• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Sistematika Pembahasan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara ialah pendidikan, lingkungan, dan budaya.

Ketiga factor tersebut mempengaruhi satu sama lain terhadap pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Pendidikan, lingkungan, dan budaya masyarakat orang tua TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang beraneka ragam. Peneliti melakukan observasi dan dokumentasi kepada enam keluarga yang anaknya duduk di kelompok B TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang terkait dengan pendidikan, lingkungan, dan budaya masyarakat yang berbeda-beda.

Faktor yang pertama yaitu pendidikan. Pendidikan orang tua yang diobservasi dan di wawancarai oleh peneliti beragam mulai dari lulus SMP- S1. Ibu KR pendidikan terakhirnya ialah S-1 Ilmu Komunikasi dan ayahnya lulus SMA. Ibu KN pendidikan terakhirnya ialah S1 Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan ayahnya pendidikan terakhir SMA. Orang tua NZ memiliki jenjang pendidikan terakhir yang sama yaitu SMA. Ibu KS pendidikan terakhir SMP dan ayah KS pendidikan terakhir SMK. Ibu AL pendidikan terakhir S1 dan ayah AL pendidikan terakhir SMA. Ibu AR memiliki pendidikan terakhir yaitu S1 Ekonomi Pembangunan dan Ayah AR pendidikan terakhirnya ialah S1 Manajemen.118

Dari data tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi pendidikan terutama ibu maka pola asuh yang diberikan pada anak ialah pola asuh demokratis. Hal tersebut ditunjukkan dengan orang tua lebih terbuka dengan

118 Dokumen Buku Induk TK Kemala Bhayangkari 82

anak, memberikan kesempatan anak untuk berpendapat, aturan dibuat atas kesepakatan bersama, dan menjaga komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

Faktor yang kedua yaitu lingkungan. Peneliti melakukan observasi di rumah anak-anak yang diteliti. Rumah KR terletak diperkampungan yang masih banyak sawah-sawah yang luas. Jarak antara rumah KR dengan tetangga cukup berjauhan. Kebanyakan profesi warga tempat tinggal KR ialah sebagai petani dan pekerja swasta. Ayah KR berprofesi sebagai Polisi dan Ibu KR sebelum melahirkan si kembar berprofesi sebagai manager di Hotel Grand Artos Magelang.119 Berikut ini dokumentasi kondisi lingkungan di rumah KR.

Gambar 3.25 Lingkungan Rumah KR

Peneliti selanjutnya observasi di rumah KN. Rumah KN terletak diperumahan yang ada di Kabupaten Magelang. Rumah KR menuju sekolah kurang lebih membutuhkan waktu 15 menit dengan mengendarai sepeda motor. Profesi warga setempat beraneka ragam seperti guru, karyawan swasta, PNS, polisi, dan pengusaha. Warga hanya kumpul setiap bulan sekali dalam pertemuan RT. Sehingga jarang sekali terlihat warga yang duduk-duduk santai di depan rumah. Sebagian besar warga pulang kerja sore atau malam dan

119 Wawancara dengan Ibu Andin pada tanggal 17 Februari 2020.

langsung masuk rumah.120 Ayah KN berprofesi sebagai Polisi dan Ibu KN sebagai ibu rumah tangga dengan selingan berdagang online. Peneliti datang ke KN pada siang hari kondisi perumahan tampak sepi.121

Gambar 3.26 Lingkungan rumah KN

Selanjutnya peneliti observasi di rumah NZ. Rumah NZ berada diperkampungan padat penduduk. Sekitar rumah NZ hanya bisa dilalui kendaraan sepeda motor. Waktu yang tempuh dari rumah NZ menuju sekolah kurang lebih 20 menit dengan mengendarai sepeda motor. Jarak antar rumah berdempet-dempetan dan jalan gang masuk cukup sempit. Kondisi perekonomian warga sekitar ialah tergolong ekonomi menengah ke bawah.

Kebanyakan profesi warga setempat sebagai penjual makan keliling seperti bakso, mie ayam, cilok, dan batagor.122 Ayah NZ berprofesi sebagai polisi dan Ibu NZ sebagai ibu rumah tangga. Berikut ini dokumentasi kondisi lingkungan rumah NZ.

120 Wawancara dengan ibu Jelita pada tanggal 18 Februari 2020.

121 Observasi di rumah Ibu Jelita pada tanggal 18 Februari 2020.

122 Wawancara dengan Ibu Siti pada tanggal 20 Februari 2020.

Gambar 3.27 Lingkungan rumah NZ

Hampir sama dengan NZ, rumah KS juga terletak di perkampungan padat penduduk. Jarak antar rumah tidak ada hampir saling berdempet-dempetan. Jalan juga hanya bisa dilalui sepeda motor. Sebagian besar profesinya sebagai pedagang makan yang dijual sendiri maupun disetor di pasar-pasar. Di sekitar rumah KS terdapat pabrik pembuatan tahu. Nenek KS berjualan didepan rumahnya aneka macam makan seperti gorengan, nasi, sayur, dan lauk pauk.123 Ayah KS berprofesi sebagai karyawan di salah satu pabrik yang ada di Magelang dan Ibu KS sebagai pegawai salon. Lingkungan rumah KS tampak ramai banyak anak-anak yang bermain di gang-gang dan orang tua yang duduk-duduk di depan rumahnya.124

Gambar 3.28 Lingkungan rumah KS

123 Wawancara dengan Bapak Miswan pada tanggal 21 Februari 2020.

124 Obsevasi di rumah Bapak Miswan pada tanggal 21 Februari 2020.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi ke rumah AL. Rumah AL terletak diperkampungan padat penduduk namun masih bisa dilalui mobil dan setiap rumah masih memiliki halaman. Profesi warga setempat ialah sebagai pedagang, perawat, pensiunan, PNS, bengkel, karyawan swasta, dan sebagian besar catering masak.125 Lingkungan rumah AL tampak lebih sepi meskipun diperkampungan yang padat penduduknya. Rumah AL terdapat warung kecil yang letaknya menjadi satu dengan ruang tamu. Terdapat satu etalase yang berisi bahan-bahan pokok seperti gandum, mie instan, roti, minuman, rokok, dll. Sedangkan makanan ringan seperti snack-snak di gantung-gantungkan.126 Ibu AL berjualan dirumah sebagai sampingan setelah pulang kerja dari toko kain tempat kerjanya. Ayah AL bekerja sebagai karyawan pabrik di Salatiga. Berikut ini dokumentasi lingkungan sekitar rumah AL:

Gambar 3.29 Lingkungan rumah AL

Selanjutnya peneliti melakukan observasi di rumah AR. Waktu tempuh yang dibutuhkan dari sekolah menuju rumah AR sekitar 10 menit

125 Wawancara dengan Ibu Putri pada tanggal 19 Februari 2020.

126 Observasi di rumah Ibu Putri pada tanggal 19 Februari 2020.

dengan mengendarai sepeda motor. Rumah AR berada di ujung jalan sebelum masuk ke perkampungan. Didepan rumah AR terdapat Kantor Kelurahan dan sebelah kanan ada 4 rumah tetangga sedangkan sebelah kiri sudah jalan masuk menuju perkampungan.127 Ayah dan Ibu AR berprofesi sebagai pedagang. Ibu AR membuka kios di rumah dengan ukuran cukup luas. Barang dagangan yang jual lebih lengkap dan jumlahnya banyak. Profesi warga di daerah tersebut ialah pengusaha, guru, pegawai kantor, dan lebih dominan pedagang.128

Gambar 3.30 Lingkungan rumah AR

Dari hasil wawancara dan observasi lingkungan berpengaruh terhadap pola asuh yang dilakukan oleh orang tua. Pola asuh di lingkungan yang pekerjaan sebagai guru, pegawai, atau yang bekerja dengan adanya aturan, maka keluarga lebih cenderung menggunakan pola asuh demokratis.

Sedangkan lingkungan yang pekerjaannya sebagai pedagang yang tidak terikat dengan aturan lebih banyak menggunakan pola asuh otoriter dan permisif.

127 Observasi di rumah Ibu Fitri pada tanggal 16 Februari 2020.

128 Wawancara dengan Ibu Fitri pada tanggal 16 Februari 2020.

Faktor yang ketiga yaitu budaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang diteliti, hampir semua mengungkapkan bahwa ada pola asuh yang mereka terapkan seperti pengasuhan yang pernah mereka dapatkan dari orang tuanya dahulu. Seperti menakut-nakuti agar tidak melakukan sesuatu dengan tidak memberikan penjelasan (tidak boleh makan di depan pintu), menerapkan aturan didalam keluarga, dijanjikan mendapatkan hadiah jika anak berhasil melakukan sesuatu, anak diberikan kebebasan tanpa aturan, dan menuruti keinginan anak daripada anak rewel.

PENUTUP

Dokumen terkait