• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PAPARAN DATA

C. Efektivitas Peran BP4 dalam Meminimalisir Perceraian

46

kemudian mengadakan sosialisai mengenai pentingnya menjaga keutuhan berumah tangga.

e. Diskusi, yaitu mengarah pada pemecahan permasalahan dengan memberikan penjelaskan dari problem yang dihadapi oleh klien serta memberikan contoh agar mereka dapat memahaminya secara langsung.54

C. Efektivitas Peran BP4 dalam Meminimalisir Perceraian pada Masa

47

Sarana sepeti buku-buku pedoman mengenai keluaga sakinah, cara menjaga keutuhan rumah tangga dll itu sangat diperlukan dan wajid ada di KUA Kecamatan Parado untuk pegangan agar bisa diberikan kepada para calon pengantin maupun klien yang sedang mengalami permasalahan rumah tangga sebagai bahan bacaan bagi masyarakat saat berkunjung ke KUA Kecamatan Parado sehingga menambah ilmu atau pendidikan tentang menjaga keutuhan dalam berumah tangga.

Biasanya permasalah yang banyak dikonsultasikan oleh para klien yang datang kepada penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado menjadi penyebab retaknya suatu hubungan perkawinan ialah sebagai berikut :

a. Faktor penyebab terjadinya perceraian pada Masa Pandemi Covid-19

Ada berbagai macam faktor terjadinya perceraian pada masa Pandemi Covid-19, terutama penyebab terjadinya perceraian di Kecamatan Parado Kabupaten Bima. Bisa dikatakan Kasus perceraian selama masa pandemi yang terjadi di Kecamatan Parado mengalami penurunan bisa dilihat dari jumlah perkara sesuai dengan data yang berada di PA Bima.

Hal ini sesuai dengan tabel dibawah ini :55 Table 2.2

55 Pengadilan Agama Kabupaten Bima, Dokumentasi, 19 November 2021

48 Desa

2019 Sblm

2020 Pandemi

2021 Pandemi

CG CT CG CT CG CT

Parado Wane 5 0 6 0 6 1

Parado Rato 10 1 6 2 10 3

Kuta 2 0 0 0 0 0

Kanca 1 2 5 0 2 0

Lere 4 1 1 0 1 0

Jumlah 23 4 18 2 19 4

Jumlah keseluruhan

27 20 23

Berdasarkan tabel diatas, menurut bapak Kepala KUA faktor utama yang menjadi sebab dari perceraian yang terjadi di Desa Parado Wane pada masa Pandemi saat ini adalah sebagai berikut:56

1) Ekonomi

Perekonomian menjadi indikator dalam menentukan suatu keluarga dapat atau tidaknya menjalankan fungsi sosialnya ekonominya dalam masyarakat. Faktor ekonomi sering menjadi salah satu permasalahan dalam kehidupan berumah tangga, hal ini sejalan dengan pendapat bapak penyuluh KUA Kecamatan Parado

56 Darwis, wawancara, KUA Kec. Parado, 25 November 2021

49

“Rata-rata pasangan suami istri yang bercerai di sebabkan oleh perekonomian, karena pekerjaan suami mereka yang tidak tetap dan suami yang pengangguran sehingga menyebabkan istrinya yang harus mencari nafkah, apa lagi sekarang sedang Pandemi, banyak dari suami mereka yang sudah tidak bekerja dikarenakan bos mereka mengurangi karyawan dengan alasan menaati protokol atau kurangnya uang untuk menggaji karyawan yang banyak” 57

Kemudian peneliti menemui salah satu informan yaitu seorang ibu rumah tangga (37 tahun) mengatakan

“Saya menikah sudah 10 tahun, akan tetapi suami saya sering tidak menafkahi saya dan anak-anak, dikarenakan suami tidak memiliki pekerjaan tetap. Kemudian pada tahun 2019 suami saya bekerja di salah satu took akan tetapi suami saya di berhentikan karena alasan bosnya tidak memberinya gaji lagi, karena sekarang sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya suami saya kembali mengganggur sejak 2020 bulan juli dan tidak pernah memberikan nafkah kepada saya dan anak-anak. Akhirnya saya memilih menceraikannya”.58

Hal serupa yang disampaikan oleh informan yaitu seorang ibu rumah tangga (29 Tahun)

“Saya nikah umur 27 tahun dan memiliki anak satu, tapi pernikahan saya tidak bertahan lama karena yah ekonomi. Apalagi pas corona ini kita nggak dibolehin keluar jauh sama jauh-juahan, kan jadinya mantan suami saya males juga dia jadinya. Masa iya istri dan anaknya nggak dinafkahi si, saya mau hidup kedepannya gimana jadinya anak saya juga harus sekolah. Kemaren pas cerai ya keluarga saya juga mendukung saya jugakan jadi bebas dari dia

57 Amat Rifaid, (Penyuluh BP4), wawancara, KUA Kec. Parado, Senin 15 November 2021

58 Lulu Indriani, (ibu rumah tangga), wawancara, Desa Parado Wane, Sabtu 12 November 2021

50

yang malas-malasan. Ya akhirnya saya bisa cari duit sendiri buat saya dan anak saya”59

2) Kurangnya komunikasi dan adanya orang ketiga (Selingkuh)

Perselingkuhan merupakan sebuah perzinahan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang bukan mahromnya, padahal dia sudah terikat perkawinan secara resmi dengan mahromnya.

Dalam kehidupan berkeluarga antara suami dan istri harus memiliki hubungan yang baik dan harmonis yaitu dengan menciptakan saling pengertian satu sama lain, saling menjaga, saling menghargai dan saling melengkapi kekurangannya. beberapa informan yang peneliti temui salah satunya ibu rumah tangga (35 tahun) mengatakan,

“Saya menikah sekitar 4 tahun, akan tetapi 1 tahun terakhir ini suami saya selalu bolak balik kota bima entah apa tujuannya karena suami saya tidak memberikan alasan yang jelas, suami saya mengatakan hanya akan ke Kota, ketika saya bertanya ada apa ke kota suami saya akan langsung menjawab dengan nada marah mengatakan kerja, padahalkan pekerjaan suami saya seorang supir, dia kebima emang may nyupirin siapa? Kata saya dalam hati. Akhirnya saya mencari tahu, ternyata suami saya menikah dengan wanita lain tanpa yang saya ketahui dan hamper memiliki anak dengan wanita tersebut. Perbuatannya tidak bisa saya maafkan dan saya tidak mau dong di madu, amit- amit lebih baik bercerai saja.60

59 Ratna (ibu rumah tangga), wawancara, Desa Kuta, ahad 13 November 2021

60 Rahmah (ibu rumah tangga), wawancara, Desa Parado Wane, Kamis 11 November

2021

51

Hal serupa juga yang dikatakan oleh ibu rumah tangga (32 Tahun) :

“Saya menikah baru 4 tahun berjalan, sudah punya 1 anak, tapi saya lebih memilih cerai karena mantan suami saya beselingkuh dengan cewek desa sebelah. Saya Tanya alasannya menceraikan karena bosan liat muka saya terus, soalnya jarang keluar rumah semenjak corona. Jadi di bosan liat saya- saya terus. Kemudia sekali dia keluar dia kecantol sama selingkuhannya, trus baru itu dia jarang pulang karena dia tidur dirumah selingkuhannya trus jalan-jalan ke kota bima berduan. Jadi saya bilang, aduh orang lain tambah lengket sama istrinya kenapa suami saya berbeda”.61

3) Poligami

Pada dasarnya seorang pria hanya boleh menikahi seorang perempuan saja. Akan tetapi jika pengadilan dapat memberikan izin poligami jika sudah mendapat izin dari istri pertamanya. Berdasarkan informan yang saya temui seorang ibu rumah tangga (42 tahun) mengatakan

“Saya menikah sudah 18 tahun lamanya dan dikarunia 3 orang anak 1 perempuan dan 2 laki- laki. Selama menikah kami selalu baik-baik saja akan tetapi pada tahun 2017 suami saya mengatakan ingin menikah lagi (poligami) dan saya memberikan izin kepada suami saya dengan syarat tidak boleh pilih kasih dan harus tetap menafkahi saya dan anak-anak. Selama suami saya berpoligami saya dan anak-anak tidak pernah dinafkahi lagi, suami lebih sering dirumah istri ke duanya tapi saya masih sabar. Pada tahun 2019 akhir saya berpikir kalo begini terus gimana cara saya mendidik anak saya kelak kalo saya tidak dinafkahi, akhirnya saya lebih memilih cerai agar

61 Rahmah Ncera (ibu rumah tangga), wawancara, Desa Kanca, jumat 12 November 2021

52

saya dapat mencari nafkah untuk anak-anak saya kedepannya”. 62

Selain faktor penghambat, ada juga faktor pendukungnya, yaitu tingginya rasa semangat dari penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, serta tingginya minat masyarakat dalam mengikuti bimbingan yang diadakan oleh penyuluh BP4 seperti sosialisai yang diadakan 4 kali setahun.

62 Mutiara (ibu rumah tangga), wawancara, Desa Parado Rato, Kamis 11 November 2021

53 BAB III

ANALISIS EFEKTIVITAS PERAN BP4 DALAM MEMINIMALISIR PERCERAIAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

(Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Parado Kabupaten Bima)

A. Analisis Perana Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam Meminimalisir Perceraian pada Masa Pandemi Covid-19 di KUA Kecamatan Parado

Badan Penasihatan Pembinaan dan pelestarian perkawinan atau disingkat BP4 adalah lembaga yang berada dibawah naungan Kementerian Agama dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Tujuan dari BP4 ialah untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah menurut ajaran Agama Islam untuk mencapai suatu masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, bahagia dan sejahtera.

Kehadiran BP4 sangat dibutuhkan ditengah kehidupan masyarakat saat ini, dilihat dari angka perceraian yang terjadi di Kecamatan Parado ada peningkatan. Maka salah satu bentuk yang dilakukan penyuluh BP4 selaku badan yang bertugas untuk meminimalsir angka perceraian ialah dengan menggunakan strategi kinerja yang sesuai dengan visi misi, meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah menggunkan metode yang baru.

54

Ketika terjadinya permasalahan yang dihadapi oleh pasangan suami istri, BP4 akan melakukan prosedur penasihatan dan pembinaan dengan 3 cara: yaitu :

1. Pihak penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado memanggil para pihak yang sedang bermasalah untuk dimintai keterangan mengenai permasalahan yang mereka hadapi. Dengan prosedur ini, BP4 dapat mengetahui adanya masalah dalam rumah tangga yaitu dengan adanya laporan dari pihak keluarga dan kepala desa setempat. Setelah adanya laporan BP4 memanggil pihak yang sedang mengalami permasalahan dalam rumah tangga. Kemudian para pihak akan melakukan mediasi atau konsultasi pada penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado di damping oleh kepala dusun.

2. Penyuluh BP4 mempelajari persoalan yang dihadapi oleh kedua belah pihak. BP4 memberikan pemahaman ini dari pokok permasalahan yang sesuai dengan hak dan kedudukan mereka sebagai suami istri adalah seimbang. Baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga segala sesuatu dalam keluarga dapat dibicarakan dan diputuskan secara bersama-sama.

3. Memberikan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. BP4 memberikan jalan keluar dari permasalahan yang sedang mereka hadapi kemudian memberikan keputusan kepada pasangan suami istri yang bermasalah untuk memilih tindakan dalam

55

menyelesaikan masalah mereka, setelah upaya yang dilakukan penyuluh BP4 berharap bahwa pasangan tersebut dapat kembali rukun dan menjadi keluarga sakinah dan tidak ada yang namanya perceraian.

Akan tetapi dengan melakukan 3 cara yang sudah dipaparkan di atas, belum sepenuhnya dapat mengurangi angka perceraian yang terjadi di Kecamatan Parado sebelum masuknya Pandemi Covid-19 di Indonesia.

Terbukti pada tahun 2019 angka perceraian di Kecamatan Parado mencapai 27 pasangan yang secara resmi bercerai di Pengadilan Agama Bima. Berdasarkan hasil penelitian penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado melaksanaan prosedur penasihatan dan pembinanaan yang dilakukan di KUA Kecamatan Parado dilakukan bukan hanya setiap adanya permasalahan yang dialami oleh pasangan suami istri melainkan penyuluh BP4 juga memberikan nasihat perkawinan kepada masyarakat umum agar mereka mendapatkan pemahaman tentang keluarga sakinah.

Tingkat percerain sebelum adanya pandemi covid-19 meningkat, kemudian pada masa Pandemi Covid-19 tingkat perceraian mulai berkurang. Dari hasil wawancara peneliti bahwa berkurangnya angka perceraian yang terjadi di Kecamatan Parado tergantung bagaimana BP4 menjalankan perannya dengan optimal. Karena di kalangan masyarakat masih sangat membutuhkan nasihat tentang perkawinan, sebelum mereka mengajukan perceraian ke PA Bima akan lebih baik meraka pergi ke

56

KUA untuk meminta nasihat kepada penghulu BP4 untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi.

Selama masa Pandemi Covid-19 penyuluh BP4 melakukan metode agar lebih meningkatkan perannya untuk meminimalisir perceraian di Kecamatan Parado, karena di Kabupaten bima mengalami peningkatan angka perceraian. Oleh sebab itu penyuluh BP4 menerapkan metode yang mampu meminimalisir perceraian dan terbukti angka perceraian menurun pada masa Pandemi Covid-19 di KUA Kecamatan Parado. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut :

a. Memberikan penerangan atau informasi. Dengan melakukan ini kepada masyarakat yang sedang mengalami permasalahan kemudian diberikan penyuluhan, nasihat-nasihat dan solusi agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya, mengenai hal ini setiap ada acara jika pak penghulu BP4 di panggil untuk mengisi buah acara apapun itu, maka disana akan disisipkan materi mengenai keluarga sakinah. Mereka berusaha semaksimal mungkin terus mengulangi memberikan informasi yang sama kepada masyarakat tanpa pamrih.

b. Memaksa, dengan ini kita mempengaruhi klien agar bersedia untuk mengikuti nasehat atau solusi yang telah kita berikan, dengan alasan solusi yang diberikan sangat bermanfaat dan juga masuk akal. Jika mengikuti apa yang sarankan oleh penyuluh BP4 akan dapat membantu dalam memperbaiki rumah tangga yang hamper retak.

57

c. Menyempurnakan buku-buku pedoman pembinaan keluarga yang sakinah dan penyelesaian kasus-kasus perkawinan dan keluarga.

Dengan menyempunakannya dapat membantu para masyarakat maupun penyuluh BP4 sendiri dalam menambah ilmu pengetahuan tentang menjadi keluarga yang sakinah. Jika sudah banyak buku maka akan lebih mudah membagikan buku tersebut kepada masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan sehingga menjadikan keluarga mereka menjadi sakinah.

d. Edukasi, yaitu cara memberikan nasihat yang bersifat mendidik, menggunakan pamplet yang ditempekan pada setiap desa, kemudian mengadakan sosialisai mengenai pentingnya menjaga keutuhan berumah tangga. Kadang dilakukan sekali seminggu atau dua kali dalam sebulan mereka melakukan sosialisi dibantu dengan para ketua RT di setiap desa, dan dilakukan secara bergantian antara desa satu dengan desa yang lainnya. Melakukan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat mengenai pentingnya menjada keluarga yang utuh.

e. Diskusi, yaitu mengarah pada pemecahan permasalahan dengan memberikan penjelaskan dari problem yang dihadapi oleh klien serta memberikan contoh agar mereka dapat memahaminya secara langsung. Kemudian dipantau oleh penyuluh BP4 ataupun melalui perantara keluarga yang sedang mengalami permasalahan, apakah

58

solusi atau nasihat yang disampaikan oleh penyuluh BP4 mereka dengarkan atau tidak.

Berdasakan hasil penelitian ini, pada realitanya keberadaan BP4 memang sangat membantu. Bantuan yang dilakukan oleh BP4 dapat dilihat dari peran-peran : membantu memecahkan masalah keluaga, mendamaikan suami istri yang sedang mengalami permasalahan dan ingin bercerai serta memberikan wawasan untuk membina rumah tangga. Kedatangan para klien memberikan gambaran bahwa BP4 memiliki fungsi dan peran yang tidak di anggap “berat sebelah”. Netralitas ini menguntungkan BP4 untuk menempatkan dirinya sebagai pihak ketiga atau mediator. Dengan posisi tengah-tengah tersebut BP4 sangat diharapkan untuk memberikan solusi yang adil serta menguntungkan kedua belah pihak yang sedang bertikai.

Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa ayat 35 :

ّي ْنِا ۚ ا َه ِل ْه َا ْنِّم اًمَكَحَو ٖهِلْهَا ْنِّم اًمَكَح اْىُثَعْباَف اَمِهِنْيَب َقاَق ِش ْمُتْف ِخ ْنِاَو َّن ِا ۗ ا َم ُهَنْيَب ُ هاللّٰ ِقِّفَىُّي اًح َلَْصِا آ َدْيِر ُُ

اًرْيِب َخ اًمْيِلَع َناَك َ هاللّٰ

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.

Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami- isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”(Q.S an-Nisa 35) 63

63 Departemen Republik Indonesai, Al-Qur’an dan Terjemahan, Q.S An-Nisa ayat 35

59

Kalimat fab’atsu hakam pada ayat diatas menunjukkan bahwa hakam itu berkedudukan sebagai wakil. Dengan pengertian ini maka diperbolehkan hakam berasal dari lembaga lain. Dalam pandangan Quraish Shihab, kalimat hakam tersebut diartikan sebagai orang yang bijak dalam menyelesaikan perkara.64 Dengan arti demikian, maka lembaga atau orang yang bijak dapat memainkan fungsi dan peran serupa dengan BP4, yaitu sama-sama memberikan nasihat, menjauhkan perselisihan dan memberikan solusi terbaik dan anjuran untuk berdamai. Meski demikian, BP4 memang tidak dimasukkan untuk memberikan putusan hukum karena sifatnya yang lebih mengutamakan edukasi dan sugesti.

Sebagaimana dalam melakukan mediasi, BP4 menempatkan klien yang berselisih dalam posisi setara. Dalam kondisi psikologi tertentu, cara seperti ini sangat dibutuhkan. Selain agar klien tidak merasa diperlakukan seperti orang yang bersalah, sehingga dapat leluasa mengutarakan seluruh persoalan tanpa perasaan kikuk, yang justru membuat persoalan tidak menyentuh akarnya. BP4 bahkan dapat untuk mengupayakan sebuah solusi yang benar-benar dirasakan sebagai solusi terakhir, yang boleh jadi baru dapat ditemukan setelah berkali-kali telah melalui proses mediasi.

Dengan demikian, BP4 tidak menempatkan dirinya sebagai cara terakhir sebagai pengadilan, akan tetapi lebih menempatkan diri

64 M. Quaish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 212

60

pada posisi untuk menyiapkan ruang atau tempat menjembatani persoalan. BP4 tidak melakukan putusan persoalan ataupun menyalahkan salah satu pihak klien, akan tetapi hanya untuk mengurai, mencoba mendamaikan mereka dan menawarkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang di hadapi.

B. Analisis Efektivitas Peran BP4 dalam Meminimalisir Perceraian pada Masa Pandemi Covid-19 (studi di KUA Kecamatan Parado Kabupaten Bima)

Pelaksanaan fungsi dan peran dari BP4 adalah sebuah cara yang meyakinkan dan bukan mengekang. Banyak petimbangan yang dilakukan oleh BP4 dalam mengurai persoalan para klien. Dorongan dari beberapa keluarga yang menginginkan pernikahannya untuk berakhir, BP4 tidak melihat hal tersebut sebagai tindakan terbaik. Bahkan seringkali cara ini di jadikan sebagai solusi dan disampaikan oleh BP4 bertentangan dengan yang diinginkan oleh para klien. Misalkan dalam kasus pernikahan yang sudah memiliki anak, tidak boleh berpikir pada hak klien saja, akan tetapi harus memikirkan hak anak dari hasil perkawinan tersebut.

Seperti pada teori yang dikemukakan oleh Soedjono Soekanto tentang efektivitas hukum salah satunya adalah faktor sarana dan prasarana “Jika fasilitas pendukung tidak terpenuhi maka mustahil penegak hukum akan mencapai tujuannya. Kepastian dan kecepatan penyelesaian perkara tergantung pada fasilitas pendukung yang ada

61

dalam bidang-bidang pencegahan dan pemberantas kejahatan65, jika sarana dan prasaran tidak memadai, bagaimana tugas dari BP4 akan berjalan dengan baik, tempat yang tidak begitu nyaman serta masih kurangnya buku-buku yang disediakan oleh penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado. Karena kebanyakan dari masyarakat yang ingin bercerai akan datang ke penghulu BP4 di KUA Kecamatan Parado untuk di mediasi dan mereka merasa tidak betah berada di sana jika suasana di KUA tidak mendukung, serta buku-buku panduan awal mengenai keluaga sakinah ataupun pedoman untuk menjaga keluaga tidak ada, akan membuat suasana menjadi kurang bagus.

Faktor pendukungnya yaitu adanya antusias dari masyarakat di Kecamatan Parado dalam mengikuti kegiatan sosialisasi ataupun mendengarkan apa yang disampaikan oleh penyuluh BP4 dalam acara apapun itu, karena dengan disisipkannya sedikit materi tentang keluarga sakinah sangat membantu untuk mengingatkan masyarakat, sebagaimana faktor masyarakat menurut soejhono soekanto tentang “efektivitas hukum yaitu faktor masyarakat itu sendiri”66. Dengan masyarakat mengikuti hukum yang diterapkan akan menjadikan mereka menjadi damai.

Kemudian adaya rasa semangat dari penyuluh BP4 sendiri dalam memberikan dan menyampaikan bimbingan tentang keluarga sakinah, sehingga membantu dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Diperkuat

65 Soedjono Soekanto, “Beberapa Permasalahan Hukum dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia”, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1976), hlm. 77

66 Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 8

62

dengan faktor penegak hukum menurut Soerjono Soekanto “Faktor ini meliput pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum atau low enforcement. Bagian-bagian low enforcement adalah aparatur penegak hukum yang mampu memberikan keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum secara proporsiona”67.

Jika dilihat pada jumlah perceraian yang terjadi di Kecamatan Parado, perceraiannya sudah berkurang tidak seperti sebelum Pandemi Covid-19. Karena penyuluh BP4 telah menambahkan (menerapkan) beberapa metode baru yang membantu dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat mengurangi angka perceraian yang terjadi di KUA Kecamatan Parado. Dengan adanya metode baru yang diterapkan oleh BP4 sangat membantu untuk mewujudkan tugas BP4 sebagai badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkwainan untuk menjadikan masyarakat yang berkeluarga sakinah.

Berdasarkan uraian yang telas dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran BP4 dalam meminimalisir perceraian pada masa pandemi sudah efektif. Walaupun masih kurangnya fasilitas sarana dan prasaran, akan tetapi tidak menghambat BP4 dalam menjalankan perannya untuk mewujudkan keluarga yang utuh dan sakinah. Agar lebih terlaksananya peran dari BP4 dalam mewujudkan keluarga yang sakinah maka sangat diperlukannya fasilitas berupa sarana dan prasaran. Oleh karena itu, penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado hendaklah untuk

67 Ibid, hlm. 9

63

menyediakan atau menyempurnakan fasilitas dan lebih giat lagi akan memberikan arahan atau bimbingan kepada masyarakat di Kecamatan Parado.

64 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telas peneliti paparkan diatas, maka peneliti akan menyimpulkan hasil dari penelitian sebagai berikut :

1. Peran BP4 dalam Meminimalisir Perceraian pada Masa Pandemi Covid-19 di KUA Kecamatan Parado

Ketika terjadinya permasalahan yang dihadapi oleh pasangan suami istri, BP4 akan melakukan prosedur penasihatan dan pembinaan dengan 3 cara yang mereka lakukan sebelum Pandemi Covid-19: yaitu :

a. Pihak penyuluh BP4 di KUA Kecamatan Parado memanggil para pihak yang sedang bermasalah untuk dimintai keterangan mengenai permasalahan yang mereka hadapi

b. Penyuluh BP4 mempelajari persoalan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.

c. Memberikan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.

Kemudian selama masa Pandemi Covid-19, penyuluh BP4 kembali menambahkan beberapa metode yang kemudian diterapkan dan mereka melakukannya terus menerus yaitu :

a. Memberikan penerangan atau informasi. Dengan melakukan ini kepada masyarakat yang sedang mengalami permasalahan kemudian diberikan penyuluhan, nasihat-nasihat dan solusi agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya

Dokumen terkait