5.6.1 Beton harus diuji sesuai dengan persyaratan 5.6.2 hingga 5.6.5. Agensi pengujian yang melakukan pengujian penerimaan harus memenuhi ASTM C1077. Teknisi pengujian lapangan yang mempunyai kualifikasi harus melakukan pengujian pada beton segar di lapangan tempat kerja, menyiapkan benda uji yang diperlukan untuk perawatan sesuai kondisi lapangan, dan menyiapkan benda uji untuk uji kekuatan. Teknisi laboratorium yang mempunyai kualifikasi harus melakukan semua pengujian laboratorium yang disyaratkan.
Semua laporan uji penerimaan harus disediakan untuk insinyur profesional bersertifikat (licensed design professional), kontraktor, produsen beton, dan, bila diperlukan, untuk pemilik dan instansi tata bangunan.
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
5.6.2 Frekuensi pengujian5.6.2.1 Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor setiap hari harus diambil dari tidak kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3 beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2 luasan permukaan lantai atau dinding.
5.6.2.2 Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh 5.6.2.1 hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari lima untuk suatu mutu beton, maka benda uji harus diambil dari paling sedikit lima adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.
5.6.2.3 Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 38 m3, maka pengujian kekuatan tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kekuatan tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas lapangan.
5.6.2.4 Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan rata-rata dari paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc.
5.6.3 Benda uji yang dirawat secara standar
5.6.3.1 Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.
5.6.3.2 Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat secara standar sesuai dengan SNI 03-4810-1998 dan diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus berukuran 100 kali 200 mm atau 150 kali 300 mm.
5.6.3.3 Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus dianggap memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi:
(a) Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji kekuatan yang berurutan (lihat 5.6.2.4) mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc;
(b) Tidak ada uji kekuatan (lihat 5.6.2.4) di bawah fc dengan lebih dari 3,5 MPa jika fc sebesar 35 MPa atau kurang; atau dengan lebih dari 0,10fc jika fc lebih dari 35 MPa.
5.6.3.4 Jika salah satu dari persyaratan pada 5.6.3.3 tidak terpenuhi, maka harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kekuatan tekan rata-rata pada pengecoran beton berikutnya. Persyaratan pada 5.6.5 harus diperhatikan jika persyaratan 5.6.3.3(b) tidak terpenuhi.
5.6.4 Benda uji yang dirawat di lapangan
5.6.4.1 Jika diminta oleh pengawas lapangan, maka hasil uji kekuatan silinder yang dirawat sesuai kondisi lapangan harus disediakan.
5.6.4.2 Silinder yang dirawat di lapangan harus dirawat sesuai kondisi lapangan sesuai dengan ASTM C31M.
5.6.4.3 Silinder uji yang dirawat di lapangan harus dicetak pada waktu yang bersamaan dan dari adukan beton yang sama seperti yang digunakan untuk silinder uji yang dirawat di laboratorium.
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
5.6.4.4 Prosedur untuk perlindungan dan perawatan beton harus ditingkatkan jika kekuatansilinder yang dirawat di lapangan pada saat umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc kurang dari 85 persen dari kekuatan pembanding silinder yang dirawat di laboratorium.
Batasan 85 persen tidak berlaku jika kekuatan yang dirawat di lapangan melebihi fc dengan lebih dari 3,5 MPa.
5.6.5 Penyelidikan untuk hasil uji kekuatan tekan beton yang rendah
5.6.5.1 Jika suatu uji kekuatan tekan (lihat 5.6.2.4) benda uji silinder yang dirawat di laboratorium menghasilkan nilai di bawah fc lebih dari nilai yang diberikan dalam 5.6.3.3(b) atau bila uji kekuatan tekan silinder yang dirawat di lapangan menunjukkan kurangnya perlindungan dan perawatan pada benda uji (lihat 5.6.4.4), maka langkah-langkah harus diambil untuk menjamin agar kapasitas memikul beban dari struktur tidak membahayakan.
5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah telah diketahui dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan diambil dari daerah yang dipermasalahkan sesuai dengan ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda uji harus diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang jatuh dibawah nilai yang diberikan dalam 5.6.3.3(b).
5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan penyimpanan dalam kantong atau tempat kedap air, dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48 jam dan tidak lebih lambat dari 7 hari setelah pengambilan, kecuali disetujui oleh pihak yang berwenang. Pembuat ketentuan pengujian yang dirujuk dalam ASTM C42M haruslah insinyur profesional bersertifikat (licensed design professional).
5.6.5.4 Beton di daerah yang diwakili oleh uji beton inti harus dianggap cukup secara struktur jika kekuatan tekan rata-rata dari tiga beton inti adalah minimal sama dengan 85 persen dari fc, dan tidak ada satupun beton inti yang kekuatan tekannya kurang dari 75 persen dari fc. Tambahan pengujian beton inti diizinkan untuk diambil dari lokasi yang memperlihatkan hasil kekuatan beton inti yang cenderung salah.
5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan bila kekuatan struktur masih meragukan, maka pihak yang berwenang dapat meminta untuk dilakukan pengujian lapangan pada kekuatan struktur beton sesuai dengan Pasal 20 untuk bagian-bagian struktur yang bermasalah tersebut, atau melakukan langkah-langkah lainnya yang dianggap tepat.
5.6.6 Beton yang diperkuat serat baja
5.6.6.1 Penerimaan beton yang diperkuat serat baja yang digunakan pada balok sesuai dengan 11.4.6.1(f) harus ditentukan dengan pengujian sesuai dengan ASTM C1609.
Sebagai tambahan, pengujian kekuatan harus dilakukan sesuai dengan 5.6.1.
5.6.6.2 Beton yang diperkuat serat baja harus dianggap dapat diterima untuk tahanan geser jika kondisi (a), (b), dan (c) dipenuhi:
(a) Berat serat baja ulir per meter kubik beton lebih besar dari atau sama dengan 60 kg.
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
(b) Kekuatan sisa yang diperoleh dari pengujian lentur sesuai dengan ASTM C1609 pada lendutan tengah bentang sebesar 1/300 dari panjang bentang lebih besar dari atau sama dengan 90 persen kekuatan puncak pertama terukur yang diperoleh dari uji lentur atau 90 persen kekuatan yang berkaitan dengan fr dari Pers. (9-10), yang mana yang lebih besar; dan(c) Kekuatan sisa yang diperoleh dari pengujian lentur sesuai dengan ASTM C1609 pada lendutan tengah bentang sebesar 1/150 dari panjang bentang lebih besar dari atau sama dengan 75 persen kekuatan puncak pertama terukur yang diperoleh dari uji lentur atau 75 persen kekuatan yang berkaitan dengan fr dari Pers. (9-10), yang mana yang lebih besar.