• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG "

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sumber belajar meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai gaya belajar kinestetik lebih banyak diterapkan pada kegiatan belajar aktif siswa berbasis prisma dan limas. Salah satu aplikasinya adalah menggunakan model prisma dan piramida untuk mendapatkan hasil yang diinginkan untuk pengalaman baru yang dapat digunakan.

Tabel 1. Nilai dan Jumlah Siswa untuk Hasil Ujian Akhir Matematika SMP  DEK Padang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009
Tabel 1. Nilai dan Jumlah Siswa untuk Hasil Ujian Akhir Matematika SMP DEK Padang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik yang diajarkan. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik yang dibelajarkan dengan perangkat pembelajaran kinestetik.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa dengan gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik yang diajar dengan perangkat pembelajaran matematika berbasis gaya belajar kinestetik. Perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa dengan gaya belajar auditori, visual dan kinestetik yang diajar dengan perangkat pembelajaran matematika gaya belajar kinestetik.

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA…

Landasan Teori

  • Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika
  • Karakteristik Peserta Didik
  • Gaya Belajar
  • Perangkat Pembelajaran
  • Hasil Belajar
  • Motivasi Belajar

Silabus adalah gambaran yang lebih rinci tentang keterampilan dasar, standar materi dan hasil belajar yang harus dimiliki siswa terkait dengan suatu mata pelajaran. Artinya, hasil belajar siswa yang optimal juga tergantung pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan objek penilaian yang pada hakekatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan pengajaran.

Hasil belajar merupakan gambaran keterampilan yang dimiliki siswa setelah mereka mendapatkan pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2004). Yakni mengenai hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Yaitu berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari gerak refleks, keterampilan gerak dasar.

Ini adalah jenis hasil belajar yang berkaitan dengan aktivitas manusia, seperti kegiatan olah raga, pertukangan, perbengkelan, operator mesin dan lain-lain. Berdasarkan kutipan dan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil berupa penguasaan yang dicapai oleh orang (siswa) dalam pengalaman belajarnya (proses belajar) yang diperoleh setelah melaksanakan proses pembelajaran, baik berupa prestasi belajar dan berupa perubahan perilaku (sikap) dan keterampilan (skill) yang artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan telah mampu mengubah perilaku. dan kemampuan siswa atau tidak. Sebagai alat, motivasi merupakan faktor seperti kecerdasan dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai dan keterampilan.

Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika berdasarkan gaya belajar dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hal di atas, peneliti terdorong untuk meneliti penerapan gaya belajar matematika yang diajarkan dengan perangkat kinestetik terhadap hasil belajar matematika dan motivasi belajar siswa di SMP DEK Padang. Peneliti dalam penelitian ini akan melihat perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan perangkat kinestetik pada pembelajaran matematika di SMP DEK Padang.

Kerangka Pemikiran

Gaya belajar auditori merupakan modalitas yang mengakses semua jenis bunyi dan kata yang diciptakan atau diingat. Gaya belajar kinestetik merupakan modalitas yang memberikan akses pada segala macam gerakan dan emosi yang diciptakan atau diingat. Terdapat perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa dengan gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik yang diajar dengan sumber daya matematika berbasis gaya belajar kinestetik.

Siswa yang memiliki gaya belajar auditori cenderung termotivasi ketika diberikan metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Begitu pula dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual akan termotivasi jika diberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar visual tersebut. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik juga akan termotivasi jika diberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar kinestetik.

Dari penjelasan di atas diduga bahwa siswa akan memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda berdasarkan gaya belajarnya ketika diberikan perangkat pembelajaran kinestetik.

Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik yang diajar dengan perangkat pembelajaran matematika berbasis gaya belajar kinestetik.

METODOLOGI PENELITIAN …

Jenis Penelitian

Populasi dan Sampel

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Definisi Operasional

Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa angket identifikasi gaya belajar dan angket motivasi belajar siswa. Pada penelitian ini digunakan angket identifikasi gaya belajar siswa untuk mengukur kecenderungan belajar siswa yang diberikan pada awal pembelajaran. Memberikan angket identifikasi gaya belajar (Lampiran 13) dan motivasi belajar awal (Lampiran 15) kepada siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

Berikut data hasil pengukuran tes hasil belajar siswa untuk tiga kategori gaya belajar disajikan pada Tabel 9. Hasil belajar siswa untuk tiga kategori gaya belajar tersebut dapat disajikan juga dalam tabel bentuk grafik batang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini. Uji normalitas data tes bakat awal dan data tes prestasi belajar matematika kategori gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikansi.

Terdapat perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori, visual dan kinestetik yang dibelajarkan dengan perangkat pembelajaran kinestetik. Dalam pembelajaran matematika, perangkat pembelajaran kinestetik paling cocok untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan gaya belajar visual dan auditori, siswa dengan gaya belajar kinestetik memperoleh rata-rata hasil belajar yang lebih baik.

Tabel 2. Desain Penelitian
Tabel 2. Desain Penelitian

Desain Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu angket identifikasi gaya belajar, angket motivasi, tes profisiensi awal, dan tes profisiensi akhir. Pertanyaan dalam angket ini terlebih dahulu dikelompokkan menurut indikator gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik siswa. Siswa diberikan tes bakat awal dan angket tertutup untuk mengetahui kemampuan belajar awal dan motivasi awal.

Melaksanakan pembelajaran matematika berbasis perangkat pembelajaran kinestetik, yaitu siswa dibagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing kelompok memiliki gaya belajar yang berbeda. Pada pertemuan terakhir siswa diberikan tes akhir dan angket motivasi yang relevan dengan angket sebelumnya untuk siswa.

Pengembangan Instrumen

Berdasarkan saran validator, terdapat beberapa bagian angket identifikasi gaya belajar yang perlu diperbaiki, terutama mengenai bahasa atau kalimat yang kurang jelas. Analisis reliabilitas keseluruhan angket untuk mengidentifikasi gaya belajar pada kategori visual, auditori dan kinestetik dapat dilihat pada Lampiran 24. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan terukur, artinya instrumen untuk mengidentifikasi gaya belajar pada kategori visual kategori handal.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung > rtabel artinya instrumen identifikasi gaya belajar kategori auditori adalah reliabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel artinya instrumen identifikasi gaya belajar kategori kinestetik reliabel. Data dari angket gaya belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

Dalam penelitian ini indikator motivasi belajar mengacu pada berbagai teori dengan indikator yang digunakan untuk setiap komponen sebagai berikut: ketekunan menghadapi masalah, lebih suka bekerja mandiri atau kelompok, senang belajar, penguasaan materi pelajaran, kesiapan belajar, belajar kondisi lingkungan, mengenal dan belajar dengan kecenderungan gaya belajar yang dimiliki, fokus pada tugas yang diberikan, keinginan dalam. berusaha, memperoleh hasil belajar yang baik, tidak cepat puas dengan hasil yang dicapai, memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan yang telah dirancang.

Tabel 4. Skor Masing-masing Jawaban Angket
Tabel 4. Skor Masing-masing Jawaban Angket

Teknik Pengumpulan Data

  • Teknik Analisis Data

Penyebaran angket motivasi awal siswa dilakukan setelah identifikasi gaya belajar siswa dan sebelum diberikan materi prisma dan limas. Selain itu, hasil angket motivasi akhir siswa untuk ketiga kategori gaya belajar tersebut juga dapat ditampilkan dalam bentuk diagram batang, seperti terlihat pada Gambar 2 berikut ini. Tabel 8 menunjukkan bahwa dengan jumlah siswa yang berbeda pada setiap kategori gaya belajar, nilai rata-rata siswa dengan kategori gaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa dengan kategori gaya belajar lainnya.

Selain itu, hasil tes awal kemampuan siswa pada ketiga kategori gaya belajar tersebut juga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik batang seperti pada Gambar 3 berikut ini. Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa dengan kategori gaya belajar kinestetik lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor siswa dengan kategori gaya belajar lainnya. Dari tabel 10 terlihat bahwa penguasaan materi pada topik prisma dan limas sudah baik, dengan skor rata-rata untuk masing-masing kategori gaya belajar cukup memuaskan.

Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa skor rata-rata perolehan motivasi awal dan motivasi belajar akhir siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa dengan gaya belajar visual dan auditori.

Tabel 5. Tabel ANOVA Satu Arah  Sumber
Tabel 5. Tabel ANOVA Satu Arah Sumber

Pengujian Persyaratan Analisis

  • Uji Normalitas
  • Hipotesis Pertama

Tabel 14 menunjukkan bahwa L hitung < L tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil tes hasil belajar kategori gaya belajar visual, auditori dan kinestetik berdistribusi normal. Hipotesis pertama menolak H0 yaitu terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa dengan gaya belajar auditori, visual dan kinestetik yang dibelajarkan dengan perangkat pembelajaran kinestetik. Setelah dilakukan uji HSD Tukey, diperoleh hasil belajar pada kategori gaya belajar kinestetik lebih baik dibandingkan dengan kategori gaya belajar visual dan auditori.

Hipotesis kedua menolak H0 yaitu terdapat perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditori, visual dan kinestetik yang dibelajarkan dengan perangkat pembelajaran kinestetik. Setelah dilakukan uji Tukey's HSD, terlihat bahwa motivasi belajar pada kategori gaya belajar kinestetik lebih baik daripada kategori gaya belajar visual dan auditori. Siswa dengan gaya belajar visual mengalami sedikit penurunan motivasi belajar, hal ini disebabkan keterlibatan langsung dalam pembuatan model prisma dan limas.

Siswa yang memiliki gaya belajar visual ini hanya membantu temannya dengan membacakan apa yang diperintahkan pada LKS, kemudian siswa dengan gaya belajar kinestetik melakukannya.

Tabel 17. Ringkasan Uji Anova Satu Arah (One Way-Anova) Hasil Belajar  Sumber
Tabel 17. Ringkasan Uji Anova Satu Arah (One Way-Anova) Hasil Belajar Sumber

Keterbatasan Penelitian

Hal ini disebabkan pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa kinestetik antara lain penggunaan model prisma dan limas yang dirancang sendiri oleh siswa berdasarkan petunjuk LKS yang diberikan. Terlihat bahwa siswa dengan gaya belajar kinestetik pada umumnya lebih antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan siswa visual dan auditori. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian yang dipaparkan, dapat diketahui bahwa perangkat pembelajaran kinestetik cukup efektif dalam situasi kelas yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar akan lebih baik jika siswa memiliki gaya belajar yang tepat dalam menerima, mengorganisasikan dan mengolah materi matematika. Dengan kondisi siswa yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik, maka dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran di kelas, agar suasana belajar lebih beragam dan tidak monoton. Kedua, selain fokus pada materi yang akan diajarkan, guru juga tidak boleh melupakan gaya belajar yang dimiliki setiap siswa.

Biasanya satu kelas memiliki satu gaya belajar yang dominan, sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang sesuai.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari model prisma dan limas yang dibuat oleh siswa sendiri, siswa dapat melihat, merasakan bagian-bagian bentuk geometri dan lebih leluasa untuk menelaah dan mempelajari bagian-bagian bentuk geometri secara konkrit, sehingga memudahkan dalam melakukan perhitungan geometri. keluar.

Implikasi

Saran

Disampaikan pada Seminar Nasional Matematika yang diselenggarakan oleh MGMP SMP dan MTs Sumbar pada 3 Agustus 2008 di Padang.

Gambar

Tabel 1. Nilai dan Jumlah Siswa untuk Hasil Ujian Akhir Matematika SMP  DEK Padang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009
Tabel 2. Desain Penelitian
Tabel 4. Skor Masing-masing Jawaban Angket
Tabel 5. Tabel ANOVA Satu Arah  Sumber
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh siswa dengan gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik dapat menyelesaikan soal dengan kriteria kemampuan