• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Etika Dalam Outsourcing

Meskipun outsourcing secara historis merupakan elemen utama ekonomi Jepang, namun konsep bahwa karyawan tidak memperoleh pekerjaan selama dan karier yang lama dalam suatu perusahaan sampai baru-baru ini merupakan hal yang asing di Amerika. Namun perusahaan yang secara historis bersikap paternalistic, cenderung berubah dan secara aktif mempekerjakan karyawan atas dasar sementara. Hal-hal inilah yang menyebabkan outsourcing bersinggungan dengan etika. Lagi pula banyak kritik yang dilontarkan bahwa outsourcing merupakan penghiantan para pimpinan perusahaan padakaryawannya dimana para pimpinan menerima gaji rata-rata 100 atau 15 kali lipat dari rata-rata penerima karyawan rendahan.

Ada sementara perusahaan yang memang terlalu serah dalam mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan mengorbankan kepentingan pokok para

bawahannya. Dalam negara yang sedang berkembang persoalannya juga tidak hanya itu. Selalu ada persoalan dilematis antara mempekerjakan sedikit orang dengan gaji cukup atau pekerjaan banyak orang dengan gaji kurang, sementara angka pengangguran tinggi. Oleh karena itu sekali lagi persoalan dilapangan tidak semudah harapan yang dimiliki oleh para pemerhati masalah social, termasuk harapan para pimpinan perusahaan itu sendiri. Memang persoalan etis sebaiknya tidak dikompromikan dengan persoalan non etis. Namun barangkali persoalannya tidak di situ karena masalahnya adalah dilematis antara masalah etis. Oleh karena mungkin persoalannya ialah etiskah jika sedikit mengorbankan suatu persoalan etis demi mempertahankan masalah etis yang lebih besar.

Seorang manajer dengan kemampuan hubungan manusia (human realtion) akan dapat mempertahankan karyawan yang lebih lama, lebih produktif, dan memberikan karyawan dengan lingkungan menyenangkan.Dalam membangun komunikasi internal yang baik, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PT.

PLN Persero diantaranya sebagai berikut :

1. PT. PLN Persero membangun komunikasi antara seluruh karyawan dengan mengadakan kegiatan berupa obrolan ringan yang rutin. Kegitan tersebut dilaksanakan setiap bulan dengan membahas berbagai topic, baik berupa kritikan, masukan, hingga pujian yang diutarakan oleh karyawan PLN demi kemajuan PLN.

2. Kemudian PT PLN Persero juga mengadakan kegiatan olahraga rutin setiap minggu untuk karyawan dan istri karyawan, berupa volley, tenis lapangan, dan bulutangkis, dan lain-lain.

Di sisi lain PT PLN Persero juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada anak-anak karyawan, seperti futsal, volley, tennis lapangan, serta tari tradisional yang di lakukan oleh Persatuan Ibu PT. PLN (Persero). Ada juga organisasi Persatuan Ibu PT. PLN (Persero) yang beranggotakan istri-istri para karyawan PLN. Dimana mereka melakukan berbagai kegiatan sosial dan kegiatan lainnya seperti arisan, pengajian, rapat anggota dan pengurus PI, sehingga para ibu bisa saling mengenal dan bersilahturahmi sambil melakukan kegiatan yang positif.

Kegiatan-kegiatan diatas yang dilakukan oleh PT. PLN Persero merupakan salah satu kiat atau cara yang dilakukan oleh publik internal guna menjalin human relation demi tercapainya lingkungan kerja mendukung. Analisis kegiatan komunikasi internal yang sudah dilakukan perusahaan dengan menggunakan berbagai kajian teori komunikasi internal yang telah dipelajari sebelumnya.

a. Internal Branding Corporate (Organisasi)

Sebagai perusahaan besar tentunya PLN (Persero) sangat membutuhkan yang namanya branding. Namun, bedanya branding yang berhubungan dengan komunikasi internal (internal branding) di mana kegiatan ini hanya diberlakukan di dalam internal perusahaan baik dari gagasan, proses, hingga manfaat hanya ditujukan untuk internal perusahaan. Ketika Dahlan Iskan menjabat sebagai Dirut PLN (Persero), sebelumnya sebagai pengusaha tentunya cara kepemimpinannya sangat berbeda dengan ketika menjabat di PLN (Persero). Hingga ia berhasil menjadi seorang pimpinan yang baik berkat komunikasi internal yang dibangun dengan para karyawannya. Ia sebagai pimpinan mendapatkan masukan-masukan dari para bawahannya melalui ide-ide tersebut muncullah internal branding

dalam PLN (Persero). Contoh diatas merupakan internal branding yang terjadi antara pemimpin yang baru menjabat dengan karyawan-karyawannya dalam menciptakan iklim organisasi yang baik.

Internal branding yang lain yang ada dalam PLN (Persero) yaitu adanya Manual Hand Book. PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN Negara tentunya memiliki buku panduan untuk memudahkan seluruh pihak internal perusahaan melaksanakan tugasnya. Meskipun PLN (Persero) terdiri dari berbagai anak perusahaan, namun tidak berarti manual hand book hanya berlaku di PLN (Persero) pusat saja, justru dengan banyaknya anak perusahaan PLN (Persero) maka penggunaan manual Hand Book sangat diperukan dan berdampak baik bagi perusahaan.

b. Tipe Kepemimpinan

PLN (Persero) terdiri dari berbagai anak perusahaan maka tipe kepemimpinan juga berbeda di masing-masing areanya. Untuk PLN (Persero) area Makassar sendiri dari hasil wawancara yang dilakukan, bahwa tipe kepemimpinan yang dianut oleh PT. PLN (Persero) adalah teori empat sistem likert, khususnya tipe penguasa semi mutlak.

Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya bersifat otoritarian, tetapi mendorong komunikasi ke atas untuk ikut berpendapat maupun mengemukakan keluhan bawahan, namun interaksi di antara tingkatan-tingkatan dalam organisasi dilakukan melalui jalur resmi. Karena PLN (Persero) merupakan perusahaan milik Negara di mana segala sesuatunya diatur oleh Negara dengan berbagai sistem birokrasi yang ada, maka tipe kepemimpinan ini cukup cocok dijalankan pada PLN (Persero) area Makassar.

Selain itu untuk mendukung kedekatan antara atasan dan bawahan, serta meningkatkan skill dari seluruh anggota internal, maka setiap tahunnya diadakan pelatihan rutin untuk seluruh karyawan untuk menunjang skill mereka baik dari segi kepemimpinan, pengetahuan, maupun dari segi kekeluargaan.

c. Menejemen Konflik

Konflik tentunya sangat mungkin terjadi pada suatu perusahaan besar seperti PLN (Persero), sehingga sangat dibutuhkan yang namanya menejemen konflik.

Dalam PLN (Persero) terdapat divisi humas yang khusus sebagai penghubungan untuk seluruh anggota internal perusahaan. Humas merupakan wadah titik temu antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawannya melalui keterbukaan informasi yang difasilitasi oleh humas, maka akan terjadi hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan karyawan, maupun antar sesama karyawan sendiri. Sehingga secara structural peran yang dimainkan oleh humas dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi mempunyai andil yang besar dalam menciptakan stabilitas perusahaan dan kepuasan publiknya.

Dokumen terkait