BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
2. Dampak Refocusing APBD
Dari hasil wawancara tersebut ketepatan anggaran terhadap komitmen pemerintahan daerah Kabupaten Barru sangat berpengaruh, hal ini berarti ketepatan anggaran memiliki efek terhadap perubahan pada pemerintah daerah.
Dari beberapa wawancara dengan infroman diatas dapat dijelaskan bahwa pengasan terhadap pengelolaan APBD yang dilakukan DPRD merupakan hak setiap anggota DPRD, pengelolaanya harus bisa mencapai optimalisasi dan seimbang dengan pengeluaran yang tepat sasaran untuk keperluan dalam meminimalisir dampak pandemi Covid 19. Pengawasan sendiri merupakan salah satu fungsi untuk menjamin pelaksanaan refocusing yang telah ditetapkan dan memsatikan tujuannya dapat tercapai secara efektif.
Sementara itu, berdasarkan hasil observasi dari peneliti dilapangan bahwa refocusing anggaran APBD harus dilakuakan perencanaan secara merata sesuai dengan harapan dalam meminimalisir dampak pandemi di Kabupaten Barru. Selain itu, peneliti melihat bahwa refocusing hanya memiliki 1 tahun masa penganggaran, walaupun begitu Covid 19 sudah bisa dikatakan berkurang dan dalam masa pemulihan ekonomi bisa berjalan terus.
anggaran bertujuan untuk melakukan percepatan penanganan Covid 19. Walaupun pada akhirnya mengakibatkan target awal yang telah ditetapkan mengalami kendala.
Berikut hasil wawancara dengan Informan AS yang mengatakan bahwa :
“Ada beberapa target yang harus disesuaikan, baik yang tercapai dan melebihi dari target maupun yang tidak mencapai target. Dari sini dapat dilihat pemerintah daerah mampukah melakukan Langkah-langkah yang cepat, tepat, fokus terpadu dan bersinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah meskipun ada penundaan kegiatan yang sudah dialokasin akibat pemotongan anggaran atau target dalam meminimalisir pandemi Covid 19 khususnya di 3 sektor yaitu Sektor Kesehatan, Sosial dan Ekonomi.” (Wawancara AS pada 7 juli 2022)
Dapat disimpulkan bahwa Dampak pelaksanaan refocusing tersebut Pemerintah daerah Kabupaten Barru mampu melakukan langkah yang tepat dalam meminimalisir dampak dari Pandemi Covid 19.
Kemudian berbeda dari pandangan di DPRD yang dijelaskan langsung oleh MA yang mengatakan bahwa :
“Jadi yang ditimbulkan dari dikeluarkannya kebijakan refocusing ini justru sepenuhnya merupakan dampak negatif yang mempengaruhi seluruh kegiatan daerah tertunda”
(Wawancara MA tanggal 30 juni 2022)
Jadi bisa kita simpulkan dari hasil wawancara tersebut bahwa dalam pelaksanaan implementasi kebijakan refocusing APBD oleh pemerintah daerah Kabupaten Barru pada dasaranya bisa membantu
langakah percepatan penanganan Covid 19 namun tidak memberikan dampak positif apapun bagi pemerintah.
Untuk mengoreksi program kegiatan dan target anggaran, pemerintah daerah Kabupaten Barru melakukan pemotongan anggaran dilingkup SKPD dengan nilai bervariasi. Sehingga kebijakan tersebut beerdampak negatif yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap APBD.
Berikut hasil wawancara informan MA yang mengatakan bahwa :
“Dari Refocusing ini kita ketahui bahwa dampak yang ditimbulkan cukup besar mulai dari sistem keuangan daerah yang teranggu dan Pendapatan Asli Daerah juga mengalami penurunan. Adapun beberapa program kegiatan yang terdampak dari refocusing anggaran APBD yaitu perjalanan dinas dan rapat, belanja pegawai, pemeliharaan dan pembangunan fisik, Anggaran sosialisaisi bagi masyarakat serta Anggaran disektor pariwisata. (Wawancara 4 juli 2022) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak dari refocusing APBD dimasa pandemi Covid 19 di Kabupaten Barru sangat berpengaruh terhadap keuangan daerah dan pendapatan asli daerah
Maka dari itu proses refocusing dalam pengelolaan keuangan daerah memberikan dampak perubahan terhadap struktur APBD, sehingga pemerintah daerah tetap harus memperhatikan otoritas serta kewenangan dalam mengelola keuangan dan menjaga fungsi stabilitas terhadap
pengelolaan keuangan daerah. Mengingat refocusing APBD pada masa pandemi Covid 19 memberikan arah kebijakan yang baru.
Disamping itu, pemerintah daerah Kabupaten Barru juga harus melakukan penyesuain APBD terhadap anggaran yang mengalami perubahan akibat proses refocusing dengan cara memberikan rincian laporan penyesuain kepada pemerintah pusat sebagai bentuk dari pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam mnelaksanakan pengelolaan keuangan daerahnya. Yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah disini terdapat dampak positif yang mana dampak positif pada penelitian sebelumnya tidak ditemukan, dalam penelitian ini juga ditemukan fakta bahwa dampak positif dari dana yang sudah direfocusing dari tiap SKPD tujuannya agar proses perubahan APBD dapat dilakukan dengan tepat memperhatikan kebutuhan daerah yang bersifat prioritas serta kesesuaian dengan arah dan kebijakan yang berlaku saat ini. Terkait perpanjangan refocusing hal tersebut tergantung kebijakan pemerintah pusat dalam hal meminimalisir penganan dampak pandemi Covid 19.
Adanya refocusing anggaran memang di satu sisi telah menggambarkan sejauh mana arahan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk dapat mengelola keuangan daerah di tengah pandemi Covid 19. Oleh sebab itu jika refocusing APBD tidak dijalankan sejalan dengan kebijakan penganggaran yang tepat, maka memungkinkan terjadinya instabilitas penganggaran dalam keuangan daerah.
C. Pembahasan
Kebijakan penganggaran daerah di masa pandemi Covid 19 tentunya harus berbasiskan pada kebutuhan dalam mempercepat penanganan baik dari aspek kesehatan, ekonomi, politik dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Hal inilah yang sebenarnya menjadi dasar lahirnya Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid 19.
Dilihat dari APBD yang dikelola pemerintah dalam penanganan pandemi Covid 19 di Kabupaten Barru, terdapat perubahan APBD dan pada dasarnya merupakan penyempurnaan dan perbaikan atas APBD yang sedang dijalankan, dengan mempertimbangakan capaian target pendapatan dan realisasi belanja yang telah dilaksanakan serta memberikan dampak baik disisi pendapatan maupun sisi belanja dan pembiayaan daerah. Pertimbangan tersebut menyebabkan dilakukannya perubahan APBD dengan melakukan penyesuain target.
Pada tahun 2020 APBD yang di refocusing dalam penanganan pandemi Covid 19 mengacu pada Perbup Nomor 41 tahun 2019 tentang penjabaran anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Barru tahun anggaran 2020.
Realokasi APBD dalam percepatan penanganan Covid 19 yang diinstruksikan pemerintah daerah agar segera merubah atau merefocusing anggaran demi tercapainya percepatan penaganan Covid 19 tersebut.
Segala bentuk kebijakan tentunya menimbulkan dampak atau konsekuensi yang harus dihadapi. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Refocusing anggaran.
Refocusing anggaran menimbulkan berbagai macam perspektif dampak yang ditimbulkan diantaranya adalah penganggaran sebelumnya tentunya tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Anggaran penanganan Covid 19 Kabupaten Barru bersumber dari efisisensi anggaran yang sebesar Rp.22.551.942.073 dengan rincian anggaran perjalanan dinas dan rapat, belanja pegawai, pembangunan pemeliharaan dan lain-lain. Dari dana penaganan Covid 19 itu akan dialokasikan untuk penanganan Kesehatan, mulai dari pengadaan sarana dan prasarana kesehatan, bantuan langsung tunai kepada seluruh kelurahan se Kabupaten Barru, pendispilinan program Kesehatan, tempat karantina dan lainnya. Jadi, semua rincian pperubahan APBD tersebut dilakuakan dalam rangka meminimalisir dampak pandemi Covid 19 di Kabupaten Barru.
Adapun kasus yang ditemukan peneliti dilapangan saat wawancara dengan masyarakat yang terdampak pandemi Covid 19 Kabupaten Barru disebutkan bahwa penyaluran bantuan social kepada masyrakat yang terdampak tidak merata dimana ada beberapa masyarakat yang belum mendapatkan bantuan (adanya penyimpangan) namun disisi lain hal tersebut dikarenakan tidak sinkronnya data kependudukan masyarakat dengan yang ada di dinas sosial.
Kebijakan penganggaran dengan menggunakan pendekatan Refocusing APBD dalam penanganan Covid 19 pada pemerintahan daerah tentunya harus menggunakan pendekatan kehati-hatian. Hal ini melihat dari dampak terbengkalainya anggaran sebelumnya tentunya terabaikan dengan adanya penganggaran yang baru. Dampak yang jelas-jelas terbukti adalah dengan adanya
terbengkalai kebijakan yang dijalankan sebelumnya dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Kebijakan penganggaran daerah dimasa pandemi tentunya berbasiskan pada kebutuhan masyarakat untuk mempercepat penangan baik dari aspek Kesehatan, ekonomi, social maupun politik. Implementasi kebijakan refocusing tentunya harus berjalan sesuai dengan acuan dengan memperhatikan itegrasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat. Pengawasan atas refocusing adalah hal wajib yang tentunya harus dilakuakan oleh pihak terkait agar tidak terjadi penyelewangan anggaran untuk program pemulihan ekonomi masyarakat yang terdiri dari empat focus utama yaitu : Kesehatan, Perlindungan social (social safety net), Sektor lembaga dan kedinasan.
79 A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahsan yang telah dilakuakan mengenai Implementasi Kebijakan Refocusing APBD dalam Meminimalisir Dampak Pandemi Covid 19 di Kabupaten Barru dapat dilihat dari beberapa indikiator penjelasan sebagai berikut :
1. Implementasi Kebijakan Ideal Refocusing APBD bisa dikatakan efektif dalam menangani pandemi Covid 19, dilihat dari beberapa capaian program yang telah memenuhi target.
2. Target sasaran pelaksanaan refocusing APBD yang dilakukan pemerintah Kabupaten Barru meningkatkan ketimpangan perekonomian masyarakat, sehingga Implementasi Kebijakan Refocusing APBD bisa dimaksimalkan agar mencapai target realokasi anggaran yang diinginkan
3. Lembaga pelaksana mendapat beberapa tanggapan dari masyarakat baik dari sisi positif maupun tanggapan yang menyimpang yang dimana pembgian penyuluhan bantuan sosial tidak merata sehingga dikatakan belum efisien secara tepat sasaran
4. Faktor lingkungan keberhasilan Implementasi Kebijakan Refocusing APBD adalah sejauh mana capaian pemerintah dalam meminimalisir pandemi Covid 19 yang beracuan pada keadaan SDA dan SDM serta dapat menerima dukungan anggaran yang memadai dari lingkup pemerintah pusat maupun daerah.
5. Adapun Dampak dari Refocuisng yang telah penulis simpulkan dari fenomena yang didapatkan adalah pemerintah daerah telah menunda rencana yang telah dianggarkan sebelumnya kemudian dialihkan untuk meminimalisir pandemi Covid 19.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti dapat memberi saran sebagai berikut:
1. Pemerintah dalam melakukan refocusing anggaran sebaiknya lebih memonitoring dan meberikan pengawasan yang sesuai dengan ketentuan agar hasil yang didapat lebih maksimal. Pemerintah juga harus mempertimbangkan kritik dan masukan dari masyarakat. Dengan harapan kritik dan masukan dari masyarakat tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam pengimplementasian kebijakan sehingga kebijakan yang dibuat lebih optimal dan tepat sasaran
2. Bagi masyarakat sebaiknya selalu mendukung program yang dilakukan oleh pemerintah sehingga program yang dilakukan tersebut dapat berjalan dengan baik. Selain itu, masyarakat sebagai pendukung terciptanya tatanan pemerintahan yang baik seharusnya memberikan penilaian dan masukan agar kinerja pemerintah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya lebih banyak mengumpulkan sumber referensi agar bisa menutupi kekurangan dari hasil penelitian ini. Serta menganalisis lebih dalam lagi data data terkait Refocusing APBD yang dilakukan oleh pemerintah sehingga memberikan hasil penelitian yang lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Agatasuci. (2021). Di Hari Jadi Kab Barru PLT Gubernur Sulsel Sudirman Sulaiman Instruksikan Tidak Memotong Anggaran Infrastruktur. PT Indonesia Konten Kata. https://ikonkata.com/berita/index/di-hari-jadi- kab-barru-plt-gubernur-sulsel-sudirman-sulaiman-instruksikan-tidak- memotong-anggaran-infrastruktur
Akib, H. (2010). Implementasi Kebijakan (Apa, Mengapa, dan Bagaimana).
Jurnal Administrasi Negara, Volume 1, Hal 3.
Badrudin, R. (2017). Ekonomika Otonomi Daerah. UPP STIM YKPN, 98.
Dabamona, T. D. N. (2021). Refocusing Strategi Penganggaran Penanganan COVID-19 (Studi Kasus pada Bepelitbang Kabupaten Kepulauan Aru).
In Program Magister Keuangan Daerah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar (Vol. 19).
Dachi, A. P. S. (2021). Analisis Mengenai Refocusing Anggaran Belanja Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan Dan Aset Daerah (Bpkpad) Di Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara. In IPDN Jatinangor.
Engel. (2014). Refocusing dan Realokasi Anggaran Terkait Penanganan Covid-19 di Pemprov Sumsel. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Fajar, P. (2020). Tanggulangi Dampak Covid19, Pemkab Barru Refocusing Anggaran. Pt Fajar Media Pendidikan. www.fajarpendidikan.co.id
Indriyani, E., & Sulistiyawati, S. (2021). Kebijakan Refocussing Dan Realokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021 Serta Pengaruhnya Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid- 19.
Kawedar, Warsito, Rohman, A., & Handayani, S. (2008). Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Lestyowati Jamila, A. F. K. (2020). Implementasi Ralokasi Anggaran dan Refocussing Kegiatan di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus BDK Yogyakarta. Simposium Nasional Keuangan Negara Jakarta.
Limanseto, H. (2021). Refocusing Anggaran dan Inovasi Pemerintah Daerah untuk Minimalisir Dampak Pandemi Covid-19. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA,
*. https://ekon.go.id/publikasi/detail/3262/refocusing-anggaran-dan-
inovasi-pemerintah-daerah-untuk-minimalisir-dampak-pandemi-covid-19 Nugraha, F. A., Winarto, A. R., Purnomo, R. A., & Hamidah, C. (2020). Analisis Pengalihan Anggaran Sebagai Solusi Terhadap Hambatan Ekonomi Masyarakat Ponorogo Akibat Covid-19. Jurnal Pemerintahan Dan Politik Volume, VOLUME 5(No. 3), 25–32.
Puspasari, R. (2020). Pemerintah Waspada Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Siaran Pers.
Rabbani, D. R. S. (2020). Public Trust Building Strategy Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah: Telaah Proses Refocusing Dan Realokasi Apbd (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Dalam Upaya Penanganan Pandemi Covid-19. Lembaga Penalaran Dan Penulisan Karya Ilmiah, 4, 59–78. https://journal.unhas.ac.id/index.php/jhl/article/view/12321 Redaksiparepos. (2021). Penanganan Covid-19, Pemkab Barru Salurkan Rp 22,5
Miliar. Parepos. https://parepos.co.id/2021/07/penanganan-covid-19- pemkab-barru-salurkan-rp-225-miliar/
Sampe, S. (2015). Expenditure Restraint in Government Budgets in Australian Financial Management. Jurnal Administrasi Publik, 4(35).
Sepdiandoko, Y. A. (2017). Penanganan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dana Penanggulangan Bencana Sebagai Upaya Penegakan Hak Masyarakat Ditinjau Dari Hak Ekonomi Sosial Dan Budaya. Lex Administratum, 549(5), 40–42.
Silalahi, D. E., & Ginting, R. R. (2020). Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia Untuk Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Negara Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 156–167. https://doi.org/10.36778/jesya.v3i2.193
Sitanggang, M. (2019). Tahap-tahap proses penyusunan APBD.
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4450/3/BAB II.pdf
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sujarweni. (2018). Pengaruh Belanja Langsung Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Apbd Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten kota Di Provinsi Lampung.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Tachjan. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. AIPI.
Yesi Mutia Basri, G. (2021). Pengelolaan Keuangan Pemerintah di Masa Pandemi Covid 19 (Kasus Pada Pemerintah Provinsi Riau). Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia, 4(1), 33–48. https://doi.org/10.18196/jati.v4i1.9803
LAMPIRAN Dokumentasi
Data Sekunder