• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …

G. Pengembangan Instrumen

Jenis instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Tes digunakan untuk melihat hasil belajar kognitif siswa. Non tes digunakan untuk mengetahui gaya belajar dan motivasi belajar siswa.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes berfungsi sebagai alat ukur, yang berguna untuk mengukur kemampuan awal siswa dan hasil belajar siswa. Tes yang disusun berbentuk tes uraian, yang terdiri dari 8 buah soal untuk tes kemampuan awal dan 7 buah soal untuk tes hasil belajar. Tes tersebut penulis susun dengan berdasarkan kepada ranah kognitif. Tes tersebut berfungsi sebagai alat ukur, yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan awal dan hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan secara terpisah antara tes kemampuan awal dan tes hasil belajar siswa. Dalam penyusunan tes tersebut, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mendapatkan hasil kemampuan awal dan hasil belajar siswa.

b. Membuat batasan terhadap bahan yang akan diujikan.

c. Menyusun kisi-kisi tes kemampuan awal dapat dilihat pada Lampiran 6 dan kisi-kisi tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 8.

d. Menyusun butir-butir soal yang akan diujikan. Untuk tes kemampuan awal soal terdiri dari 8 buah soal uraian, dapat dilihat pada Lampiran 17 dan untuk tes hasil belajar soal terdiri dari 7 buah soal uraian, dapat dilihat pada Lampiran 19.

e. Soal divalidasi oleh validator yang telah ditetapkan, dengan hasil validasi dari validator dapat dilihat pada Lampiran 50. Berdasarkan saran-saran validator ada beberapa bagian dari tes yang perlu diperbaiki.

f. Soal yang telah disusun diuji cobakan pada sekolah SMP Adzkia Padang dan ditelah secara kuantitatif untuk menentukan daya beda, indeks kesukaran, penerimaan soal, dan reliabelitas tes.

(i). Daya Pembeda Soal (Ip)

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (kelompok tinggi) dan siswa yang kurang pandai (kelompok rendah). Praktinyo Prawironegoro (1985:11) menyatakan untuk menentukan daya pembeda soal bentuk uraian digunakan tabel critical ratio determining significance of statistic dengan rumus:

( ) ( )

(

1

)

2 2

− +

= −

n n

M X M

X

M I M

r r t

t

r t p

Keterangan:

Ip : indeks pembeda soal

Mt : rata-rata skor dari kelompok tinggi Mr : rata-rata skor dari kelompok rendah Xt : skor kelompok tinggi

Xr : skor kelompok rendah

n = nt = nr = 27% x N dengan derajat kebebasan (df) : df = (nt1) + (nr 1).

Suatu soal mempunyai daya pembeda yang signifikan jika Ip hitung ≥ Ip

tabel pada df yang telah ditentukan. Perhitungan daya pembeda soal untuk tes kemampuan awal dapat dilihat pada Lampiran 28. Dari hasil perhitungan tersebut daya pembeda soal untuk tes kemampuan awal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 berturut-turut adalah 2.77; 6.02; 3.2; 5.74; 2.35; 0.63, 3.02; dan 7.49, maka untuk soal no 1, 5, dan 6 bernilai kecil dari Ip tabel yaitu 3, maka soal tersebut tidak signifikan. Kemudian perhitungan daya pembeda soal untuk tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 33. Dari hasil perhitungan tersebut daya pembeda soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 berturut-turut adalah 13.33; 7.68; 4.43; 16.28; 9.13; 14.10; dan 4.44, semua soal tersebut signifikan.

(ii). Indeks Kesukaran (Ik)

Indeks kesukaran adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat kesukaran tiap butir soal. Butir soal yang baik adalah butir yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Praktinyo Prawironegoro (1985:14) menyatakan untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus:

% 2 x100

mn D Ik = Dt + r

Keterangan:

Ik : indeks kesukaran soal

Dt : jumlah skor dari kelompok tinggi Dr : jumlah skor dari kelompok rendah m : skor setiap soal jika benar

n : 27% x N

N : banyaknya testee Soal dinyatakan :

- Sukar jika Ik ≤ 27%

- Sedang jika 27% < Ik ≤ 73%

- Mudah jika Ik > 73%

Perhitungan indeks kesukaran soal untuk tes kemampuan awal dapat dilihat pada Lampiran 29. Dari hasil perhitungan tersebut indeks kesukaran soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 berturut-turut adalah 74,17%;

41,1%; 82,2%; 48,3%; 78,3%; 66,67%; 58,33%; dan 45,83% maka untuk soal no 1, 3, dan 5 soal dinyatakan mudah. Kemudian perhitungan indeks kesukaran soal untuk tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 34. Dari hasil perhitungan tersebut indeks kesukaran soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 berturut-turut adalah 71,25%; 62,5%; 68,33%; 55,83%; 62,78%; 48,33%;

58,33% maka untuk semua soal dinyatakan sedang.

(iii) Penerimaan Soal

Soal-soal yang telah dianalisis diklasifikasikan mana yang terpakai, diperbaiki, dan diganti. Klasifikasi dilakukan berpedoman kepada kualifikasi yang dikemukan Praktinyo Prawironegoro (1985:2) yaitu:

a). Soal (item) yang baik, akan tetap dipakai jika item tersebut Ip signifikan dan 0 < Ik < 100%

b). Soal (item) diperbaiki, jika:

- Ip signifikan dan Ik = 100% atau 0%

- Ip tidak signifikan dan 0 < Ik < 100%

c). Soal yang diganti jika: Ip tidak signifikan dan Ik = 100% atau 0%.

Untuk tes kemampuan awal soal no 1, 5, dan 6 diperbaiki, hasil klasifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 30. Dan untuk tes hasil belajar semua soal dapat dipakai, hasil klasifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 35.

(iv). Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes. Tes dikatakan memiliki kepercayaan yang tinggi, bila memberikan hasil yang tetap bila digunakan pada saat dan ditempat lain dalam konteks materi yang sama. Reliabilitas untuk tes uraian menggunakan rumus KR- 20 (Suharsimi Arikunto, 2009:109) yaitu:

⎟⎟

⎜⎜

⎛ −

⎟⎠

⎜ ⎞

= −

2 2

11 1

1 t

i

n r n

σ σ

Keterangan:

r11 : indeks reliabilitas tes n : banyak soal

1 : bilangan konstanta

2

σi : variansi butir soal

2

σt : variansi total

( )

N N Xn Xn

i

∑ ∑

⎥⎥

⎢⎢

−⎡

=

2 2

σ 2

N : banyaknya testee

Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah : 0,80 < r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,60 : reliabilitas sedang 0,20 < r11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah 0,00 < r11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah

Nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel

maka dapat disimpulkan bahwa tes reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan awal, diperoleh rhitung =0,7 dan r11(0,05)=0,423.

Jika dibandingkan nilai ini dengan kriteria, maka reliabilitas tes ini tergolong tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas soal tes kemampuan awal dapat dilihat pada Lampiran 31. Untuk hasil perhitungan reliabilitas tes hasil belajar, diperoleh rhitung =0,89 dan r11(0,05)=0,423. Jika dibandingkan nilai ini dengan kriteria, maka reliabilitas tes ini tergolong sangat tinggi.

Hasil perhitungan reliabilitas soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 36.

2. Instrumen non tes

Instrument non tes pada penelitian ini berbentuk angket identifikasi gaya belajar dan angket motivasi belajar siswa. Angket berguna untuk mengungkapkan aspek afektif siswa. Dimana aspek afektif juga turut menentukan keberhasilan belajar siswa (Prayitno, 2003). Suharsimi Arikunto (2002:128) mengemukakan bahwa “angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Maka bisa dikatakan bahwa angket merupakan seperangkat pertanyaan untuk memperoleh informasi dari responden.

a. Angket Identifikasi Gaya Belajar Siswa

Pada penelitian ini angket identifikasi gaya belajar siswa digunakan untuk mengukur kecenderungan belajar yang dimiliki siswa, diberikan pada awal pembelajaran. Angket yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket tertutup, terdiri dari beberapa item dengan menggunakan skala Likert lima tingkatan dari range 1 sampai 5. Lima kategori tersebut yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang- kadang (KD), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Bobot butir pertanyaannya diberi skor 5, 4, 3, 2, 1.

Pada penelitian ini indikator gaya belajar mengacu pada beberapa teori dengan indikator-indikator yang digunakan untuk setiap komponen adalah sebagai berikut:

a. Gaya belajar visual, yaitu : i. Rapi dan teratur.

ii. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik.

iii. Pengeja yang baik dan melihat kata-kata dalam pikiran anda.

iv. Mengingat dengan asosiasi visual.

v. Sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan sering meminta orang untuk mengulang ucapannya.

vi. Suka mencoret-coret selama menghadiri pertemuan.

vii. Lebih menyukai seni daripada musik.

viii. Tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak terfikir kata yang tepat.

b. Gaya belajar auditori, yaitu:

i. Berbicara pada diri sendiri saat bekerja.

ii. Mudah terganggu oleh keributan

iii. Menggerakkan bibir/ melafalkan kata saat membaca.

iv. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan v. Merasa kesulitan menulis, tetapi hebat dalam bercerita vi. Lebih menyukai musik daripada seni

vii. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat

viii. Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

ix. lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya c. Gaya belajar kinestetik, yaitu:

i. Berbicara dengan lambat.

ii. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya.

iii. Belajar melalui manipulasi dan praktik.

iv. Menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca.

v. Banyak menggunakan isyarat tubuh

vi. Tidak bisa duduk tenang dalam waktu lama

vii. Membuat keputusan berdasarkan perasaan viii. Mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat relajar

ix. Ingin melakukan segala sesuatu

x. Menyukai permainan yang menyibukkan

Sebelum disebarkan angket kepada siswa maka yang peneliti lakukan terlebih dahulu, yaitu:

1) Membuat kisi-kisi angket gaya belajar siswa. Kisi-kisi angket yang telah dibuat dapat dilihat pada Lampiran 1.

2) Merancang instrumen soal angket sesuai dengan kisi-kisi angket yang telah dibuat.

3) Memvalidasi soal angket melalui validator yang telah ditetapkan dengan menggunakan lembar validasi. Lembar validasi dapat dilihat pada Lampiran 51. Berdasarkan saran validator terdapat beberapa bagian dari angket identifikasi gaya belajar yang harus diperbaiki, terutama tentang bahasa atau kalimat yang belum jelas.

4) Sebelum angket dipakai, terlebih dahulu di ujicobakan pada kelas lain yang kemampuannya setara dengan kelas sampel. Uji coba angket dilakukan di sekolah SMPIT Adzkia Padang kelas VIII1. Uji coba ini dilakukan dimaksudkan agar tes mempunyai kualitas yang baik. Berdasarkan perhitungan validitas item kategori visual (Lampiran 23) diperoleh bahwa item angket nomor 6, dan 9 tidak valid dan selebihnya valid. Validasi item kategori auditorial (Lampiran 23) diperoleh item angket nomor 10, 13, dan 16 tidak

valid dan selebihnya valid. Selanjutnya validasi item kategori kinestetik (Lampiran 23) diperoleh semua nomor angket valid.

5) Menganalisis angket uji coba untuk melihat reliabilitasnya.

Untuk menguji instrumen angket identifikasi gaya belajar dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suharsimi Arikunto, 2009:109).

⎟⎟

⎜⎜

⎛ −

⎟⎠

⎜ ⎞

= −

2 2

11 1

1 t

i

n r n

σ σ

Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari

σi2= Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

σt = Varians total

Analisis reliabilitas keseluruhan angket identifikasi gaya belajar baik kategori visual, auditorial, dan kinestetik dapat di lihat pada Lampiran 24. Pada angket identifikasi gaya belajar siswa kategori visual diperoleh rhitung=0,576 sedangkan rtabel =0,423. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel, ini berarti instrumen identifikasi gaya belajar kategori visual reliabel. Begitu juga dengan angket identifikasi gaya belajar siswa kategori auditorial diperoleh rhitung=0,435 sedangkan rtabel =0,423.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel, ini berarti instrumen identifikasi gaya belajar kategori auditorial reliabel. Untuk angket identifikasi gaya belajar siswa kategori

kinestetik diperoleh rhitung=0,732 sedangkan rtabel =0,423.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel, ini berarti instrumen identifikasi gaya belajar kategori kinestetik reliabel.

Selanjutnya angket gaya belajar disebarkan pada siswa sebelum materi diberikan. Data hasil angket gaya belajar diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan melalui instrumen penelitian gaya belajar (22 butir pernyataan) yang disebarkan pada 28 orang responden, adalah sebagai berikut: kelompok gaya belajar visual dengan jumlah siswa 9 orang, kelompok gaya belajar auditorial dengan jumlah siswa 6 orang, sedangkan pada kelompok gaya belajar kinestetik dengan jumlah siswa 13 orang. Hasil perhitungan dan analisis gaya belajar dapat dilihat pada Lampiran 37 dan Tabel 3.

Hasil analisis gaya belajar siswa digambarkan dalam Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Angket Gaya Belajar Gaya Belajar

Visual

Gaya Belajar Auditorial

Gaya Belajar Kinestetik

N 9 6 13

Mean 22.00 19.67 32.89

Standar Deviasi 2.87 2.07 4.11

Variansi 8.25 4.27 16.89

Nilai Minimum 17 16 24

Nilai Maksimum 25 22 39

b. Angket motivasi belajar.

Pada penelitian ini angket yang dimaksud yaitu melihat bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Model angket yang digunakan adalah model skala Likert yang mempunyai alternative jawaban terdiri dari 5 kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Pernyataan instrumen angket ada 2 yaitu positif dan negatif. Skor jawaban dari setiap pernyataan berdasarkan sifat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Skor Masing-masing Jawaban Angket

No Pernyataan Sikap Sifat Pernyataan

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (RR) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Pada penelitian ini indikator motivasi belajar mengacu pada beberapa teori dengan indikator-indikator yang digunakan untuk setiap komponen adalah sebagai berikut: tekun menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri atau kelompok, senang untuk belajar, penguasaan materi pelajaran, kesiapan belajar, kondisi lingkungan belajar, mengetahui dan belajar dengan kecenderungan gaya belajar yang dimiliki, fokus terhadap tugas yang diberikan, keinginan dalam

berusaha, memperoleh hasil belajar yang baik, tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh, memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan yang telah dirancang. Angket tertutup ini diberikan pada awal dan akhir pembelajaran.

Sebelum disebarkan angket kepada siswa maka yang dilakukan terlebih dahulu, yaitu:

1) Membuat kisi-kisi angket motivasi belajar awal dan akhir siswa.

Kisi-kisi angket yang telah dibuat dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 5.

2) Merancang instrumen soal angket sesuai dengan kisi-kisi angket yang telah dibuat.

3) Memvalidasi soal angket melalui validator yang telah ditetapkan dengan menggunakan lembar validasi. Lembar validasi dapat dilihat pada Lampiran 50. Berdasarkan saran validator terdapat beberapa bagian dari angket motivasi belajar yang harus diperbaiki, terutama tentang bahasa atau kalimat yang belum jelas.

4) Sebelum angket dipakai, terlebih dahulu di ujicobakan pada kelas lain yang kemampuannya setara dengan kelas sampel. Uji coba angket dilakukan di sekolah SMPIT Adzkia Padang kelas VIII1. Uji coba ini dilakukan dimaksudkan agar tes mempunyai kualitas yang baik. Berdasarkan perhitungan validitas item motivasi awal (Lampiran 25) diperoleh bahwa item angket nomor 10, 20, 21, 22,

32, 33, 34, 37, 41, 43, 45, 47, dan 48 tidak valid dan selebihnya valid.

5) Menganalisis angket uji coba untuk melihat reliabilitasnya.

Untuk menguji instrumen angket motivasi belajar dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suharsimi Arikunto, 2009:109).

⎟⎟

⎜⎜

⎛ −

⎟⎠

⎜ ⎞

= −

2 2

11 1

1 t

i

n r n

σ σ

Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari

σi2= Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

σt = Varians total

Analisis reliabilitas keseluruhan angket motivasi belajar awal dapat di lihat pada Lampiran 26. Pada angket motivasi belajar awal siswa diperoleh rhitung=0,936 sedangkan rtabel =0,423. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel, ini berarti instrumen motivasi belajar awal reliabel.

Dokumen terkait