• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Notaris dalam Mendaftarkan Akta di bawah Tangan

BAB 4 HASIL PENELIITAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Tanggung Jawab Notaris dalam Mendaftarkan Akta di bawah Tangan

66/Pdt.G/2020/PNTpg)

Profesi notaris bertindak sebagai pelayan masyarakat sebagai pejabat yang diangkat oleh pemerintah. Notaris terikat pada Peraturan Jabatan dan kode etik profesi sebagai notaris. Notaris merupakan profesi hukum dan dengan demikian profesi notaris adalah suatu profesi mulia (officium nobile). Kekeliruan atas akta yang dibuat notaris dapat menyebabkan tercabutnya hak seseorang atau terbebaninya seseorang atas suatu kewajiban, oleh karena itu notaris dalam menjalankan tugas jabatannya harus mematuhi berbagai ketentuan yang tersebut dalam Undang-Undang Jabatan Notaris.

Adanya kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang dan kepercayaan dari masyarakat yang dilayani itulah yang menjadi dasar tugas dan fungsi notaris dalam menjalankan jabatannya. Pada saat atau peristiwa tertentu yang menuntut adanya

pertanggung jawaban, notaris harus siap bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.

Tanggung jawab adalah keharusan seseorang untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.58

Lahirnya tanggung jawab Notaris/PPAT terhadap akta yang batal demi hukum, dapat digunakan teori pertanggungjawaban seperti, liability dan responbility. Liability merupakan karakter risiko atau tanggung gugat yang bergantung atau yang meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kajahatan, biaya atau kondisi yang menciptakan tugas untuk melaksanakan Undang-Undang. Responbility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban dan termasuk putusan, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan meliputi jugakewajiban bertanggung jawab atas Undang-Undang yang dilaksanakan.

Pertanggung jawaban atas perbuatan seseorang biasanya praktis baru adaarti apabila orang itu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan oleh hukum dan sebagian besar perbuatan-perbuatan seperti ini merupakan suatu perbuatan yang di dalam KUHPerdatadinamakan perbuatan melawan hukum.59

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan, syarat sahnya perjanjian adalah:

1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

58 Rini Irianti Sundary, Hukum Kenotariatan Indonesia Jilid 1 (Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia, 2022). Hal. 28-41.

59 Kadek Mery Herawati, “Pertanggungjawaban Notaris Dan Kepastian Hukum Penyelesaian Sengketa Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Orang Asing Akibat Perjanjian Nominee,” Jurnal Yustitia 15, no. 2 (2021): 45–58. Hal. 53-54.

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. suatu pokok persoalan tertentu;

4. suatu sebab yang tidak terlarang.60

Syarat sepakat para pihak yang mengikatkan diri untuk menyetujui hal-hal yang diperjanjikan dan kecakapan para pihak dalam arti sudah dewasa dan tidak di bawah pengampuan merupakan syarat subjektif, yang mana apabila syarat subjektif tersebut tidak terpenuhi maka konsekuensinya perjanjian yang sudah dibuat dapat dibatalkan dengan cara mengajukan gugatan pembatalan perjanjian namun perjanjian tersebut masih tetap berlaku dan mengikat para pihak sampai ada putusan pengadilan yang membatalkan perjanjian terebut. Syarat suatu hal tertentu artinya ada objek atau barang yang diperjanjikan dan sebab yang halal artinya tidak dilarang oleh Undang-Undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum, tidak terpenuhi maka perjanjian yang sudah dibuat batal demi hukum artinya perjanjian yang dibuat dianggap tidak pernah ada sehingga tidak lagi mengikat para pihak.

Perihal perikatan yang lahir dari undang-undang karena perbuatan seorang yang melanggar hukum, diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Pasal ini menetapkan, bahwa tiap perbuatan yang melanggar hukum (onrechtmatige daad) mewajibkan orang yang melakukan perbuatan itu, jika karena kesalahannya telah timbul kerugian, untuk membayar kerugian itu.61 Berhubung dengan tanggung jawab notaris sebagai pejabat

60 Pasal 1320, “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie)”

(2014): 1–549.

61 Akmaluddin Syahputra, “Hukum Perdata Indonesia Jilid 2” (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012). Hal. 103.

umum dalam pembahasan ini meliputi tanggung jawab profesi notaris itu sendiri yang berhubungan dengan akta. Pembahasan tanggung jawab notaris sebagai pejabat umum yaitu tanggung jawab notaris secara perdata atas akta yang dibuatnya. Konstruksi yuridis yang digunakan dalam tanggung jawab perdata terhadap kebenaran melawan hukum. Konstruksi yuridis mengenai perbuatan melawan hukum ini memang memiliki jangkauan yang begitu luas sehingga memungkinkan untuk menjangkau perbuatan apa pun asalkan merugikan pihak lain dan kerugian tersebut memiliki hubungan kausalitas dengan perbuatan apa pun tersebut.

Aktif dalam artian melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain, jadi sengaja melakukan gerakan, maka dengan demikian perbuatan melawan hukum merupakan suatu perbuatan yang aktif. Pasif dalam artian tidak melakukan suatu perbuatan namun sesungguhnya perbuatan tersebut merupakan kewajiban baginya atau dengan tidak melakukan suatu perbuatan tertentu suatu yang merupakan keharusan, maka pihak lain dapat menderita suatu kerugian. Unsur dari perbuatan melawan hukum ini meliputi adanya suatu perbuatan melawan hukum, adanya kesalahan dan adanya kerugian yang ditimbulkan.62

Pada dasarnya perjanjian nominee merupakan perjanjian yang tidak diatur secara tegas dan khusus. Namun dalam kenyataannya, perjanjian nominee tersebut dipakai sebagai perjanjian dengan pinjam nama. Perjanjian nominee ini, di mana orang asing meminjam nama orang Indonesia untuk memiliki hak atas tanah. Kurangnya

62 Shidqi Noer Salsa, Hukum Pengawasan Notaris Di Indonesia Dan Belanda (Jakarta:

Kencana, 2020). Hal. 23-24.

pengetahuan, kurangnya pengalaman, dan kurangnya pengertian dari notaris yang selalu menganggap bahwa akta yang dibuatnya sudah sah apabila para pihak telah sepakat, dan masing-masing pihak cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Namun, sering tidak diperhatikan terhadap objek dan causa yang diperbolehkan. Sehubung dengan penguasaan tanah oleh warga negara asing, maka bentuk perjanjian yang dibuat oleh notaris /PPAT bagi warga negara asing dalam peralihan hak milik atas tanah adalah63

a. Akta Jual Beli. Dengan meminjam nama seorang warga negara Indonesia. Melalui akta jual beli tersebut seolah-olah terjadinya kepemilikan semu atas tanah tersebut, karena nama warga negara Indonesia hanya dipinjam saja untuk sertifikat, sedangkan sesungguhnya uang untuk membeli tanah tersebut berasal dari warga negara asing;

b. Akta Pengakuan Hutang. Melalui akta pengakuan hutang seolah-olah seorang warga negara Indonesia yang namanya dipinjam itu mempunyai hutang kepada warga negara asing karena seumber dana atau uangnya berasal dari warga negara asing;

c. Akta Sewa Menyewa. Melalui akta sewa menyewa ini, maka seorang warga negara asing akan bisa memanfaatkan tanah yang telah dikuasainya dengan jangka waktu sewa yang terus bisa diperpanjang dan diteruskan oleh ahli warisnya;

63 Cucu Solihah, Irfan Ardiansyah, Nominee Arrangement Dalam Perspektif Kriminalisasi Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Islam, Notaris Dan Asas Nasionalitas (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021). Hal. 101.

d. Akta Pemberian Hak Tanggungan. Melalui akta pengakuan hutang yang dibuat sebelumnya oleh warga negara Indonesia dengan warga negara asing, maka harus diikat dengan akta pemberian hak tanggungan, karena tanah yang atas nama warga negara Indonesia sendiri dijadikan jaminan atas pelunasan hutang tersebut;

e. Pernyataan. Melalui pernyataan warga negara Indonesia memberikan pernyataan- pernyataan untuk memberikan perlindungan hukum kepada warga negara asing dan akan melakukan perbuatan hukum apabila adanya perintah dan petunjuk dari seorang warga negara asing;

f. Kuasa. Dengan adanya kuasa, maka tanah yang dikuasi dengan meminjam nama warga negara Indonesia nantinya dapat dialihkan atas permintaan warga negara asing, dan dengan adanya kuasa mengelola, maka warga negara asing dapat memanfaatkan dan memungut hasil dari tanah yang dikuasainya.64

Berdasarkan Putusan Nomor 289 PK/Pdt/2018, Putusan Nomor 138 PK/Pdt/2021, Putusan Nomor 173 K/Pdt/2015, Putusan Nomor 42 PK/PDT/2021.

Pengadilan terkait pinjam nama dalam membeli tanah, meskipun uang yang milik warga negara asing. Akan tetapi, nama yang tercantum dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah nama warga negara Indonesia. Maka tanah tersebut merupakan tanah WNI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menentukan bahwa warga negara asing tidak dapat memiliki tanah dengan hak milik dan bahwa penggugat adalah warga negara asing. Berdasarkan

64 Ibid. Hal. 221.

Pinjam Nama dalam Membeli Tanah di Mata SEMA Nomor 10 Tahun 2020 dalam huruf B angka 4 SEMA Nomor 10 Tahun 2020 menentukan bahwa penggunaan pinjam nama (nominee arrangement) pemilik sebidang tanah adalah pihak yang namanya tercantum dalam sertifikat, meskipun tanah tersebut dibeli menggunakan uang/harta/aset milik warga negara asing atau pihak lain. nominee merupakan penyeludupan hukum. Artinya, secara tegas menyatakan sikap, pinjam nama dalam membeli tanah oleh warga negara asing melanggar hukum.65

Larangan untuk melakukan perbuatan hukum pemindahan hak yang mengakibatkan tanah hak milik beralih kepemilikannya kepada pihak yang bukan merupakan subyek hak milik diatur secara tegas dalam Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang Pokok Agraria. Termasuk yang dilarang dalam pasal tersebut adalah jika kita membuat kuasa atau perjanjian yang bersifat pemberian hak sepenuhnya kepada orang asing yang mengakibatkan ia mempunyai kewenangan seperti seorang pemilik atau membuat jual beli tanah yang diikuti pembuatan pernyataan pemilikan tanah (nominee). Terkait hal ini mengakibatkan pula notaris yang bertentangan dengan Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris Khususnya Pasal 16 Ayat (1) huruf (a) yang menyatakan bahwa dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak. Notaris dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap pembuatan

65 Rifaihadi.com.“Hukum Nominee atau Pinjam Nama dalam Membeli Tanah oleh WNA.

https://www.rifaihadi.com/pinjam-nama-dalam-membeli-

tanaholehwna/#1_Putusan_Nomor_289_PKPdt2018. Diakses pada hari Rabu, pukul 13.00 WIB”

akta yang merupakan perbuatan melawan hukum secara perdata.

Perbuatan melawan hukum dalam bidang perdata pada umumnya mengacu pada ketentuan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan: tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut,66 yang mana kerugian yang dimaksud dalam pasal tersebut tidaklah harus selalu berupa kerugian moril atau materil yang dapat dinilai dengan sejumlah uang, namun dapat pula berupa melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam petitium gugatan tersebut.67

Notaris dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata dalam hal terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatigedaad) sebagaimana didefinisikan pada Pasal 1365 KUH Perdata yaitu tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Diketahui pula jika perbuatan notaris yang membantu membuatkan akta di bawah tangan sebelum di waarmerking oleh dirinya memenuhi Pasal 1365 KUH Perdata, maka notaris tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban perdata.68

Sebagaimana diketahui bahwa jika orang asing bermaksud untuk memiliki tanah di Indonesia maka jalan pintas yang ditempuh adalah dengan memakai nama warga

66 Pasal 1365, “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie)”

(2014): 1–549.

67 “Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.”

68 Ibid. Hal. 157.

negara Indonesia untuk tercatat sebagai pemilik/pemegang hak atas tanah berdasarkan sertifikat. Kemudian oleh notaris dibuatkan surat-surat lainnya sebagai pegangan bagi warga negara asing selaku pembeli yang sebenarnya yaitu berupa Akta Pengakuan Hutang, Surat Kuasa Menjual, Akta Pengikatan Jual Beli, Surat Pernyataan dan lain- lain. Perjanjian-perjanjian tersebut diatas secara yuridis formil tidak melanggar aturan namun secara materiil sebenarnya telah terjadi pemindahan hak milik secara terselubung yang jelas merupakan penyelundupan hukum. Hal ini yang seringkali diabaikan oleh notaris, membuatkan akta yang terdapat unsur pinjam nama walaupun judul dalam akta tersebut tidak menyebutkan adanya pinjam nama.69 Perjanjian tersebut dibuat dihadapan notaris dengan tujuan memberikan keuntungan bagi para pihak yang berkepentingan dan sah secara notariil. Salah satu perjanjian yang dibuat dalam kasus ini tertuang pada sebuah akta yaitu Akta-Akta Pernyataan dan Akta-Akta Pemberian Hak dan Kuasa.

Kasus ini membahas pula akta notaris yang mengandung unsur nominee, yaitu Akta-Akta Pernyataan dan Akta-Akta Pemberian Hak dan Kuasa. Akta notaris tersebut apabila dilihat dari judul memang tidaklah ada keterkaitan dengan unsur nominee, namun jika dilihat isi dari perjanjian-perjanjian yang dijabarkan dalam akta tersebut berkaitan erat dengan nominee karena salah satu subjeknya ialah seorang warga negara asing. Berdasarkan kasus ini, perilaku notaris tidak sesuai karena telah dijelaskan

69 Ali Abdullah Rizki, Putri Amelia, “Analisis Yuridis Pembatalan Kuasa Yang Menimbulkan Hak Kepemilikan Hak Atas Tanah (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 433K/PDT/2016),”

Jurnal Kemahasiswaan Hukum & Kenotariatan Imanot 2, no. 01 (2022): 1–23. Hal. 28-29.

sebelumnya bahwa subjek dari perjanjian tersebut salah satu pihaknya adalah warga negara asing yang tidak memiliki izin untuk menguasai aset di Indonesia, dan jelas isi dari akta-akta pernyataan tersebut adalah berkaitan dengan kuasa untuk mengelola dan menikmati hasilnya. Maka notaris juga telah melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (untuk selanjutnya disebut UUPA). Akibat hukum dari pembuatan akta notaris yang mengandung unsur nominee, menurut unsur objektif dari Pasal 1320 KUHPerdata ayat (4) yaitu causa yang halal itu dilanggar, dan perjanjian tersebut batal demi hukum atau dianggap tidak pernah ada.70

Notaris dapat bertanggungjawab dengan cara mengganti kerugian akibat perbuatannya melawan hukum, ganti rugi ini dapat berupa uang. Selain uang yang ditentukan oleh penggugat dan dianggap pantas oleh hakim, kompensasi dalam bentuk lain juga dapat diberikan. Mengenai bentuk kompensasi lain selain uang, melihat dari pernyataan Hoge Raad, bahwa persamaan tersebut pelaku perbuatan melanggar hukum dapat dihukum untuk membayar sejumlah uang selaku pengganti kerugian yang ditimbulkannya kepada pihak yang dirugikannya, tetapi kalau pihak yang dirugikan menuntut ganti rugi dalam bentuk lain dan hakim menganggap sebagai bentuk ganti rugi yang sesuai, maka pelaku tersebut dapat dihukum untuk melakukan prestasi yang lain demi kepentingan pihak yang dirugikan yang cocok untuk menghapus kerugian yang diderita. Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg notaris dan warga negara asing

70 Ibid. Hal. 63.

tersebut memenuhi ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, sehingga menyatakan bahwa notaris dan orang asing tersebut melanggar hukum dan mendapat mengganti kerugian, yaitu membayar biaya atau pengeluaran yang timbul dalam perkara ini.71

Notaris Sri Rahayu Soegeng selaku notaris memiliki kewenangan berdasarkan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, akta notais yang selanjutnya disebut akta adalah akta autentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang- Undang ini.72 Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut, maka notaris memiliki kewenangan untuk membuat:

a. Akta yang dibuat oleh notaris (Akta Relaas atau Akta Pejabat)

Akta ini disebut juga akta berita acara, yaitu akta yang dibuat oleh notaris memuat uraian secara autentik dari notaris mengenai suatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh notaris didalam menjalankan jabatannya sebagai notaris. Misalnya Akta berita acara/risalah rapat RUPS suatu perseroan terbatas, Akta Pencatatan budel, dan lain-lain;

b. Akta yang dibuat dihadapan notaris atau Akta pihak (Akta Partij)

Akta yang dibuat dihadapan notaris memuat uraian dari apa yang diterangkan atau

71 I Made Sarjana Cokorda Istri Ratih Dwiyanti Pemayun, “Tanggung Jawab Notaris Terkait Penyelundupan Hukum Dalam Hal Perjanjian Nominee,” Acta Comitas 6, no. 01 (2021): 142. Hal. 149- 150.

72 Pasal 1 angka 7, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.”

diceritakan oleh para pihak yang menghadap kepada notaris, misalnya perjanjian kredit, dan sebagainya.73

Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yang mana berdasarkan kewenangannya terdapat beberapa produk atau jasa yang dihasilkan notaris yaitu:

1. Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), notaris berwenang pula:74

a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

b. membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

c. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat

73 “Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.”

74 “Pasal 15 ayat (2), “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.”

uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;

d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;

e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan Akta;

f. membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau g. membuat Akta risalah lelang.

Apabila notaris mengetahui di dalam surat pernyataan atau surat perjanjian di bawah tangan tersebut mengenai perjanjian atau pernyataan pemilikan yang palsu atau hal-hal yang bertentangan dengan hukum, maka notaris seharusnya mengingatkan pada pihak tentang waarmerking yang dilarang dan tidak melakukan waarmerking. Apabila notaris membuat surat pernyataan atau surat perjanjian di bawah tangan tersebut dan mewaarmerking surat pernyataan atau surat perjanjian di bawah tangan tersebut, maka notaris menjadi ikut bertanggung jawab terhadap isi dan surat pernyataan atau surat perjanjian di bawah tangan yang dibuatnya.75 Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dinyatakan bahwa, hanya warga negara Indonesia dapat mempunyai hak milik.76 Sehingga Akta Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003 dari Dodi Usman kepada Marc Van Loo untuk menjual atau menguasai tanah objek sengketa tersebut adalah bertentangan dengan hukum.

75 “Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.”

76 Pasal 21 ayat (1) “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,” Undang-Undang No.5 Tahun 1960, no. 1 (2004): 1–33.

Surat Pernyataan di bawah tangan dan Akta Surat Kuasa antara Dodi Usman (warga negara Indonesia) dengan Marc Van Loo (warga negara Belanda) merupakan perjanjian bagi mereka yang mana isi atau materi Surat Pernyataan di bawah tangan dan Akta Surat Kuasa yang dibuat notaris Sri Rahayu Soegeng tersebut bertentangan dengan huum atau melanggar Undang-Undang, maka Majelis Hakim berkesimpulan adalah layak dan berdasar hukum menyatakan petitum gugatan angka 3 (tiga) menyatakan Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003 antara Dodi Usman dengan Marc Van Loo yang dbuat oleh notaris Sri Rahayu Soegeng dan Surat Pernyataan tanggal 1 Agustus 2003 yang dibuat dan diwaarmerking oleh tergugat II adalah bertentangan dengan hukum dan batal demi hukum.

Pembuatan Akta Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003 oleh Notaris Sri Rahayu Soegeng tersebut juga menjadi keliru dan bertantangan dengan hukum, karena berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 13 Tahun 1997 pemiliknya adalah Dodi Usman berdasarkan Surat Pernyataan di bawah tangan yang dibuat oleh notaris Sri Rahayu Soegeng dan diwaarmerking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng dengan Nomor 40/waar/VIII/2003 tanggal 1 Agustus 2003 adalah Marc Van Loo sedangkan berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dinyatakan: hanya warga negara Indonesia dapat mempunyai hak milik, sehingga Akta Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003 dari Dodi Usman kepada Marc Van Loo untuk menjual atau menguasai tanah objek

sengketa tersebut adalah bertentangan dengan hukum. 77

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan jual beli tanah objek sengketa berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 903/JB/VIII/BU/2003 tanggal 01 Agustus 2003 dengan menggunakan uang Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi dihubungkan dengan Surat Pernyataan Nomor 40/Waar/VIII/2003 tanggal 01 Agustus 2003 yang dibuat dan diwaarmerking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng selaku notaris dan Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003, maka diketahui perbuatan penggunaan pinjam nama (nominee arrangement) yang dilakukan oleh Marc Van Loo yang memiliki kewarganegaraan Belanda merupakan tindakan penyeludupan hukum atau perbuatan yang dipakai untuk menutupi maksud sebenarnya oleh orang asing guna mendapatkan atau memiliki hak milik atas tanah di Indonesia. Karena Surat Pernyataan di bawah tangan antara Dodi Usman dengan Marc Van Loo yang dibuat dan diwaarmerking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng selaku notaris serta Akta Surat Kuasa antara Dodi Usman dan Marc Van Loo yang dibuat oleh notaris Sri Rahayu Soegeng selaku notaris tersebut bertentangan dengan hukum dan batal demi hukum, maka perbuatan notaris Sri Rahayu Soegeng selaku notaris yang membuat dan mewaarmerking Surat Pernyataan di bawah tangan dan Akta Surat Kuasa tersebut merupakan perbuatan melawan hukum.78

77 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.

78 Putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg.

82 BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Pasal 16 ayat (1) huruf a, dalam menjalankan jabatannya, notaris wajib bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Jika notaris membantu membuatkan akta di bawah tangan tersebut sebelum diwaarmerking, notaris dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata jika terbukti memenuhi ketentuan Pasal 1365KUHPerdata, yang mana kerugian tersebut tidaklah harus selalu berupa kerugian moril atau materil yang dapat dinilai dengan sejumlah uang, namun dapat pula berupa melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam petitium gugatan tersebut. Sesuai dengan putusan Nomor 66/Pdt.G/2020/PNTpg dimana Majelis Hakim menyatakan bahwa Surat Kuasa Nomor 01 tanggal 1 Agustus 2003 antara Dodi Usman dengan Marc Van Loo dan Surat Pernyataan tanggal 1 Agustus 2003 yang dibuat dan diwaarmerking oleh notaris Sri Rahayu Soegeng adalah bertentangan dengan hukum dan batal demi hukum dan menghukum Marc Van Loo, notaris Sri Rahayu Soegeng dan PT Galang Batang Indah untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sejumlah Rp 1.925.000,00 (satu juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah);

Dokumen terkait