• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pelaksaan Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Sistem

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

C. Evaluasi pelaksaan Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Sistem

1. Mutaba’ah Yaumiyah

Mutabaah Yaumiyah merupakan instrumen kontrol terhadap kegiatan dan prilaku peserta didik baik diluar lingkungan sekoalah. Program ini termasuk ke dalam Program Pembinaan Intensif. Mutaba’ah Al- yaumiyah ini diimplementasikan di dalam buku khusus yang di bawa oleh wali kelas dengan koordinasi langsung dengan orangtua wali murid. Buku ini merupakan buku control untuk mengefektifkan kegiatan siswa dirumah yang berbentuk jurnal kegiuatan harian peserta didik.

Jurnal harian peserta didik ini berbentuk daftar ceklist yang diisi oleh guru dan orangtua. Jurnal ini terdiri atas catatan kegiatan di sekolah dan di rumah. Aspek yang menjadi perhatian dalam jurnal ini akan dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 5

Daftar Kegiatan Mutaba’ah Yaumiyah

KEGIATAN

TEMPAT

SEKOLAH RUMAH

Ibadah

 Dzikir Ma’tsurat

 Sholat Duha

 Sholat Zuhur &Ashar Berjamaah

 Berzikir Setelah Sholat

 Sholat Shubuh Berjamaah (Shubuh, Magri, Isya)

 Membiasakan Sholat Sunnah

 Tilawah 2 lembar Prilaku  Salam spa santun

 Berdoa disetiap aktivitas

 Mengucapkan Kalimat

 Menutup aurat saat keluar rumah

 ,membantu orang tua

Toyyibah

 Memahmi Kesalahan

 Qonaah

 Tidak menyebut kekurangan teman

 Membiasakan

mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih

 Makan minum sesuai sunnah

 Hormat dan santun kepada guru

 Tidak berkata “ah” kepada orang orang tua.

 Merapikan barang milik

 Mengajak keluarga berbuat baik

 Makan minum sesuai sunnah

 Mengendalikan emosi

 Disiplin istirahat dan bangun tidur.

 Tidak menonton acara televisi yang tidak mendidik

Belajar

 Menyelesaikan semuga tugas belajar

 Memabawa peralatan belajar lengkap

 Belajar minimal 30 menit

 Mengerjakan tugas rumah

 Membaca buku selain buku pelajaran

2. Pemenuhan Kompetensi Guru SMPIT Tunas Cendikia Mataram Salah bentuk evaluasi integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajarn di SMP IT Tunas Cendikia Mataram adalah dengan memenuhi standar kompetensi guru. Menjadi guru di SMP IT Tunas Cendikia Mataram dituntut untuk memiliki kompetensi yang lebih dari kompetensi yang distandarkan oleh pemerintah.

Menjadi guru di SMP IT Tunas Cendikia Mataram harus memenuhi standar kompetensi yang distandarkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), yaitu:

a. Kualifikasi Umum

1) Memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;

2) Memiliki aktivitas pembinaan rutian pekanan di wilayah masing- masing

b. Kompetensi Kepribadian

1)Pemahaman Islam yang syamil dengan kriteria sebagai berikut:

a)Memiliki akidah yang bersih

b)melaksanakan ibadah secara rutin dan kontinu c) Sopan dan Santun

d) Rendah Hati

e) Berjiwa dan Bersikap lembut.

2)Memiliki kemampuan dan memiliki integritas sebagai pemimpin 3)Mempunyai sikap yang terbuka

4)memiliki keceradasan emosi yang memadai 5)memiliki cakrawal berfikir yang luas 6)Berwibawa

c. Kompetensi Paedagogis

1)Memahami karakter peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

a) Mengenal perbedaan tingkat intelektual peserta didik.

b) Mengenal latar belakang sosial, ekonomi dan budaya peserta didik.

c) Memahyami pandangan morak peserta didik.

d) Mengetahui permasalahan belajar peserta didik yang berkaitan dengan bidang studi yang diajarakan.

e) Mengenal bakat, minat dan potensi peserta didik.

f) Mengetahui tarap perkembangan kognitif peserta didik.

g) Memiliki kemampuan untuk mengidentfikasi dan menangani permasalahan peserta didik yang berkebutuhan khsusu.

2)Penguasaan teori-teori pendidikan yang relevan, dengan kriteria:

a) Dappat memahami dan mengimplementasikan teori pemrosesan informasi dan teori konstruktivisme.

b) Memahami teori perkembangan peserta didik.

c) Menguasai toeri pendidikan anak dalam perspektif Islam.

3)Pengausaan Perencanaan Pembelajaran dengan kriteria:

a) Memahami kurikulum yang relevan b) Mampu membuat indikator pembelajaran

c) Dapat menjelaskan komponen utama penyusunan perencanaan pembelajaran.

d) Mampu membuat rancangan pembelajaran

e) Mampu menentukan media, sumber dan media pembelajaran 4)Penguasaan Media dan Sumber Pembelajaran dengan kriteria:

a) Memiliki pemahaman dan penguasaan yang baik tentang konsep media dan sumber belajar.

b) Mampu menggunaskan media dan su mber belajar.

c) mampu mengembangkan sumber dan media pembelajaran d) mampu menggunakan media pembelajaran secara bervaariasi.

5)Penguasaan strategi dan metode pembelajaran dengan kriteria:

a) Memahami teori dasar pengembangan strategi pembelajaran.

b) Mampu membedakan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran.

c) Memahami dan dapat mengimplementasikan lebih dari tiga pendekatan pembelajaran.

d) Menguasai lebih dari lima metode pembelajaran.

e) Mampu menyusun tahapan pembelajaran secara benar.

f) Mampu melakukan pengembangan strategi pembelajaran secara alami.

6) Mampu merancang lingkungan pembelajaran dengan kriteria:

a) Memahami prinsip dan strategi pengelolaan kelas yang efektif b) Memahami perancangan kelompok dan bagiamana kerja

kelompok agar efektif.

c) Mampu mengantarkan peserta didik untuk kerjasama dalam kelompok dan pengelolaan kelas.

d) Mampu mendesain kelas sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

e) Mengetahu secara detail tata tertib kelas

f) Mengetahui tata tertib dan prosedur pengamanan

g) Mampu merancang dan membuat kelas dengan prinsip ASRI (Aman Sehat Resik dan Indah)

7)Mampu melakukan internalisasi nilai-nilai Islam dengan kriteria:

a) Mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai Islam

b) Mampu mengambil hikmah dalam setiap materi yang diajarkan.

8) Melakukan pengembangan evaluasi pembelajaran dengan kriteria:

a) Memahami teori-teori evaluasi pembelajaran b) Mampu membuat kisi-kisi pembelajaran.

c) Mampu membuat instrumen evaluasi pembelajaran dalam berbagai level kompetensi.

d) Dapat melakukan validitas isi.

e) Dapat menghitung validitas konstruk f) Dapat menghitung reabilitas

g) Dapat menentukan tingkat kesukaran soal h) Dapat menentukan daya beda soal mutiple chois i) Mampu membuat analisis soal

j) Mampu membuat rekomendasi dan tindak lanjut instrumen evaluasi.

9)Mampu membuat laporan hasil belajar dengan kriteria:

a) Mamppu membuat laporan evaluasi

b) Mampu membuat laporan penilaian akhir semester

10) Mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan kriteria:

a) Mampu membuat rancangan penelitian tidakan kelas b) Mampu melakukan penelitian tindakan kelas

c) Mampu membuat hasil Laporan Tindakan Kelas.

.

d. Kompetensi Profesional

1)Memiliki penguasaan akademis yang baik, dengan kritera:

a) Mehami konsep, prinsip dan teori keilmuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.

b) Mampu mengantarkan peserta didik memahami konsep, prinsip dan teori sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

c) Mengetahui perkembangan terbaru terkait dengan bidang studi yang diajarkan.

2)Memahami Konsep Sekolah Islam Terpadu dengan kriteria:

a) Memahami konsep prosedur Sekolah Islam Terpadu.

b) Memahami aplikasi konsep sekolah Islam Terpadu.

3)Memahami kebijakan pendidikan Nasional dengan kriteria:

a) Memahami Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional b) Memahami Undang-Undang Guru dan Dosen

c) Memahami Peraturan Pemerintah Terkait dengan Standar Pendidikan Nasional.

d) Memahami Keputusan Menteri terkait dengan implementasi standar pendidikan nasional.

e) Memahami perkembangan kebijakan pendidikan nasional.

e. Kompetensi Sosiakl

1) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan kriteria:

a) Memahami Teori Komunikasi

b) Mamapu mengelola cara komunikasi yang baik sesuai dengan keperluan.

c) Memahami perbedaan gaya komunikasi dengan beragam etnis, gender dan situasi.

d) Mampu berkomunikasi secara efektif dan akurat.

e) Mampu menggunakan beragam model komunikasi.

2)Memiliki kemampuan bekerjasama dengan kriteri:

a) Menujukkan simpati pada orang lain b) Menunjujkkan empati pada orang lain c) Dapat memahami orang lain

d) Dapat menjalin kerjasama dengan orang lain.

3)Mendahuluan kepentingan orang lain dan umum

4)Memiliki pengalaman dan terlibat dalam organisasi profesi dengan kritera:

a) Mengetahui salah satu organisasi profesi guru b) Menjadi anggota profesi guru.

c) Memberikan konstribusi pada organisasi profesi guru.

d) Berpatisifasi aktif dalam organisasi profesi guru.

3. Melibatkan Peran Orang Tua

Hubungan antara sekolah, wali murid dan masyarakat menjadi sangat penting sebagai sebuah kolaborasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena orang tua, disamping sekolah mempunyai peran yang signifikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Karena sesungguhnya keberhasilan pendidikan tidak hanya peran dari lembaga pendidikan saja, keterlibatan orang tua memiliki peran yang tak kalah signifikannya dalam menujang keberhasilan pendidikan peserta didik.

Hal inilah yang mendorong SMP IT Tunas Cendikia untuk mengaktifkan peran serta orang tua dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagaimana kepala sekolah mengungkapkan:

“salah satu ciri yang mendasar dari SMP IT Tunas Cendikia Mataram adalah proses keterlibatan orang tua siswa dalam mengontrol putra-putrinya. Orang tua terlibat untuk menjamin terlaksananya kegiatan ibadah putra-putrinya di rumah. Adapun di sekolah orang diberikan akses seluas-luasnya untuk mengetahui perkembangan putra-putrinya disekolah. Sekolah telah menempatkan wali dan guru BK sebagai sebagai

tempat konsultasi perkembangan akademis putra-putri mereka”20

Sekolah Islam Terpadu Tunas Cendikia Mataram memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar, yaitu : sekolah, rumah dan masyarakat. Sekolah Islam Terpadu berupaya untuk mengoptimalkan dan sinkronisasi peran guru, orang tua, dan masyarakat dalam proses pengelolaan sekolah dan pembelajaran sehingga terjadi sinergi yang konstruktif dalam membangun kompetensi dan karakter siswa.

Orang tua dilibatkan secara aktif untuk memperkaya dan memberi perhatian yang memadai dalam proses pendidikan putra-putri mereka. Sementara itu, kegiatan kunjungan ataupun interaksi ke luar sekolah merupakan upaya untuk mendekatkan peserta didik terhadap dunia nyata yang ada di tengah masyarakat.

Bentuk pelibatan orangtua dalam pendidikan anak di SMP IT Tunas Cendikia Mataram, dapat diruaikan sebagai berikut:

a. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan salah bentuk melibatkan pihak keluarg/orang tua dalam proses pendidikan anak diak. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan mendatangi rumah siswa. Kegiatan ini dirancang untuk menjalin komunikasi yang harmonis antara sekolah dan orang tua. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam setahun untuk membahas perkembangan anak didik bersama orang tua.Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan identifikasi kondisi rumah untuk direlevansikan dengan gaya belajar disamping untuk mendekatkan hubungan antara sekolah dan orang tua.

Kegiatan kunjungan rumah selain bertujuan untuk menggali informasi mengenai karakteristik anak, juga untuk membantu

20 Muhammad Zahid, Kepala SMP IT Tunas Cendikia Mataram. wawancara tanggal 7 Juni 2020

pekerjaan wali kelas khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kegiatan kunjungan kunjungan rumah mendapat sambutan yang positif dari orang tua siswa. Mereka menganggap kunjungan rumah merupakan sarana yaang baik untuk menjalin hubungan antara rumah dan sekolah dan wadah yang baik untuk memantau perkembangan pendidikan anak didik.

b. Pengajian bulanan bagi Orangtua

Sebagai salah satu bentuk melibatkan orang tua dalam sistem pendidikan di sekolah, SMP IT Tunas Cendikia Mataram melakukan program pengajian yang diselenggarakan untuk guru da orang tua siswa.

Kegiatan ini disamping untuk memberikan pengayaan wawasan Keislaman juga memberikan perspektif yang sama dalam hal penangan anak didik di rumah. Pengajian ini biasanya menghadirkan tuan guru sekitar Kota Mataram sebagai penceramah.

Adapun materi-materi pengajian pada umumya masalah tauhid, akidah dan syariah, juga perkembangan-perkembangan terbaru mengenai dunia pendidikan dan pembelajaran. Wadah pengajian ini menjadi salah satu perekat hubungan antara sekolah dan orang tua.

c. Seminar Parenting

Secara periodik SMP IT Tunas Cendikia Mataram mengadakan seminar parenting khusus untuk wali murid, hal ini untuk menambah wawasan orang tua tentang parenting untuk mendukung perannya dalam mendidik putra-putrinya. Kegiatan ini sangat dianjurkan oleh sekolah karena ini terkait peran dan tanggung jawab orang tua terhadap putra-putrinya. Kegiatan parenting ini dapat menjadi bekal wawasan bagi orang tua dalam mendidik putra- putrainya, karena pendidikan anak tidak selalu dilimpahkan kepadan sekolah, maka orang tua perlu diberikan wawasan parenting agar pendidikan dirumah berkorelasi positif dengan pendidikan di sekolah.

Dalam kegiatan ini, sekolah mendatangkan psikolog- psikolog yang berkompetens dalam hal perkembangan peserta didik juga pakar-pakar pendidikan yang memberikan uraian yang mendalam dan kolaboratif .

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Pelaksanaan Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Sistem Pembelajaran di SMPIT Tunas Cendikia Mataram

1. Karakteristik Sekolah Islam Terpadu; SMP IT Tunas Cendikia Mataram

SMPIT Tunas Cendikia Mataram sebagai bagian dari Sekolah Islam Terpadu (SIT) pada hakikatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al Qur‟an dan As Sunnah. Konsep operasional SIT merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.

Istilah terpadu dalam SIT dimaksudkan sebagai penguat (tauhid) dari Islam itu sendiri. Maksudnya adalah Islam yang utuh, menyeluruh, integral bukan parsial, syumuliah bukan juz‟iyah. Hal ini menjadi semangat utama dalam gerak dakwah di bidang pendidikan ini sebagai “perlawanan” terhadap pemahaman sekuler, dikotomi dan juz‟iyah. Dalam aplikasinya SIT diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum.

Dengan pendekatan ini semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak ada “sekularisasi” dimana pelajaran dan semua bahasan lepas dari nilai dan ajaran Islam, ataupun “sakralisasi” dimana Islam diajarkan terlepas dari konteks kemaslahatan kehidupan masa kini dan masa depan. Palajaran umum seperti:

Matematika, IPA, IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, keterampilan dibingkai dengan pijakan, panduan dan panduan Islam. Sementara dipelajaran agama kurikulum diperkaya dengan pendekatan konteks kekinian dan kemaslahatan.

Di dalam SIT juga ditekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran

fariatif dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes.

Metode pembelajaran menekankan penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan otak kanan. Dengan pengertian ini, seharusnya pembelajaran di SIT dilaksanakan dengan pendekatan berbasis (a) problem solving yang melatih peserta didik berfikir kritis, sistematis, logis dan solitif, (b) berbasis kreatifitas yang melatih peserta didik untuk berfikir orisinal, luwes (fleksibel), lancar dan imajinatif. Keterampilan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan penuh maslahat bagi diri dan lingkungannya.

Di dalam penyusunan program pembelajaran, S IT mempunyai standar konsep penyusunan program pengajaran:

a. Ruhiyah-aqliyah dan jasadiyah seimbang. Program pembelajaran perlu dirancang secara komplementatif sinergis antara kegiatan di masjid, kelas dan lingkungan.

Kegiatan di masjid hendaknya disusun dengan pola ruhiyah-akademik. Untuk kegiatan di kelas menggunakan pola akademik- rukhiyah. Sedangkan kegiatan di laboratorium, pusat-pusat industri, kegiatan kemasyarakatan dan lapangan menggunakan pola ketrampilan- fisik-akademik. Dengan pola tersebut diharapkan terbangun pribadi yang utuh.

b. Kegiatan teoritik dan praktek saling melengkapi dan seimbang, teori harus ada praktiknya dan dari praktik ditarik teoritiknya.

c. Abstrak harus dikongkritkan, dibuatkan medianya dibuat protypenya, dibuat modelnya dan pada giliranya menghasilkan teknologi dalam segala hal.

d. Disusun dalam kegiatan yang berat diimbangi dengan fisik, psikis ruhiyah, dari ruhiyah ke keterampilan. Misalnya awal tahfidz, matematika, bahasa dan dipindah ke masjid, kemudian pembelajaran dilanjutkan selepas zuhur, sampai ashar kegiatan keterampila di laboratorium dan lain-lain..

e. Kegiatan indoor dan outdoor diseimbangkan dalam hal ini pembelajaran

integrasi nilai-nilai Islam dalam operasional mengacu konsep SIT yang telah dirumuskan oleh JSIT Pusat yang diberlakukan di seluruh Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.

2. Standar Operasional Sekolah Islam Terpadu

Standar opersioanl Sekolah Islam Terpadu diatur dalam regulasi yang sangat detail dan rinci. Pengelolaan Sekolah Islam Terpadi mendasarkan pada delapan standar yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan ditambah dengan standar kekhasan Sekolah Islam Terpadu , hal ini tercantum dalam buku Standar Mutu Sekolah Sekolah Islam Terpadu Jaringan Sekolah Islam Terpadu, dimana dalam operasional mengacu pada beberapa standar berikut:

a. Standar Konsep Sekolah Islam Terpadu 1) Konsep Filosofis dan Ideologis 2) Konsep Strategis

3) Konsep Operasional

b. Standar Pendidik dan Kependidikan 1) Standar Kompetensi Kepala Sekolah

Berdasarkan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah mempunyai kesamaan dengan Standar Kompetensi yang dibuat oleh Sekolah Islam Terpadu, akan tetapi, dalam Sekolah Islam Teropadu ada tambahan yang melengkapi Kompetensi kepadala Sekolah yaitu:

a) Seorang kepala sekolah memiliki pengalaman sebagai guru dengan lain seorang kepala sekolah mempunyai kualifikasi seorang guru.

b) Kepala sekolah harus mengikuti kajian mingguan dan ia sebagai seorang murabbi/ketua majlis. Artinya untuk menjadi kepala sekolah seseorang harus berproses dari awal sehingga berdasarkan dengan proses itu sudah matang baik secara pengalaman maupun secara kompetensi.

1 JSIT Indonesia, Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu (Jakarta: Tim Mutu JSIT Indonesia, 2017), . 9

dari pemerintah juga harus memenuhi kualifikasi guru berdasarkan regulasi Sekolah Islam Trerpadu, juga harus melakukan kajian pekanan di sekolah tempat ia mengajar bersama kepala sekolah.

c. Standar Saranan dan Prasarana dan Pengelolaan Pusat Sumber Belajar

Standar sarana dan prasaranan dan pengelolaan sumber belajar yag ditetapkan oleh Sekolah Islam Terppatu mengacu pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasaranan. Dalam Standar Operasional Sekolah Islam Terpadu ditambahkan dengan standar masjid/mushalla sebagai berikut:

1) Sajadah imam harus tersedia minimal satu buah 2) Terdapat jam dinding minim satu

3) Adanya karpet sesuai dengan kebutuhan

4) Terdapat rak dan lemari untuk koleksi al-Qur’an dan Referensi 5) Terdapat kamar mandi yang terpisah uintuk putra dan putri 6) Terdapat tempat wudhu untuk putra dan putri

8) Terdapat lampu penerang d. Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan adalah standar minimal yang harus dilakukan sekolah dalam proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan Sekolah Islam Terpadu mengacu pada Standar Pengelolaan yang ditetapkan BSNP, namun terdapat tambahan, meliputi:

1) Setiap siswa baru harus dilakukan selesksi dengan materi test: tes akademik, psiko test dan tes membaca al-Qur’an

2) Pengelolaan mutu peserta didik, merupakan klasifikasi peserta didik berdasarkan kemampuannya, tujuannya untuk meningkatkan potensi peserta pada bidang yang diminati

yang bermuara pada Standar Mutu Lulusan, yaitu:

1) Mempunyai akidah yang bersih, beribadah yang benar dan berperilaku dengan akhlak yang mulia

2) Mampu membaca al-Qur’an dengan fasih dan tartil dan mengamalkannya dalam kehididupan sehari-hari.

3) Memiliki hafalan al-Qur’an minimal 2 Juz.

4) Terbiasa melakukan ibadah sunnah seperti sholat dhuha, sholat secara berjamaah, shalat tahajjud, puasa sunnah dan rajin bersedekah.

4) Mampu berkomunikasi dengan bahasa asing degan lancar.

5) Mampu mengewmbangkan dan minatnya secara proporsional e. Standar Kerjasama

Standar kerjasama tidak terdapat dalam peraturan pemerintah, standar kerjsama khjusus dibuat oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu sebagai konsep kekhususan. Terdapat beberapa bentuk kerjasama dalam bidang akademik dan non akademik.

1) Bidang Akademik; dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan dan penelitian, pertukaran dan perpindahan warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, pertukaran siswa, program magang, penerbitan bersama sumber belajar, penyelenggaran seminar/workshop.

2) Bidang Nonakademik; dapat melakukan kerjsama dibidang penggalangan dana, pendayagunaan aset, royalti dan Hak Kekayaan Intelektual.

f. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan menurut Peraturan Pemerintah telah dibuah dengan PP No. 32 Tahun 2003 terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal.

Biaya investasi adalah biaya yang diperuntukkan untuk penyediaan sarana dan prasarana sekolah, pengembangan sumber daya pendidikanserta modal kerja tetap.

operasional dan personalia.

Jaringan Sekolah Islam Terpadu merumuskan standar pembiayaan pendidikan dengan lima point khusus, yaitu:

1) Sumber dana 2) Pengelolaan

3) Pertanggung jawaban pengelolaan 4) Pengendalian biaya

5) Standar Akuntasi

Dana Pembiayaan Sekolah Islam Terpadu, berasal dari berbagai sumber dan berbagai bentuk. Berdasarkan sumber, pembiayaan dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Pembiayaan yang berasal dari peserta didik yang diperuntukkan bagi:

a) Dana pengembangan untuk pembiayaan infrastruktur sekolah

b) Dana pendidikan diguakan untuk pembiayaan pengadaan sarana dan media pembelajaran.

c) SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan) digunakan untuk biaya operasional penyelenggaraan seperti alatpalat pembelajaran dan gaji guru.

d) Dana kegiatan sekolah, dilakokasikan untuk pembiayaan kegiatan pendidikan baik indoor maupun outdoor sekolah.

2) Hasil Usaha Sekolah; baik berupa kantin atau usaha lainnya digunakan untuk menambah biaya operasional.

3) Sumbangan/Infaq dan Bantuan Pemerintah; digunakan untuk infrastruktur sekolah.

g. Standar Kurikulum Sekolah Islam Terpadu

Ada perbedaan istilah antara Peraturan Pemerintah yang telah dibuah dengan PP. Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Nasional dengan Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu. Peraturan Pemerintah menggunakan istilah Standar Isi

Karingan Sekolah Islam Terpadu mengacy pada ketentuan pemerintah melalui standar isi dengan beberapa tambahan pengemban yang menjadi ciri khas Sekolah Islam Terpadu. Perbedaan ini tidak bersfat komprontatif melainkan bersipat komplementer atau pelengkap.

h. Standar Pendidikan Agama Islam

1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Sekolah Islam Terpadu menggunakan kata ‘Islam” sebagai brand sejolah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka koordinasi pelaksanaan pendidikan pembelajaran mengacu pada Kemendikbud. Walaupun Sekolah islam Terpadu terdapat Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam tapi ia berbeda dengan kurikulum kemendikbud maupun Kementerian Agama. Di kemendikbud pembelajaran Pendidikan Agama Islam diberikan dalam alokasi dua jam mata pelajara. Sedangkan di Kementerian Agama, tidak terdapat Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam akan tetapi diklasifikasikan dalam bentuk mata pelajaran yang lebih beragam dengan alokasi waktu yang lebih banyak. Adapun yang kontent Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kementerian Agama ada Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Di Sekolah Islam terpadu, pembelajaran PAI juga diselenggarakan dalam beberapa mata pelajaran yang dipecah menjadi beberapa yaitu: Fiqih, Aqidah dan Tauhid, dan Syirah Nabawiyah. Walaupun terdapat kesamaan nama dengan di Kementerian Agama namun secara kontens berbeda, kontens disesuaikan dengan ciri khas Sekolah Islam Terpadu.

2) Pembelajaran Al-Quran (Tahsin Tahfidz)

Pembelajaran Al-Qur’an di Sekolah Islam Terpadu berorientasi pada Tahsin dan Tahfidz. Peserta didik dituntut menguasai Tahsin (cara membaca al- Quran yang benar sesuai dengan kaidah Tajiwd) peserta didik juga dituntut memiliki hafalan. Pelajaran Al-Qur’an digunakan untuk menggodok dan

Dokumen terkait