• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Karakteristik Pedagang

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Deskripsi Karakteristik Pedagang

pedagang telur lilit, namun yang menjadi objek penelitian di sini adalah pedagang cilok.48

Dari keempat jenis usaha tersebut terdapat 5 (lima) orang pedagang makanan berat dan pedagang minuman yang saling berdampingan dalam berdagang di sekitar lapangan upacara Taman Sangkareang, sementara pedagang mainan sebanyak 6 (enam) orang berpencar di sekitar lapangan upacara dan lapangan rumput dan pedagang makanan ringan dan pedagang makanan ringan sebanyak 8 (delapan) orang berpencar mengitari Taman Sangkareang di pinggir jalan.

2. Karakteristik Pedagang Menurut Usia

Perkembangan karier berjalan seiring dengan proses perkembangan manusia dan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok usia. Setiap kelompok usia memiliki ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karier. Adapun kategori usia menurut perkembangan karir adalah sebagai berikut:49

a. Usia dewasa awal (berusia 18-40 tahun) b. Usia dewasa madya (berusia 40-60 tahun) c. Usia dewasa akhir (berusia di atas 60 tahun)

Deskripsi karakteristik pedagang menurut usia menunjukkan bahwa pedagang asongan di Taman Sangkareang yang masuk kategori usia muda awal yang berusia 18 – 40 tahun sebanyak 11 (sebelas) orang, sementara pedagang yang termasuk kategori usia dewasa

48 Observasi, 14 September 2019

49 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1991), hlm.205

madya yang berusia 40 – 60 tahun sebanyak 13 (tiga belas) orang dan tidak ada pedagang berusia di atas 60 tahun.

Pedagang dengan kategori usia dewasa awal terdiri dari pedagang mainan, pedagang makanan ringan dan pedagang minuman dan tidak ada pedagang makanan berat yang masuk dalam kategori usia dewasa awal. Sementara pedagang yang masuk kategori usia dewasa madya terdiri dari pedagang makanan berat, pedagang makanan ringan dan pedagang mainan dan tidak ada pedagang minuman yang masuk dalam kategori usia dewasa madya.50

3. Karakteristik Pedagang Menurut Modal Usaha

Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang produksi. Biaya Produksi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 51 a. Fixed Cost (Biaya Tetap)

Contoh biaya tetap ini misalnya: sewa, asuransi, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya bagi hasil, gaji dan sebagainya.

b. Variable Cost (Biaya Variabel)

Contoh-contoh biaya variabel misalnya: pembayaran untuk upah buruh, bahan-bahan mentah, bahan bakar, pengangkutan dan sebagainya.

50 Observasi, 14 September 2019

51 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi,…, hlm. 368-369.

c. Total Cost (Biaya Total)

Biaya total merupakan penjumlahan semua jenis biaya yang dikeluarkan, baik untuk fixed resources maupun untuk variable resources.

Di dalam suatu usaha berdagang asongan, biasanya masyarakat dan pedagang sendiri menyebut biaya produksi sama dengan modal dalam kegiatan usaha mereka sehari-hari. Menurut hasil wawancara denga Ibu Mia, salah satu pedagang sate di Taman Sangkareang mengatakan:

“Kami pedagang di sini dikenakan biaya bayar lampu Rp.

10.000 dan bayar kebersihan Rp. 5.000 setiap minggu. Kalau masalah modal semua bahan jualan ini sekitar Rp. 500.000. Untuk proses pembuatan ya buat sendiri, kadang kalau suami libur kerja dibantu sama suami, tidak pakai orang lain untuk bantu buat. Pergi jualan ke sini diantar suami kadang diantar kakak kalau suami tidak bisa…”52

Dari pemaparan di atas, menurut Ibu Mia selaku penjual sate di Taman Sangkareang menunjukkan bahwa yang diperhitungkan sebagai biaya produksi hanyalah biaya pembelian bahan baku dan biaya yang dikeluarkan tiap minggu. Namun biaya lain seperti biaya tenaga kerja selaku pengolah bahan baku dan tenaga kerja pedagang tidak diperhitungkan karena dilakukan sendiri.

Sedangkan dari segi biaya variabel masing-masing pedagang memiliki kisaran biaya bahan baku sebesar Rp. 500.000/ hari untuk bahan mentah pedagang makanan berat, Rp. 75.000/ hari untuk bahan mentah pedagang mainan, Rp. 150.000/ hari untuk bahan mentah

52 Ibu Mia, Pedagang Sate, Taman Sangkareang, Wawancara, tanggal 14 September 2019, pukul 20.23 WITA.

pedagang minuman dan Rp. 300.000/ hari untuk bahan mentah pedagang makanan ringan.53

Dengan demikian, perhitungan biaya total yang dikeluarkan pedagang asongan di Taman Sangkareang sebagai berikut: pedagang makanan berat sejumlah Rp. 502.142/ hari, untuk pedagang mainan sejumlah Rp. 75.000/ hari, pedagang minuman sejumlah Rp. 152.142/

hari dan pedagang makanan ringan sejumlah Rp. 300.000/ hari.

4. Karakteristik Pedagang Menurut Pendapatan

Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan- kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif (pendapatan dan keuntungan) dan pengaruh negatif (beban dan kerugian). Selisih keduanya nantinya menjadi laba atau rugi. Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:54

a. Gaji dan upah

b. Pendapatan dari usaha sendiri c. Pendapatan dari usaha lain

53 Observasi, 14 September 2019

54 Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 54

Menurut seorang pedagang mainan baling-baling di Taman Sangkareang, Pak Sabni menjelaskan:

“paling minimal kita mengharapkan Rp. 100.000 per hari untuk kita bawa pulang sebagai untung, tiap hari juga tidak menentu yang terjual, terjual habisnya palingan pas ramai hari sabtu-minggu dari 30-40 baling-baling yang kita bawa…”55

Dari pemaparan Pak Sabni selaku pedagang di Taman Sangkareang menerangkan bahwa harapan pedagang untuk membawa untung minimal Rp. 100.000/ hari.

Deskripsi karakteristik pedagang menurut pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan pedagang makanan berat mendapatkan sejumlah Rp. 700.000/ hari apabila dagangannya habis terjual dan untung sekitar 40% dari modal yang dikeluarkan, pendapatan pedagang mainan sejumlah Rp. 300.000/ hari apabila mainannya habis terjual dengan modal rata-rata yang dikeluarkan tiap hari dan untung sekitar 300% dari modal yang dikeluarkan, pendapatan pedagang minuman sejumlah Rp. 360.000/ hari pada hari- hari normal dan untung sekitar 140% dari modal yang dikeluarkan, lalu pendapatan pedagang makanan ringan sejumlah Rp. 500.000/ hari dan untung sekitar 66% dari modal yang dikeluarkan.56

55 Pak Sabni, Pedagang Mainan Baling-Baling, Taman Sangkareang, Wawancara, tanggal 14 September 2019, pukul 20.23 WITA.

56 Observasi, 14 September 2019

BAB III

Dokumen terkait