• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Variabel

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

2. Deskripsi Variabel

a. Variabel Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara total aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan total kewajiban lancar.

Informasi analisis ini digunakan untuk mengetahui posisi modal kerja suatu perusahaan.

b. Variabel Net Profit Margin untuk mengukur variabel ini dengan membagi antara laba bersih terhadap penjualan. Semakin besar net profit margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Keunggulan rasio ini yaitu dapat mengukur tingkat

pengembalian penjualan. Rasio ini sangat berguna untuk mengetahui penyebab suksesnya perusahaan.

c. Variabel Harga saham merupakan harga yang terdapat di Bursa Efek Indonesia ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar – menawar. Harga saham dalam penelitian ini menggunakan penutupan tiap akhir tahun per tanggal 31 Desember (Closing Price).

Berikut adalah hasil statistic deskriptif variable penelitian pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2 Statistic Deskriptif`

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CURRENT RATIO 36 -,3863274 2,1561503 ,919033382 ,6730683804

NPM 36 -3,7085121 -,9417614 -2,196837502 ,7392760022

HARGA SAHAM 36 7,0900768 9,6886221 8,245012553 ,8658654722 Valid N (listwise) 36

(Sumber: Output SPSS 22 data sekunder diolah)

Berdasarkan table di atas dapat di ketahui bawah n sebanyak 36 adalah jumlah data yang valid yang terdiri dari data current ratio, net profit margin dan harga saham. Berdasarkan tabel diatas di peroleh data sebagai berikut : a. Variable current ratio diperoleh nilai mean sebesar 0,919033382, nilai

minimum yaitu -0,3863274, nilai maximum sebesar 2,1561503 dan standar deviasinya sebesar 0,6730683804. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi yang dinyatakan baik.

Perusahaan yang memiliki nilai current ratio tertinggi adalah perusahaan

PT. PT. Delta Djakarta Tbk tahun 2017, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai current ratio terendah adalah perusahaan PT. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2016.

b. Variable net profit margin di peroleh nilai mean sebesar -2,196837502, nilai minimum yaitu sebesar -3,7085121, nilai maximum sebesar - 0,9417614 dan standar deviasinya sebesar 0,7392760022. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai mean lebih kecil dari standar deviasi yang dinyatakan kurang baik. Perusahaan yang memiliki nilai net profit margin tertinggi adalah perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2017, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai net profit margin terendah adalah perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2017.

c. Untuk variable harga saham di peroleh nilai mean sebesar 8,245012553, nilai minimum sebesar 7,0900768, nilai maximum sebesar 9,6886221 dan standar deviasinya sebesar 0,8658654722. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi yang dinyatakan baik.

Perusahaan dengan harga saham tertinggi adalah perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. tahun 2019, sedangkan perusahaan dengan harga saham terendah adalah perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk tahun 2018.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Norrmalitas

Uji Norrmalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kolompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas berguna

untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk melihat model regresi normal atau tidak maka dapat dilakukan uji one sample kolmogrov-smirnov dengan ketentuan jika nilai signifikan > 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikan Kolmogorov- smirnov adalah lebih kecil dari 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2016:154). Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Berikut adalah hasil uji one-sample Kolmogorov-smirnov dan P-P Plot Of Regression Standardized Residual.

Tabel 5.3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std.

Deviation ,59060301 Most Extreme

Differences

Absolute ,082

Positive ,082

Negative -,074

Test Statistic ,082

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Gambar 5.1

Hasil Uji Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Hasil pengujian analisis grafik plot menunjukkan bahwa model regresi terdistribusi dengan normal, dikarenakan titik-titik yang menyebar di sekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui terjadinya multikolonieritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolonieritas apabila nilai Tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10. Berikut merupakan tabel hasil uji multikolonieritas:

Tabel 5.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 CURRENT RATIO ,994 1,006

NPM ,994 1,006

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yaitu 0,994 untuk current ratio, 0,994 untuk net profit margin. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 yaitu 1,006 variabel current ratio, 1,006 untuk variabel net profit margin. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi bebas dari multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model, dapat dilihat pada pola grafik scatterplot pada gambar 5.2 berikut ini :

Gambar 5.2

Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-tikik data menyebar diatas dan dibawah angka 0 penyebaran pola titik-titik tidak membentuk pola bergelombang dan menyempit kemudian melebar. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk memperkuat scatterplot maka perlu pengujian pada uji glejser heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan bahwa jika nilai sig > 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai sig < 0,05 maka di simpulkan terjadi heteroskedastisitas. Hasil analisis data digambarkan pda tabel berikut:

Tabel 5.5

Uji Glejser Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,314 ,191 1,640 ,111

CURRENT RATIO ,000 ,081 ,000 ,003 ,998

NPM -,080 ,074 -,186 -1,087 ,285

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen current ratio dan net profit margin lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

d. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model Regresi Linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Berikut tabel hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 5.8 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,731a ,535 ,507 ,6082368204 1,413

Tabel 5.7

Persamaan Durbin Watson

Kriteria Ragu-ragu Ragu-ragu

Hasil

Negatif Bebas Positif

Dwhitung dl du 4-du 4-dl Max

1,413 1,20619 1,31499 2,68501 2,79381 4 Bebas

Pada penelitian ini, nilai Durbit Watson Hitung adalah 1,413. Angka D-W tersebut diantara nilai du = 1,31499 dan 4-du = 2,68501 (du<DW<4-du), hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi dalam penelitian ini.

4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi merupakan bentuk analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah current ratio (X1) dan net profit margin (X2) dan sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah harga saham (Y).

Berikut tabel hasil uji regresi linear berganda : Tabel 5.9

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10,312 ,362 28,511 ,000

CURRENT RATIO -,646 ,153 -,502 -4,218 ,000

NPM ,670 ,140 ,572 4,805 ,000

Berdasarkan tabel diatas maka persamaan regresi linear berganda yaitu sebagai berikut:

Y = 10,312 - 0,646 (X1) + 0,670 (X2) + e

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta (α)

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 10,312. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen (current ratio dan net profit margin) adalah nol, maka besarnya harga saham adalah sebesar konstanta 10,312.

b. Koefisien Regresi Variabel Current Ratio

Nilai koefisien regresi variabel current ratio sebesar -0,646. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen dari current ratio maka akan mengakibatkan penurunan terhadap harga saham sebesar 0,646.

Nilai koefisien β dari variabel X1 bernilai negative yaitu -0,646.

Berdasarkan tabel analisis regresi linear berganda nilai signifikan adalah 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 yang artinya current ratio berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.

c. Koefisien Regresi Variabel Net Profit Margin

Nilai koefisien regresi variabel net profit margin sebesar 0,670. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen dari net profit margin maka akan mengakibatkan kenaikan terhadap harga saham sebesar sebesar 0,670. Nilai koefisien β dari variabel X2 bernilai positif yaitu 0,670. Berdasarkan tabel analisis regresi linear berganda nilai signifikan adalah 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 yang artinya net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.

5. Pengujian Hipotesis a. Uji t parsial

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 5. 10 Uji T Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10,312 ,362 28,511 ,000

CURRENT RATIO -,646 ,153 -,502 -4,218 ,000

NPM ,670 ,140 ,572 4,805 ,000

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat disimpulkan bahwa mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Current Ratioterhadap variabel Harga Saham

Adanya pengaruh negative secara parsial pada current ratio terhadap harga saham. Hasil output regresi menunjukkan bahwa nilai signifikan pada variabel current ratio yaitu sebesar 0,000 dimana nilai yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat nilai signifikansi yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variable current ratio berpengaruh negative dengan nilai t hitung sebesar -4,218 dan secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima.

2. Variabel Net Profit Margin terhadap variabel Harga Saham

Adanya pengaruh positif secara parsial pada variabel net profit margin terhadap harga saham. Berdasarkan hasil output regresi menunjukkan

bahwa nilai signifikan pada variabel net profit margin yaitu sebesar 0,000 dimana nilai yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat nilai signifikansi yaitu 0,05 sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa net profit margin berpengaruh positif dengan nilai t hitung sebesar 4,805 dansecara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

b. Uji F Signifikan

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Berdasarkan data yang telah diolah diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5. 11

Uji F Signifikan Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 14,032 2 7,016 18,964 ,000b

Residual 12,208 33 ,370

Total 26,240 35

Hasil output SPSS 22 menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% (0,000< 0,05) artinya current ratio dan net profit margin berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji f dapat ditarik kesimpulan bahwa H3 diterima.

6. Koefisien Determinan

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang lebih

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas (Ghozali,2011).

Tabel 5. 12 Koefisien Determinan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,731a ,535 ,507 ,6082368204 1,413

Pada tabel 5.12 diatas angka R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,535 artinya 53,5% variabel terikat harga saham di jelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari current ratio dan net profit margin sisanya 46,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Jadi sebagian besar variabel terikat dijelaskan oleh variabel- variabel bebas yang digunakan dalam model lain.

Dokumen terkait