• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Sistematika Pembahasan

2. Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak

Berdasarkan hasil observasi peneliti, perilaku anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang sangat beragam. Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak dapat dilihat dari perilaku yang dimunculkan anak saat di sekolah melalui stimulasi kegiatan-kegiatan yang telah disusun oleh

107 Observasi peneliti dengan keluarga Ibu Fitri tanggal 16 Februari 2020.

guru berupa perangkat pembelajaran. Urutan guru menyusun perangkat pembelajaran ialah mulai dari menyusun PROTA, PROSEM, RPPM, dan RPPH.

PROTA (Program Tahunan) dibuat oleh kepala sekolah dan guru sebelum tahun ajaran baru 2019-2020. Program tahunan mencakup perencanaan agenda atau kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun. Perencanaan pelaksanaan kegiatan dibagi dua yakni semester I dan semester II.

Pembuatan PROSEM (Program Semester) disusun oleh sie kurikulum beserta dengan guru. Tim menentukan KD dan Indakator mencakup semua aspek perkembangan anak usia dini, tema dan sub tema, serta alokasi waktu yang akan di stimulasikan kepada anak selama satu semester yang dimuat di dalam PROSEM. Setelah PROSEM tersusun, guru mengelompokkan KD dan Indikator untuk dicantumkan didalam RPPM yang dijabarkan ke dalam materi pembelajaran dan rancangan kegiatan pembelajaran. RPPM tersusun selanjutnya guru membuat RPPH yang didalamnya memuat KD, Indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang diambil dari RPPM. Selain itu terdapat kolom penilaian harian berupa observasi. Penilaian anecdote dilakukan setiap ada peristiwa penting yang dilakukan anak dan penilaian hasil karya dilakukan setiap hari diambil tiga anak dalam penilaian. Berikut ini dokumen PROTA, PROSEM, RPPM, dan RPPH kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.

Gambar 3.3 PROTA (Program Tahunan)

Gambar 3.4 PROSEM (Program Semester)

Gambar 3.5 RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan)

Gambar 3.6 RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)

Gambar 3.7 Penilaian Harian

Selain kegiatan pembelajaran yang tersusun didalam perangkat pembelajaran, kepala sekolah dan guru juga memfasilitasi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah antara lain bahasa inggris, menyanyi, menari, menggambar, dan drumband. Kegiatan ektrakurikuler bahasa inggris dilaksanakan setiap hari senin, menyanyi setiap hari selasa, menari setiap hari rabu, menggambar setiap hari kamis, dan drumband dilaksanakan setiap hari jum’at. Kegiatan ekstrakurikuler diampu oleh guru yang diambil dari luar sekolah yang sesuai dengan bidangnya. Selain untuk mengembangkan bakat dan minat

anak kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak usia dini.108 Anak-anak mampu menyalurkan bakat minatnya dengan mengikuti berbagai perlombaan. Prestasi yang telah diperoleh anak-anak TK Kemala Bhayangkari 82 diantaranya ialah juara 3 drumband kategori mandiri, juara 2 lomba mewarnai, juara favorit 1 lomba menari, dan masih banyak lagi kejuaraan yang telah diperoleh anak-anak TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.

Berikut ini hasil wawancara dan dokumentasi dengan beberapa guru mengenai kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang.

Peneliti wawancara dengan Bu Isti yang merupakan guru kelas KR.

Beliau mengungkapkan kalau KR merupakan anak yang aktif, senang bercerita, mampu mengerjakan kegiatan dengan tuntas, menaati aturan kelas yang sudah disepakati bersama, senang bercerita, percaya diri, ceria, ketika kesulitan dia akan bertanya, bermain dengan semua teman tanpa pilih-pilih, berinisiatif untuk melakukan kegiatan bersama dengan teman, berinisiatif sendiri membantu temannya yang mengalami kesulitan, mudah beradaptasi dengan teman-teman, dan senang berbagi dengan teman-temannya baik berbagi mainan atau bekal yang dibawanya. Kemampuan intrapersonal dan interpersonal KR berkembangan sesuai dengan harapan.109

Senada dengan yang dikatakan oleh bu Isti, peneliti mengamati perilaku yang menunjukkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal KR. Sejak

108 Wawancara dengan Ibu Aminah, M. Pd selaku kepala sekolah tanggal 12 Februari 2020.

109 Wawancara dengan Ibu Isti, S. Pd guru kelas B1 tanggal 8 Februari 2020.

kelompok A KR anak yang memiliki kepercayaan diri lebih berkembang dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya, sudah berani langsung ditunggui di luar kelas, senang berbagi, bermain dengan semua teman tanpa pilih-pilih, dan terkadang juga bisa menasehati temannya yang berbuat kurang tepat misalnya ada teman yang tidak mau antri menunggu giliran.

KR terpilih oleh sekolah untuk mewakili teman-teman lomba bercerita.

Tema lomba bercerita ialah tentang keluarga. Sebelum lomba KR dilatih oleh bu Isti. Bu Isti memberikan kebebasan pada KR untuk bercerita terlebih dahulu untuk menceritakan keluarga KR. Kemudian KR mulai bercerita tentang adeknya si kembar, kebiasaan ia kalau di rumah, ibunya yang selalu menjaganya dan menyayanginya. KR tampak antusias ketika berlatih dan Bu Isti hanya menambahkan sedikit agar jalan cerita lebih runtut. Hari untuk perlombaanpu dimulai. KR berhasil memperoleh juara Harapan 1 tingkat kedu lomba bercerita.

Gambar 3.8 KR ketika mengikuti lomba bercerita110

Kegiatan drumband KR menjadi Gita Pati yang bertugas untuk menjadi pemimpin dengan memberikan aba-aba saat akan berlangsung atau berakhir pementasan drumband. KR mampu mengeluarkan suara lantang dan

110 Dokumentasi sekolah pada tanggal 7 Maret 2020

tampil percaya diri di atas panggung saat memberikan aba-aba kepada teman- temannya. Pada perlombaan drumband tingkat Kota Magelang pada kategori Mandiri, KR mendapatkan juara 3 sebagai Gita Pati.

KR tampak antusias ketika ditunjuk menjadi pemimpin baik saat kegiatan didalam kelas maupun diluar kelas. Hal tersebut ditunjukkan dengan KR mampu menjadi pemimpin saat berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menyiapkan saat berbaris, menjadi pemimpin upacara hari Senin, dan senam ketika hari Jum’at. Berikut ini dokumentasi kegiatan KR selama disekolah dan hasil penilaian perkembangannya.

Gambar 3.9 KR saat menjadi Gita Pati

Gambar 3.10KR saat memimpin senam

Gambar 3.11 Penilaian KR

Dari perilaku yang ditunjukkan KR selama di sekolah dan hasil penilaian perkembangan KR menunjukkan bahwa KR mampu memahami dirinya sendiri yang diwujudkan dalam kemampuannya mengaitkan informasi yang sudah ada dan baru diterima dalam pikiran saat latihan maupun pentas bercerita, mampu mengungkapkan perasaan senang dan sedih dengan sesuai keadaan, mampu melakukan sesuai dengan keinginannya,1 mampu bekerjasama baik dengan orang lain, memiliki banyak teman, menikmati suasana ketika berada di tengan orang banyak, serta mampu menjadi pemimpin saat kegiatan maupun perlombaan.

Hampir sama dengan KR, ketika disekolah kecerdasan intrapersonal dan interpersonal KN terlihat ketika kegiatan pembelajaran maupun bermain bebas. Berdasarkan wawancara dengan Bu Lilin guru kelas KN, ketika dikelas KN menyelesaikan kegiatan dengan tuntas, membereskan mainan setelah digunakan dengan mengembalikan pada tempatnya, berani memimpin doa sebelum dan sesudah kegiatan, menjadi protokol saat upacara hari senin, bercerita didepan kelas, bisa menahan diri ketika mempunyai keinginan, bisa mengungkapkan

keinginannya, bermain bersama dengan semua teman-teman tanpa pilih-pilih, dan mau berbagi mainan atau bekal yang dibawanya dari rumah, bangga menunjukkan hasil karanya, bekerjasama membereskan alat main setelah digunakan ke tempat semula dengan teman-temannya, menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan keadaan, mampu berkomunikasi dengan baik kepada guru maupun teman, dan mentaati aturan kelas yang telah disepakati bersama misalnya berhenti bermain setelah habis waktunya. Berikut ini dokumentasi kegiatan KN selama disekolah dan hasil penilaian perkembangan KN.

Gambar 3.12 KN saat menjadi protokol upacara hari Senin

Gambar 3.13 KN menunjukkan hasil karyanya

Gambar 3.14 Penilaian Perkembangan KN

Berdasarkan proses kegiatan pembelajaran, sikap yang dilakukan KN ketika disekolah, dan hasil penilaian perkembangan menunjukkan bahwa KN mampu memahami diri sendiri dengan menahan diri ketika memiliki keinginan, mengekspresikan wajah sesuai dengan keadaan, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu menjadi pemimpin ketika pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa KN memiliki kecerdasan intrapersonal dan interpersonal sesuai dengan tahapan usianya.

Sikap yang ditunjukkan KR dan KN menunjukkan bahwa mereka memiliki kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Kecerdasan intrapersonal yaitu kecerdasan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Karakteristik kecerdasan intrapersonal yang dimiliki oleh KR dan KN ialah mereka tidak mengganggu teman, mampu mengerjakan tugas sendiri, menunjukkan kebanggaan terhadap hasil karyanya, menggunakan barang orang lain dengan hati-hati, membantu membersihkan lingkungannya, berhenti bermain pada waktunya, mengembalikan alat permainan pada tempatnya, dan melaksanakan tata tertib yang ada disekolah.

Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan memahami dan bekerjasama dengan dengan orang lain. Karakteristik kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh KR dan KN ialah mereka memiliki teman yang banyak (lebih dari 3), banyak bersosialisasi di sekolah dan lingkungannya, tampak sangat mengenali lingkungannya, terlibat dalam kegiatan kelompok di sekolah atau diluar sekolah, mampu berperan sebagai penengah pada teman-teman atau keluarga jika ada konflik, menikmati permainan kelompok, menunjukkan empati terhadap perasaan orang lain, dapat menjadi penasehat atau pemecah masalah diantara teman-temannya, menikmati kegiatan mengajar orang lain, dan menunjukkan bakat untuk menjadi pemimpin.

Berbeda dengan KR dan KN yang memiliki kecerdasan intrapersonal dan interpersonal sesuai dengan usianya. NZ dan KS mengalami hambatan dalam kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Berikut ini merupakan hasil observasi dan wawancara terhadap guru kelas NZ dan KS mengenai kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang terlihat saat di sekolah.

Emosi NZ kurang stabil, ia mudah tersinggung dan meluapkan emosinya dengan main tangan. NZ mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan terburu-buru dan terkadang lupa untuk meminta nilai kepada guru sehingga guru selalu mengingatkan. NZ terburu-buru dalam menyelesaikan kegiatan dan langsung mengambil mainan yang ada di area pengaman yaitu bermain balok dan bombik.111 Saat peneliti mengobservasi di kelas NZ mendorong temannya saat berbaris sampai temannya keluar dari barisan. NZ mendorong cukup keras sambil berkata “Aku wis kene” dengan ekspresi marah.

111 Wawancara dengan Bu Isti S. Pd, guru kelas B1 tanggal 8 Februari 2020.

Guru mendengar kemudian menegur NZ namun NZ tetap tidak mau mengalah dan berbaris ditempat yang diingatkan. Teman yang didorong tadi mengalah dan baris dibelakang NZ. Kejadian itu terjadi saat berbaris akan pulang.112 Saat akan upacara bendera ada anak kelompok B1 satu yang menangis kemudian Bu Isti mendekati anak yang menangis dan bertanya kenapa menangis? “di colok NZ.

Kemudian ibu guru mendekati NZ dan bertanya kenapa NZ menyolok matanya AX? NZ tidak mau menjawab dan menampakkan muka cemberut. Ibu guru meminta untuk saling memaafkan tetapi NZ tidak mau meminta maaf dan tetap berdiri di barisan dengan memendam amarah.113 Hasil karya yang dibuat oleh NZ masih memerlukan bimbingan, berikut ini hasil karya dan penilaian NZ.

Gambar 3.15 Hasil Karya NZ

Hasil karya NZ menunjukkan bahwa ia masih terburu-buru dalam melakukan kegiatan sehingga memerlukan bimbingan untuk menahan diri agar mampu menyelesaikan kegiatan dengan sesuai harapan, mengikuti tata cara dan kebiasaan sekitar dengan sadar misalnya menyampaikan hasil karya yang telah dibuat kepada guru.

112 Observasi dikelas B tanggal 8 Februari 2020.

113 Observasi di sekolah tanggal 17 Februari 2020.

Gambar 3.16 Penilaian NZ

Penilaian semester menunjukkan bahwa NZ masih belum mampu mengontrol diri ketika bersama dengan teman-teman untuk tidak menang sendiri.

Hal tersebut menunjukkan bahwa NZ belum mampu menunjukkan hubungan yang positif dengan orang lain dan menikmati suasana ketika berada ditengah orang banyak.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi terhadap KS dan melakukan wawancara kepada guru kelas KS. KS memiliki emosi yang kurang stabil. Ketika marah KS bisa main tangan dan berkata-kata yang kasar. Awal-awal semester KS meledak-ledak seperti bisa memukul ketika marah. Tetapi akhir-akhir ini KS lebih banyak diam dan kurang percaya diri dalam melakukan kegiatan.114 KS ketika diajak berkomunikasi ucapannya kurang lancar dan agak gagap. Peneliti melakukan observasi dikelas, saat kegiatan menggambar bebas KS melihat gambar temannya kemudian ia mencontoh gambar temannya. Saat menyelesaikan

114 Wawancara dengan Bu Isti S. Pd, guru kelas B1 tanggal 8 Februari 2020.

kegiatan KS agak lebih lambat daripada dengan teman-temannya.115 Berikut ini hasil karya dan penilaian pembelajaran KS.

Gambar 3.17 Hasil Karya KS saat menggambar

Gambar 3.18 Hasil penilaian KS

Berdasarkan hasil karya dan penilaian perkembangan KS menunjukkan bahwa KS kurang percaya diri terhadap hasil karyanya, memahami suatu objek dari sudut padangnya sendiri, belum mampu mengarahkan diri dengan lebih mengendalikan diri, belum mampu berperilaku yang membuat orang lain nyaman,

115 Observasi di kelas tanggal 8 Februari 2020.

belum mampu menjalin komunikasi yang baik dengan teman, dan belum mampu berempati atau perhatian dengan teman lainnya.

Perilaku yang ditunjukkan oleh NZ dan KS merupakan akibat yang ditimbulkan dari pola asuh otoriter yang dilakukan oleh orang tua mereka. Guru telah melakukan stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal tetapi setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda meskipun diusia yang sama dan ada pula anak yang mengalami keterlambatan. Akibat dari pola asuh otoriter yang diterima oleh NZ dan KS menimbulkan mereka menjadi anak yang mudah tersinggung, penakut, pemurung tidak bahagia, mudah terpengaruh dan stress, tidak mempunyai masa depan yang jelas, tidak bersahabat, dan gagap (rendah diri).

Selanjutnya peniliti mengobservasi dan melakukan wawancara terhadap guru AL dan AR. AL dan AR merupakan anak yang pendiam dan jarang bermain bersama dengan banyak teman. AL ketika di sekolah sering bermain bersama dengan YG dan AD yang merupakan temannya sejak kelompok A.

Sehingga ketika TG dan AD masuk sekolah karena sakit atau ijin AL bermain sendiri tidak bergabung dengan teman-teman yang lainnya. AL masih harus diantar ibunya sampai kelas ketika sudah sampai sekolah. Ketika kegiatan pembiasaan fisik motorik di halaman sekolah ibunya AL masih menunggu atau berdiri diluar gerbang tetapi AL masih harus bisa melihat ibunya. Ketika masuk kelas ibu AL baru pergi sekolah untuk bekerja. Ketika kegiatan AL menyelesaikan semua kegiatan dengan tepat waktu dan dengan hasil sesuai dengan harapan. AL temasuk anak yang penurut dan berkembang dalam perkembangan kognitifnya. AL tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler

drumband. Ketika teman-temannya latihan drumband AL memilih untuk didalam kelas melakukan kegiatan lain seperti menggambar, mewarnai, menulis, bermain balok, dan bombik. AL masih susah dalam mengungkapkan keinginannya. Pernah ada suatu kejadian dikelas tiba-tiba menangis, lalu di tanya ibu guru. Mengapa AL menangis? AL pengen apa? AL menjawab dengan lirih pingin minum. Owalah AL pengen minum, kalau pengen minum bilang aja ke bu guru, Bu AL pengen minum, tidak usah menangis.116

Peneliti melakukan observasi di kelas AL, AL duduk bersebelahan dengan YG dan AD. AL tampak tenang dengan mendengarkan dan memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh ibu guru. AL melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru. Saat itu kegiatan ialah bermain balok, menggambar kantor pos, dan membuat surat untuk ibu. AL dalam melakukan kegiatan dengan tuntas. AL menyelesaikan kegiatan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Saat bermain bebas dan beristirahat AL bermain dengan YG dan AD saja tidak dengan teman yang lainnya. Berikut ini hasil karya dan penilaian pembelajaran AL.

Gambar 3.19 Hasil karya AL

116 Wawancara dengan Bu Tina, S. Pd guru kelas B2 tanggal 10 Februari 2020.

Gambar 3.20 AL bermain dengan AD

Gambar 3.21 Penilaian AL

Berdasarkan hasil karya dan penilaian perkembangan AL menunjukkan bahwa AL mampu melakukan kegiatan sampai tuntas, belum mampu mengungkapkan keinginannya kepada orang lain secara jelas terkadang dengan tangisan, belum mau bermain dengan semua teman atau masih pilih-pilih teman ketika bermain, belum percaya diri untuk tampil didepan umum, dan belum mampu menunjukkan empati dengan teman.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru AR. AR merupakan anak yang pendiam di dalam kelas. AR suara lirih ketika

diajak komunikasi dan bahasanya singkat-singkat ketika menjawab. AR lebih sering menyendiri ketika bermain. AR dalam melakukan kegiatan masih perlu banyak bimbingan dan sering belum tuntas dalam melakukan kegiatan. AR masih ditunggu ibunya ketika kegiatan pembiasaan fisik di halaman sekolah. Ketika masuk kelas AR baru mau ditinggal ibunya. AR tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drumband. AR terkadang masih menangis jika akan melakukan sesuatu. Misalnya AR tiba-tiba menangis ketika ditanya guru mas AR mau apa?

Dia tidak menjawab. Kemudian guru menawarkan, mas AR mau makan? Boleh.

Mau minum? Juga boleh. Mau bermain dulu? Juga boleh. Tetapi AR tidak menjawab. Guru memberikan kesempatan kepada AR untuk menangis dan dengan tetap diawasi. Kemudian AR mulai berhenti menangisnya, dan AR berjalan pelan- pelan menuju tasnya untuk mengambil minum dan meminumnya. Kemudian guru mendekati AR, oh mas AR ingin minum, besok kalau mau minum bilang saja, bu saya mau minum. Boleh pasti ibu persilahkan ya mas AR.117 Saat peneliti melakukan observasi dikelas AR mau mengikuti kegiatan dengan duduk membuat lingkaran saat kegiatan awal dikelas. Ibu guru meminta AR untuk memimpin teman-temannya berdoa namun AR tidak mau. Ia ikut berdoa sama seperti teman- temannya namun dengan suara yang lirih. Ketika istirahat AR memilih sendiri bermain perosotan atau APE luar sendiri tidak bergabung dengan teman-teman yang lainnya. Ketika ada teman yang menerobos misalnya saat antri dia hanya diam saja tidak protes atau menunjukkan ekspresi tidak suka, lalu AR tetap melanjutkan bermain persotan. Berikut ini dokumentasi kegiatan dan penilaian AR saat pembelajaran.

117 Wawancara dengan Bu Lilin, S. Pd. AUD guru kelompok B3 tanggal 11 Februari 2020.

Gambar 3.22 AR mengikuti kegiatan diawal pembelajaran di dalam kelas

Gambar 3.23 Hasil Karya AR

Berdasarkan hasil karya AR menunjukkan bahwa AR kurang antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran, AR ketika kegiatan awal mau duduk melingkar bersama teman-temannya tetapi saat bermain bebas AR belum mau bergabung dengan teman-temannya dan asyik bermain sendiri, AR belum menunjukkan kemampuan untuk menikmati kebersamaan dengan orang lain, menilai kemampuan sendiri, menyatakan berkompeten melakukan sesuatu, dan melakukan reaksi terhadap hal-hal tertentu.

Gambar 3.24 Penilaian Perkembangan AR

Berdasarkan hasil penilaian perkembangan AR menunjukkan bahwa AR masih memerlukan bimbingan dalam mengungkapkan keinginannya kepada orang lain secara jelas, percaya diri masih memerlukan bimbingan, belum mau memimpin dihadapan guru maupun teman-temannya, dan belum mampu bekerjasama dengan teman.

Perilaku yang ditunjukkan oleh AL dan AR merupakan akibat yang ditimbulkan dari pola asuh permisif yang dilakukan oleh orang tua mereka. Guru telah melakukan stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal tetapi setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda meskipun memiliki usia yang sama dan ada pula anak yang mengalami keterlambatan.

Akibat dari pola asuh permisif yang diterima oleh AL dan AR menimbulkan mereka menjadi anak yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu berekspresi bebas, selalu mengalami kegagalan ketika tidak ada bimbingan, kurang antusias dalam belajar, agak susah diatur, suka mencari perhatian, dan masih suka menangis kalau meminta sesuatu.

Guru telah melakukan stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak, namun ada beberapa anak yang mengalami hambatan. Stimulasi yang diberikan guru untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak yaitu melatih anak untuk mengenal dirinya dengan bercerita, mengungkapkan pendapat, memilih kegiatan yang disukai, berempati, berbagi, bermain peran, bermain kelompok, melatih anak untuk menjadi pemimpin, pemberian reward, membuat hasil karya, dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku yang muncul oleh AL dan AR merupakan akibat dari pola asuh permisif yang dilakukan oleh orang tuanya. Perilaku yang muncul terkait dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal AL dan AR ialah mereka tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu mengalami kegagalan ketika tidak ada bimbingan, kurang antusias dalam belajar, agak susah diatur, suka mencari perhatian, mudah stress, dan masih suka menangis kalau meminta sesuatu.

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa peran pola asuh yang dilakukan oleh orang tua mempengaruhi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak usia dini khususnya pada anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran pola asuh orang tua yang berbeda mengakibatkan kecerdasan yang berbeda pula pada anak usia dini khususnya pada kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Berikut ini penjelasan mengenai peran pola asuh orang tua terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82 Kota Magelang yang sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.3 Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 82

Kota Magelang Kecerdasan

Pola Asuh

Intrapersonal Interpersonal

Demokratis

- Mandiri.

- Percaya diri.

- Aktif dalam hal positif.

- Ceria.

- Menunjukkan

kebanggaan terhadap hasil karyanya.

- Menggunakan barang orang lain dengan hati- hati.

- Berhenti bermain pada waktunya.

- Mengembalikan alat

permainan pada

tempatnya.

- Melaksanakan tata tertib yang ada disekolah.

- Memiliki teman yang banyak (lebih dari 3).

- Senang terlibat dalam kegiatan kelompok di sekolah atau diluar sekolah.

- Mampu berperan sebagai penengah pada teman-teman atau keluarga jika ada konflik.

- Menikmati permainan kelompok.

- Menunjukkan empati terhadap perasaan orang lain.

- Mudah berbagi.

- Dapat menjadi penasehat atau pemecah masalah diantara teman- temannya.

- Menunjukkan bakat untuk menjadi pemimpin.

Otoriter

- Penakut

- Pemurung tidak bahagia - Mudah terpengaruh dan

stress.

- Gagap (rendah diri)

- Tidak bersahabat - Mudah tersinggung.

- Ingin menang sendiri dalam suatu kelompok.

- Sulit untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan.

Permisif

- Emosi kurang stabil.

- Selalu mengalami kegagalan ketika tidak ada bimbingan.

- Agak susah diatur.

- Suka mencari perhatian.

- Mudah stress.

- Masih suka menangis kalau meminta sesuatu.

- Tidak dapat

bekerjasama dengan orang lain.

- Kurang antusias dalam belajar.

Dokumen terkait