ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 82 KOTA MAGELANG
Oleh: Syari’ati Masyithoh NIM : 18204031005
TESIS
Diajukan Kepada Program Magister (S2)
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M. Pd.) Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
YOGYAKARTA 2020
ii
Alamat: Jl. Marsda Adisucipto. Telp (0274) 589621. 512474 Fax. (0274) 586117 Yogyakarta 55281
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nomor : B-929/Un.02/DT/PP.00.9/07/2020
Tugas Akhir dengan judul : PERAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 82 KOTA MAGELANG
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : SYARI'ATI MASYITHOH, S. Pd
Nomor Induk Mahasiswa : 18204031005 Telah diujikan pada : Rabu, 08 Juli 2020 Nilai ujian Tugas Akhir : A-
dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
TIM UJIAN TUGAS AKHIR
Ketua Sidang
Dr. Drs. Ichsan, M.Pd NIP. 19630226 199203 1 003
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. H. Sangkot Sirait, M.Ag Dr. Mahmud Arif, M.Ag.
NIP. 19591231 199203 1 009 NIP. 19720419 199703 1 003
Yogyakarta, 08 Juli 2020 UIN Sunan Kalijaga
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Plt. Dekan
Dr. Ahmad Arifi, M.Ag.
NIP. 19661121 199203 1 002
iii Nama : Syari’ati Masyithoh
NIM : 18204031005
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Menyatakan bahwa naskah tesis yang saya buat secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 15 Juni 2020 Saya yang menyatakan,
Syari’ati Masyithoh NIM: 18204031005
iv Nama : Syari’ati Masyithoh
NIM : 18204031005
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar- benar bebas plagiasi, kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 15 Juni 2020 Saya yang menyatakan,
Syari’ati Masyithoh NIM: 18204031005
v Yang bertandatangan dibawah ini
Nama : Syari’ati Masyithoh NIM : 18204031005 Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Konsentrasi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam syarat munaqosah saya menggunakan foto berjilbab. Jika dikemudian hari terdapat suatu masalah bukan menjadi tanggung jawab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Diharapkan maklum adanya. Terimakasih.
Yogyakarta, 15 Juni 2020 Yang menyatakan,
Syari’ati Masyithoh NIM. 18204031005
vi
Tesis berjudul : PERAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN
INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 82 KOTA MAGELANG
Nama : Syari’ati Masyithoh
NIM : 18204031005
Prodi : PIAUD
Kosentrasi : PIAUD
Telah disetujui tim penguji ujian munaqosyah
Ketua/ Pembimbing : Dr. Ichsan, M. Pd ( )
Sekretaris/ Penguji I : Prof. Dr. H. Sangkot Sirait, M. Ag ( )
Penguji II : Dr. Mahmud Arif, M. Ag ( )
Diuji di Yogyakarta pada tanggal 8 Juli 2020
Waktu : 13.00-14.00 WIB.
Hasil/ Nilai : 92 (A-)
IPK : 3,86
Predikat : Memuaskan /Sangat Memuaskan/Dengan Pujian
vii Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Assalamu ‘alaikum wr. wb,
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul:
PERAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI
TK KEMALA BHAYANGKARI 82 KOTA MAGELANG
yang ditulis oleh :
Nama : Syari’ati Masyithoh
NIM : 18204031005
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan (M. Pd).
Wassalamu ‘alaikum wr. wb,
Yogyakarta, 29 Juni 2020 Pembimbing
Dr. Drs. Ichsan, M. Pd NIP: 19630226199203 1 003
viii
Ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.1 –Albert Einstein-
Bila kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.2 -Imam Asy Syafi’i-
Setiap masalah pasti ada solusinya. Satu masalah akan ada tujuh pintu solusi. Jadi harus kita jalani, nikmati, dan syukuri. –Syari’ati Masyithoh-
1 Suriasumantri, Jujun S, “Ilmu Dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Tentang Hakekat Ilmu”, dalam https://books.google.co.id/books?id=Jq_kZ68TuFAC&pg=PA3&lpg=PA3&dq.
Diakses tanggal 15 Juni 2020.
2 Fahmi, Mukhammad, “Pesan-Pesan Rahasia Sebuah Pengembaraan dan Pencarian Repihan Hikmah”, dalam https://books.google.co.id/books?id=OkqCDwAAQBAJ&pg=PA44&dq.
Diakses tanggal 15 Juni 2020.
ix
Tesis ini penulis persembahkan kepada:
Program Magister (S2)
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
Pengasuhan sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan akan mempengaruhi kehidupan anak selanjutnya. Oleh karena itu orang tua hendaknya menerapkan pola asuh yang tepat, sehingga kecerdasan anak akan terstimulasi sejak dini khususnya kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data primer diperoleh dari enam subjek utama yaitu orang tua dari KR, KN, NZ, KS, AL, dan AR. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen kegiatan anak ketika disekolah berupa hasil karya, wawancara guru, dan penilaian perkembangan anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model alir seperti yang diungkapkan Miles dan Huberman, terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh yang dilakukan oleh Ibu Andin dan Ibu Jelita adalah pola asuh demokratis, Ibu Siti dan Bapak Miswan dengan pola asuh otoriter, sedangkan Ibu Putri dan Ibu Fitri dengan pola asuh permisif. Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang dimiliki anak dengan pola asuh demokratis (KR dan KN) antara lain mandiri, percaya diri, aktif, ceria, memiliki teman yang banyak (lebih dari 3), menikmati permainan kelompok, menunjukkan empati terhadap perasaan orang lain, mudah berbagi, dan menunjukkan bakat untuk menjadi pemimpin. Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak dengan pola asuh otoriter (NZ dan KS) antara lain memiliki perilaku mudah tersinggung, penakut, mudah terpengaruh, tidak bersahabat, dan gagap (rendah diri). Sedangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak dengan pola asuh permisif (AR dan AL) antara lain tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu mengalami kegagalan ketika tidak ada bimbingan, kurang antusias dalam belajar, agak susah diatur, suka mencari perhatian, dan masih suka menangis kalau meminta sesuatu.
Kata Kunci: Peran, Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini.
xi
Intrapersonal and Interpersonal Intelligence in Kemala Bhayangkari 82 Kindergarten, Magelang City.
Parenting is very important for children's growth and development and will affect the child's next life. Therefore, parents should apply appropriate parenting, so that children's intelligence will be stimulated early on, especially intrapersonal and interpersonal intelligence. This study aims to determine the role and factors that influence parenting parents on intrapersonal and interpersonal intelligence of group B children in TK Kemala Bhayangkari 82, Magelang City.
This research is a qualitative research. Primary data sources were obtained from six main subjects, namely parents from KR, KN, NZ, KS, AL, and AR.
While secondary data sources are obtained from children's activity documents when they are in school in the form of work, teacher interviews, and assessment of children's development. Data collection techniques were carried out using the method of observation, interviews, and documentation. Data analysis using the flow model as revealed by Miles and Huberman, consists of three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Checking the validity of the data in this study uses source triangulation and method triangulation.
The results of this study indicate that parenting by Andin and Jelita are democratic parenting, Mrs. Siti and Mr Miswan with authoritarian parenting, while Ms. Putri and Ms. Fitri with permissive parenting. Intrapersonal and interpersonal intelligence possessed by children with democratic parenting (KR and KN) include independent, confident, active, cheerful, able to obey discipline in school, have many friends (more than 3), engage in group activities at school or outside of school, enjoy group games, show empathy for other people's feelings, share easily, and show talent to be a leader. Intrapersonal and interpersonal intelligence of children with authoritarian parenting (NZ and KS), among others, have irritable behavior, timid, easily influenced, unfriendly, and stuttering (low self-esteem). While intrapersonal and interpersonal intelligence of children with permissive parenting (AR and AL), among others, can not work together with others, emotions are less stable, always fail when there is no guidance, less enthusiastic in learning, somewhat difficult to manage, like looking for attention, and still like crying when asking for something.
Keywords: Role, Parenting Parenting, Intrapersonal Intelligence, and Early Childhood Interpersonal Intelligence.
xii
ِمْي ِحَّرلا ِنمْحَّرلا ِهّللا ِمْسِب
ِا َهلِا َلَ ْنَا ُدَهْشَأ . ِنْيِّدلا َو اَيْنُّدلا ِر ْوُمُا ىَلَع َو ُنْيِعَتْسَن ِهِب َو .َنْيِمَلاَعْلا ِّبَر ِهّلِل ُدْمَحْلَا .هّللا َّلَ
َحُم ىَلَع ْمِّلَس َو ِّلَص َّمُهّللَا .ِهّللا ُل ْوُسَر اًدَّمَحُم َّنَا ُدَهْشَا َو اَّمَا .َنْيِعَمْجَا ِهِبْحَص َو ِهِلَا ىَلَع َو ٍدَّم
ُدْعَب
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan kepada penulis untuk menyusun tesis ini. Selanjutnya shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju alam yang terang benderang.
Tesis ini berjudul “Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang” disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Magister Pendidikan (M. Pd) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Selama penulisan tesis ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan rintangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun berkat bimbingan, doa dari orang tua, suami, dan arahan dari dosen pembimbing tesis ini dapat diselesaikan. Maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xiii Pendidikan Islam Anak Usia.
3. Dr. Drs. Ichsan, M. Pd selaku pembimbing tesis yang senantiasa meluangkan waktu dan memberi pengarahan, motivasi serta bimbingan tesis kepada penulis dari awal sampai akhir dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.
4. Segenap dosen dan karyawan Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) yang memberikan bimbingan kepada penulis selama menempuh studi.
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Sukardi dan Ibu Sutini, Ibu mertua tersayang Ibu Farikhah, serta adikku Sarwindah Asyifa dan Rosa Miftachul Jannah, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
6. Suami tersayang Fury Fariansyah, yang selalu mendoakan dan memotivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
7. Ibu Aminah Purwani, M. Pd, selaku kepala sekolah dan segenap guru-guru serta Wali Murid di TK Kemala Bhayangkari 82, yang memberikan izin penelitian dan informasi yang dibutuhkan terkait penelitian kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan di Program Magister FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi PIAUD angkatan 2018 yang saling memberikan suport untuk menyelesaikan tesis ini.
9. Dan semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
xiv Amiin.
Yogyakarta, 15 Juni 2020 Penulis
Syari’ati Masyithoh NIM: 18204031005
xv
JUDUL ... i
PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iv
SURAT PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS ... v
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ... vi
NOTA DINAS PEMBIMBING ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
ABSTRAK ... x
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7
D. Kajian Pustaka ... 9
E. Kerangka Teori ... 11
xvi
BAB II LANDASAN TEORI ... 21
A. Pola Asuh Orang Tua ... 21
1. Pengertian Pola Asuh ... 21
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua ... 25
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Pengasuhan ... 36
B. Kecerdasan Intrapersonal ... 37
1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal ... 37
2. Karakteristik anak yang mempunyai potensi kecerdasan intrapersonal ... 40
3. Cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal ... 42
C. Kecerdasan Interpersonal ... 44
1. Pengertian kecerdasan Interpersonal ... 44
2. Karakteristik anak yang mempunyai potensi kecerdasan interpersonal ... 48
3. Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal ... 50
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Gambaran Umum TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang ... 55
xvii Magelang
1. Pola Asuh Orang Tua ... 59
2. Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak ... 74
3. Faktor-Faktor Pengaruh Pola Asuh Orang Tua ... 96
BAB V PENUTUP ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 105
C. Kata Penutup ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107
LAMPIRAN ... 111
CURRICULUM VITAE ... 145
xviii Tabel 3.1 Data Guru, 57.
Tabel 3.2 Jumlah Siswa, 58.
Tabel 3.3 Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82, 95.
xix
Gambar 1.1 Bagan Teknik Analisis Data Model Alir, 16.
Gambar 3.1 KR menemani dan bermain bersama adeknya kembar, 63.
Gambar 3.2 KN bersama dengan kakak dan adiknya bermain di kebun belakang rumahnya, 66.
Gambar 3.3 PROTA (Program Tahunan), 76.
Gambar 3.4 PROSEM (Program Semester), 76.
Gambar 3.5 RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan), 76.
Gambar 3.6 RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian), 77.
Gambar 3.7 Penilaian Harian, 77.
Gambar 3.8 KR ketika mengikuti lomba bercerita, 79.
Gambar 3.9 KR saat menjadi Gita Pati, 80.
Gambar 3.10 KR saat memimpin senam, 80.
Gambar 3.11 Penilaian KR, 81.
Gambar 3.12 KN saat menjadi protokol upacara hari Senin, 82.
Gambar 3.13 KN menunjukkan hasil karyanya, 82.
Gambar 3.14 Penilaian Perkembangan KN, 83.
Gambar 3.15 Hasil Karya NZ, 85.
Gambar 3.16 Penilaian NZ, 86.
Gambar 3.17 Hasil Karya KS saat menggambar, 87.
Gambar 3.18 Hasil penilaian KS, 87.
Gambar 3.19 Hasil karya AL, 89.
xx
Gambar 3.22 AR mengikuti kegiatan diawal pembelajaran di dalam kelas, 92.
Gambar 3.23 Hasil Karya AR, 92.
Gambar 3.24 Penilaian Perkembangan AR, 93.
Gambar 3.25 Lingkungan Rumah KR, 97.
Gambar 3.26 Lingkungan rumah KN, 98.
Gambar 3.27 Lingkungan rumah NZ, 99.
Gambar 3.28 Lingkungan rumah KS, 99.
Gambar 3.29 Lingkungan rumah AL, 100.
Gambar 3.30 Lingkungan rumah AR, 101.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan terdiri dari tiga lingkungan yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan keluarga merupakan madrasah pertama dan terpenting bagi anak. Pendidikan keluarga tidak lepas dari peran pola asuh orang tua di dalam keluarga tersebut. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi kepribadian anak dalam menjalani kehidupannya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya menurut Hurlock terdapat tiga jenis yaitu demoktaris, otoriter, dan permisif.
Sedangkan menurut Baumrind terdapat empat pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yaitu pola asuh authoritarian, authoritative, neglectful, dan indulgent. Penerapan dari masing-masing jenis pola asuh tersebut akan membentuk anak memiliki kemampuan atau kecerdasan yang beragam.
Anak merupakan makhluk individu yang tidak mampu bertahan hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain yang ada disekitarnya. Oleh karena itu anak disebut sebagai makhluk sosial yang perlu dibekali kemampuan agar mampu memenuhi kebutuhannaya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Anak yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu bekerjasama dengan orang lain maka dikenal dengan anak memiliki kecerdasan interpersonal. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal maka dalam kehidupannya anak akan memiliki banyak teman, mudah bersosialisasi dengan lingkungan yang baru, dan mampu menjaga
hubungan sosial. Oleh karena itu kecerdasan intrapersonal dan interpersonal perlu untuk mendapatkan stimulasi sejak dini melalui pendidikan.
Anak usia dini merupakan individu dengan rentang usia 0-6 tahun yang memiliki karakteristik proses pertumbuhan dan perkembangannya berkembang dengan pesat atau dikenal dengan masa golden age. Pendidikan Anak Usia Dini ialah suatu lembaga pendidikan yang memiliki peran dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia 0-6 tahun.3
Hakikat PAUD adalah penyelenggaraan pendidikan yang bertujuan memberikan fasilitas kepada anak usia dini dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan secara menyeluruh dengan menekankan pada aspek kecerdasan dan kepribadian.4 Pendidikan Anak Usia Dini ialah lembaga pendidikan yang menstimulasi beberapa aspek perkembangan anak usia dini yang terdiri dari fisik motorik meliputi motorik kasar dan halus; kecerdasan meliputi daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual;
sosial emosional meliputi sikap dan perilaku serta beragama; serta bahasa dan komunikasi sebagai dasar anak memasuki pendidikan selanjutnya.5 Secara keseluruhan aspek perkembangan anak usia dini terdiri dari nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan seni.
Enam aspek perkembangan anak usia dini dapat di stimulasi melalui pendidikan. Jalur pendidikan terdiri dari tiga macam yang saling
3 Mursid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 16.
4 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 22.
5 Sujiono dan Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks, 2009), hlm. 6-7.
melengkapi yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan formal meliputi TK (Taman Kanak-Kanak) dan RA (Raudhatul Athfal).
Pendidikan non formal meliputi KB (Kelompok Bermain), TPA (Tempat Pengasuhan Anak), dan SPS (Satuan PAUD Sejenis). Pendidikan informal meliputi pendidikan keluarga.
Taman Kanak-Kanak (TK) ialah lembaga formal pendidikan anak usia dini yang pengelolaannya dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada enam aspek perkembangan dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yaitu aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Enam aspek perkembangan tersebut distimulasikan pada anak usia dini sebagai dasar untuk menghadapi kehidupan selanjutnya. Kemampuan anak dalam mengenal dirinya sendiri pun sangat penting untuk distimulasi sejak dini sejak anak usia dini yang dikenal dengan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan anak dalam mengenal dirinya sendiri. Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan anak dalam mengenal perasaannya dan proses berfikir tentang dirinya sendiri. Kegiatan yang termasuk dalam kategori kecerdasan intrapersonal ialah berdiam diri, berpikir, mencanangkan tujuan, meditasi, merenung, bermimpi, refleksi, menilai diri sendiri, waktu menyendiri, proyek yang digagas sendiri, dan mencatat introspeksi.
Berdasarkan observasi di keluarga anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari 82 menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak yang beragam. Terdapat beberapa anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang sudah berkembang, namun
ada pula yang belum berkembang sesuai dengan usianya. Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak yang telah berkembang antara lain anak mampu mengungkapkan keinginan kepada orang tua dengan jelas, anak mampu bermain bersama dengan anggota keluarga yang ada dirumah, anak terlibat dalam kegiatan sehari-hari yang ada dirumah seperti membantu meletakkan piring pada dapur setelah makan, membereskan mainan setelah digunakan, membantu menyiapkan perlengkapan mandi adiknya, dan menuruti nasehat orang tua terhadap beberapa makanan yang tidak boleh dikonsumsi karena alergi. Selain itu terdapat beberapa anak yang kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak yang belum berkembang sesuai usianya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan anak lebih asyik bermain HP dibandingkan dengan bermain bersama dengan teman sebaya atau anggota keluarga, anak jarang berkomunikasi dengan orang tua, anak senang bermain dengan teman yang usianya jauh lebih besar darinya, anak cenderung susah dikendalikan ketika memiliki keinginan, anak marah ketika keinginannya tidak terpenuhi, anak menangis agar keinginannya terpenuhi.
Pengasuhan yang diberikan orang tua beragam. Hal tersebut ditunjukkan dengan terdapat beberapa orang tua yang mampu menjalin komunikasi yang baik dengan anak, orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk berpendapat, orang tua melibatkan anak kegiatan keluarga, orang tua tidak segan-segan memberikan pujian pada anak, orang tua membuat aturan di rumah dengan membuat kesepakatan bersama dengan anak, namun terdapat pula orang tua yang menggunakan tangannya “main tangan” saat anak tidak mentaati perintahnya, orang tua menggunakan nada tinggi saat
menasehati anak, orang tua melarang anak melakukan sesuatu tanpa diberi alas an kenapa tidak diperbolehkan, orang tua cenderung memberikan kebebasan pada anak, orang tua langsung memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan, dan orang tua cenderung menuruti keinginan anak agar tidak rewel.
Selain observasi dilakukan di keluarga, peneliti juga melakukan observasi di sekolah khususnya pada anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang. Berdasarkan observasi tersebut terdapat persamaan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang sudah berkembang maupun belum berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang telah berkembang ditunjukkan dengan anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk tampil di depan umum seperti memimpin upacara, menjadi gita pati saat lomba drumband, anak mampu mengungkapkan pendapat saat kegiatan membuat aturan didalam kelas, anak menegur temannya yang tidak antri, senang berbagi bekal makanan yang dibawa maupun mainan, dan senang melakukan kegiatan yang dilakukan berkelompok. Sedangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak yang belum berkembang ditunjukkan dengan terdapat beberapa anak yang belum percaya diri untuk tampil didepan umum, belum mau bermain dengan semua teman, belum mau mengikuti kegiatan sekolah yang dilakukan bersama-sama, masih didampingi orang tua ketika datang untuk bersalaman dengan guru, belum mau mengungkapkan perasaan yang dialami. Selain itu terdapat beberapa anak belum mampu membangun hubungan yang positif terhadap teman sebayanya, pilih-pilih teman saat
bermain, mudah terpancing emosi untuk bertengkar dan saling mengejek, emosi negatif yang berlebihan atau cenderung memberontak ketika tidak sesuai dengan keinginan, anak kurang peka terhadap permasalahan temannya, anak kurang empati dengan teman yang lain misalnya ada barang yang mau dipinjam tidak mau dipinjamkan, anak kurang dapat mengendalikan sikap egosentrisnya, anak kurang mampu dalam berbagi, anak belum mau bekerjasama dengan teman lain ketika kegiatan, anak kurang motivasi, kurang disiplin, dan anak ingin menang sendiri.
Pendidikan di keluarga terkait dengan pola pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Sedangkan pendidikan di sekolah terkait dengan pembinaan yang dilakukan oleh guru selama di sekolah.
Informasi yang diperoleh dari guru kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang mengungkapkan bahwa semua anak memperoleh pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dalam memberikan stimulasi perkembangan pada semua aspek perkembangan anak usia dini. Khususnya pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal guru menstimulasi melalui kegiatan berkelompok, kegiatan upacara bendera untuk melatih kepemimpinan, bercerita didepan kelas, bebas memilih kegiatan yang disedikan guru, membuat aturan kelas dengan kesepakatan bersama, mengungkapkan pendapat, dan kegiatan ektrakurikuler yang terdiri dari drumband, menyanyi, menari, dan menggambar. 6
Pola asuh yang dilakukan oleh masing-masing orang tua tidak sama. Stimulasi yang diberikan oleh guru ketika di sekolah tidak semua
6 Hasil wawancara dengan guru kelompok B pada tanggal 21 Oktober 2019.
ditindaklanjuti oleh orang tua ketika di rumah. Waktu anak dirumah lebih banyak dibandingkan ketika di sekolah sehingga perkembangan anak khususnya kecerdasan intrapersonal dan interpersonal sangat dipengaruhi oleh pengasuhan orang tuanya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi yakni terdapat tingkah laku kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang sudah berkembang dan belum berkembang, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data peneliti, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Mengapa tingkah laku anak menunjukkan perbedaan mengenai kecerdasan intrapersonal dan interpersonal pada kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang?
2. Bagaimana pola asuh orang tua kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal
dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
Penelitian ini adalah diharapkan mampu memberikan manfaat bagi : a. Kepala SekolahTK/ RA
1) Sebagai referensi dalam melakukan pengelolaan TK/ RA secara holistik atau terpadu.
2) Sebagai referensi dalam menyelenggarakan kegiatan di TK/ RA yang mampu mengembangkan semua aspek perkembangan anak.
3) Sebagai referensi untuk mengatasi berbagai macam permasalahan terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar di sekolah.
b. Peneliti lain
Sebagai bahan kajian keilmuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
c. Guru TK/ RA
1) Membantu guru untuk memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak.
2) Sebagai bahan kajian untuk memberikan stimuasi yang tepat melalui kegiatan pembelajaran.
3) Membantu guru untuk membangun komunikasi yang baik terkait dengan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua.
d. Orang tua
1) Sebagai bahan pertimbangan orang tua untuk menentukan pola asuh yang tepat bagi anak-anak.
2) Memberikan pengetahuan kepada orang tua mengenai pentingnya pendidikan dalam keluarga.
3) Memberikan pengetahuan kepada orang tua bahwa pola asuh yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sebelumnya yang telah diteliti dengan memiliki kemiripan permasalahan serta untuk menghindari persamaan data dari penelitian tesis yang dilakukan oleh peneliti.7
Pola asuh otoriter mengakibatkan kecerdasan interpersonal anak semakin rendah, sebaliknya kecerdasan interpersonal anak akan semakin tinggi jika orang tidak otoriter terhadap anak. Koefisien korelasi sebesar - 0,359 menunjukkan bahwa hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan interpersonal anak termasuk kategori cukup (0,25< 0,359 < 0,5).
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh orang tua otoriter dengan kecerdasan interpersonal anak kelompok B di RA kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013.8
7 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
18.
8 Siti Widhi Astuti, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Interpersonal Anak Kelompok B Di Ra Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”, dalam Http://Eprints.Ums.Ac.Id/24887/12/Naskah_Publikasi.Pdf. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
Menurut Candra Wikan anak usia 5-6 tahun di TK Gugus Sido Mukti memiliki kecerdasan interpersonal dengan kriteria baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonala anakdiantaranya ialah stimulasi yang diberikan orang tua terhadap anak, anak sebagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda, dan lingkungan disekitar anak yang mempengaruhi perilaku anak.
Film/ VCD dapat dijadikan media untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak melalui bercerita. Penggunaan film/DVD dapat diterapkan di rumah yang diharapkan orang tua mampu melakukan pengasuhan demokratis yang sesuai dengan tumbuh kembang anak.
Pengaruh pola asuh dalam membentuk perilaku sosial dan emosional yang dimiliki anak dengan pola asuh demokratis ZQ dan AL yaitu anak menjadi aktif, mandiri, mudah berbagi, mudah bergaul, cepat dalam mengerjakan tugas, dan memiliki jiwa pemimpin. Sedangkan perilaku sosial dan emosional anak dengan pola asuh otoriter mengakibatkan Saly memiliki perilaku sosial yang cenderung penurut, sedikit berbicara, dan pendiam. Pola asuh permisif mengakibatkan Elvin memiliki perilaku mencari perhatian, kurang antusias dalam belajar, susah diatur dan mudah menangis.9
9 Dessy Izzatun Nisa, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini”, dalam http://eprints.walisongo.ac.id/9797/1/skripsi%20full.pdf.
Diakses tanggal 17 Desember 2019.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mayoritas demokratis sangat berpengaruh terahadap kecerdasan interpersonal dan intrapersonal anak yaitu menjadi baik.10
E. Kerangka Teori
Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal bermanfaat agar anak mampu mengenali dirinya sendiri dan berinteraksi yang baik dengan masyarakat ataupun peka dengan perasaan orang lain di sekitar kita. Semakin cerdas intrapersonal dan interpersonal seseorang dapat dikatakan peluang untuk meraih kesuksesannya semakin besar. Hal ini dikarenakan seseorang akan lebih cerdas dalam menahami dan mengerti perasaan diri sendiri dan orang lain dengan baik sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis. Pola asuh orang tua yaitu pola bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya antara lain otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh yang diterapkan orang tua menjadi faktor yang mempengaruhi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh dengan tepat dapat menstimulasi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal seorang anak dengan optimal sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.
10 Yessy Nur Endah Sary, “Relationship Of Parenting With Child Interpersonal Intelligence In Wonokerto Village, Lumajang Regency”, dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2 Nomor 2, 2018, hlm. 137-142.
F. Metode Penelitian a) Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan jenis kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.11 Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.12 Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan banyak penajaman. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di masyarakat.13 Jadi dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan mengenai fakta-fakta secara mendalam terkait pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak khususnya kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
b) Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2019 - Maret 2020, berlokasi di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 4.
12 Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghlmia Indonesia, 2005), hlm. 54.
13 Ida Bagoes Mantra, 2004, Filsafat Penelitian: Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 38.
c) Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah anak usia dini kelompok B dan orang tua murid kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
d) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan informasi atau fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti secara lebih lanjut.
1) Observasi
Observasi adalah kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.14 Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung dengan objek yang diteliti.15 Proses observasi berkaitan dengan pengamatan terhadap perilaku dari seseorang yang diamati. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap sumber data yaitu orang tua dan anak.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti untuk terlibat di lapangan dan mengamati hal-hal yang berkaitan
14 Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 69.
15 Johni Dimyati, Metode Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 92.
dengan ruang, tempat, perilaku, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.
Peneliti tidak harus mengamati semua, hanya hal-hal yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan.16
Penelitian ini observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan mengamati perilaku anak terkait dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal khususnya kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang, serta mengamati pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.
2) Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.17 Wawancara langsung di harapkan peneliti mendapat informasi yang mendalam dan langsung dari responden.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur diperlukan pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang terkait dengan penelitian. Akan tetapi dalam praktek di lapangan, pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan kondisi lapangan. Hal ini bertujuan agar diperoleh data yang lengkap dan sesuai dengan masalah penelitian.
Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tentang pola asuh yang diterapkan orang tua dalam menstimulasi kecerdasan
16 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 60.
17 Soehartono, Irawan, Metode Penelitan Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 67.
intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang. Adapun hasil wawancara diperoleh dari tanya jawab langsung kepada orang tua, guru, dan anak.
3) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi diartikan sebagai cara pengumpulan data melalui dokumen-dokumen tertulis seperti arsip-arsip, foto-foto maupun gambar- gambar yang terkait dengan penelitian.18 Tujuan studi dokumentasi untuk melengkapi dan memperkaya data sehingga data yang diperoleh lebih beragam.
Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh profil TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang, foto-foto kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal, foto hasil kegiatan anak, PROTA, PROMES, RPPM, RPPH, format penilaian peserta didik, dan data-data yang berkaitan dengan penelitian.
e) Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif.
Model ini menggambarkan keadaan dan fenomena yang diperoleh dalam bentuk kata-kata untuk diperoleh sebuah kesimpulan. Proses ini dilakukan menggunakan model alir seperti yang diungkapkan Miles dan Huberman, yaitu proses analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model alir yang
18 Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 181.
terdiri dari tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.19 Ketiga tahapan menurut model alir dari Miles dan Huberman dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Bagan Teknik Analisis Data Model Alir
1) Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses di mana peneliti melakukan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data hasil penelitian.20 Proses ini juga dinamakan sebagai proses transformasi data, yaitu perubahan dari data yang bersifat “kasar” yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan menjadi data yang bersifat “halus” dan siap pakai setelah dilakukan penyeleksian, membuat ringkasan, menggolongkan ke dalam pola-pola dengan membuat transkrip penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan kemudian membuang data yang tidak diperlukan agar dengan mudah ditarik kesimpulannya.
Peneliti melakukan reduksi data dengan mengelompokkan orang tua kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang yang memiliki
19 Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru, (Jakarta: UIP, 1992), hlm. 18.
20 Ibid. hlm 16.
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan
Analisis
pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif. Peneliti memilih enam keluarga yang menerapkan pola asuh tersebut. Enam keluarga tersebut terdiri dari dua keluarga dengan pola asuh demokratis, dua keluarga dengan pola asuh otoriter, dan dua keluarga dengan pola asuh permisif.
2) Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.21 Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam melihat hasil penelitian. Penyajian data akan memperoleh pemahaman mengenai apa yang terjadi, apa yang harus dilakukan, dan menganalisis mengambil untuk tindakan berdasarkan atas pemahaman yang di dapat dari penyajian-penyajian data tersebut.
Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah menggunakan trianggulasi metode yakni mengumpulkan informasi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan pengasuhan yang dilakukan oleh enam keluarga tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan anak khususnya pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Selain itu pengumpulan informasi juga diperoleh dari wawancara dengan guru, dokumen kegiatan pembelajaran anak, dan penilaian perkembangan anak khususnya terkait dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, pola-pola penjelasan alur sebab akibat atau proposisi.
21 Ibid, hlm. 17.
Tahapan ini menyangkut penggambaran makna dari data yang ditampilkan.
Sebelum membuat kesimpulan peneliti harus mencari pola, hubungan, persamaan secara detail untuk selanjutnya dipelajari, dianalisa dan disimpulkan.
Penelitian ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan mencermati dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan peran pola asuh orang tua dan implementasi pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
f) Uji Keabsahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data.22
Teknik triangulasi yang dipakai adalah triangulasi metode. Triangulasi metode adalah pengecekan data yang didapat dari metode pengumpulan data yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Mengecek dan membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dapat dicapai dengan jalan yaitu pertama membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Kedua yaitu membandingkan
22 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 330.
apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Ketiga adalah membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
Keempat adalah membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. Kelima adalah membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.23 Pengecekan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengecekan derajat kepercayaan dalam penelitian ini dengan menggunakan sumber hasil informasi dari wawancara yang dilakukan dengan orang tua dan guru.
G. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal tesis meliputi halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman bebas plagiasi, nota dinas pembimbing, dewan penguji, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran, serta abstrak. Bagian utama tesis meliputi pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari bab I sampai bab V berikut ini penjelasan lebih detailnya.
Bab I, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, merupakan kajian kepustakaan yang meliputi kajian penelitian yang relevan dan kajian teori. Kajian teori berisi tentang beberapa pembahasan mengenai peran pola asuh orang tua yang meliputi pola asuh otoriter, demokratis,
23 Ibid.
dan permisif. Selain itu juga menjelaskan tentang kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak usia dini khususnya pada anak usia 5-6 tahun (kelompok B).
Bab III, merupakan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji keabsahan data.
Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi gambaran umum TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang, peran pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B, serta implementasi pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.
Bab IV, yakni menganalisis dan mengungkapkan implementasi pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak serta faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi pola asuh orang tua.
Bab V, yakni penutup yang meliputi kesimpulan, saran, dan kata penutup.
pengasuhan demokratis, otoriter, dan permisif. Masing-masing pola pengasuhan tersebut yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak mempengaruhi tumbuh kembang anak itu sendiri.
Pola pengasuhan demokratis membuat hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak karena orang tua menjalin komunikasi yang baik dengan anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan kehidupannya, dan orang tua memposisikan diri sebagai teman atau partner dalam keseharian bersama anak-anaknya. Pola pengasuhan otoriter
yang diterapkan oleh orang tua mengakibatan hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak. Hal tersebut disebabkan orang tua memiliki hak penuh atas diri anak, orang tua memegang peran utama dalam kehidupan anak, anak tidak diberikan kebebasan dalam berekspresi atau memenuhi kebutuhan anak, komunikasi satu arah, dan hukuman dijadikan sebagai alat agar anak mematuhi apa yang diperintah oleh orang tua. Pola pengasuhan permisif mengakibat hubungan antara orang tua dan anak kurang bersinergi. Hal tersebut disebabkan orang tua terlalu memberikan kebebasan pada anak tanpa ada kontrol yang baik oleh orang tua atau anak dimanja, orang tua menuruti keinginan anak, orang tua mudah mengambil alih dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga anak tidak dilatih untuk mandiri, dan anak lebih berperan daripada orang tua karena orang tua kurang tegas.
Peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap enam keluarga yang anaknya duduk di kelompok B TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang. Enam keluarga tersebut menerapkan pola asuh yang
berbeda-beda terhadap anaknya yaitu dua keluarga penerapkan pola asuh demokratis, dua keluarga menerapkan pola asuh otoriter, dan dua keluarga menerapkan pola asuh permisif. Penerapan pola asuh yang berbeda-beda mengakibatkan perkembangan tumbuh kembang anak mereka berbeda-beda khususnya pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak usia dini.
Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai penerapan pola asuh yang dilakukan oleh enam keluarga tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap Ibu Andin dalam melakukan pengasuhan kepada KR menggunakan pola asuh demoktratis. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Andin:
“Kami sebagai orang tua selalu melibatkan anak dalam membuat peraturan di dalam keluarga. Misalnya selesai makan KR meletakkan alat makan dibawah meja makan, bermain HP boleh dihari sabtu dan minggu atau saat tanggal merah selama satu jam, aturan untuk tidur siang dalam hal ini KR menyampaikan keinginannya kalau tidur siang KR pada malam hari boleh melihat film ultramen dan orang tuanya menyetujui keinginannya. KR juga akan menyampaikan kepada ibunya kartun apa yang akan dilihatnya. Kartun yang biasa KR lihat antara lain Ponnytail, Astroby, Frozen, Saint Seiya, dan sejenis kartun putri-putrian lainnya.80
Saat terjadi pandemi virus corona atau covid-19 orang tua KR memberikan kelonggaran dalam menggunakan HP karena KR selama kegiatan dirumah guru memberikan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak bersama dengan orang tua ketika dirumah. Saat pandemi covid-19 KR
80 Wawancara dengan keluarga Ibu Andin tanggal 17 Februari 2020.
diperbolehkan untuk menggunakan HP selama maksimal 30 menit. Kegiatan yang diberikan oleh sekolah selama menghadapi pandemic virus corona atau covid-19 antara lain life skill seperti membantu menyapu, mencuci peralatan makan, merapikan tempat tidur, membantu memasak, mengepel, menyiram tanaman, atau membantu menjemur anak. Anak diberikan kebebasan untuk melakukan life skill yang diinginkan. Selain life skill guru juga memberikan kegiatan keterampilan sesuai dengan tema yang telah disusun yaitu tema tentang rekreasi, negaraku, serta air, udara dan api. Setiap masing-masing anak melaporkan kegiatan yang telah dilakukan anak dengan cara mengupload foto atau video di group masing-masing kelas.81
Sesekali KR dengan inisiatif sendiri membantu mencuci alat makan yang digunakan. KR dilibatkan oleh kedua orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga. KR sering membantu ibunya dengan menjaga kedua adiknya yang kembar, membantu menyiapkan pakaian si kembar kalau akan mandi, bermain bersama dengan adeknya yang kembar.82 Ibu Andin mengajak KR untuk terlibat dalam kegiatan di dalam keluarga dengan lembut dan penuh pengertian sehingga KR senang melakukannya tanpa terbebani.
81 Wawancara dengan keluarga Ibu Andin tanggal 16 April 2020.
82 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Andin pada tanggal 17 Februari 2020.
Gambar 3.1. KR menemani dan bermain bersama adeknya kembar83
Berangkat sekolah KR diantar lalu pulang sekolah baru dijemput. KR tidak ditunggui ketika berada di sekolah. Saat kelompok A KR masih ditunggui neneknya tetapi neneknya menunggui diruang tunggu tidak di dalam kelas. Orang tua memberikan penjelasan kepada KR kenapa tidak ditunggui ketika disekolah seperti beberapa temannya yang masih ditunggui. Penjelasannya ialah untuk melatih KR yang sebentar lagi naik ke SD, kalau sudah SD sekolah tidak ditunggui orang tua.
Orang tua KR membiasakan KR untuk bercerita kegiatan yang dilakukan selama disekolahnya dengan selalu bertanya kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah. KR antusias menceritakan kegiatannya ketika di sekolah. KR jarang bermain diluar rumah karena di lingkungan rumahnya jarang anak kecil sehingga Ibu Andin menyiapkan banyak mainan di rumahnya agar KR tidak bosan dan bisa bermain dengan puas ketika dirumah.
83 Dokumentasi peneliti di rumah KR pada tanggal 17 Februari 2020
Orang tua KR memberikan pujian berupa kata-kata misalnya Ibu Andin mengucapkan “kakak sholehah” ketika KR pulang dari mengaji.84 Keluarga KR saling menghargai satu sama lain di dalam keluarga. Hal tersebut ditunjukkan dengan ayah menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah, mengayomi, dan melindungi keluarganya. Ibu Andin memilih untuk berhenti dari pekerjaannya setelah melahirkan si kembar dan lebih fokus untuk menemani tumbuh kembangnya anak-anak. KR anak pertama yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya dan memiliki kepedulian terhadap keluarganya yang ditunjukkan dengan menyayangi ke dua adiknya yang kembar.
Orang tua KR berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik dengan KR dan menerima pendapat anak serta menjelaskan apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Misalnya saat wabah baru-baru ini tentang virus corona. Ibu Andin menjelaskan kenapa KR tidak boleh keluar rumah dulu. Kemudian orang tua menjelaskan bahwa virus corona sudah masuk Indonesia dan orang Magelang yang sudah terkena virus tersebut. Orang tua juga menjelaskan orang bisa terkena virus corona karena tertular melalui berjabat tangan, bersin, atau batuk dari orang yang sudah ada virus di dalam tubuhnya. Kemudian KR bertanya kepada ibunya
”Misal ada mbak Umayah (penjual sayur) datang, aku harus bagaimana? Aku kan pengen beli. Ibu Andin memberikan penjelasan, boleh beli asalkan KR jaga jarak sementara, setelah selesai beli, KR masuk rumah langsung cuci tangan pakai
84 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Andin tanggal 17 Februari 2020.
sabun, karena mbak Umayah kan di pasar ketemu banyak orang, jadi kita tidak tahu apakah bawa virus atau tidak. 85
Pola asuh demokratis juga terapkan oleh keluarga Ibu Jelita. Ibu Andin dan Ibu Jelita dalam melakukan pengasuhan kepada anak-anaknya terdapat kemiripian. Ibu Jelita memiliki 3 anak dan anak yang peneliti observasi merupakan anak kedua yang bernama KN. Berikut ini hasil wawancara dan observasi bersama keluarga Ibu Jelita dengan pertanyaan yang sama beliau mengatakan bahwa:
“Kami sebagai orang tua selalu melibatkan anak dalam membuat peraturan di dalam keluarga. Misalnya setelah selesai bermain bersama-sama membereskan mainan dan meletakkan ditempat semula, nanti anak-anak langsung membagi tugas sendiri kakak dan KN tugasnya membereskan bagiannya sedangkan adeknya yang paling kecil nanti ikut-ikutan, setelah isya’ jam 08.00 WIB anak-anak menuju ke kamar untuk tidur agar pagi tidak kesiangan bangun tidurnya.86
KN dilibatkan oleh kedua orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga. Banyak antivitas yang dilakukan KN ketika dirumah tentu dengan dampingan orangtua dan anak tidak mendapatkan paksaan karena dilakukan atas dasar musyawarah bersama antara orang tua dengan anak. KN sering membantu ibunya dengan menjaga adiknya, membantu menyiapkan pakaian adiknya kalau akan mandi, bermain bersama dengan adek dan kakaknya.87 Ibu Jelita mengajak KN untuk terlibat dalam kegiatan di dalam keluarga dengan penuh pengertian dan
85 Wawancara dengan keluarga Ibu Andin tanggal 18 Maret 2020.
86 Wawancara dengan keluarga Ibu Jelita tanggal 18 Februari 2020.
87 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Jelita tanggal 18 Februari 2020.
penjelasan sehingga KN senang melakukannya tanpa terbebani. Berangkat sekolah KN diantar ayahnya sekalian ayahnya pergi ke kantor, kemudian pulang sekolah dijemput ibunya. Keluarga Ibu Jelita terdapat pembagian peran masing- masing anggota keluarga.
Orang tua KN membiasakan KN untuk bercerita kegiatan yang dilakukan selama berada disekolahnya dengan selalu bertanya kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah. KN antusias menceritakan kegiatannya ketika di sekolah. KN jarang bermain diluar rumah karena di lingkungan rumahnya perumahan dan jarang anak-anak kecil. KN bersama dengan kakanya dan adiknya lebih sering bermain bersama di dalam rumah dan sesekali Ibunya mengajak mereka bermain dibelakang rumah yang masih terdapat kebun kecil. Mereka meletakkan karpet di atas rumput lalu mereka bermain bersama, bermain masak- masakkan atau jual-jualan.
Gambar 3.2 KN bersama dengan kakak dan adiknya bermain di kebun belakang rumahnya88
Orang tua KN memberikan pujian berupa kata-kata misalnya Ibu Jelita mengucapkan “Good Job KN” ketika KN menggambar pemandangan untuk
88 Dokumentasi Ibu Jelita pada tanggal 30 Maret 2020
adiknya.89 Keluarga KN saling menghargai satu sama lain di dalam keluarga. Hal tersebut ditunjukkan dengan ayah menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah, mengayomi, dan melindungi keluarganya. Ibu Jelita memilih untuk berjualan secara online dan lebih fokus untuk menemani tumbuh kembangnya anak-anak.
KN anak ke dua yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya dan memiliki kepedulian terhadap keluarganya yang ditunjukkan dengan menyayangi kakak dan adiknya. Ibu Jelita juga mengungkapkan bahwa mereka juga sering berantem karena ada hal yang tidak disukai atau berebut mainan tetapi tidak lama mereka langsung baikan dan bermain bersama lagi. Orang tua KN berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik dengan KN dan menerima pendapat anak serta menjelaskan apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.
Misalnya KN bertanya kepada ibunya, kenapa tidak diperbolehkan untuk makan coklat atau susu dalam kemasan. Ibunya memberikan penjelasan karena KN setelah makan coklat atau susu kemasan pasti asmanya kambuh. KN boleh ganti dengan makan keju, kue, jus, atau Ibu buatkan susu sendiri.90 Orang tua juga menanyakan kegiatan kesukaan KN, kemudian KN bercerita kalau ia suka berenang. Kemudian orang tua menawarkan KN untuk les renang, KN pun menyanggupi dengan senang hati. KN ikut les renang setiap hari sabtu dan minggu di dekat rumahnya.
Dari pernyataan keluarga Ibu Andin dan Ibu Jelita di atas terungkap bahwa keluarga mereka sangat menjaga komunikasi antara anak dan orang tua
89 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Jelita tanggal 18 Februari 2020.
90 Wawancara dengan keluarga Ibu Jelita tanggal 18 Februari 2020.
untuk menjalin hubungan yang baik serta memahami kondisi dan kebutuhan masing-masing anaknya.
Peneliti selanjutnya melakukan observasi dan wawancara dengan keluarga Ibu Siti orang tua dari NZ. Rumah NZ berada di perkampungan padat penduduk. NZ merupakan anak paling bungsu dari dua bersaudara. Berikut ini hasil wawancara bersama dengan Ibu Siti. Beliau mengungkapkan bahwa:
“Kami sebagai orang tua membuat aturan untuk NZ agar NZ menjadi anak yang pandai dan sukses sesuai dengan harapan orang tua. Misalnya setelah pulang sekolah NZ harus tidur siang, kalau NZ tidak mau maka ibunya akan memaksanya, karena kalau tidak tidur siang NZ akan rewel.91 NZ dilibatkan oleh kedua orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga, misalnya membereskan mainan yang digunakan dan sholat. Namun NZ dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari dengan sedikit dipaksa, karena NZ kalau tidak dipaksa anaknya susah bu, ungkap Ibu Siti.92 Sehingga NZ tampak terpaksa melakukan sesuatu yang diminta orangtuanya. Ibu Siti memberikan aturan kepada NZ tetapi tidak dijelaskan mengapa aturan tersebut dibuat dan harus dilakukan NZ.
Misalnya tidak boleh makan di depan pintu, tetapi tidak dijelaskan mengapa tidak boleh melakukan itu.
NZ ditunggu ibunya ketika bersekolah. Ibunya menunggu di ruang tunggu. Orang tua NZ kadang-kadang menanyakan kegiatan yang dilakukan selama disekolahnya, tetapi NZ jawabnya singkat-singkat ungkap Ibu Siti. NZ sering bermain diluar rumah bersama dengan teman-teman yang ada
91 Wawancara dengan keluarga Ibu Siti tanggal 20 Februari 2020.
92 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Siti tanggal 20 Februari 2020.
dikampungnya. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai penjual makanan keliling.93 Orang tua NZ memberikan pujian berupa kata-kata misalnya Ibu Siti mengucapkan “wah NZ pintar” ketika NZ berhasil menulis namanya sendiri. Ibu Siti tampak tempramen misalnya ketika NZ memaksa minta buru-buru naik bis ketika akan berwisata Ibu NZ langsung menegurnya dengan nada yang tinggi dan ekpresi marah. NZ pernah mimisan disekolah kemudian ia mendekati ibunya, kemudian ibunya membersihkan mimisan yang di hidungnya tetapi sambil menggerutu. “Nah kan, sudah ibu bilangin jangan lari-lari nanti capek terus mimisan, benerkan sekarang mimisan”.94
Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara di keluarga KS. Peneliti melakukan wawancara bersama dengan bapak Miswan. KS merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. KS punya kakak satu laki-laki dengan selisih usia 3 tahun. KS tinggal bersama ayahnya, kakak, kakek, dan nenek. Ibu KS kerja di Jogjakarta dan pulangnya setiap satu bulan dua kali. Bapak KS mengungkapkan bahwa:
“Kami sebagai orang tua membuat aturan untuk KS itu untuk kebaikan KS juga. KS kalau dengan yang lainnya masih bisa membantah tetapi kalau dengan saya takut, karena saya tegas ungkap Bapak Miswan.95 Misalnya kalau KS sedang bermain HP, lalu HP diminta ayahnya “sini HPnya” ayahnya memberikan contoh dengan nada yang cukup tinggi. Lalu KS menuruti dan memberikan HP kepada ayahnya. KS dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya neneknya minta tolong untuk membelikan garam atau bumbu dapur di warung milik
93 Wawancara dengan keluarga Ibu Siti tanggal 20 Februari 2020.
94 Observasi di sekolah tanggal 5 Maret 2020.
95 Wawancara dengan keluarga Bapak Miswan tanggal 21 Februari 2020.