BAB IV ANALISIS DATA
B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya salah satu tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada siswa.
Angket ini disebarkan kepada 70 responden yang terpilih secara acak sebagai sampel. Kemudian data yang diperoleh melalui angket tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F / N x 100%
Ket : P = Angket prosentase F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah sampel responden
Hasil angket kemudian dimasukan ke dalam prosentase data-data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka-angka dalam prosentase yang dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Hasil angket pada Variabel Kecerdasan Spiritual Siswa
Tabel 4.6
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Kemampuan bergaul
No Kemampuan
Bergaul
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Beradaptasi dengan suasana yang baru secara spontan
14 20%
22 31%
30 43%
4 6%
70 100%
2 Mampu mengalihkan
perasaan dari satu situasi ke situasi lain yang berbeda
15 21%
21 30%
32 46%
2 3%
70 100%
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hampir setengah dari 70 sampel siswa, mereka mudah untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru, ini menandakan bahwa siswa SMK PGRI 1 mempunyai sifat sosial yang tinggi.
Tabel 4.7
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Kesadaran Adanya Tuhan
No Kesadaran Adanya Tuhan
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Merasakan kehadiran Tuhan pada setiap aktivitas
47 67%
15 21%
6 9%
2 3%
70 100%
2 Berdoa sebelum memulai kegiatan
36 51%
23 33%
11 16%
0 0%
70 100%
3 Merasa begitu dekat
13 18,6%
13 18,6%
31 44,28%
13 18,6%
70 100%
dengan Tuhan hanya saat sedih (mengalami nasib buruk)
Berdasarkan hasil prosentase pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam indikator kesadaran adanya Tuhan, siswa SMK PGRI 1 Tangerang dalam kehidupan sehari-hari selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap kegiatannya dengan jawaban “SL” berjumlah 67%. Dapat dilihat juga dalam hal kedekatan kepada Tuhan hanya saat sedih, para siswa tidak hanya dalam keadaan terpuruk saja mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga dalam setiap keadaan mereka selalu berusaha untuk dekat dengan-Nya.
Tabel 4.8
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Cobaan Sebagai Ujian
No Cobaan Sebagai Ujian
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Cobaan yang
datang dari Tuhan sebagai hukuman
11 16%
23 33%
25 35%
11 16%
70 100%
2 Cobaan yang
datang dari Tuhan sebagai ujian keimanan
24 34%
30 43%
16 23%
0 0%
70 100%
Indikator mengenai kecerdasan spiritual berkaitan dengan cobaan sebagai ujian di atas masih terkait dengan jawaban responden atau siswa pada tabel sebelumnya, bahwa mereka selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap kegiatan mereka. Sehingga saat ada cobaan yang datang kepada mereka, mereka anggap itu merupakan sebagai ujian keimanan mereka kepada Yang Maha Kuasa, hal ini terlihat dari jumlah prosentase yaitu 43% untuk jawaban “SR”
Tabel 4.9
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Kesabaran
No Kesabaran Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Bersikap sabar dalam menerima kesulitan
27 39%
27 39%
16 22,85%
0 0%
70 100%
Dari tabel di atas, hasil angket atau jawaban dari responden sebagian besar menjawab “SL” dan “SR”, hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai kesabaran dalam setiap masalah atau dalam menghadapi situasi yang buruk, karena para siswa menganggap bahwa cobaan yang diberikan kepada mereka adalah untuk meningkatkan keimanan mereka kepada Sang Pencipta.
Tabel 4.10
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Ikhlas/rela
No Ikhlas/rela Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 “mengapa harus saya yang menerima cobaan?”
16 23%
27 39%
24 34%
3 4%
70 100%
2 berpikir mengapa saya tidak diberi nasib yang lebih menyenangkan seperti yang dirasakan orang lain
9 13%
30 43%
21 30%
10 14%
70 100%
Dapat dilihat pada hasil data atau prosentase di atas, kebanyakan dari jawaban responden terlihat bahwa mereka belum menerapkan keikhlasan atau kurang rela dalam setiap masalah yang ada. Jadi sebagian dari mereka belum mencoba untuk mencari makna dalam setiap persoalan, sehingga masih ada pertanyaan mengenai “mengapa harus saya yang menerima cobaan”.
Tabel 4.11
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Ketabahan
No Ketabahan Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 mengeluh atas rasa sakit yang dialami
10 14%
17 24%
36 52%
7 10%
70 100%
Menurut penulis, jika dilihat dari hasil prosentase pada tabel di atas, sebagian responden memberikan jawaban
“KD” yaitu 52%, hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan dari responden sudah termasuk ke dalam kategori baik, karena saat mereka merasakan sakit tidak selalu mengeluh, yang artinya mereka tetap mencoba bersabar dan berusaha untuk tetap beraktivitas seperti biasa jika memang memungkinkan.
Tabel 4.12
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Hari ini Lebih Baik dari Kemarin
No Hari ini Lebih Baik dari Kemarin
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Membuat target hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
31 44,28%
24 34,28%
14 20%
1 1,42%
70 100%
Jika dilihat dari jawaban responden mengenai indikator “hari ini lebih baik dari kemarin”, yaitu “SL”
mempunyai prosentase 44,28% dan “SR” mempunyai prosentase 34,28%, para siswa mempunyai semangat untuk selalu melakukan yang terbaik dalam setiap tindakan atau kegiatan, agar sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan tersebut mendapatkan hasil yang terbaik, yang tentunya lebih baik dari yang sebelumnya.
Tabel 4.13
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Tujuan Hidup
No Tujuan Hidup Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Mencari makna setiap peristiwa yang dialami
21 30%
21 30%
28 40%
0 0%
70 100%
Kecerdasan spiritual siswa mengenai tujuan hidup mempunyai tingkat yang baik, karena tidak ada jawaban dari responden yang tidak pernah untuk menemukan makna dari setiap kejadian, meskipun jawaban mereka terbagi dalam tiga alternatif jawaban, tetapi para siswa berusaha untuk bisa memaknai setiap peristiwa yang dihadapi.
Tabel 4.14
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Menggunjing
No Menggunjing Frekuensi dan Persentase Jml
SL SR KD TP
1 Membicarakan seseorang yang di
kenal dan
menceritakan
informasi yang
belum jelas
kebenarannya
4 6%
7 10%
48 68%
11 16%
70 100%
Jika dilihat dari jawaban responden mengenai pergunjingan terhadap orang lain, sebagian besar dari mereka terkadang masih melakukan hal tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang tidak pernah melakukan hal tersebut. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa para siswa masih belum mampu untu mencari kebenaran atau fakta dalam setiap informasi yang didapat atau yang didengarnya.
Tabel 4.15
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Meninggalkan Ibadah
N o
Meninggalka n Ibadah
Frekuensi dan Persentase Jml
SL SR KD TP
1 Beramal atau beribadah hanya sekedar menjalankan perintah agama
17 24%
22 31,42%
20 28,57%
11 15,7%
70 100%
2 Lupa beribadah kepada Tuhan
1 1%
15 21,42%
45 64,28%
9 12,85
%
70 100%
3 Tidak
melaksanakan shalat 5 waktu jika sedang sakit
1 1%
10 14,28%
45 64,28%
14 20%
70 100%
Hasil angket mengenai beribadah hanya sekedar menjalankan perintah, jawaban dari para siswa terbagi ke dalam empat alternatif jawaban, hanya 11% saja yang menjawab “TP”, hal ini berarti para siswa dalam beribadah
tidak hanya sekedar menjalankan perintah saja, melainkan untuk kebaikan dirinya sendiri baik di dunia maupun di akhirat.
Hasil jawaban mengenai “lupa beribadah kepada Tuhan”, hanya satu responden yang menjawab”SL”, dan sebagian besar menjawab “KD”, yang artinya mereka belum sadar akan kewajiban mereka sebagai makhluk yang ber-Tuhan.
Kemudian dalam hal “beribadah tidak harus secara rutin” yang maksudnya adalah apakah para siswa menganggap bahwa ibadah itu tidak harus secara terus menerus dilakukan, tidak ada siswa yang menjawab “SL”, sebagian besar mereka menjawab “TP” yaitu 57,14%. Begitupun dalam pernyataan mengenai “tidak melaksanakan shalat 5 waktu jika sedang sakit”, mereka menjawab “KD” dengan prosentase 64,28%.
Tabel 4.16
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Berkorban
No Berkorban Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 membantu orang lain tidak dikenal
12 17,14%
38 54,28%
19 27,14%
1 1%
70 100%
Kecerdasan spiritual dari hasil angket pada tabel di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa para siswa sering membantu orang lain yang membutuhkan meskipun mereka tidak mengenalnya, hal ini menunjukkan bahwa rasa kepedulian terhadap sesama sangatlah baik.
Tabel 4.17
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Keterkaitan Antar Makhluk atau Kejadian No Keterkaitan
Antar Makhluk
atau Kejadian
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Menjaga hubungan baik sesama manusia
44 62,85%
20 28,57%
5 7,14%
1 1%
70%
2 Setiap kejadian pasti ada hikmahnya
41 58,57%
25 35,71%
4 5,71%
0 0%
70 100%
3 Baik 22 30 15 3 70
tidaknya kehidupan seseorang dimasa kini, akan menentukan kehidupan dimasa depan
31,42% 42,85% 21,42% 4,28% 100%
Terkait dengan “keterkaitan antar makhluk atau kejadian”, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual dalam indikator ini yaitu cukup baik, mereka selalu menjaga hubungan baik antar sesama, para siswa melihat bahwa setiap kejadian itu terjadi bukan tanpa adanya makna, tetapi selalu mempunyai makna yang tersembunyi, kemudian untuk poin pernyataan mengenai baik tidaknya hidup seseorang di masa kini akan menentukan kehidupan di masa mendatang, jawaban responden terbagi ke dalam tiga alternatif jawaban yaitu “SL”
31,42%, “SR” 42,85%, “KD” 21,42%.
Tabel 4.18
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Nasib Manusia
No Nasib Manusia
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Nasib itu adalah seseorang itu sendiri yang
menentukan 33 47,14%
21 30%
12 17,14%
4 5,71%
70 100%
Kecerdasan spiritual para siswa SMK PGRI 1 Tangerang dalam indikator yang tertulis pada tabel di atas mengenai nasib manusia, penulis menyimpulkan bahwa dalam kategori baik, para siswa berusaha untuk menjadikan hidupnya lebih baik.
Tabel 4.19
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Mencari Jawaban Atas Sesuatu
No Mencari Jawaban Atas
Sesuatu
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Melakukan sesuatu tanpa memahami apa yang dilakukan
6 8,57%
23 32,85%
35 50%
6 8,57%
70 100
% 2 Ketidaknyaman
an saat
melakukan sesuatu tanpa adanya tujuan
21 30%
28 40%
19 27,14%
2 2,85%
70 100
%
Penulis menyimpulkan kecerdasan spiritual para siswa SMK PGRI 1 Tangerang dalam tabel di atas, dalam tingkat yang baik. Melakukan sesuatu tanpa memahami apa yang dilakukan para responden sebagian besar menjawab kadang- kadang. Kemudian untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai keagamaan, para siswa berusaha untuk menemukan jawaban setiap pertanyaan yang muncul dalam dirinya.
Ketidaknyamanan siswa saat melakukan sesuatu tanpa
mengetahui tujuan yang jelas paling tinggi menjawab “SR”
40%, artinya mereka selalu menyadari tujuan dari setiap tindakan atau kegiatan.
Tabel 4.20
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Bertanya pada Agamawan/Buku
No Bertanya pada Agamawan/
Buku
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Bertanya kepada tokoh agama/ustadz untuk masalah yang sedang dihadapi
7 10%
10 14,28%
38 54,28%
15 21,42%
70 100
%
2 Mencari
jawaban atas masalah
dengan
membaca buku 4 5,71%
13 18,57%
36 51,42%
17 24,28%
70 100
%
Penulis menyimpulkan bahwa hasil angket mengenai bertanya kepada agamawan, para siswa SMK PGRI 1 tidak mencari jawaban atas permasalahan tentang keagamaan, baik
kepada tokoh agama maupun dalam buku. Hal itu terlihat dari jawaban mereka yang lebih besarnya adalah jawaban “KD”.
Karena di sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan agama islam, mereka lebih menanyakan terkait masalah keagamaan kepada guru agama mereka saat di kelas, serta sharing saat mereka melakukan kegiatan ekstrakulikuler rohis.
Tabel 4.21
Indikator Kecerdasan Spiritual Berkaitan dengan Berbuat/Beramal Tanpa Tergantung Orang Lain N
o
Berbuat/Bera mal Tanpa Tergantung Orang Lain
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Jika kita membantu orang pasti kita dibantu orang lain pula
40 57,14%
26 37,14%
4 5,71%
0 0%
70 100
%
2 Mengerjakan amal ibadah itu merupakan kebaikan
47 67,14%
18 25,71%
5 7,14%
0 0%
70 100
%
untuk kita sendiri
3 Saat berbuat baik, saya ingin dilihat orang lain atas apa yang saya lakukan
5 7,14%
8 11,42%
21 30%
36 51,42
%
70 100
%
4 Terpaksa saat melakukan sesuatu
0 0%
12 17,14%
45 64,28%
13 18,57
%
70 100
% Kecerdasan spiritual siswa terkait dengan beramal tanpa tergantung orang lain dalam kategori baik, hal ini menunjukkan bahwa para siswa beramal dengan hati yang ikhlas tanpa ada harapan imbalan atau pujian dari orang lain.
2. Hasil angket Variabel Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang
Tabel 4.22
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Berbohong N
o
Berbohong Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Mencari-cari alasan untuk pulang ke rumah saat jam belajar
1 1%
4 5,71%
23 32,85%
42 60%
70 100
%
2 Tidak memberikan keterangan yang
sebenarnya
7 10%
16 22,85
%
41 58,57%
6 8,57%
70 100
%
3 Tidak jujur saat mengerjakan tes ujian
0 0%
12 17,14
%
48 68,57%
10 14,28%
70 100
%
4 Tidak 0 0 17 53 70
mengembalika n barang yang dipinjam kepada pemiliknya
24,28% 75,71% 100
%
5 Menyelewengk an uang SPP
0 0 2
2,85%
68 97,14%
70 100
% Penulis menyimpulkan bahwa dalam indikator yang tertulis pada tabel di atas menunjukan para siswa mempunyai kesadaran menjauhi perilaku menyimpang terkait berbohong.
Tabel 4.23
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Melanggar Peraturan
Sekolah No Melanggar
Peraturan Sekolah
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Terlambat datang ke sekolah
0 7
10%
37 52,85%
23 32,85%
70 100%
2 Berbuat 0 8 35 27 70
gaduh saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung
11,42% 50% 38,57% 100%
3 Mencoret- coret sarana pra sarana sekolah
0 3
4,28%
19 27,14%
48 68,57%
70 100%
4 Membolos 0 1 1%
16 22,85%
53 75,71%
70 100%
5 Tidak
mengerjakan PR
0 2
2,85%
59 84,28%
9 12,85%
70 100%
6 Tidak mematuhi peraturan sekolah
3 4,28%
2 2,85%
31 44,28%
34 48,57%
70 100%
7 Membawa senjata tajam ke
0 0 0 70
100%
70 100%
sekolah
Dapat dilihat untuk poin pertanyaan mengenai terlambat datang ke sekolah siswa SMK PGRI 1 Tangerang menjawab kadang-kadang, ini berarti para siswa belum sepenuhnya mengikuti peraturan sekolah, tetapi dari keterlambatan siswa datang ke sekolah mempunyai alasan yang baik atau dapat diterima oleh pihak sekolah.
Poin pertanyaan berbuat gaduh saat guru sedang menerangkan materi di kelas juga sebagian siswa menjawab kadang-kadang dengan prosentase 50%, untuk yang menjawab tidak pernah hanya 38,57%. Begitupun dengan poin pertanyaan mencoret-coret sarana pra sarana seperti meja ataupun dinding sekolah, tidak mengerjakan PR, mereka terkadang melakukannya, hal ini sebenarnya tidak patut dilakukan oleh para siswa, karena mereka termasuk manusia yang terpelajar yang dididik untuk menjadi manusia yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Tetapi para siswa tidak melakukan penyimpangan tersebut dengan berulang-ulang, dan masih menyadari dan menaati akan adanya peraturan sekolah di SMK PGRI 1.
Tabel 4.24
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Menggunakan Bahasa
yang Tidak Sopan No Menggunakan
bahasa yang tidak sopan
Frekuensi dan Prosentase Jml SL SR KD TP
1 Berkata tidak sopan saat berbicara dengan orang tua, guru, dan teman
0 4 5,71%
24 34,28%
42 60%
70 100%
Dapat dilihat hasil prosentase pada tabel di atas, responden yang menjawab “SR” 5,71%, “KD” 34,28%, “TP”
60%. Sebagian besar dari 70 responden yaitu menjawab tidak pernah, hal ini menunjukkan bahwa para siswa SMK PGRI 1 Tangerang selalu menjaga perkataan dengan menggunakan bahasa yang sopan baik itu kepada orang tua, guru, dan teman.
Tabel 4.25
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Merokok No Merokok Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Menerima ajakan teman untuk merokok
1 1%
5 7,14%
11 15,71%
53 75,71%
70 100%
Para siswa SMK PGRI 1 Tangerang sadar bahwa merokok merupakan perilaku yang tidak baik dan tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pendidikan.
Tabel 4.26
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Mencuri
No Mencuri Frekuensi dan Prosentase Jml SL SR KD TP
1 Memakai barang orang lain tanpa sepengatuhan pemiliknya
0 3 4,28%
31 44,28%
36 51,42%
70 100%
Mengenai perilaku menyimpang terkait dengan mencuri, di sini penulis menanyakan kepada responden yaitu
„memakai barang milik orang lain tanpa izin” yang bisa dikategorikan mencuri. Para siswa SMK PGRI 1 Tangerang menjawab “KD” 44,28% dan “TP” 51,42%. Sebagian dari mereka belum menyadari bahwa memakai barang milik orang lain tanpa izin merupakan perilaku menyimpang/mencuri.
Tabel 4.27
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Terlibat Tawuran atau
Melakukan Kekerasan No Terlibat
Tawuran atau
Melakukan Kekerasan
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Tawuran antar pelajar
0 0 0 70
100%
70 100%
2 Memukul jika ada yang berkata kasar atau tidak sepaham dengannya
2 2,85%
2 2,85%
17 24,28%
49 70%
70 100%
Para siswa SMK PGRI 1 Tangerang tidak melakukan tawuran antar pelajar dibuktikan dengan prosentase jawaban
“TP” 100%. Memukul jika ada yang tidak sepaham dengan
pemikirannya, sebagian besar responden menjawab “TP”
dengan prosentase 70%, untuk yang menjawab “KD” 24,28%, mereka hanya sebatas berdebat dengan cara yang baik.
Tabel 4.28
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Memerintah Secara Paksa No Memerintah
Secara Paksa
Frekuensi dan Prosentase Jml SL SR KD TP
1 Meminta uang kepada teman secara paksa
0 0 3 4,28%
67 95,71%
70 100%
Para siswa SMK PGRI 1 Tangerang tidak melakukan pemalakan atau meminta uang secara paksa kepada temannya, sebagian besar jawaban dari mereka yaitu “TP” 95,71%.
Tabel 4.29
Indikator Kesadaran Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang Berkaitan dengan Memakai
Narkoba/Minum-minuman Keras N
o
Memakai Narkoba/Minu m-minuman Keras
Frekuensi dan Prosentase Jml
SL SR KD TP
1 Mengonsumsi miras atau narkoba
0 0 0 70
100%
70 100
% 2 Berpikir bahwa
dengan
menggunakan obat-obatan terlarang akan merusak masa depan
64 91,42%
3 4,28%
1 1%
2 2,85
%
70 100
%
Para siswa SMK PGRI 1 Tangerang tidak ada yang mengonsumsi minum-minuman keras maupun narkoba, hal ini dibuktikan dengan jawaban dari angket yang diberikan kepada responden yaitu “TP” 100%, Serta dibarengi dengan kesadaran
mereka bahwa dengan mengonsumsi narkoba maka akan merusak masa depan mereka.