• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Statistik adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, graik, diagram lingkaran pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran dan melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan persentase (Sugiono, 2012 : 199).

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi, pengujian ini meliputi:

a. Uji Normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas.

b. Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (independen) dalam satu model.

Hubungan inilah yang disebut multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, VIF (variance inflation factor) (Ghozali, 2011:108).

Multikolinieritas di dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), yaitu:

a) Jika tolerance > 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF>10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur (menyebar) maka diidentifikasi tidak terdapat hiteroskedastisitas.

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (Ghozali, 2011:114). Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi

b. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka D-W diatas +2 berarti tidak ada autokorelasi negative.

3. Uji Analisis Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independent. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Adapun model koefisien regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011:118):

Y = a + β1 X1 + β2 X2+ e Dimana:

Y = Harga Saham a = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel Current Ratio (CR) β2 = Koefisien regresi variabel Net Profit Margin (NPM) X1 = Current Ratio (CR)

X2 = Net Profit Margin (NPM).

4. Uji Hipotesis

a. Uji-t (uji parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel yaitu current ratio dan net profit margin mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap harga saham.

Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.

b. Uji-F (uji signifikan simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh current ratio dan net profit margin secara simultan terhadap harga saham. Pengambilan kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig F < 0,05 artinya variabel independen bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig F > 0,05 artinya variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien Determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Jika nilai sama dengan nol maka tidak ada kolinearitas, begitupun dengan sebaliknya jika nilai sama dengan satu maka ada kolinearitas (Widarjono, 2010 : 82).

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia

Secara historis, Pasar Modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belada untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun Pasar Modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yag menyebabkan operasi Bursa Efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesiamengaktifan kembali Pasar Modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah (https://www.idx.co.id/).

Secara singkat, tonggak perkembangan Pasar Modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pada bulan Desember 1912 Bursa Efek pertama dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. Pada tahun 1914-1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama perang dunia ke I

3. Pada tahun 1925-1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarangdan Surabaya.

4. Awal tahun 1939 karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

5. Pada tahun 1942-1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia ke II.

6. Pada tahun 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif

7. Pada tahun 1956-1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum

8. 10 Agustus 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) 9. Pada tahun 1977-1987 Perdagangan di Bursa Efek lesu. Jumlah emiten

hingga tahun 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

10. Pada tahun 1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desembee 1987 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan Investor asing menanamkan modal di Indonesia.

11. Pada tahun 1988-1990 Paket deregulasi dibidang perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pinti BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas Bursa terlihat meningkat.

12. Pada tanggal 2 juni 1988 Bursa Paralel Indoneisa (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan Organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13. Pada bulan Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memeberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijan lain yang positif bagi pertumbuhan Pasar Modal.

14. Pada tanggal 6 Juni 1989 Bursa Efek Surabay (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

15. Pada tanggal 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini di peringati sebagai HUT BEJ.

16. Pada tanggal 22 Mei 1995 Sistem Otomasi Perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Syistems).

17. Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

18. Pada tahun 1995 Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya

19. Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.

20. Pada tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

21. Pada tahun 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarata (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

22. Pada tanggal 2 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Pedagangan Baru PT. Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia

2. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia

Visi menjadi bursa yang komperatif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggarahnya perdagangan efek yang diatur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stockholders).

3. Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia Gambar 4. 1

STRUKTUR ORGANISASI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Sumber : https://www.idx.co.id/.

B. Gambaran Umum Perusahaan Makanan dan Minuman

Perusahaan Makanan dan Minuman merupakan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan industry pengolahan yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan manufaktur identic dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin-mesin, peralatan, Teknik rekayasa dan tenaga kerja. Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia mulai dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi. Namun demikian, istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industry, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala besar.

a. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Perusahaan bernama PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk., adalah suatu Perseroan Terbatas yang berkedudukan hukum di Kabupaten Bekasi dengan alamat kantor pusat di Jalan Industri Selatan 3 Blok GG No. 1, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550 – Propinsi Jawa Barat – Republik Indonesia.

Sesuai dengan Anggaran Dasar, Perusahaan bergerak di bidang industri antara lain minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit beserta produkproduk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati spesialitas; usaha bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari, berdagang sebagai grosir, distribusi, leveransir, eceran dan lain-lain.

Perusahaan memiliki kantor cabang dan pabrik yang beralamat di Jl. Khatulistiwa Km. 4,3 Batulayang, Pontianak 78244 – Kalimantan Barat.

Pabrik Cikarang difokuskan untuk memproduksi Specialty Fats,

sedangkan Pabrik Pontianak difokuskan untuk memproduksi Cooking Oil.

Selain itu Perusahaan juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta dengan alamat di Multivision Tower, Jakarta Selatan.

b. PT. Delta Djakarta Tbk.

PT Jangkar Delta Indonesia, anak perusahaan PT Delta, didirikan pada 1998, dan menjadi distributor tunggal Perseroan, dengan jejaring distribusi yang menyebar ke seluruh negeri, mulai dari Medan di Sumatra Utara hingga ke Jayapura di Papua. Namun, pada semester pertama 2017, anak perusahaan memindahkan seluruh karyawannya ke Perseroan dan pada akhir tahun, anak perusahaan hanya menangani satu sub-distributor. Sejauh ini, Perseroan tidak berencana menghentikan operasional PT Jangkar Delta Indonesia.

PT Delta memproduksi bir Pilsner dan Stout berkualitas untuk pasar domestik Indonesia, dengan sejumlah merek di antaranya Anker Bir, Anker Stout, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, dan Kuda Putih. PT Delta juga memproduksi dan mengekspor bil Pilsner dengan merek “Batavia”. Dan kuartal terakhir 2017 menandai awal ekspor bir PT. Delta Djakarta Tbk ke negara tetangga, Timor Leste.

c. PT. Indofood CBP Sukser Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk., yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990, memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal tahun 1980an.

2018 Grup CBP meningkatkan kepemilikan pada anak perusahaan di bidang minuman dan produk kuliner, serta melaksanakan pendistribusian produk secara nasional untuk kegiatan usaha paper diaper. 2014 Grup CBP mengembangkan kegiatan usaha minumannya dengan memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan (“AMDK”) melalui akuisisi aset AMDK termasuk merek Club. Pada tahun 2011 mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk, anak perusahaan pada Grup Agribisnis, di BEI. 2010 Mencatatkan saham Grup CBP, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, di BEI. 2008 Grup Agribisnis memasuki kegiatan usaha gula dengan mengakuisisi PT Lajuperdana Indah. Grup Consumer Branded Products (“CBP”) memasuki kegiatan usaha dairy melalui akuisisi PT Indolakto, salah satu produsen produk dairy terkemuka di Indonesia. 2007 Mencatatkan saham Grup Agribisnis, Indofood Agri Resources Ltd., di Bursa Efek Singapura (“SGX”). Grup Agribisnis memperluas perkebunannya dengan mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan perkebunan, yang sahamnya tercatat di BEI. 2005 Memulai kegiatan usaha di bidang perkapalan dengan mengakuisisi PT Pelayaran Tahta Bahtera. 1997 Memperluas integrasi bisnisnya dengan mengakuisisi grup perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan distribusi. 1995 Memulai integrasi bisnis melalui akuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari. 1994 Mengganti nama menjadi PT Indofood Sukses MakmurMencatatkan saham di BEI. 1990 Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Memulai kegiatan usaha di bidang makanan

ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., perusahaan afiliasi PepsiCo Inc.

d. PT. Indofood Sukser Makmur Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk., yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990. memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal tahun 1980an. Tahun 2018 Grup CBP meningkatkan kepemilikan pada anak perusahaan di bidang minuman dan produk kuliner, serta melaksanakan pendistribusian produk secara nasional untuk kegiatan usaha paper diaper.

e. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

Perseroan didirikan di Medan pada 1929 dengan nama NV Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen, dan memulai operasinya secara komersial 2 (dua) tahun kemudian, yaitu pada 21 November 1931, ketika membuka brewery pertama di Surabaya. Perseroan pindah domisili secararesmi dari Medan ke Surabaya pada 1936, dan Heineken mengambil alih saham mayoritas Perseroan, yang kemudian mengganti nama menjadi N.V. Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij. Pabrik tutup sementara selama Perang Dunia II, dan buka kembali pada 1949, ketika memperkenalkan bir Heineken ke pasar Indonesia. Perseroan kemudian mengganti namanya pada 1951, menjadi Heineken’s Indonesische Bierbrouwerijen Maatschappij NV.

Pada 1 Januari 1981, Perseroan mengakuisisi P.T. Brasseries de l’Indonesia, produsen bir dan minuman ringan berbasis di Median

Perseroan merelokasi domisilnya ke Jakarta pada 2 September 1981, mengubah namanya menjadi PT Multi Bintang Indonesia sebelum melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Sejak BEJ dan BES bergabung pada Desember 2007, saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Usaha brewing Perseroan pindah dari Surabaya ke brewery baru yang dibangun khusus di Sampangagung, Jawa Timur pada 1997.

Pada 2004, Perseroan membentuk anak perusahaan pertamanya, PT Multi Bintang Indonesia Niaga, untuk menjalankan penjualan dan pemasaran sebagai distributor utama Perseroan di Indonesia dan luar negeri. Anak perusahaan tersebut mulai beroperasi secara komersial pada 1 Januari 2005. Asia Pacific Breweries Limited (APB) yang berbasis di Singapura mengakuisisi mayoritas saham Heineken International BV (HIBV) pada 2010. HIBV kembali sebagai pemegang saham Perseroan pada September 2013.

Multi Bintang melakukan langkah penting terhadap transformasinya menjadi perusahaan multi minuman pada 2014 dengan investasi sebesar Rp.210 miliar dalam bentuk pabrik minuman non- alkohol yang moderen di Sampangagung. Pabrik ini mulai beroperasi pada Desember 2014. Anak perusahaan baru, PT Tirta Prima Indonesia, didirikan pada 2017 untuk mengelola bisnis minuman non-alkohol, dan mulai berproduksi secara komersial pada 2018.

f. PT. Mayora Indah Tbk.

PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan sekitarnya. Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990 dengan target market; konsumen Asean. Kemudian melebarkan pangsa pasarnya ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di dunia.

Sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Companies, PT.

Mayora Indah Tbk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu produsen makanan berkualitas tinggi dan telah mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya adalah “Top Five Best Managed Companies in Indonesia” dari Asia Money, “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari majalah Swa,

“Top 100 public listed companies” dari majalah Investor Indonesia, “Best Manufacturer of Halal Products” dari Majelis Ulama Indonesia, Best Listed Company dari Berita Satu, “Indonesia’s Corporate Secretary Award, Top 5 Good Corporate Governance Issues in Consumer Goods Sector, dari Warta Ekonomi dan banyak lagi penghargaan lainnya.

g. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

Didirikan sebagai sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing dengan nama PT Nippon Indosari Corporation, dengan mengoperasikan pabrik pertamadi Cikarang, Jawa Barat. Padatahun 1996, Perusahaan meluncurkan produk komersial pertama dengan merek “Sari Roti” dandi tahun 2001, Perseroan meningkatkan kapasitas produksi dengan

menambahkan dua lini mesin (roti tawardanroti manis). Perseroan dari PT Nippon Indosari Corporation mengubah nama menjadi PT Nippon Indosari Corpindo.Perseroan mengoperasikan pabrik pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 2005 dan pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat pada tahun 2008.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.

Pabrik-pabrik di Semarang (JawaTengah) dan Medan (Sumatera Utara) mulai beroperasi pada tahun 2011. Perseroan membuka pabrik keenam di Cibitung (JawaBarat) pada tahun 2012, dan menambahkan masing- masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang, dan Medan. Adapun dua pabrik baru di Makassar (Sulawesi Selatan) dan Palembang (Sumatera Selatan) beroperasi pada tahun 2013, diikuti dengan dua pabrik berkapasitas ganda di Purwarkata (JawaBarat) dan Cikande pada tahun 2014.

h. PT. Siantar Top Tbk.

PT Siantar Top Tbk, pertama kali didirikan pada tahun 1972.

Sebagai pelopor industri makanan ringan di Jawa Timur, pada tahun 1996 Siantar Top tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini PT Siantar Top terus berkembang dan memperkuat posisinya sebagai perusahaan garda terdepan yang bergerak di bidang manufacturing makanan ringan. PT Siantar Top mulai melebarkan sayapnya, melakukan ekspansi di beberapa kawasan Asia, salah satunya Cina. Seiring dengan berjalannya waktu, PT Siantar Top terus melakukan

pembenahan dalam segi kualitas produk sehingga bisa diterima di berbagai kalangan. Dan karena kualitas produknya, kini berbagai macam produk PT Siantar Top dapat dinikmati oleh konsumen yang tersebar di mancanegara.

i. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry

&Trading Company Tbk (“Perseroan”) dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang industri makanan & minuman di Indonesia.

Pada periode awal pendirian, Perseroan hanya memproduksi produk susu yang pengolahannya dilakukan secara sederhana. Pada pertengahan tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan teknologi pengolahan secara UHT (Ultra High Temperature) dan teknologi pengemasan dengan kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material).

Pelopor dalam proses ultra high temperature ("UHT") di Indonesia, memiliki hubungan rekanan dengan Tetra Pak sejak tahun 1975.

Produsen terbesar susu UHT di Indonesia. Pangsa pasar sebesar 42%

dalam produk-produk susu cair UHT1. Produsen terbesar teh RTD dalam kemasan karton di Indonesia. Pangsa pasar sebesar 71% dalam bagian teh siap diminum ("RTD") dalam segmen kemasan karton. Juga memproduksi secara langsung atau melalui entitas perusahaan. patungan (joint venture / "JV") atau manufaktur toll susu kental manis, minuman

kesehatan, keju, susu bubuk dan jus. Hubungan kemitraan / perjanjian dengan perusahaan-perusahaan multi-nasional terdepan termasuk Unilever, Mondelez International, dan Sanghyang Perkasa. Proses produksi yang terintegrasi secara vertikal dan terotomatisasi. Praktek- praktek terbaik dan pengendalian kualitas yang ketat atas keseluruhan rantai produksi. Jaringan penjualan dan distribusi yang luas di seluruh Indonesia.

51 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Data

Analisis deskriptif adalah bentuk analisi data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan suatu sampel. Data ini meliputi data minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan variable-variabel dalam penelitian, meliputi variable independent yaitu current ratio dan net profit margin serta variable dependen yaitu harga saham. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah ini adalah data tahun 2016 hingga 2019 dengan jumlah observasi sebanyak 36. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari : Total aktiva lancer, Total kewajiban lancer, Laba bersih, Penjualan dan Harga saham.

Tabel 5.1 Tabel Deskriptif Data

No. Data Maximum Minimum Mean Standar Deviasi

1

Total Aktiva Lancar

33.272.618.000.000

809.166.450.627

7.536.479.544.816

10.038.839.178.079 2

Total Kewajiban Lancar

31.204.102.000.000

137.842.096.000

4.341.947.528.546

7.582.834.900.796 3 Laba

Bersih

5.038.789.000.000

100.378.388.775

1.466.846.584.362

1.628.378.030.436 4 Penjualan

76.592.955.000.000

774.968.268.000

16.730.709.377.895

23.006.789.149.863 5 Harga

Saham

16.133

1.200

5.376

4.385

Sumber : Data Laporan Keuangan 2016-2019

Berdasarkan tabel 5.1 maka didapatkan hasil bahwa :

a. Berdasrkan tabel diatas Total Aktiva Lancar diperoleh nilai maximum sebesar 33.272.618.000.000, nilai minimum yaitu 809.166.450.627, nilai mean sebesar 7.536.479.544.816 dan standar deviasinya sebesar 10.038.839.178.079. Perusahaan yang memiliki nilai Total Aktiva Lancar tertinggi adalah perusahaan PT. Indofood Sukser Makmur Tbk tahun 2018, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Total Aktiva Lancar terendah adalah perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2018.

b. Total kewajiban lancar diperoleh nilai maximum sebesar 31.204.102.000.000, nilai minimum yaitu 137.842.096.000, nilai mean sebesar 4.341.947.528.546 dan standar deviasinya sebesar 7.582.834.900.796. Perusahaan yang memiliki nilai Total kewajiban lancar tertinggi adalah perusahaan PT. Indofood Sukser Makmur Tbk tahun 2018, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Total kewajiban lancar terendah adalah perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk tahun 2016.

c. Laba Bersih diperoleh nilai maximum sebesar 5.038.789.000.000, nilai minimum yaitu 100.378.388.775 nilai mean sebesar 1.466.846.584.362 dan standar deviasinya sebesar 1.628.378.030.436. Perusahaan yang memiliki nilai Laba Bersih tertinggi adalah perusahaan PT. Indofood CBP Sukser Makmur Tbk tahun 2019, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Laba Bersih terendah adalah perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2018.

Dokumen terkait