ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
9.3.3 Untuk struktur yang tergantung pada dinding struktur pracetak menengah dalam Kategori Desain Seismik D, E, atau F, rangka momen khusus, atau dinding struktur khusus untuk menahan pengaruh gempa, E, harus dimodifikasi sebagaimana yang diberikan dalam (a) sampai (c):(a) Untuk semua komponen struktur yang didesain untuk menahan E, untuk geser harus sebesar 0,60 jika kekuatan geser nominal komponen struktur kurang dari geser yang berkaitan dengan pembentukan kekuatan lentur nominal komponen struktur. Kekuatan lentur nominal harus ditentukan dengan memperhitungkan beban aksial terfaktor kritis dan termasuk E;
(b) Untuk diafragma, untuk geser harus tidak melebihi minimum untuk geser yang digunakan untuk komponen vertikal sistem penahan gaya gempa utama;
(c) Untuk penghubung (joints) dan balok kopel bertulangan diagonal, untuk geser harus sebesar 0,85.
9.3.4 Dalam Pasal 22, harus sebesar 0,60 untuk lentur, tekan, geser, dan tumpuan beton polos struktural.
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Tabel 9.5(a) Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutantidak dihitung
Tebal minimum, h
Komponen struktur Tertumpu sederhana
Satu ujung menerus
Kedua ujung
menerus Kantilever Komponen struktur tidak menumpu atau tidak dihubungkan dengan partisi atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar
Pelat masif satu-arah / 20 / 24 / 28 / 10 Balok atau pelat rusuk
satu-arah / 16 / 18,5 / 21 / 8
CATATAN:
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal dan tulangan tulangan Mutu 420 MPa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut:
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), wc, di antara 1440 sampai 1840 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003wc) tetapi tidak kurang dari 1,09.
(b) Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
9.5.2.3 Bila nilai kekakuan tidak dihitung dengan cara analisis yang lebih mendetail dan teliti, maka besarnya lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton Ec, sesuai dengan ketentuan pada 8.5.1 (untuk beton normal ataupun beton ringan) dan dengan momen inersia efektif, Ie, berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig.
3 3
cr 1 cr
e g cr
a a
M M
I I l
M M
(9-8)
dimana
r g cr
t
M f l
y (9-9)
dan
r 0,62 c
f f (9-10) 9.5.2.4 Untuk komponen struktur menerus, Ie boleh diambil sebagai nilai rata-rata yang diperoleh dari Pers. (9-8) untuk penampang-penampang dimana momen negatif dan positifnya kritis. Untuk komponen struktur prismatis, Ie boleh diambil sesuai dengan nilai yang diperoleh dari Pers. (9-8) untuk penampang di tengah bentang pada kondisi bentang sederhana dan bentang menerus, dan untuk penampang di daerah tumpuan pada struktur kantilever.
9.5.2.5 Bila tidak dihitung dengan cara yang lebih mendetail dan teliti, maka penambahan lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut dari komponen struktur lentur (untuk beton normal ataupun beton ringan) harus dihitung dengan mengalikan lendutan seketika akibat beban tetap yang ditinjau, dengan faktor
1 50
(9-11)
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
dimana adalah nilai pada tengah bentang untuk balok sederhana dan balok menerus, dan nilai pada tumpuan untuk balok kantilever. Faktor tergantung waktu untuk beban tetap boleh diasumsikan sama dengan:5 tahun atau lebih ... 2,0 12 bulan ... 1,4 6 bulan ... 1,2 3 bulan ... 1,0 9.5.2.6 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan dalam 9.5.2.2 hingga 9.5.2.5 tidak boleh melebihi batasan yang ditetapkan dalam Tabel 9.5(b).
9.5.3 Konstruksi dua arah (non-prategang)
9.5.3.1 Subpasal 9.5.3 harus mengendalikan tebal minimum pelat atau konstruksi dua arah laonnya yang didesain sesuai dengan ketentuan Pasal 13 dan memenuhi persyaratan dari 13.6.1.2. Tebal pelat tanpa balok interior yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 9.5.3.2 atau 9.5.3.4. Tebal pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 9.5.3.3 atau 9.5.3.4.
Tabel 9.5(b) Lendutan izin maksimum yang dihitung
Jenis komponen struktur Lendutan yang diperhitungkan Batas lendutan Atap datar yang tidak menumpu atau tidak disatukan
dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Lendutan seketika akibat beban hidup L /180*
Lantai yang tidak menumpu atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Lendutan seketika akibat beban hidup L /360 Jenis komponen struktur Lendutan yang diperhitungkan Batas lendutan Konstruksi atap atau lantai yang menumpu atau
disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Bagian dari lendutan total yang terjadi setelah pemasangan komponen nonstruktural (jumlah dari lendutan jangka panjang, akibat semua beban tetap yang bekerja, dan lendutan seketika, akibat penambahan beban hidup)†
/480‡ Konstruksi atap atau lantai yang menumpu atau
disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar.
/240§
*Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air. Kemungkinan penggenangan air harus diperiksa dengan melakukan perhitungan lendutan, termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan air tersebut, dan mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja, lawan lendut (camber), toleransi konstruksi, dan keandalan sistem drainase.
†Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan 9.5.2.5 atau 9.5.4.3, tetapi boleh dikurangi dengan nilai lendutan yang terjadi sebelum penambahan komponen non-struktur. Besarnya nilai lendutan ini harus ditentukan
berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik hubungan waktu dan lendutan dari komponen struktur yang serupa dengan komponen struktur yang ditinjau.
‡Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen yang ditumpu atau yang disatukan telah dilakukan.
§Batas lendutan tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non-struktur. Batasan ini boleh dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan sedemikian hingga lendutan total dikurangi lawan lendut tidak melebihi batas lendutan yang ada.
9.5.3.2 Untuk pelat tanpa balok interior yang membentang di antara tumpuan dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, tebal minimumnya harus memenuhi ketentuan Tabel 9.5(c) dan tidak boleh kurang dari nilai berikut:
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
(a) Tanpa panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam13.2.5...125 mm
(b) Dengan panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam 13.2.5...100 mm
Tabel 9.5(c) Tebal minimum pelat tanpa balok interior*
Tegangan leleh, fy
MPa†
Tanpa penebalan‡ Dengan penebalan‡
Panel eksterior Panel
interior Panel eksterior Panel interior Tanpa balok
pinggir
Dengan balok pinggir§
Tanpa balok pinggir
Dengan balok pinggir§
280 n/ 33 n/ 36 n/ 36 n / 36 n / 40 n / 40 420 n/ 30 n/ 33 n/ 33 n / 33 n / 36 n/ 36 520 n/ 28 n / 31 n / 31 n/ 31 n / 34 n/ 34
*Untuk konstruksi dua arah, n adalah panjang bentang bersih dalam arah panjang, diukur muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa balok dan muka ke muka balok atau tumpuan lainnya pada kasus yang lain.
†Untuk fy antara nilai yang diberikan dalam tabel, tebal mínimum harus ditentukan dengan interpolasi linier.
‡Panel drop didefinisikan dalam 13.2.5.
§Pelat dengan balok di antara kolom kolomnya di sepanjang tepi eksterior. Nilai f untuk balok tepi tidak boleh kurang dari 0,8.
9.5.3.3 Untuk pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya, tebal minimumnya, h, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(a) Untuk fm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 9.5.3.2;
(b) Untuk fm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh kurang dari
0 8 1400
36 5 0 2
y n
fm
, f
h ,
(9-12) dan tidak boleh kurang dari 125 mm;
(c) Untuk fm lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:
0 8 1400
36 9
y n
, f
h
(9-13) dan tidak boleh kurang dari 90 mm;
(d) Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan f tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan Pers. (9-12) atau (9-13) harus dinaikan paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
Bagian n dalam (b) dan (c) adalah panjang bentang bersih dalam arah panjang diukur muka ke muka balok. Bagian dalam (b) dan (c) adalah rasio bentang bersih dalam arah panjang terhadap pendek pelat.
9.5.3.4 Pelat dengan tebal kurang dari tebal minimum yang ditetapkan dalam 9.5.3.1, 9.5.3.2, dan 9.5.3.3 boleh digunakan bila dapat ditunjukkan dengan perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak melebihi batas lendutan yang ditetapkan dalam Tabel 9.5(b).
Lendutan tersebut harus ditentukan dengan memperhitungkan pengaruh dari ukuran dan
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
bentuk panel, kondisi tumpuan, dan keadaan kekangan pada sisi panel. Modulus elastisitas beton, Ec, harus dihitung berdasarkan ketentuan 8.5.1. Momen inersia efektif, Ie, harus dihitung sesuai dengan Pers. (9-8); harga lain boleh dipakai bila perhitungan lendutan yang didapat dengan menggunakan harga tersebut mendekati hasil yang didapat dari pengujian yang menyeluruh dan lengkap. Lendutan jangka panjang tambahan harus dihitung berdasarkan ketentuan 9.5.2.5.9.5.4 Konstruksi beton prategang
9.5.4.1 Untuk komponen struktur lentur yang didesain sesuai dengan Pasal 18, lendutan seketika harus dihitung dengan metoda atau formula umum untuk lendutan elastis, dan momen inersia penampang beton bruto, Ig, boleh digunakan untuk komponen struktur lentur Kelas U, seperti didefinisikan dalam 18.3.3.
9.5.4.2 Untuk komponen struktur lentur Kelas C dan Kelas T, seperti didefinisikan dalam 18.3.3, perhitungan lendutan harus didasarkan pada analisis penampang transformasi retak.
Untuk komponen struktur tersebut diperbolehkan untuk mendasarkan perhitungannya pada hubungan momen-lendutan bilinier, atau momen inersia efektif, Ie, seperti didefinisikan oleh Pers. (9-8).
9.5.4.3 Lendutan jangka panjang tambahan dari komponen struktur beton prategang harus dihitung dengan memperhatikan pengaruh tegangan dalam beton dan baja akibat beban tetap dan termasuk pengaruh rangkak dan susut beton dan relaksasi baja.
9.5.4.4 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan 9.5.4.1 atau 9.5.4.2, dan 9.5.4.3 tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan dalam Tabel 9.5(b).
9.5.5 Konstruksi komposit
9.5.5.1 Konstruksi yang ditopang
Bila selama waktu konstruksi suatu komponen struktur komposit lentur ditumpu sedemikian hingga setelah tumpuan sementara tadi dilepas, beban mati yang ada ditahan sepenuhnya oleh keseluruhan penampang komposit, maka untuk perhitungan lendutan, komponen struktur komposit tersebut boleh dianggap setara dengan komponen struktur monolit. Untuk komponen struktur non-prategang, bagian komponen struktur yang tertekan akan menentukan apakah nilai-nilai dalam Tabel 9.5(a) berlaku untuk beton berat normal atau ringan. Jika lendutan diperhitungkan, pengaruh kelengkungan/kurvatur akibat perbedaan susut komponen pracetak dan cor di tempat, dan pengaruh rangkak aksial dalam suatu komponen struktur beton prategang harus diperhitungkan.
9.5.5.2 Konstruksi yang tidak ditopang
Bila tebal komponen struktur lentur pracetak non-prategang memenuhi ketentuan Tabel 9.5(a), maka tidak perlu dilakukan perhitungan lendutan. Bila tebal komponen struktur komposit non-prategang memenuhi ketentuan Tabel 9.5(a), maka lendutan yang terjadi setelah komponen struktur menjadi komposit tidak perlu dihitung, tetapi lendutan jangka panjang pada komponen struktur pracetak akibat besar dan lamanya beban yang bekerja sebelum aksi komposit terjadi harus ditinjau.
9.5.5.3 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan 9.5.5.1 atau 9.5.5.2 tidak boleh melampaui batas yang ditentukan dalam Tabel 9.5(b).