BAB 4 PEMBAHASAN
4.5 Evaluasi
Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilakukan karena merupakan teori, sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan pasien dan masalahnya secara langsung.
Pada tinjauan kasus pada waktu dilaksanakan evaluasi nyeri berhubungan dengan terputusnya inkontuinitas jaringan berkurang dalam waktu 1 x 24 jam karena tindakan yang tepat, pasien juga melakukan apa yang tim medis ajarkan untuk nyerinya dan telah berhasil dilaksanakan dan tujuan kriteria hasil tercapai.
Pada waktu dilaksanakan evaluasi hambatan mobiitas fisik berhubungan dengan kelemahan dalam waktu 1 x 24 jam karena tindakan yang tepat, pasien juga melakukan apa yang tim medis ajarkan dan telah berhasil dilaksanakan dan tujuan kriteria hasil tercapai.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai karena adanya kerja sama yang baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada Ny.M sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi dan pasien KRS pada tanggal 29 Desember 2018 jam 08.00 WIB
BAB 5 PENUTUP
Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanaan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dengan diagnosa medis post Sectio Caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Mawar - 4 RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien post sc dengan indikasi letak sungsang.
5.2 Simpulan
Dari hasil yang menguraikan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis post Sectio Caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Mawar - 4 RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
5.2.1Pengkajian sangat penting pada pasien post sc yang perlu diperhatikan saat pengkajian adalah nyeri pada daerah abdomen agar tidak bertambah, selain itu memberi nutrisi yang baik yang harus di konsumsi pada klien selama pemulihan, klien juga harus bermobilisasi sdengan baik. Pada pasien dengan post sc hal yang perlu diperhatikan saat pengkajian adalah pengkajian pada pemeriksaan fisik pada ibu post sc akan mengalami perubahan payudara bertambah besar, kontraksi uterus baik/keras, terdapat lochea rubra
5.2.2 Pada pasien dengan post sc (sectio caesarea)akan mengalami beberapa masalah fisik,psikologi maupun social masalah keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus adlah nyeri akut, gangguan mobilitas fisik. Kedua
72
diagnosa tersebut muncul karena didapatkan data-data dari keadaan pasien itu sendiri.
5.2.3Intervensi diagnosa keperawatan yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terjadi kesamaan namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, kriteria hasil.
5.2.4 Pelaksanaan rencana keperawatan dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk pelaksanaan diagnosa pada tinjauan pustaka.
5.2.5 Evaluasi dilakukan penulis dengan metode per 24 jam dengan harapan penulis dapat mengetahui perkembangan yang terjdi pada pasien setiap saat.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerjasama yang baik antara,keluarga,dan tim kesehatan.
5.3 Saran
Berlatar belakang dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut.
5.3.2Keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan yang terjalin dengan baik perlu ditingkatkan sehingga timbul rasa saling percaya, serta untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan.
5.3.3 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya lebih berpotensi dengan meiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim kesehatan yang lainnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan post sc (sectio caesarea).
5.3.4 Untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan sebaiknya diadakan suatu seminar atau penyuluhan yang membahas tentang masalah kesehatan yang
ada pada pasien tentang post sc (sectio caesarea), seperti penyuluhan tentang cara menyusui dengan benar.
5.3.5 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik secara formal maupun informal khususnya pengetahuan bidang melakukan perawatan post sc (sectio caesarea).
5.3.6 Pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep kesehatan perlu ditingkatkan secara konprehensif sehingga mampu untuk menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham.(2008). Laporan pendahuluan Post sc. Diakses melalui http://documen.tips/dokuments/laporan-pendahuluan-post-
sc55f5d9b588b7d.html. pada tanggal 15 september 2018 pada pukul 19.50 WIB
Faser. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10 ECG
Hanifa.(2006) Bratakoesoema. Obstetri Patologi, edisi II EGC.
http://rainfallaline.blogspot.com/2011/12/asuhan-pada-kehamilan-dengan- letak.html? Diakses pada tanggal 17 september 2018 pukul 19.15 WIB
Manuaba,(2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.
http//rainfallaline.blogspot.com/2012/04/askeb-anc
letaksungsang.html?.Diakses pada tanggal 17 september 2018 pada pukul 20.00 WIB
Potter & perry. (2005). Fundanmental Keperawatan.
http//jabbartbtj.blogspot.com/2004/09/proses-keperawatan-pengkajian- diagnosa.html?. Diakses pada tanggal 17 september 2018 pada pukul 23.45 WIB
Prawirohardjo, (2007). Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. http://www.Abc medika.com/2013/11/konsep-dasar- sectio-caesaria.html?. Diakses pada tanggal 15 september 2018 pada pukul 19.45 WIB
Riskesdas, 2015. Angka Kejadian Sectio Caesaria. www.google.com. Diakses pada tanggal 15 september 2018
Rukiyah dan Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta. http//rainfallaline.blogspot.com/2013/01/presentasi-bokong-dan- penanganannya.html? Diakses tanggal 16 september 2018 pada pukul 15.15 WIB
Rustam Mochtar. (1998). Manual Persalinan. Jakarta. EGC.
http://rainfallaline.blogspot.com/2013/01/presentasi-bokong-dan-
75
penangananya.html?. Diakses pada tanggal 17 september 2018 pukul 20.00 WIB
Saifudin , mansjoer. (2005). Askep sectio caesaria. Diakses melalui http://annahabayahan.blogspot.co.id/2011/04/askep-sectio-caesaria.html pada tanggal 15 september 2018 pada pukul 22.01 WIB
Sarwono. (2005). Dalam Ilmu Kandungan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo .http://www.abcmedika.com/2013/11/konsep-dasar sectio-caesaria.html?. Diakses pada tanggal 20 september 2018 pada 20.00 WIB
Wiknjasastro H. (2005). Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohdjo. http://www.Abcmedika.com/2013/11/konsep-dasar- sectio-caesaria.html?. Diakses pada tanggal 09 september 2018 pukul 20.37 WIB
Wiknjosastro H. (2007). Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohrdjo.
http://rainfallaline.blogspt.com/2013/01/presentasi:bokong-dan-
penanganannya.html? Diakses pada tanggal 19 September 2018 pukul 20.35 WIB
Wilkinson.(2009) . Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.Yogyakarta: nuha medika.
http//askebdenganletaksungsang.blogspot.com/2012/04/askeb-anc-
letaksungsang.html?. Diakses pada tanggal 10 september 2018 pada pukul 18.00 WIB
Wilkinson.(2007). Proses Keperawatan.Jakarta: selemba medika.
http://dwimahendrayanti.blogspot.com/2013/12/makalah-evaluasi-
keperawatan.html?. Diakses pada tanggal 16 september 2018 pukul 20.00 WIB
DI RSUD BANGIL PASURUAN
Disusun Oleh :
Novi Dwi Lestari 1601026
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO
2019
Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL ) Sub Pokok bahasan : Perawatan Tali Pusat
Sasaran : By. Ny. S
Waktu : 10 Menit
Tempat : Ruang Perawatan C6 RSUD Cibabat Cimahi
1. 1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.
1. 2.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu : 1. Mengetahui tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
2. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
3. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan tali pusat.
3. Materi Penyuluhan
1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
2. Memperagakan dan melatih teknik Perawatan tali pusat yang benar.
3. Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri.
1. 4. Metode
Ceramah dan Memperagakan Teknik.
No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien 1 Pra interaksi ▪ Mengucapkan salam pembuka ▪ Menjawab salam
2 Menit ▪ Memperkenalkan diri ▪ Mendengarkan
▪ Menjelaskan maksud dan tujuan
2 Interaksi ▪ Memberikan pengetahuan tentang ▪ Mendengarkan pentingnya perawatan tali pusat.
5 menit ▪ Memperhatikan
▪ Memperagakan dan melatih
teknik perawatan tali pusat yang ▪ Berdiskusi dengan
benar. mahasiswa (penyuluh )
▪ Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri.
3 Post interaksi 3 ▪ Menggali pengalaman peserta ▪ Menceritakan menit setelah dilakukan tindakan. pengalaman
▪ Memberikan masukan ▪ Memperhatikan
▪ Menyimpulkan hasil ▪ Memberi
penyuluhan tanggapan
▪ Salam Penutup ▪ Menjawab salam
penutup
6. Evaluasi
Pertanyaan dan jawaban
1. Setelah yang kita diskusikan tadi, apa yang bapak/ibu ketahui tentang pentingnya perawatan tali pusat ?
2. Coba peragakan kembali apa yang sudah kita peragakan tadi ?
3. Selain apa yang kita diskusikan tadi, apa bapak/ibu dapat melakukan perawatan di rumah secara mandiri ?
7. Materi Penyuluhan
Pengertian Tali Pusat Bayi
Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Cara Membersihkan Tali Pusat 1. Cuci tangan bersih
2. Gunakan handscoon
3. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut).
4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.
Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi
Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang dipotong ke arah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak terkena kotoran dari pusar.
Hal – Hal yang Dilarang
Membubuhkan atau mengoleskan ramuan dan abu dapur karena akan menyebabkan infeksi.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
• Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau menoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
• Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
• Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
• Teknik Perawatan Tali Pusat Bayi. Dalam perawatan maupun pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan teknik steril. Artinya, dalam setiap pelaksanaan perawatan dan
• Penggunaan Popok pada bayi. Saat tali pusat dipotong, maka harus diperhatikan penggunaan popok bayi tersebut. Sebaiknya popok dipakaikan dibawah pusar.
Alasannya adalah agar pusarnya tidak lembab, karena apabila lembab akan beresiko timbulnya infeksi.
C. INFEKSI PADA TALI PUSAT BAYI
1.Pengertian Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatrum )
Tetanus Neonatrum adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir (neonatus). Tetanus neonatorum penyebab kejang yang sering dijumpai pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic (Ilmu Kesehatan Anak, 1985)
Penyebab adalah hasil klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat
mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. (Ilmu KesehatanAnak,1985)
Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanolysin.
2. Tanda-Tanda Tali Pusat Bayi yang Terinfeksi
• Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya,seperti kurang bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat pemotongan tali pusat bayi menggunakan benda yang tidak steril sehingga kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak.
• Bau Tidak Sedap
Bau Tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir.Selain itu juga ditandai dengan kemerahan di sekitar pusar.
• Tidak Banyak Menangis
Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak tidur.Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum,demam dan yang paling parah sampai terjadi kejang.
• Kulit sekitarnya berwarna kemerahan.
• Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
• Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera keringkan dengan kassa kering dan di bungkus dengan kassa tipis yang steril dan kering.
• Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.