Gowa
Narasumber : Masyarakat Kecamatan Sumba Opu Pewawancara : Nurlaelah
1. Apa Alasan anda memilih pekerjaan sebagai tukang parkir.?
2. Kapan pertama kali anda berprofesi sebagai tukang parkir?
3. Berapa lama anda berprofesi sebagai tukang parkir?
4. Apakah anda memiliki pekerjaan lain selain menjadi tukang parkir?
5. Rata-rata berapa kendaraan yang biasa berparkir di sisni.?
6. Apakah tukang parkir merupakan salah satu hobi anda?
7. Berapa penghasilan yang di peroleh dalam perharinya?
8. Apakah pendaptan perharinya itu cukup menghidupi kehidupan keluarga?
9. Kenapa anda masih mempertahankan pekerjaan sebagai tukang parakir padahal kalo di lihat banyak pekerjaan lain yang bisa menghasilkan pendapatan yang lebih
10. Seberapa besar pengaruh tukang parkir terhadap peningkatan ekonomi anda?
Pewawancara : Nurlaelah
1. Bagaimana hubungan anda dengan tukang parkir lainnya?
2. Bagaimana interaksi anda dengan tukang parkir lainnya
3. Bagaimana hubungan anda dengan orang yang memarkir kendaraan?
4. Apakah pernah terjadi konflik dengan tukang parkir lain?
5. Apakah pernah terjadi persaingan antara tukang parkir lainnya.?
6. Bagaimanakah sistem kerja sama anda dalam berparkir dan tukang parkir lain 7. Apakah ada kesulitan yang di hadapi sebagai tukang parkir
8. Berapa upah yang di bayar dalam satu kendaraan ketika berparkir
9. Apakah sering terjadi kehilangan kendaraan ketika ada yang memarkir kendaraannya di sini?
10. Ketika ada kendaraan yang hilang apakah sering anda yang di salahkan.
Umur : 45 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : tukang Parkir
Nama : Dg. ngawing Umur : 47 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Akbar Umur : 17 Tahun
Status : Belum menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Dg. Gassing Umur : 37 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Dg. Lallo Umur : 43 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Supardi Umur : 37 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Dg. Tutu Umur : 41 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
Nama : Dg. Tiro Umur : 40 Tahun Status : Sudah menikah Pendidikan :
Pekerjaan : Tukang Parkir
saya suka dengan kerapian oleh karena itu saya menyukai pekerjaan saya untuk menata rapi parkiran yang ada disini atau saya senang menjadi tukang parkir. Selain dengan meneta rapi parkiran yang ada yang disini saya juga bisa mendapatkan uang dari orang yang menitipkan kendaraannya disini.
2. Dg ngawing L 47 Saya tahu kalau didaerah
sungguminasa tempat parkir susah didapat karena banyaknya pembangunan, olehnya itu saya memilih pekerjaan sebagai tukang parkir agar dapat membantu orang.
3. Akbar L 17 Saya memilih pekerjaan ini
ekonomi saya. Semenjak saya lulus SMP orang tua saya berpisah dan malah tidak memperhatikan saya.
4. Dg gassing L 37 Pertamakali saya jadi tukang
parkir itu dipanggil oleh teman saya dan ternyata jadi tukang parkir itu selain dapat memenuhi kebutuhan makan saya sehari-hari saya pikir pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mulia karena dapat membantu orang lain
yang memarkir
kendaraannya disini. Hanya saja dimata sebagian orang jadi tukang parkir itu merupakan perjaan yang tidak menyenangkan.
5. Jupri L 40 Bagi saya menjadi tukang
parkir itu sudah menjadi darah daging karena sya
karena selain dapat membantu orang lain memarkir kendaraan saya juga bisa memiliki banyak kenalan yang sering membantu saya dalam memnuhi kebutuhan hidup.
6. Lallo L 43 Saya senag menjadi tukang
parkir trutama didaerah sekitar sungguhminasa ini karena sebagian besar yang menjadi tukang parkir disini adalah orang-orang yang dekat dengan saya.
7. Supardi L 37 Menjadi tukang parkir itu
menjadi pekerjaan sehari- hari saya karena saya susah mendapatkan pekerjaan lain, mungkin karena saya hanya lulusan SD hingga pekerjaan yang lebih baik susah saya dapatkan. Disini juga saya
pekerjaan ini karena dengan menjadi tukang parkir saya bisa memenuhi kebutuhan finansial saya meskipun kadang pendapatan sehari- harinya tidak normal. Itu terjadi karena kadang parkiran ramaai kadang juga sedikit.
9. Dg sangkala L 44 Saya senang menjadi tukang parkir karena dengan pekerjaan ini saya bisa memenuhi kebutuhan keluarga saya.
10. Dg tiro L 40 Saya menjadi tukang parkir
karena saya tidak punya pekerjaan lain lagi. Saya juga ingin pekerjaan lain tapi karena pendidikan saya bisa dikatakn tidak ada soalnya tamat Sdpun saya tidak tamat.
b
bersama informan
Pada saat mengatur kendaraan
menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD. Negeri Kumala Makassar dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP. Negeri 2 pallangga, lulus pada pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA. Negeri 1 Pallangga dan tamat di tahun 2012. Dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Sosiologi dan berhasil lulus di Program Strata 1 (S1) Kependidikan. Dalam organisasi intra kampus penulis pernah menjadi pengurus HMJ Pendidikan Sosiologi periode 2013-2014, dan menyelesaikan gelar studi pada tahun 2016 dengan gelar sarjana pendidikan.
DINAMIKA SOSIAL TUKANG PARKIR DI PASAR SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA
Nurlaelah
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Kahariddin, M.pd.Ph.D.
ABSTRAK
Penelitian tentang dinamika sosial tukang parkir di pasar Sungguminasa Kabupaten gowa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana dinamika sosial tukang parkir dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana sistem sosial tukang parkir di pasar Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan Untuk mendeskripsikan bagaimana dinamika sosial kehidupan tukang parkir dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dan Untuk menganalisis sistem sosial sesama tukang parkir di pasar Sunggumisa kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang ditunjang dengan pendekatan femonologi melalui teknik purposive sampling. pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat Sungguminasa yang bekerja sebagai tukang parkir di pasar Sungguminasa yang di anggap bisa memberi informasi atau data yang sesuai dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk mendapatkan pekerjaan yang layak atau jabatan yang tinggi dan mempunyai gaji yang besar harus memiliki sekolah yang tinggi.
Keterbatasan biaya hidup membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal itu juga yang membuat mereka memilih menjadi juru parker. Sistem sosial yang terjadi pada sesama tukang parkir di pasar sungguminasa terjalin baik dan solidaritas yang tinggi baik dengan sesama tukang parkir ataupun orang yang memarkir kendaraanya di pasar tersebut. hasil penelitian wawancara dapat disimpulkan bahwa sistem sosial di kalangan tukang parkir daerah pasar sungguminasa menunjukkan bahwa hubungan-hubungan yang terjalin antar sesama tukang parkir di pasar sungguminaasa terjalin dengan baik.
Kata Kunci: Dinamika Sosil, Tukang Parkir
Pendahuluan
Masyarakat merupakan suatu populasi yang membentuka organisasi sosial bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial terdapat nilai-nilai, norma-norma sosial. Dalam organisasi sosial terdapat pula peraturan-peraturan untuk bertingkah laku semua yang berinteraksi dalam masyarakat. Meskipun norma, nilai dan peraturan dimiliki oleh setiap kelompook masyarakat dengan tingkat peradaban berbeda dapat di pastikantidak akan pernah semua anggota kelompok mengetahui sekaligus menyetujui. Tidak mungkin semu orang akan begitu saja berperilaku sesuai dengan nilai, norma, ataupun peraturan yang berlaku. Hakikatmanusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam banyak hal mendatangkan ketidakselarasan apabila tidak di atur dan di arahkan sebagaimana mestinya.
Dewasa ini masyarakat Indonesia telah memasuki masa transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Pada saat yang bersamaan telah terjadi pula pergeseran nilai-nilai budaya yang selama ini menjadi landasan moral struktur dalam sistem sosial yang diakibatkan derasnya arus transformasi radikal berupa modernisasi dan globalisasi, terutama dalam komunikasi, transportasi dan informasi.
Dinamika sosial selalu mengantar masyarakat pada ruang-ruang dan ini dapat berlaku atau terjadi pada medan soaial. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai taraf perubahan yang lebih besar bagi aktivitas atau perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya. Dalam dinamika sosial Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola pikir individu, sementara Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang. Dengan di akuinya dinamika sebagai intijiwa masyarakat, banyak sosiolog modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh oleh banyak masyarakat.
Profesi Juru Parkir (jukir) sebenarnya membantu pengendara dalam memarkir kendaraannya. Namun profesi ini seringkali mengundang ejekan dan dipandang rendah, tapi tetap saja profesi ini tetap menjadi lahan rebutan, sehingga terjadi pembagian lahan kekuasaan dikalangan juru parkir sendiri. Banyak juru parkir yang berfikir bagaimana bertahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Tekad untuk dapat bertahan hidup mengharuskan mereka terjun menjadi juru parkir. Seperti yang kita lihat pekerjaan sebagai juru parkir tidaklah mudah banyak keluh kesah yang mereka alami. Di antara pemilik kendaraan, ada yang peduli dengan nasib juru parkir dan ada pula yang tidak peduli sama sekali dengan nasib juru parkir, tidak mau membayar parkir. Bagi juru parkir panas matahari maupun hujan tidak menjadi rintangan dan harus dilalui juru parkir agar setoran parkir yang sudah ditetapkan dapat terpenuhi. Juru parkir dapat diidentifikasi karena memiliki ciri khas tersendiri memakai pakaian rompi berwarna orange bertuliskan “juru parkir”.
Landasan Teori
a. Teori perubahan sosial
Perubahan sosial dapat di bayangkan sebagai perubahan yang terjadi dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Berbicara tentang perubahan, menurut Strasser & Randel yang di kutip Szotompka (2007; 3) yaitu dengan membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu yang tertentu, berurusan dengan perbedaan keadaan yang dimati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan perbedaannya, ciri-ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat meski terus berubah. Jadi konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan yaitu perbedaa, waktu berbeda dan diantara keadaan sistem sosial yang sama.
Gillin dan Gillin juga mengungkapkan teori perubahan sosial dengan menyatakan bahwa:
“perubahan sosial adalah suatu variabel dari cara-cara hidup yanng telah diterima oleh masyarakat, yang disebabkan oleh adanya perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat (Soekanto, 2010: 304). Ada berbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya modifikasi tersebut. Kondisi tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa teori perubahan sosial beriku:
Perubahan lambat dan perubahann cepat, Perubahan kecil dan perubahan Besar, Perubahan yang di rencanakan dan perubahan yang tidak direncanakan
b. Teori Revolusi
Revolusi merupakan wujud perubahan sosial yang paling spektakuler;
sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis, pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan ulang manusia. (sztompka, 2011: 357).
Revolusi mempunyai lima perbedaan dengan bentuk perubahan sosial yang lain. Perbedaan tersebut adalah;
1. Revolusi menimbulkan perubahan dalam cakupaan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat seperti; ekonomi, politik, budaya organisasi sosial, kehidupan sehari-hari dan kepribadian manusia.
2. Dalam semua bidang tersebut, perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial.
3. Perubahan yang terjadi sangan cepat atau tiba-tiba seperti ledakan dinamit ditengah aliran lambat proses historis.
4. Revolusi merupakan “pertunjukan” paling menonjol waktunya luar biasa cepat dan oleh karena itu, sangat mudah diingat.
5. Revolusi membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan, perasaan hebat dan perkasa, keriangan aktivisme dan menanggapi kembali makna kehidupan, melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan.
Konsep modern mengenai revolusi berasal dari dua tradisi intelektual, yaitu; pandangan sejarah dan pandangan sosiologis. Berdasrakan konsepsi sejarah, revolusi mempunyai ciri sebagai suatu penyimpangan yang radikal dari suatu keseimbangan, penghancuran hal yang fundamental (mendasar) serta keadian yang menggemparkan dalam periode sejarah. Konsep revolusi secara sosiologi
menunjuk pada gerakan masa yang menggunakan paksaan dan kekerasan melawan penguasa dan melakukan perubahan dalam masyarakat.
Revolusi yang menekankan pada kekerasan dan perjuangan, serta kecepatan perubahan, memfokuskan pada teknik perubahan. Dalam hal ini, revolusi merupakan antonim dari evolusi. Beberapa definisi yang tercakup dalam kelompok ini antara lain; (1) Revolusi dimaknai sebagai upaya-upaya untuk merealisasikan perubahan dalam konstitusi masyarakat dengan kekuatan, (2) Revolusi merupakan perubahan yang fundamental (dalam aspek) sosio-politik melalui kekerasan, (3) Revolusi merupakan pergantian yang drastis dan tiba-tiba satu kelompok oleh kelompok lain dalam pelaksanaak pemerintahan.
Revolusi merupakan suatu wujud perubahan yang terjadi secara besar- besaran. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dilakukan dengan kekerasan atau tanpa kekerasan. Karakter kekerasan pada ciri revolusi dipahami sebagai akibat dari situasi ketika perubahan tata nilai dan norma yang mendadak telah menimbulkan kekosongan nilai dan norma yang dianut masyarakat. Revolusi dipahami sebagai kondisi dan keadaan bagaimana konflik antar elit atau kelas frustasi. Kondisi ini yang disebut revolusi dan transformasi sosial. Revolusi yang terjadi di beberapa negara, salah satunya Mesir, dapat dikaitkan sebagai revolusi dengan penggunaan kekerasan, perjuangan dan percepatan perubahan yang terjadi. Revolusi dapat diartikan sebagai lawan dari pembaruan, perhatian utamanya adalah pada proses transformasi fundamental masyarakat. Selain itu, revolusi dapat dimaknai sebagai lawan dari evolusi, dan yang terakhir dapat dilihat dari tekanan revolusi yaitu pada penggunaan kekerasan, perjuangan dan kecepatan perubahan yang teradi.
Sztompka (20011: 61) mengemukakan revolusi dapat berupa peperangan dan pemberontakan, namun tidak berarti revolusi adalah pemberontakan dan peperangan. Revolusi selalu memiliki tujuan fundamental untuk menumbangkan kekuasaan masyarakat atau susunan kekuasaan yang berkuasa, sedangkan semua jenis gangguan keamana seperti kerusuhan atau pemberontakan hanya merupakan bentuk perlawanan kepada penguasa yang bertujuan menggeser atau mengambil alih kedudukan mereka.
Revolusi membawa dampak pada perubahan melalui kekerasan terhadap rezim politik. Perubahan dilakukan melalui penggantian elit politik atau kelas yang berkuasa. Perubahan secara mendasar pada berbagai bidang kelembagaan yang ada. Hubungan dengan sistem lama seolah-olah diputuskan secara radikal.
Revolusi juga membawa pengaruh pada bangkitnya kekuasaan ideologi dan orientasi kebangkitan mengenai gambaran revolusioner. Hal ini menggambarkan bahwa revolusi tidak hanya membawa transformasi kelembagaan, melainkan juga perubahan terhadap sistem pendidikan dan moral sehingga mewujudkan “manusia baru”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Revolusi mendorong masyarakat ke arah modernisasi. Dimana revolusi bukan hanya sekedar membawa perubahan melalui transformasi saja melaikan juga membawa perubahan pada sistem pendidikan dan moral. Revolusi hadir untuk membentuk ulang masyarakat dari masyarat yang tadinya tradisional menjadi modern. Sehinga peneliti mengaitkan antara teori revolusi dengan permasalahan yang diteliti.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif dengan dasr penelitian studi kasus. Kualitatif yang di maksud adalah suatu proses kegiatan penelitian yang di lakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan, tanpa adanya manipulasi atau rekayasa. Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriftif dimana data yang di kumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar dan bukan angka.
Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus
tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.
Pembahasan
Dinamika sosial adalah sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu kewaktu. Dinamika yang terjadi pada masyarakat dapat berupa perubahan-perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma, yang berlaku pada masyarakat, pola-pola perilaku individu. Dinamika sosial selalu mengantar masyarakat pada ruang-ruang dan ini dapat berlaku atau terjadi pada medan soaial. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai taraf perubahan yang lebih besar bagi aktivitas atau perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya. Tukang parkir adalah pekerjaan yang berhubungan dengan mengatur tata cara perkir memarkisuatu kendaraan. Dari sesuatu kendaraan itu mulai masuk parkir sampai kendaraan itu keluar di parkiran.Juru parkir terbagi atas dua kategori, juru parkir resmi dan juru parkir tidak resmi (jukir liar). Juru parkir resmi adalah juru parkir yang terdaftar namanya di ceklis kordinator PD.
Tukang Parkir masing-masing pada saat bertugas dilengkapi identitas pada saat bertugas seperti rompi, karcis, sempritan dan id card. Sedangkan tukang parkir tidak resmi adalah tukang parkir yang tidak terdaftar namanya dan tidak memiliki id card.
sistem sosial di kalangan tukang parkir daerah pasar sungguminasa menunjukkan bahwa hubungan-hubungan yang terjalin antar sesama tukang parkir di pasar sungguminaasa terjalin dengan baik, namun beberapa kali terjadi konflik dalam hal persaingan namun dalam waktu-waktu tertentu seperti pada waktu bulan ramadhan. Sebelum membahas lebih jaut tentang hubungan-hubungan ini, terlebih dahulu peneliti menjelaskan tentang pengertian dari sistem sosial, sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu, terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang di lakukan individu-individu yang
berinteraksi satu sama lainnya. Berdasarkan pengertian sistem sosial di atas, bahwa tindakan-tindakan sosial yang di tunjukkan tukang parkir di pasar sungguminasa salah satunya perilaku persaingan yang timbul akibat banyaknya pula pekerja tukang parkir di sekitar daerah tersebut. Perubahan-perubahan sosial lain yang di tunjukkan adalah hubungan-hubungan antar sesama tukang parkir terjalin baik, karena mereka sudah memiliki pembagian area parkir masing-masing jadi tidak ada saling mengurusi satu sama lain, serta menjalankan tugasnya sesuai area yang di tentukan masing-masing. Dari faktor modal utama yang perlu mereka perhatikan adalah faktor kesehatan mereka yang paling utama untuk menjalankan pekerjaan sebagai tukang parkir. Adapun alasan mengapa mereka memperthankan pekerjaan sebagai tukang parkir adalah mereka mengatakan bahwa sudah tidak ada pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan selain itu. Berdasarkan data hasil wawancara yang di jelaskan di atas, peneliti mencoba menginterpretasikan data hasil wawancara ke dalam sebuah teori yang di gunakan yang dalam hal ini teori teori perubahan sosial yang menyatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variabel dari cara-cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat yang di sebabkan oleh adanya perubahan kondisi gepgrafis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat, hal ini di ungkapkan oleh gilllin dan gillin. Hal ini di tunjukkan dalam situasi dan kondisi dalam masyarakat terutama para pekerja tukang parkir di pasar sungguminasa. Gillin dan Gillin juga mengungkapkan teori perubahan sosial dengan menyatakan bahwa:
perubahan sosial adalah suatu variabel dari cara-cara hidup yanng telah diterima oleh masyarakat, yang disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat (Soekanto, 2010: 304
Kesimpulan
Dinamika sosial kehidupan tukang parkir dalam menjalankan aktifitas sehari hari dapat terjadi dengan banyaknya perubahan-perubahaan dalam menjalankan pekerjaannya, mulai dengan kondisi banyaknya orang yang
memarkir kendaraannya ditempat tersebut. Semakin banyak orang yang memarkin kendaraan akan semakin banyak pulan pendapatan yang didapat, begitupun sebaliknya. Selain itu menjadi tukang parkir tidak begitu dapat merubah keadaan finansial tukang parkir karena pendapatan merekan hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Belum lagi semakin hari semakin banyak saingan dan lahan parkiran yang semakin sempit dengan banyaknya pembangunan.
Sistem sosial sesama tukang parkir di pasar Sunggumisa kabupaten Gowa terjalin dengan baik, hal Ini dipengaruhi oleh kondisi parkiran yang sudah dipeta- petakan sehinggah tukang parkir sadar akan wilayah mereka. Selain itu dipengaruhi oleh tindakan-tindakan/perilaku-perilaku masing-masing tukan parkir sangat baik sehingga jarang terjadi kesalah pahaman atau konflik antar sesama tukang parkir.
Daftar Pustaka
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
PT raja Grafindo Persada.
Arifin, Jamaluddin, Suardi, Syarifuddin dan Risfaisal.2015. pedoman penuliasan skripsi. Makassar: Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Makassar.
Borut, Fitriani, 2012. Makalah Antropologi Masyarakat Peasent. (http://
blogspot.com/2012/02/makalah-antropologi-masyarakat-peasent/, diakses 18 Juni 2014).
Bungin Burhan. 2011. Sosioloogi komunikasi,teori Paradigma, dan diskurs teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta :Rajawali Pers.
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi politik. Jakart. Pranada Media GRUOP.
Geertz clifford. 2012. Pengantar Sosiolgi politik. Jakarta. Pernada Media GRUOP.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung.
Alfabeta
Davis kingsley. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung.
Alfabeta
Zusmelia.2012. pengantar sosiologi . jakarta. Pernada Media GRUOP.
Soekanto, Soemardjan. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Szotompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta :Prenada Media Group