• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Pengabsahan Data

4. Efevektivitas Administrasi Perceraian PNS

71

PNS. Di temukan juga bahwa jika izin diberikan maka dilanjutkan ke Pengadilan Agama untuk diselesaikan.

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian permohonan izin perceraian PNS di tingkat Inspektorat Kota Makassar adalah hasil rapat tindak lanjut dalam bentuk rekomendasi. Dapat disimpulkan juga bahwa rekomendasi yang dihasilkan berupa layak atau tidak layak untuk diberikan dan rekomendasi yang dominan adalah rekomendasi layak diberikan. Hasil rekomendasi akan dikembalikan ke BKD dan diteruskan ke Walikota Makassar untuk memutuskan hasil permohonan izin perceraian PNS.

Selanjutnya jika diberikan izin cerai maka dilanjutkan ke Pengadilan Agama dan jika tidak diberikan maka pasangan suami istri yang bersangkutan masih bisa dirujukkan kembali.

72

Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian mengamanatkan ditetapkannya peraturan pemerintah mengenai disiplin PNS.1 Selama ini ketentuan mengenai disiplin PNS telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Namun karena peraturan pemerintah tersebut dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan situasi, kondisi, kebutuhan, dan perkembangan penyelnggaraan pemerintahan dan pembangunan saat ini, maka diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Karena itu, untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, Pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, antara lain nengatur kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang telah melakukan pelanggaran, agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut secara tegas disebutkan jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap suatu pelanggaran disiplin. Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang berwenang menghukum serta memberikan kepastian dalam

73

menjatuhkan hukuman disiplin. Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi pejabat yang berwenang menghukum telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini. Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak dari pelanggaran yang dilakukan. Kewenangan untuk menetapkan keputusan pemberentian pegawai negeri sipil yang melakukan pealanggaran disiplin peraturan pemeritah ini Selain hal tersebut di atas, bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin diberikan hak untuk membela diri melalui upaya administratif, sehingga dapat dihindari terjadinya kesewenang-wenangan dalam penjatuhan hukuman disiplin. Sungguhpun Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil dinilai sudah lebih baik dari Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 30 Tahun 1980, namun dalam penerapannya ternyata masih ditemukan hal-hal yang tak sesuai dari manusia memandang regulasi.

Dalam mekasnisme administrasi perceraian pegawai negeri sipil (PNS) di kantor inspektorat kota makassar meskipun dalam kurun beberapa waktu terakhir yerus meningkat dengan berbagai alasan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan yang menemukan bahwa para Auditor melakukan pemeriksaan sekaligus melakukan pembinaan secara persuasif terhadap klien yang diproses oleh Tim Auditor Inspektorat Kota Makassar.

Perceraian memang harus dihindari oleh PNS karena dapat merusak citra dan mengganggu kinerja dalam melayani masyarakat. Permohonan izin perceraian di

74

Inspektorat Kota Makassar mengalami peningkatan setiap tahunnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Permohonan Izin Perceraian PNS di Inspektorat Kota Makassar (2013- 2015)

No. Tahun Jumlah (orang)

1. 2013 10

2. 2014 11

3. 2015 13

Total 34

Sumber: Sub Bagian Administrasi dan Umum Inspektorat Kota Makassar 2015

Berdasarkan tabel di atas, dapat diuraikan bahwa pada tahun 2013 jumlah orang yang mengajukan permohonan izin perceraian sebanyak 10 orang, pada tahun 2014 sebanyak 11 orang dan pada tahun 2015 sebanyak 13 orang. Jadi total yang mengajukan permohonan izin perceraian di Inspektorat Kota Makassar sebanyak 34 orang.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian peneliti selama dilapangan, yang mengemukakan bahwa bentuk rekomendasi yang dihasilkan dalam rapat tindak lanjut adalah layak atau tidak untuk diberikan. Ditemukan bahwa permohonan izin perceraian PNS di Inspektorat Kota Makassar yang berhasil dirujukkan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Penyelesaian Permohonan Izin Perceraian PNS di Inspektorat Kota Makassar (2013-2015)

No. Tahun Layak Diberikan

(Rekomendasi)

Tidak Layak Diberikan (Rekomendasi)

1. 2013 9 1

2. 2014 11 -

3. 2015 13 -

Jumlah 33 1

75

: Sub Bagian Administrasi dan Umum Inspektorat Kota Makassar 2015

Berdasarkan tabel di atas, dapat diuraikan bahwa pada tahun 2013 jumlah yang layak diberikan sebanyak 9 rekomendasi dan tidak layak diberikan (rujuk) 1 rekomendasi, sedangkan pada tahun 2014 jumlah yang layak diberikan sebanyak 11 rekomendasi dan tidak ada yang tidak layak diberikan. Pada tahun 2015, jumlah yang layak diberikan sebanyak 13 rekomendasi dan tidak ada yang tidak layak diberikan. Jumlah rekomendasi yang dikeluarkan Inspektorat Kota Makassar dari tahun 2013 s/d 2015 adalah 33 rekomendasi layak diberikan dan 1 rekomendasi tidak layak diberikan.

76 BAB V PENUTUP C. Kesimpulan

Setelah melalui beberapa proses penelitian kualiatatif yang telah diterpakan dan diuraikan pada bab-bab sebelumya maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. mekanisme administrasi perceraian untuk pegawai ndgeri sipil yang dilaksanankan oleh inspektorat kota makassar telah melakukan mekanisme administrasi perceraian dengan baik dengan memberikan tindakan berupa pemeriksaan, pembinaan serta pemberian rekomendasi untuk diteruskan ke pengadilan agama guna pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja pegawai negeri sipil dalam mengemban tugas sebagai abdi negara.

2. Kecenderungan pihak inspektorat dalam penindaklanjutan kasis perceraian pegawai negeri sipil menjadikan proses perceraian yang sudah direkomendasikan valid untuk bercerai menjadi lama karena tindak lanjut yang kurang responsif dan kurang optimal

3. Banyaknya hierarki yang harus dilalui oleh seorang pegawai negeri sipil menhjadikan proses perceraian kadang menjadi lamban yang menjaqdikan ada beberapa onum menjadi tidak mengurus dokumen perceraian dan menanngung resiko perceraian secara pribadi dan luput dari pengawasan inspektorat kota makassar.

77 D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di Kantor Inspektorat Kota Makassar mengenai Mekanisme Administrasi Perceraian Pegawai Negeri Sipil Kota Makassar, maka dari itu peneliti menyarankan:

1. Bagi Inspektorat Kota Makassar disarankan agar tetap mempertahankan komitmen dalam mematuhi dan menjalankan aturan yang berlaku dalam penyelesaian permohonan izin perceraian Pegawai Negeri Sipil.

2. Disarankan kepada pimpinan Inspektorat Kota Makassar agar meningkatkan pembinaan dan mediasi dengan melibatkan ahli psikologi dalam proses pembinaan untuk peningkatan kualitas dala m menjalankan fungsi dan mengurangi angka perceraian Pegawai Negeri Sipil lingkup kota Makassar.

3. Bagi Inspektorat Kota Makassar harus mengupayakan agar rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan ditindaklanjuti secara optimal, mengingat hasil rekomendasi oleh Inspektorat menjadi pertimbangan penting bagi Kepala Daerah untuk memutuskan pemberian izin perceraian terhadap Pegawai Negeri Sipil kota Makassar.

78

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens, 1996. Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia

Hartini, Sri, dkk 2008, undang-undang pokok kepegawaian , Jakarta: Sinar Grafika

Hidayat, S. 1979. Pembinaan Perkotaan di Indonesia: Tinjauan dari Aspek Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara

Isma’il As-Shan’ani, M., 1991. Subulus Salam al-Juz Tsalist, Bairut: Dar al-Fikr Logemann, J.H.A., Over de Throrie van een Stelling Staatsrecht, dikutip Hartini,

Sri, 2008. Hukum Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Mahfud, MD, Moh., 1999. Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama

Media

Moenir, 2001. Peranan Wanita dalam Mas Pembangunan di Indonesia, Jakarta:

Ghalia Indonesia

Moleong, 2005. Metodologi Kualitatif (Edisi Revisi), Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mukti, Arto, 2000. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Cetakan ke tiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Musanef, 1984. Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung Agung _______, 2006. Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pada

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi. Bandung: PT. Refika Aditama

P. Siagian, Sondang, 1980. Filsafat Administrasi, Jakarta: PT. Midas Suryo Grafindo

Pamudji, S. 1985. Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah:

Suatu Tinjauan dari Segi Administrasi Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara Poerwadarminta, W.J.S., 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia., Jakarta: Balai

Pustaka

Silalahi, Ulbert, 2005. Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori dan Dimensi, Bandung: Sinar Baru Algensindo

Soemiyati. 2005 , Hukum Perkawinan Islam dan UUP (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), Yogyakarta: Liberty

Dokumen terkait