BAB 4 HASIL PENELIITAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek
Objek dari Penelitian ini adalah Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.
Kronologi fakta persidangan perkara Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg. Bahwa Dodi Usman merupakan warga negara Indonesia, Marc Paul Jozef Van Loo atau dalam dokumen lainnya menggunakan nama Marc Van Loo (warga negara Belanda) merupakan warga negara Belanda, sedangkan Tergugat III diwakili oleh Sdr. Elias Ola Purlolon merupakan warga negara Indonesia selaku Direktur PT. Galang Batang Indah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT Galang Batang Indah Nomor 02 tanggal 2 Oktober 2019. 53
Berdasarkan tanah objek sengketa berdasarkan Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 diperoleh Dodi Usman (warga negara Indonesia) dengan cara membeli melalui Marc Van Loo (warga negara Belanda) selaku kuasa dari Sdr. Herry Julinus berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 903/JB/VIII/BU/2003 tanggal 1 Agustus 2003 yang mana pemilik tanah objek sengketa sebelumnya bernama Herry Julinus berdasarkan sertifikat Hak Milik Nomor 207 tanggal 16 Juni 1997 dan jual beli tanah tersebut telah dibayar Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SSB) oleh Dodi
53 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.
Usman (warga negara Indonesia). Tanah objek sengketa terletak di Desa Gunung Kijang Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan seluas 10.040 M2 (sepuluh ribu empat puluh meter persegi) sesuai dengan sertifikat Hak Milik Nomor 207 tanggal 16 Juni 1997 dan dengan bukti kepemilikan sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 tahun 1997, dengan mana batas-batasnya pada saat ini adalah sebagai berikut:
- Sebelah Barat berbatas dengan Umum;
- Sebelah Timur berbatas dengan Pantai/Laut;
- Sebelah Utara dahulu berbatas dengan tambak udang, sekarang berbatas dengan Residence;
- Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan tambak udang dengan Residence;
Pembelian tanah objek sengketa oleh Dodi Usman (warga negara Indonesia) tersebut seluruhnya menggunakan uang milik Marc Van Loo (warga negara Belanda) yang mana pencantuman nama oleh Dodi Usman (warga negara Indonesia) pada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 hanya sebagai pihak yang dipinjam namanya oleh Marc Van Loo (warga negara Belanda). Tanah objek sengketa dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 207 tanggal 16 Juni 1997 atas nama Herry Julinus telah dialihkan menjadi Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 atas nama Dodi Usman (warga negara Indonesia), yang mana tanah objek sengketa baik secara fisik maupun Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 atas nama Dodi Usman (warga negara Indonesia) tersebut pada saat ini dalam penguasaan DR
Marc Van Loo (warga negara Belanda) dan PT Galang Batang Indah.54
Terhadap tanah objek sengketa tersebut, Dodi Usman (warga negara Indonesia) dan Marc Van Loo (warga negara Belanda) bersepakat dan datang menghadap kepada Notaris Sri Rahayu Soegeng guna membuat Surat Pernyataan dan Akta Surat Kuasa, yang mana Notaris Sri Rahayu Soegeng membuat Surat Pernyataanberdasarkan kesepakatan atau persetujuan dari Dodi Usman (warga negara Indonesia) dan DR Marc Van Loo (warga negara Belanda) serta ditandatangani oleh Dodi Usman (warga negara Indonesia) dan Marc Van Loo (warga negara Belanda) lalu Notaris Sri Rahayu Soegeng mewaarmerking Surat Pernyataan tersebut dengan Nomor 40/waar/VIII/2003 tanggal 1 Agustus 2003. Surat Pernyataan yang dibuat dan diwaarmerking oleh Notaris Sri Rahayu Soegeng, dengan Nomor 40/waar/VIII/2003 tanggal 1 Agustus 2003 ada dinyatakan55
1. Bahwa tanah tersebut di atas sebenarnya bukan milik atau kepunyaan pihak pertama (Tuan Dodi Usman) akan tetapi milik atau kepunyaan dari pihak kedua (Tuan DR Marc Van Loo) karena semua uang yang dipergunakan untuk membeli dan/atau mendapatkan tanah berikut segala sesuatu yang terdapat diatas tanah tersebut dikeluarkan/dibayar oleh dari pihak kedua.
2. Bahwa tindakan pihak pertama atas tanah tersebut di atas hanya sekedar pinjam nama saja secara sukarela dan dengan ini pula pihak pertama berjanji dan mengikatkan diri terhadap pihak kedua tersebut untuk tidak menjual, memindahkan
54 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.
55 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.
menggadaikan, mengibahkan, atau membebani dengan cara apapun juga atas tanah tersebut di atas kepada pihak lain siapapun juga.
Terhadap tanah objek sengketa tersebut, Notaris Sri Rahayu Soegeng juga membuat Akta Surat Kuasa Nomor 01 Tahun 2003 tanggal 1 Agustus 2003 berdasarkan kesepakatan atau persetujuan dari Dodi Usman (warga negara Indonesia) dan Marc Van Loo (warga negara Belanda) serta ditandatangani oleh Dodi Usman (warga negara Indonesia) dan Marc Van Loo (warga negara Belanda) yang mana di dalam surat kuasa tersebut dinyatakan: untuk dan atas nama sehingga dengan demikian sah mewakili pada penghadap (pemberi kuasa) untuk menjual baik sebagian atau seluruhnya kepada siapapun juga, demikian juga harga, syarat-syarat dan ketentuan yang dianggap baik dan perlu oleh yang diberi kuasa. Sejak 1 Agustus 2003 hingga saat ini, tanah objek sengketa telah dibangun resort dan diberi nama Lola Resort oleh Marc Van Loo (warga negara Belanda) melalui PT Galang Batang Indah.56
Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 atas nama Dodi Usman (warga negara Indonesia) tersebut dikuasai oleh Marc Van Loo (warga negara Belanda), maka Dodi Usman (warga negara Indonesia) mengajukan bukti Surat Akta Jual Beli Nomor 903/JB/III/BU/2003 tanggal 1 Agustus 2003 sebagai bukti otentik tentang transaksi atau peralihan kepemilikan hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 menjadi atas nama Dodi Usman (warga negara Indonesia), yang mana proses dan transaksi Akta Jual Beli Nomor 903/JB/III/BU/2003
56 “Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.” (n.d.).
tanggal 1 Agustus 2003 diakui oleh Marc Van Loo (warga negara Belanda) sebagai Penggunaan Pinjam Nama (Nominee Arrangement).
Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2020 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan, dalam Rumusan Hukum Kamar Perdata tentang Penggunaan Pinjam Nama (Nomine Arrangement) dinyatakan:
Pemilik sebidang tanah adalah pihak yang namanya tercantum dalam sertifikat, meskipun tanah tersebut dibeli dengan menggunakan uang/harta/aset milik warga negara asing atau pihak lain. Dihubungkan dengan uraian diatas dan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berkesimpulan pemilik yang sah atas tanah objek sengketa berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 atas nama Dodi Usman (warga negara Indonesia).57
1. Marc Van Loo (Tergugat I) telah mengajukan jawaban atau bantahan sebagai berikut:
a) Gugatan Dodi Usman seharusnya dilayangkan ke alamat Marc Van Loo di Singapura. Sesuai dalil-dalil gugatan Dodi Usman, Dodi Usman mendalilkan dalam gugatannya bahwa Marc Van Loo adalah warga negara asing berwarganegaraan Belanda dan datang ke Tanjungpinang pada tahun 1996 sebagai Turis, dan antara Dodi Usman dengan Marc Van Loo pernah ada hubungan kerja, dari dalil tersebut Marc Van Loo tidak memiliki tempat tinggal
57 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.
atau berdomisili tetap di kota Tanjungpinang, melainkan berdomisili di negara Singapura oleh karena itu seharusnya gugatan Penggugat diajukan dan disampaikan berdasarkan domisili tetap Marc Van Loo yaitu di Singapura bukan pada alamat sebagaimana dalam gugatan Dodi Usman, oleh karena Penggugat telah tidak mencantumkan alamat dan domisili Marc Van Loo yang sebenarnya, maka gugatan Dodi Usman haruslah ditolak atau setidak- tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
b) Gugatan Dodi Usman Prematur dan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang Tidak Berwenang Untuk Memeriksa dan Mengadili Gugatan Dodi Usman. Marc Van Loo selama ini berdomisili di luar negeri, Negara Singapura maka gugatan seharusnya diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bukan di Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, untuk selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan menyampaikan gugatan tersebut melalui delegasi ke Direktorat Jenderal Protokol pada Kementrian Luar Negeri untuk memanggil Marc Van Loo yang berdomisili di Negara Singapura. Oleh karenanya Dodi Usman mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, maka gugatan Dodi Usman harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima.
c) Gugatan Dodi Usman Bertentangan Dengan Hukum. Dodi Usman mendalilkan gugatannya bahwa Marc Van Loo telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Dodi Usman, namun Dodi Usman tidak menguraikan secara rinci dari kerugian yang di derita, baik kerugian materil yaitu kerugian yang nyata yang diderita, atau kerugian yang diderita karena hilangnya potensi
keuntungan dikemudian hari, serta perbuatan-perbuatan melawan hukum yang bagaimana yang telah dilakukan Marc Van Loo? dan yang lebih ironis lagi Dodi Usman tidak menyebutkan dalam dalil gugatannya baik dalam posita maupun petitum gugatannya besarnya kerugian yang telah dialami oleh Dodi Usman, sedangkan unsur kerugian didalam gugatan perbuatan melawan hukum merupakan unsur mutlak yang harus dicantumkan dalam gugatan perbuatan melawan hukum, sebagaimana merujuk pada yurispudensi tetap putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor: 19.K/SIP/1983 tanggal 03 September 2003 bahwa: “Karena gugatan ganti rugi tidak diperinci, maka gugatan ganti rugi tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.” Atau merujuk pada yurispudensi yang lain yaitu putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor: 556.K/SIP/1980 tanggal 28 Mei 1983 menyatakan bahwa
“Tuntutan Penggugat mengenai ganti rugi, karena tidak disertai dengan bukti harus ditolak.” Dengan telah tidak mencantumi unsur kerugian dalam gugatan perbuatan melawan hukum oleh Dodi Usman, maka gugatan Dodi Usman harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
d) Dodi Usman Tidak Mempunyai Kapasitas dan Kualitas Untuk Mengajukan Gugatan Kepada Marc Van Loo. Dodi Usman sendiri telah mendalilkan dalam surat gugatannya yang secara tegas menyatakan bahwa Dodi Usman membeli tanah objek sengketa menggunakan uang dari Marc Van Loo bukan uang Dodi Usman yang mana dapat dibuktikan pada tanggal 01 Agustus 2003 Dodi Usman telah membuat surat pernyataan objek tanah perkara tersebut sebagaimana surat
pernyataan nomor 40/Waar/VIII/2003, yang diantaranya berbunyi bahwa tanah itu bukan milik Dodi Usman tapi milik atau kepunyaan Marc Van Loo dan surat kuasa menjual nomor 01 tanggal 01 Agustus 2003 yang masing-masing dibuat oleh dan dihadapan Sri Rahayu Soegeng, notaris Tanjung Pinang, oleh karena itu Dodi Usman tidak mempunyai kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan kepada Marc Van Loo. Dengan demikian gugatan Penggugat setidak- tidaknya ditolak atau tidak dapat diterima.
e) Gugatan Dodi Usman Kabur (Obsecure Libels). Batas-batas yang didalilkan oleh Dodi Usman dalam surat gugatannya ternyata tidak sama dengan batas- batas sempadan yang tercantum dalam seritifkat hak guna bangunan dimaksud, oleh karena itu Dodi Usman telah tidak mencantumkan secara jelas batas-batas sempadan dari seritifikat hak guna bangunan nomor 13 tahun 1997, dengan Dodi Usman telah tidak mencantumkan batas-batas sempadannya maka dengan sendirinya gugatan Dodi Usman tidak jelas atau kabur (obsecure libels), oleh karena gugatan yang diajukan tersebut tidak jelas dan kabur maka dengan sendirinya tidak dapat diterima.
2. Notaris Sri Rahayu Soegeng, SH., telah mengajukan jawaban atau bantahan sebagai berikut:
a) Gugatan Dodi Usman gugur. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 148 RBg tersebut di atas dan juga terhadap fakta dalam persidangan, dimana Penggugat tidak datang menghadap guna menghadiri persidangan tanpa memberikan alasan yang sah dan atau tidak menyuruh wakilnya untuk datang guna
menghadiri sidang dalam perkara a quo maka cukup beralasan menurut hukum dinyatakan gugatan yang diajukan Penggugat gugur.
b) Eksepsi Surat Kuasa Khusus. Dodi Usman dalam gugatannya tidak melampirkan Surat Kuasa Khusus dalam Gugatannya sehingga notaris Sri Rahayu Soegeng tidak dapat memastikan siapa saja yang diberikan Dodi Usman kuasa. Identitas Pemberi dan Penerima Kuasa berupa nama, alamat dan pekerjaan, harus notaris Sri Rahayu Soegeng pastikan apakah sesuai dengan identitas dalam gugatan Dodi Usman, hal tersebut sangat penting diketahui notaris Sri Rahayu Soegeng untuk memastikan apakah antara Dodi Usman dan notaris Sri Rahayu Soegeng benar-benar memiliki hubungan hukum dengan Dodi Usman terkait dengan apa yang telah diuraikan oleh Dodi Usman dalam Gugatannya. Notaris Sri Rahayu Soegeng juga mau memastikan apakah Pemberi Kuasa dalam Surat Kuasa Khususnya pada Penerima kuasa juga diberikan kuasa untuk dapat bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa dalam mengajukan gugatan serta mewakili Pemberi Kuasa dalam perkara a quo. Surat Kuasa (khusus) perlu dicermati dengan baik karena kesalahan atau kekeliruan dalam Surat Kuasa akan terancam batal demi hukum apa yang telah dikuasakan (Putusan Mahkamah Agung RI No.531 K/Sip/1973, tanggal 25 Juli 1974).
c) Gugatan Dodi Usman tidak jelas (obscuur libel).
1) Gugatan Dodi Usman tidak memenuhi unsur perbuatan melawan hukum Gugatan Penggugat yang menyatakan Perbuatan Tergugat II merupakan perbuatan melawan hukum tidak menjelaskan hubungan antara kerugian yang
dialami Penggugat dan juga tidak menyebutkan kerugian yang dialami Penggugat mengakibatkan gugatan Penggugat tidak memenuhi unsur Perbuatan Melawan Hukum sehingga cukup beralasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan penggugat ditolak atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan penggugat tidak dapat di terima.
2) Petitum Dodi Usman ambigu.
Terhadap dalil gugatan Dodi Usman merupakan dalil yang tidak jelas dan sangat membingungkan, dimana Dodi Usman menyatakan bahwa Penggugat disuruh menandatangani Surat Pernyataan dst, akan tetapi tidak menyebutkan siapa yang menyuruh Dodi Usman dalam menandatangani Pernyataan dimaksud. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah ada pihak lain yang menyuruh selain yang terdapat dalam gugatan? Apa bila yang menyuruh merupakan pihak lain/ diluar dari Para Pihak dalam perkara a quo maka sudah seharusnya pihak tersebut harus di tarik dalam gugatan a quo guna melengkapi gugatan ini. gugatan Dodi Usman terkait dengan posita (fundamentum petendi) Dodi Usman dengan apa yang dimintakan oleh Dodi Usman untuk dikabulkan (petitum) tidak sejalan/ tidak konsisten dan menimbulkan ambigusitas.
Posita Dodi Usman menyatakan bahwa Surat Pernyataan dan Surat Kuasa yang dibuat antara Dodi Usman dan Marc Van Loo dan di waarmeking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng merupakan suatu perbuatan melawan hukum, akan tetapi dalam Petitum Dodi Usman, Dodi Usman meminta Bapak Ketua Pengadilan Negeri Tanjungpinang untuk menjatuhkan amar putusannya agar
perbuatan Marc Van Loo, notaris Sri Rahayu Soegeng dan PT Galang Batang Indah merupakan Perbuatan melawan hukum tanpa menyebutkan dengan tegas.
Selain dari pada itu apabila yang dinyatakan Dodi Usman sebagai perbuatan melawan hukum adalah sebagaimana dalam posita/ fundamentum petendinya terkait dengan Surat Kuasa dan Surat Pernyataan maka sangat tidak mungkin kiranya hanya perbuatan Marc Van Loo, notaris Sri Rahayu Soegeng dan PT Galang Batang Indah yang dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum sementara tindakan dan perbuatan hukum yang dilakukan oleh Dodi Usman dalam Surat Kuasa dan Surat Pernyataan tersebut tidak dimintakan atau tidak dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum.
d) Gugatan Dodi Usman eror in persona karena Dodi Usman tidak berkapasitas.
Penempatan notaris Sri Rahayu Soegeng dalam posisi sebagai tergugat merupakan suatu penempatan yang keliru dan tidak berdasar menurut hukum, karena isi dari Surat Kuasa nomor 01 tanggal 1 agustus 2013 dan Surat Pernyataan No. 40/waar/VIII/2013 tersebut merupakan hasil Bahwa notaris Sri Rahayu Soegeng selaku Notaris memiliki kewenangan untuk membuat Akta autentik yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-undang ini (vide Pasal 1 angka 7 Undang- undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris).
Notaris Sri Rahayu Soegeng dalam jabatannya membuat Akte Partij, dan Akta tersebut sesuai dengan keinginan/ kesepakatan Dodi Usman dan Marc Van
Loo maka dapat terlihat bahwa notaris Sri Rahayu Soegeng hanyalah memfasilitasi/ membantu Dodi Usman dan Marc Van Loo dalam membuat Akta Kuasa dan mewaarmeking Surat Pernyataan sehingga hubungan hukum dalam Akta partij yang dibuat oleh Tergugat II (Akta Surat Kuasa dan Surat Pernyataan yang di Waarmeking) yang didalilkan Penggugat adalah hubungan hukum antara Dodi Usman dengan Marc Van Loo, oleh karenanya maka penempatan notaris Sri Rahayu Soegeng oleh Dodi Usman dalam gugatnnya merupakan suatu kekeliruan (gemis aanhoeda nigheid), dan karenanya dalam perkara a quo Dodi Usman tidak memiliki kapasitas dalam menggugat notaris Sri Rahayu Soegeng.
3. PT Galang Batang Indah telah mengajukan jawaban atau bantahan, sebagai berikut:
a) Gugatan Dodi Usman Kabur (Obscure Libels). Batas-batas sempadan yang didalilkan oleh Dodi Usman dalam surat gugatannya ternyata tidak sama dengan batas-batas sempadan yang tercantum dalam sertifikat guna bangunan dimaksud, oleh karena Dodi Usman telah tidak mencantumkan secara jelas batas-batas sempadan dari Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 tanggal 16 Juni 1997, dengan Dodi Usman telah tidak mencantumkan batas-batas sempadannya maka dengan sendirinya gugatan Dodi Usman tidak jelas atau kabur (obscure libels), oleh karena gugatan yang diajukan oleh Dodi Usman tersebut tidak jelas dan kabur maka dengan sendirinya dinyatakan tidak dapat diterima.
b) Gugatan Penggugat salah alamat (error in persona). Dodi Usman mengajukan gugatannya ke Pengadilan Negeri Tanjungpinang mengikutsertakan PT Galang Batang Indah sebagai salah satu pihak adalah salah alamat, karena secara hukum PT Galang Batang Indah dalam pembelian obyek terperkara tidak ikut dilibatkan baik dari Dodi Usman maupun dari Marc Van Loo, oleh karena itu gugatan Dodi Usman salah alamat ditujukan kepada PT Galang Batang Indah (error in persona) maka gugatan Dodi Usman haruslah ditolak atau setidak- tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
c) Gugatan Penggugat Bertentangan dengan Hukum. Dodi Usman mendalilkan dalam gugatannya bahwa Marc Van Loo telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat, namun Penggugat tidak menguraikan secara rinci dan jelas perbuatan-perbuatan apa atau perbuatan melawan hukum yang bagaimana yang telah dilakukan oleh Tergugat I?, dan yang lebih ironis lagi Dodi Usman tidak menyebutkan dalam dalil gugatannya baik dalam posita maupun petitum gugatannya besarnya kerugian yang telah dialami oleh Dodi Usman.
d) Dodi Usman tidak mempunyai kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan kepada Marc Van Loo. Dodi Usman membeli tanah obyek sengketa menggunakan uang dari Marc Van Loo bukan uang Dodi Usman yang mana dapat dibuktikan pada tanggal 01 Agustus 2003 Dodi Usman telah membuat surat pernyataan objek tanah perkara tersebut sebagaimana surat pernyataan nomor 40/Waar/VIII/2003 dan surat kuasa menjual nomor 01 tanggal 01
Agustus 2003 yang masing-masing dibuat oleh dan di hadapan Sri Rahayu Soegeng. Notaris Tanjung Pinang, oleh karena itu Dodi Usman tidak mempunyai kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan kepada Marc Van Loo.
4. Pertimbangan Hukum Hakim pada Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PN.Tpg
a) Berdasarkan gugatan dan jawab jinawab, alat-alat bukti yang diajukan para pihak, hasil pemeriksaan setempat, serta kesimpulan dari para pihak, maka diketahui yang menjadi pokok persengketaan antara para pihak dalam perkara a quo adalah siapakah pemilik tanah objek sengketa yang sah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 atas nama Dodi Usman tersebut?
b) Dodi Usman mengemukakan tanah objek sengketa diperolehnya dengan cara membeli melalui Marc Van Loo selaku kuasa dari Sdr. Herry Julinus berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 903/JB/VIII/BU/2003 tanggal 1 Agustus 2003, yang mana pemilik tanah objek sengketa sebelumnya bernama Herry Julinus berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 207 tanggal 16 Juni 1997 dan jual beli tanah tersebut telah dibayar Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SSB) oleh Dodi Usman. Dodi Usman mengakui uang untuk membeli tanah tersebut menggunakan uang dari Marc Van Loo namun oleh karena dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 13 Tahun 1997 tercantum nama pemilik atau pemegang hak adalah Dodi Usman, maka secara hukum pemilik yang sah atas tanah objek sengketa adalah Dodi Usman.
c) Marc Van Loo mengemukakan sebagai pemilik yang sah tanah objek sengketa karena Dodi Usman hanya sebagai orang kepercayaan dari Marc Van Loo dan Dodi Usman sama sekali tidak pernah mengeluarkan uang untuk membeli tanah objek sengketa dimaksud. Selain itu sebelum transaksi jual beli tanah objek sengketa, antara Marc Van Loo dengan Dodi Usman telah membuat kesepakatan melalui Surat Pernyataan yang dibuat dan diwaarmerking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng Nomor 40/Waar/VIII/2003 tanggal 01 Agustus 2003 (P-5) yang pada pokoknya:
- Bahwa tanah tersebut di atas sebenarnya bukan milik atau kepunyaan pihak pertama (Tuan Dodi Usman) akan tetapi milik atau kepunyaan dari pihak kedua (Tuan DR. Marc Van Loo. Karena semua uang yang dipergunakan untuk membeli dan/atau mendapatkan tanah berikut segala sesuatu yang terdapat di atas tanah tersebut dikeluarkan/dibayar oleh dan dari pihak kedua.
- Bahwa tindakan pihak pertama atas tanah tersebut di atas hanya sekedar pinjam nama saja secara sukarela dan dengan ini pula pihak pertama berjanji dan mengikatkan diri terhadap pihak kedua tersebut untuk tidak menjual, memindahkan, menggadaikan, menghibahkan, atau membebani dengan cara apapun juga atas tanah tersebut diatas kepada pihak lain siapapun juga;
d) Selanjutnya notaris Sri Rahayu Soegeng juga membuat Akta Surat Kuasa Nomor 01 Tahun 2003 tanggal 1 Agustus 2003 berdasarkan kesepakatan atau