-Khâzin dalam kitab Lubâb al-Ta‟wîl Fî Ma‟âni Al-Tanzîl adalah sebagai berikut:
Firman Allah Ta‟ala:
اٍٛزرَ بَِ اٛعجراٚ
yaitu yahudi mencampakkan kitab Allah dan mengikuti setan dan maknaٍٛزر َ
adalah bacaan dari bisikan-bisikan dan dikatakan juga maknanya adalah mengada-ngada atau kebohongan. ََ
َ
ْبٍٍّعَهٍَِىٍع
dan dia berkataَ pada mereka: Sesungguhnya Sulaiman menguasai manusia dengan sihirnya dan di katakan jugaْبٍٍّعَهٍَِىٍع
dengan makna masa kejayaan. Dan kisah itu sungguhsetan telah menyembunyikan sihir dan Niranjiyat (semacam sihir tapi bukan) terhadap perkataan (Ashof).13 Ashof adalah ilmu Asif bin Barkhiyah, penguasa Sulaiman dan menyembunyikan dan menguburnya, dibawah kursi kepemimpinan Sulaiman (kekuasaannya) dan demikian dimana Allah mencabut kekuasaannya dan mereka tidak merasakannya, dengan itu berkata; Sesungguhnya Bani Israil telah bekerja dengan ilmu sihir pada zamannya. Kemudian mencegah Sulaiman atas itu dengan mengambil dan menyembunyikan serta menguburnya dibawah kasurnya.14 Maka apabila mati setan mengeluarkannya dan berkata pada manusia sesungguhnya ini kekuasan Sulaiman maka pelajari/ambilah. Maka adapun orang salah dan ulama di Bani Israil mereka mengingkarinya.
Dan berkata; dengan lindungan Allah bahwa ilmu ini adalah ilmu Sulaiman, adapun dari yang dasar maka berkata: ini adalah ilmu Sulaiman dan mendapat pelajaran serta meninggalkan apa yang ditulis nabi-nabi mereka dan yang memberikan cercaan terhadap Sulaiman dan keadaan ini tidak disertakan dalam pengangkatan nabi Muhammad oleh Allah, dan Allah turunkan padanya berupa kesucian Sulaiman as. Allah berfirman
اٛعجراٚ
yaitu dengan sihir tapi tanpa perbuatan, dan 4di dalamnya terdapat pensucian Sulaiman dari sihir maka dari itu sesungguhnya Yahudi akar terhadap nabi Sulaiman dan berkata: Sesungguhnya dalam penguasaan ini dan menundukkan jin13 Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 63
14 Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin„Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 64
96
dan manusia disebabkan dengan sihir dari yahudi adalah adalah dugaan mereka bahwa mengambil dari Sulaiman sedang Allah telah mensucikannya dari itu, dan dikatakan sesungguhnya sebagian dari Yahudi dan berkata tidakkah kau ambil dari Muhammad yang menduga bahwa Sulaiman adalah nabi dan bukanlah demikian kecuali sihir belaka, kemudian Allah turunkan ayat
َ شفوَ بِٚ
َْبٍٍّع
yaitu Sulaiman adalah nabi dan bukan penyihir ataupun kafir.Kemudian Allah jelaskan atas pensucian nabi Sulaiman dari sihir, serta tidak membenarkan atas selainnya.15
Allah berfirman : ا
ٚشفوَ ٍٓطبٍشٌاَ ّٓىٌٚ َ
yaitu sesungguhnya orang yang memiliki sihir pada dirinya mereka itulah orang-orang yang kafir kemudian Allah jelaskan sebab kekafirannya. Allah berfirmanَطبٌّٕاٍَّّْٛعٌ َ
, yaitu apa yang telah dituliskan pada mereka oleh setan dari sihir (sihir dari setan) dan berkata: perlu untuk mengetahui yaitu bahwa yahudi adalah orang yang ada dalam tanda- tanda tersebut. Dengan perkataanاٛعجراٚ
dan dinamakan sihir karena menyembunyikan sebabnya. Maka sihir tidak bekerja kecauli dengan rahasia adalah tersembunyi. Dan diketahui makna sihir adalah memalingkan sesuatu dari hadapan/pandangan orang Arab berkata:apa yang menyihirmu dari ini atau apa yang memalingkanmu dari ini, maka sungguh penyihir adalah kesalahan dalam gambaran kebenaran, seperti menyihir sesuatu dari hadapan memalingkannya (Surufah) itu yang benar dalam bahasa, adapun secara hakikat maka dikatakan:
sesungguhnya sihir itu ibarat dari khayalan. Adapun pandangan ahlu
15 Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 64
sunnah bahwa sesungguhnya benar adanya dan hukum mengerjakannya adalah kafir dari itu apabila meyakini bintang- bintang yang berpengaruh terhadap hati dan pandangan.16
Imam Syafi‟i juga telah meriwayatkan dan berkata: sihir khayalan/pengikut dan telah membunuh sebagaimana adanya kewajiban Qishash terhadap siapa yang membunuh dan berkata yang sesungguhnya sihir bepengaruh dalam hati dan pandangan yang meletakkan manusia seperti binuar (Keledai) dan keledai dalam gambaran anjing serta menerbangkan penyihir diatas angin. Tapi ini adalah perkataan yang lemah dalam pandangan Ahlu Sunnah, alasannya karena sesungguhnya Allah menciptakan sesuatu (sebab/orang) dalam keadaan ini dalam menjalankan sihir (penyihir) terkecuali penyihir yang menyebabkannnya. (yang lebih benar), sesungguhnya sihir itu berpengaruh pada badan dan penyakit dan kegilaan serta kematian, dari ini maka menunjukkan bahwa suatu perkataan sering berpengaruh terhadap watak seseorang dan sering mendengar manusia mengingkari apa yang diinginkan dan sungguh telah mati suatu kaum dengan perkataan dan pendengarannya. Maka sungguh sihir sangat bertolak belakang dengan badan.
Adapun pandangan ulama (besar) adalah sihir tersebut dan haram memperlajarinya sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah Rasululah Saw bersabda; Jauhillah 7 kebinasaan. Berakata: apa itu ya Rasulullah? Nabi bersabda: Syirik pada Allah, sihir, mematikan jiwa yang mana Allah haramkan kecuali pada kebenaran dan memakan harta anak yatim, zina, lari dari peperangan, mencampakkan wanita
16 Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 64
98
merdeka. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Bukhari. Maka nabi saw mengulang dan berkata sihir adalah syirik besar dan pujian adalah syirik dan perintahnya untuk menghindarinya. Tempat kebinasaan adalah kebinasaan, adapun sihir terbagi dua.
Pertama, kafir dengan sendirinya yaitu meyakini kekuatan dengan dirinya sendiri dan dia yakin bahwa bintan-bintang berpengaruh dengan apa yang dikerjakannya. Maka apabila sihir selesai pada tujuannya maka menjadi kafir. Maka wajib membinasakannya sebagaimana riwayat dari Jundub bahwa nabi bersabda hukuman penyihir memukul dengan pedang, riwayat tirmidzi.
Kedua, sihir yang memalingkan/menghayalkan yang terbentuk dari sesuatu yang serupa sihir dan dia sendiri tidak yakin atas kemampuan dan tidak pada bintang-bintang berpengaruh dan yakin bahwa kekuatan dari Allah. Sesungguhnya berpengaruh pada kadar/ kekuatan tidak mengkafirkan dirinya tapi termasuk maksiat yang besar, dan haram mengerjakannya karena pembunuhan dengan sihir atau Qishash sebagaimana riwayat dari malik bahwa sampai padanya hafsah istri nabi saw. telah membunuh perempuan dengan sihirnya lewat belakangnya adalah deburnya maka diperintahkan untuk membunuhnya sebagaimana yang ada dalam muatta‟. 17
Allah berfirman:
ٍٍٓىٍَِىٍعَيضٔأَبِٚ
yaitu mereka mengetahui bahwa telah turun doa penguasa adapun kataيضٔأ
َbermakna ilham, pelajaran, atau ilham dan ilmu. Adapun bacaannya ٍٍَٓىٍِ
َ َdengan17 Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 64
kasrah lainnya, seperti perkataan
ْلاجسَبّ٘
ََdua laki-laki penyihir itu dan dikatakan: kafir dan kalangannya, sungguh makaikat tidak mempelajari sihir dan bacaan yang terkenal dengan fathah lam nya.Jika kamu katakan bagaimana bisa berserah pada Allah dengan menurun kannya kepada malaikat dan bagaimana bisa malaikat mempelajar sihir? Berkata : Ibnu Karir at-Thabari berkata: bahwa sungguh Allah tahu semua hambanya terhadap apa yang diperintah dan dilarangnya. Kemudian perintah dan larangan itu diturunkan Allah setelah mereka mengetahui dengan apa yang diperintah dan apa yang dilarang walaupun sekiranya perintah selain dari itu tapi keduannya pasti diketahui terlebih dahulu.
Sihir sebagaimana yang dilarang pada anak cucu Adam sebagai pengganti kemungkaran bahwa Allah Swt. telah menurunkan dua penguasa dan menjadikan fitnah bagi hambanya dari anak cucu Adam sebagaimana diberitakan keduanya dan mereka berkata: siapa yang mendatangkan dengan ilmu ini dari keduanya: sungguh kami adalah fitnah maka janganlah kalian kafir berita dari dua sihir, dan membagi atau mengelompokkan antara suami dan istri maka mengajak orang mukmin untuk meninggalkan ilmu kafirnya dan sihirnya keduanya merupakan penguatan dalam bimbingannya.
Sedang tidakkah ilmu datangnya dari Allah atau apabila ada ilmu bukankah dari izin Allah? Sedang keduanya mengajarkan demikian (berbahaya) yaitu sihir dengan sihir. Maka barangsiapa yang mempelajari dari keduanya, setelah turun larangan Allah, dengan berkata
شفىر لافَ خ ٕزِفَ ٓحَٔ ب َّّٔإ
Jika keduanya telah sampai pada kita maka sesungguhnya keduanya dilarang meyakininya juga sifat dari100
sihir yang disebutkan adalah kesalahan dan perintah untuk meninggalkan dan menjauhi bacaan.18
Dan mempelajari sihir dari sifat-sifatnya (larangan) menghargai orang-orang sebelumnya dan meninggalkan pelajaran sihir, berkata sungguh Allah telah menguji manusia dari sihir setiap zaman maka celaka siapa yang terpengaruh dengan ajaran sihir dan bahkan mengakfirkannya dan mulia apabila meninggalkannya dan hanya terus-menerus pada imannya yang benar dan Allah swt menguji hambanya dengan yang diketahui sebagaimana ujian Bani Israil dengan sungai Thalut dengan sabda nabi: Siapa yang minum air ini maka bukan dariku dan siapa yang mencicipi maka termasuk golonganku.
ًث ث ًج
dikatakan dan itu adalahًث ًجث
Irak di tanah Kuffah disebut demikian karena memalingkan lidah/goyang lidah/piti kana-kana seperti runtuhnya singgasana Namrud. Dikatakan juga bahwa Babil adalah Nahawand tapi yang pertama lebih benar dan terkenal. Harut Marut dua namaْبٍٔبٌشع
(dua bintang) dan maksud kisah dari ayat ini sebagaimana berkata: Sesungguhnya malaikat- malaikat bila mana ada diatas langit dan melihat perbuatan anak cucu adam sekalipun tersembunyi di zaman Nabi Idris as. dan selainnya dan berkata mereka adalah orang-orang yang disimpan di dunia sebagai pilihan tapi mereka berbuat maksiat. Allah swt berfirman:شٌٍَُٙفَذجوسبَُِىٍفَذجوسَٚضسلأاَىٌإَُىزٌضٔأٌَٛ
و اٛجوسَبًَِثَُِزج
Berkata: Maha Suci Allah yang semestinya kita taat kepadanya Allah berfirman: Pilihlah dua raja dari kabilah kalian dan pilihlah Harut dan
18Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 65
Marut.19 Dan keduanya adalah yang paling baik dari kalangan malaikat dan hamba dan sebutan Harut Uzza dan Marut Uzzaya dan keduanya dirubah karena dekat dengan dosa/bercampur. Dan Allah kuasai keduanya dengan syahwat dan mengurangkan di dunia serta menerima dan menghukum manusia dengan kebenaran pun melarang kemusyrikkan, membunuh hewan, zina dan meminum khamar. Maka keduanya punya undang-undang pada manusia sejak hari itu sampai hari-hari akan datang. Demi Allah yang Agung dan Derajat yang Tinggi sebagaimana yang telah berlalu sebulan sampai munculnya fitnah. Dan mereka berkata: fitnah yang ada pada kami sejak awal maka itu memberikan pertikaian kalangan wanita.20 Dan mereka berkata: Zahrah adalah wanita tercantik di tanah Faris, berkata bahwasannya raja hingga melihatnya dan menjadi cinta dan berkata salah seorang pada sahabatnya apakah telah jatuh cinta pada dari kalian seperti jatuh cintanya diriku ini? Ia menjawab: Ya, dia memang menggoda kemudian kembali pada hari kedua dan lagi berbuat seperti sebelumnya, kemudian wanita itu berkata: tidak ada, kecuali kamu menyembah berhala ini dan membunuh jiwamu dan minum khamar.
Maka keduanya berkata: tidak ada cara sesuatu maka Allah swt melarangnya. Kemudian ia (Zahrah) pulang dan kembali untuk ketiga kalinya (hari ke-3) serta membawa secangkir khamar tapi hendak langsung berpaling hingga wanita itu mencegah dan menggodanya dan ia (Zahrah) menjawab pertanyaan hari-hari
19Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 65
20Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 65
102
sebelumnya. Mereka menjawab: Salat selain Allah yang Agung, membunuh jiwa yang Mulia, dan 3 perbuatan hina lainnya seperti minum khamar, apabila mendapat wanita mengajaknya berzina, membunuh manusia dalam keadaan takut yang luar biasa. Mereka berkata juga: Menyembah berhala. Mereka juga berkata: Datang wanita yang tercantik dikalangan manusia yang mempertikaikan dengan suaminya (bertengkar) dan ia berkata: Salah satu dari mereka apakah jatuh pada dirimu seperti apa yang hilang pada diriku? Ia menjawab: Ya, dan berkata: Apakah kamu memperoleh darinya (dari suami). Maka berkata lagi sahabatnya. Tidak kan kamu tahu bahwa sungguh Allah akan membalas dengan azab (menghukum). Ia berkata lagi sahabatnya: Bukankah kita tahu Allah maha Pemaaf dan Pengasih, maka Ia (Zahrah) berbiacara dengan dirinya: Tidak ada sesuatu kecuali dari suamiku dan berkata lagi dengan dirinya: Tidak ada kecuali membunuhnya, maka salah satu dari mereka berkata pada lain-lainnya: Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memberi balasan/hukuman dan azab? Tidakkah kamu tahu bahwa Allah maha Pemaaf/Pengasih/Penyayang? Kemudian membunuhnya dan berkata dalam dirinya. Maka ia (Zahrah) berkata: Tidak ada kecuali diriku ini menyembah berhala dan kalian berdua salat bersamaku.21
Berkata salah seorang yang lainnya seperti perkataan pertama, kemudian menjawabnya dan shalat bersamanya pada bentuk yang birik serta api yang menyala. Ali bin Abi Thalib berkata: Dia berkata:
Jangan engkau susul aku sampai tahu berita dengan apa yang paling tinggi dan mereka berdua berkata: Dengan nama Allah yang maha besar. Maka ia (Zahrah) berkata: Apakah kalian berdua menyusulku
21Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 65
sampai kau mengetahuiku, maka salah satu darinya berkata: atas lainnya ilmunya. Dan ia berkata: Sungguh aku takut Allah, Maka yang lain berkata: Dimana Rahmat Allah dan kuasanya dan perlicangkan aku naik ke langit yang menunduhkan bintang- bintang.22
Sebagian dari mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Zahrah (wanita tadi) benar-benar den mikian dari pandangannya. Dan sebagian lainnya mengingkarinya seraya berkata: Sesungguhnya Zahrah yang mengayomi tujuh dari bintang-bintang. Sebagaimana sumpah dalam Al-Qur‟an.
ٓىٌاساٛجٌاَ ظٕخٌبثَ ُغلأَ لاف
Dan yang memitnah Harut dan Marut bahwasannya dari kalangan wanita yang bernama Zahrah dengan kecantikan dan kesempurnaan.Mereka berkata: Maka alih ketika Harut dan Marut setelah tidak berdosa/bersalah keduannya naik ke langit tanpa sayap dan mengerjakan apa yang benar sampai bertemu Idris as dan mengabarkan tentang apa perintahnya dan memohon kesembuhan pada Allah swt. Dan mereka berdua berkata: Kami melihatmu meminta sebagaimana hamba biasa yang ada dibumi, maka sembuhkanlah kami dengan izin Allah dan mereka melakukan (idris) sebagaimana Allah tetapkan antara azab dunia dan azab dari akhirat.
Maka mereka memilih azab dunia, karena sesungguhnya azab dunia akan terputus dan keduanya di azab sampai hari kebangkitan (mereka terus disiksa sampai hari kiamat). Dikatakan juga: Bahwa keduannya disiksa dicampak yang terbuat dari besi. Dikatakan: Sesungguhnya
22Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 66
104
lelaki demikian karna mempelajari sihir. Maka keduannya digantung dengan kaki-kaki diatas, ditusuk matanya, dan kulitnya dikuliti, dan letakkan antara air dan ludahnya 4 jari sehingga mereka tersiksa dengan kehausan.
Maka setelah melihat keadaan seperti itu, mereka berkata:
Lailahaillallah setelah mendengar perkataan tadi mereka berkata:
Lailahaillallah kemudian bertanya siapa kamu? Ia Menjawab: Lelaki dari kalangan manusia dan keduanya bertanya lagi, kamu dari umat siapa? Ia menjawab: Umatnya nabi Muhammad saw., bertanya lagi:
Apakah Muhammad telah memberitahukanmu/membawa kabar gembira? Ia menjawab: Iya, dan berkata segala puji bagi Allah dan munculnya manusia yang benar/memanusiakan, maka ia berkata:
Siapa yang kerjakan demikian? Mereka berdua menjawab Nabi saw.
sekaligus minta pada Allah agar kami umatnya tidak di azab.23 Pasal Tentang Malaikat-Malaikat yang Suci
Telah sepakat orang-orang muslim bahwasannya malaikat itu suci dari dosa dan agung. Dan telah sepakat umat muslim bahwa hukum tentang sucinya para nabi pun termasuk hukum sucinya para malaikat, sebagaimana kesuciannya dibahas pada bab Balag Anillah dan dimana saja telah ditetapkan tentang sucinya nabi dari dosa begitu pun dengan malaikat. Serta memiliki tugas masing-masing yang harus di simpulkan. Seperti para nabi dan umat-umat.
Kemudian mereka berbeda pendapat selain muslimin dari rasul/utusan dan malaikat/sebagaimana pandangan Muhaqiqin.
23Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 66
Adapun Mu‟tazilah berpandangan bahwa malaikat suci dari perbuatan dosa dan kesalahan. Maka dari itu mereka butuh dengan cara pendengaran dan akalnya dan ada juga pendapat lain bahwasannya selain dari utusan-utusan dari kalangan malaikat maka dia tidak suci dari dosa. Dan mereka butuh akan cara pendengaran dan akal fikirannya. Seperti contoh Harut dan Marut dari Ali, dan siapa/apa yang dinukilkan pada kaum pembawa berita dan yang merantau dalam perjalanan. Dan juga yang dinukilkan Ibnu Jarir at- Thabari dalam tafsirnya tentang Jama‟ah atau kelompok dari sahabat- sahabat dan tabiin (pengikut-pengikut setelahnya). Yang dinukilkan pada kisah Harut dan Marut dengan lafadz yang hampir sama.
Dari Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Mas‟ud dan Ka‟ab al- Akhbar dan Siddiy dan Rabi‟ dan Mujahid dan ia menjawab pendapat yang mengatakan kisah Harut dan harut bahwa apa yang dinukilkan ahli tafsir dan ahli pembawa berita tentang itu tidak benar dari Rasulullah Saw. walaupun sesuatu (sedikit) dan berita ini dari yahudi.
Dan bahwasannya ilmu ini dibuat-buat tentang malaikat dan rasul- rasul (nabi) sebagaimana yang disebutkan Allah Swt. dalam ayat ini.
24
Pertama, permainan/buat-buatan Yahudi terhadap nabi Sulaiman, kemudian menghubung-hubungkan pada kisah Harut dan Marut.
Kedua, menggantikannya dengan kisah Harut dan Marut.
Mereka berkata: Adapun makna ayat
ْبٍٍّعَ شفوَ بِٚ
yaitu sihir sebagaimana yang dikerjakan setan.
24Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 66
106
Maka ikutlah Yahudi dengan itu, kemudian memberitakan dengan berbuat-buat serta kebohongannya. Dan tak lupa menyebutkan juga jawaban tentang kisah tadi bahwasannya batal/salah. Dari itu ada beberapa perincian.
Satu: Sesunggguhnya dalam kisah Allah swt berfirman:
َبّثَُزٍٍزثاٌََٛخىئلاٌٍّ
ًٔٛزٍصٌََدآَٗثَذٍٍزثا
Mereka berkata: Maha Suci Allah yang semestinya kita tidak boleh bermaksiat pada-Nya. Dan dari itu balasan Allah kepadanya dengan kekafiran, tapi telah di letakkan bahwa mereka itu suci sebelum ini dan perbuatan ini tidak ada padanya (sebelumnya).
Kedua: Bahwa keduanya adalah kebaikan antara azab dunia dan azab akhirat. Kemudian rusak karena Allah Swt. tidak melihat baik dari perbuatan musyrik. Dan jika sekiranya taubat mereka diterima maka tidak ada hukumannya baginya.25
Ketiga: Bahwa perempuan apabila melihat/mempertontonkan, maka bagaimana masuk akal, tentang naiknya ke langit dan menjadi bintang-bintang? Maka Allah memuliakanya (kadarnya) dengan sumpah pada firmannya
ظٕىٌاساٛجٌاَ ظٕخٌبثَ ُغلأَ لاف
. Maka telah jelas maksud dari kisah, dan Allah yang Maha mengetahui dari itu.Penyebabnya, satu; Pensucian malaikat. Dan Allah
َذحأََِْٓبٍّعٌَبِٚ
لاٛمٌَ ىزح
َ , Yakni dan tidaklah diketahui satu dari dua samai benar yang pertama.
خٕزفَٓحَٔبّّٔإ
Yakni ujian/cobaan.َشفىرَلاف
َYaitu jangan mempelajari sihir dan apabila mengerjakannya maka kafir.Dikatakan, mereka berdua mengatakan
خٕزفَٓحَٔبّّٔإ
sebanyak 7 kali,25Abu al-Hasan „Alau Ad-Din „Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin „Umar bin Khalil al-Syaihi, al-Khâzin, Lubabu at-Ta‟wil Fi Ma‟ani al-Tanzil (Libanon: Dar Al-Khotob Al-Ilmiyah, 2004), Jilid I, h. 67