BAB II KAJIAN TEORI
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak Peserta Didik . 33
Akhlak ialah, sifat-sifat yang di bawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada pada diri manusia. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, yang disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, yang disebut akhlak yang tercela”.53
Setiap orang ingin agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, dan sikap mental yang kuat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan dengan melalui pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat membawa kepada terjaminnya akhlak perilaku ihsan. Pendidikan agama harus diberikan secara terus-menerus baik faktor kepribadian, faktor keluarga, pendidikan formal,pendidikan nonformal atau lingkungan.54
Generasi muda yang merupakan sumber insani bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran norma-norma agama dan masyarakat. Secara umum pengaruh pendidikan akhlak seseorang tergantung pada dua faktor yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor Internal/kepribadian dari orang itu sendiri.
Perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0- 12 tahun. Kemampuan seseorang dalam memahami masalah-masalah agama atau ajaran agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami ajaran Islam.55
53Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak., h. 1.
54Nipa Abdul Him,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 12
55Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama , (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 58
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor internal atau faktor yang ada dalam diri orang adalah orang yang terdekat yang mengajarkan agama terutama pada masa anak-anak, karena pada masa itu anak akan memahami masalah dan ajaran- ajaran yang diterimanya.
2) Faktor Eksternal
Beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi akhlak seseorang:
a) Lingkungan Keluarga
Pada dasarnya, lingkungan lain menerima anak-anak setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya. Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam.
Pendidikan akhlak tidak hanya secara teoritik namun disertai contohnya untuk dihayati maknanya, seperti kesusahan ibu yang mengandungnya, kemudian dihayati apa yang ada dibalik yang nampak tersebut, kemudian direfleksikan dalam kehidupan kejiwaannya, yaitu memikul pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak.56
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dalam kehidupan manusia untuk pertama kalinya, seorang insan akan mendapati dirinya dalam pengasuhan orang tuanya diantara para saudaranya.
56Chabib Thoha, Saifudin Zuhri, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Fakultas Tarbiyah,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), h. 108.
Pendidikan dalam lingkup keluarga tidaklah terbatas pada saat manusia masih kanak-kanak, namun keluarga adalah penyokong, pelindung, pendidik dan penjaga anak dari berbagai pengaruh negatif yang mungkin diterimanya dari luar. Ikatan anak dengan orang tua dan keluarganya adalah ikatan yang kokoh karena bersifat normative, teologis, sosiologis, dan psikologis.57
Dengan perkembangan akhlak keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Di samping faktor pengaruh keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak.
b) Lingkungan Pergaulan
Pergaulan banyak menentukan corak kepribadian seseorang. Akulturasi antara dua orang atau lebih yang berhubungan niscaya saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya, pergaulan antara kawan, teman inilah yang sering mengubah akhlak seseorang yang baik menjadi buruk.Rasulullah SAW bersabda:
ْمُهَبَﺩَﺍ ﺍ ْوُنِس ْحَﺍَﻭ ْمُكَﺩَل ْﻭَﺍ ْوُمِرْكَﺍ (
ﺱابع نبﺍ ﻩﺍﻭﺭ )
Artinya: “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik. (H.R IbnuAbas)”.58
57Perpustakaan Nasional RI, Wawasan Al-Qur’an tentang Pendidikan, (Bandar Lampung:
Aura, 2013), h. 155-163
58Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam ,Cet III, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 197
Baihaqi meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas r.a.dariRasululah:
َلَوْلﺍ ِّقَح ْنِم ُهَمْسﺍ َنِسْحُيَﻭ ُهَبَﺩَﺍ َنِسْحُي ْﻥَﺍ ِدِلﺍَولﺍ ىْلَع ِد
( ىقهيبلﺍ ﻩﺍﻭﺭ )
Artinya:Diantara yang menjadi hak seorang anak atas orang tuanya adalah memperelok budi pekertinya dan menamakannya dengan nama yang baik.(H.R Baihaqi)’’.59
Berdasarkan hadits-hadits pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pendidik (ayah, ibu) mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam mendidik anaknya dengan kebaikan dan nilai akhlak. Tanggung jawab tersebut dilakukan sejak kecil agar anak senantiasa berlaku benar.
c) Lingkungan Madrasah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan anak yang bersifat formal, karena berbagai komponen pendidikan disekolah mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum, materi pelajaran, proses belajar mengajar, guru, evaluasi, manajemen, dana, sarana prasarana dan komponen pendidikan lainnya bersifat formal.
Lingkungan pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan agar peserta didik memahami melakukan suatu perubahan pada dirinya.Akhlak memberitahu bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku, bersikap terhadap penciptanya (Tuhan).60
59Ibid, h. 198
60Mustofa. Akhlak Tasawuf. h. 109
Madrasah merupakan faktor penting di samping faktor- faktor yang lain, sebab madrasah sebagai lembaga pendidikan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat yang ada pada anak didik serta membimbing bakat tersebut agar bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Penampilan guru, pakaiannya, cara berbicara, bergaul dan memperlakukan anak didik, keadaan jiwa yang sedang dialaminya, idiologi dan paham yang dianutnya terbawa tanpa disengaja ketika ia berhadapan dengan anak didiknya. Peserta didik tanpa disadari oleh guru dan orang tua,bahkan anak tidak tahu bahwa ia telah terseret menjadi kagum dan sayang terhadap gurunya.61
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang ada di madrasah akan memberikan kesan kewajaran yang patut dilakukan oleh anak didik, sesuatu yang baik dan memberikan kesan baik, itu wajar dan patut.
sesuatu yang tidak baik akan memberikan kesan yang tidak baik pula terhadap tingkah laku anak didik.
d) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai komunitas yang amat heterogen dengan berbagai aspeknya. Masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian manusia. Hal ini ditunjukkan setiap individu dalam menanamkan nilai-nilai akhlak al-karimah kepada semua orang
61Ibid.
ditegaskan oleh Allah SWT ,demikian juga, dalam QS. Ali Imran: 104 sebagai berikut:
Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang yang beruntung”.62
Begitu juga dalam surat Al-Imran ayat: 110 sebagai berikut:
Artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah SWT . Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.63
Berdasarkan dari pemaparan uraian diatas jelas bahwa faktor eksternal sangat mempengaruhi prilaku peserta didik di Madrasah Aliyah At-Thohiriyah.
62QS. Ali Imran: 104
63QS. Ali Imran: 110
7. Akhlak Peserta Didik
Akhlak peserta didik ini bukan hanya sekedar hal-hal yang berkaitan dengan ucapan, sikap, dan perbuatan yang harus ditampakkan oleh peserta didik dapat mendukung efektivitas proses belajar mengajar.
Pengetahuan terhadap akhlak peserta didik ini bukan hanya perlu diketahui oleh setiap peserta didik, melainkan juga perlu diketahui oleh setiap pendidik, dengan tujuan agar dapat mengarahkan dan membimbing para peserta didik untuk mengikuti akhlak sebagai berikut:
a. Akhlak peserta didik terhadap tuhan seperti, menjalankan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan yang telah Allah SWT . tentukan, dan menjalankan kehidupan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.64 Contoh akhlak terhadap Allah SWT Ikhlas, Khusyu, sabar, syukur, tawakkal, dan do’a.65
b. Akhlak peserta didik terhadap sesama manusia, seperti patuh menjalankan semua perintah orang tua dan guru, berkata sopan terhadap yang lebih tua, beramah tamah terhadap sesama, menghargai dan menghormati orang lain di dalam masyarakat.
c. Akhlak peserta didik terhadap alam, seperti selalu menjaga kebersihan lingkungannya, tidak merusak lingkungan, peduli terhadap keindahan, kamanan dan ketertiban lingkungan.66
Akhlak secara umum dan secara khusus berkaitan dengan tugas dan fungsi sebagai peserta didik. Akhlak secara khusus ini penting dimiliki setiap peserta didik dalam rangka mendukung efektifitas atau keberhasilannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dikalangan para ahli pendidikan terdapat gagasan yang berkaitan dengan rumusan
64Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h.182.
65Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian Perguruan Tinggi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 144.
66Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,h.125
tentang akhlak yang khusus ini dengan menggunakan latar belakang pendekatan yang berbeda-beda.
Menganjurkan agar peserta didik memiliki niat ibadah dalam menuntut ilmu, menjauhi kecintaan terhadap duniawi (zuhud), bersifat rendah hati (tawadlu), menjauhkan diri dari pemikiran para ulama yang saling bertentangan, mengutamakan ilmu-ilmu yang terpuji untuk kepentingan akherat dan dunia, memulai belajar dari yang mudah menuju yang sukar, dari yang kongkret menuju yang abstrak, dari ilmu yang fardhu ain menuju ilmu yang fardhu kifayah.
Secara lebih sistematis terdapat tiga hal yang berkaitan dengan akhlak yang harus dimiliki oleh peserta didik diantaranya:
1) Akhlak terhadap diri sendiri,yaitu memelihara diri dari perbuatan dosa dan maksiat, memiliki niat,motivasi yang kuat dan ikhlas dalam menuntut ilmu,bersikap sederhana dan menjauhkan diri dari pengaruh duniawi.67
2) Akhlak terhadap pendidik, yang antara lain mematuhi, memulyakan, menghormati, dan menerima segalanya.
3) Akhlak terhadap kegiatan belajar mengajar yang antara lain senantiasa memperdalam ilmu yang dipelajari dari guru, mempelajari ilmu secara bertahap berusaha mempraktikkannya.
B. Pembiasaan Shalat Dhuha dan Dzuhur Berjamaah