BAB IV HASIL PENELITIAN
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan
dilakukan sesame guru di sekolah (intern) atau hubungan sejawat antara sekolah. Pertemuan guru-guru ini disebut dengan MGBS ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas.
Disini kepala sekolah dapat sekaligus mengadakan evaluasi terhadap kemajuan mengajar guru.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kepalah sekolah MTs Rony memiliki banyak strategi dalam mengembangkan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik. Sehingga para guru secara maksimal dapat mengembangkan profesionalismenya. Dan menurut waka kurikulum terkait bagaiman aplikasi yang dilakukan oleh gurutertama guru PAI setelah diadakan strategi pengembangan seperti workshop dan yang lainnya.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan
61
tantangan global yang saat ini tidak dapat dipungkiri lagi, kemajuan keilmuan serta teknologi seakan tidak dapat ditutupi lagi dengan berkata tidak, sehingga kemampuan guru dituntut untuk lebihbaik bahkan semua guru harus mampu menghadapi persaingan- persaingan teknologi yang sudah tidak tabu lagi untuk saat ini, dengan adanya kesadaran ini, khususnya guru PAI membutuhkan penelitian yang mampu menjawab tantangan globalisasi tersebut, sehingga hal ini mendukung adanya strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi pedagogik di MTs Rony.
“Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa faktor pendukung dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah kesejahteraan guru, kenaikan gaji tunjangan sertifikasi dan penghargaan-penghargaan. Usaha untuk meningkatka profesionalisme guru juga bias dilakukan melalui peningkatan kesejahteraan guru, dalam hal ini gaji merupakan salah satu sumber keputusan kerja”.(Wawancara dengan Muhlis, S.Ag Tanggal 01 Oktober 2015)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memberikan kesejahteraan guru dapat memberikan motivasi kepada guru meningkatkan profesionalismenya. Selain peningkatan kesejahteraan guru, tunjangan sertifikasi juga bias memberikan motivasi kepada guru yang meningkatkan profesionalismenya. Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikasi pendidik untuk guru. Sertifikasi pada guru prajabatan dilakukan sesuai dengan peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 yakni dilakukan dalam bentuk potofolio. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kesejahteraan guru, tunjangan
sertifikasi dan penghargaan-penghargaan yang diberikan kepada guru dapat memotivasiguru dalam meningkatkan profesionalismenya.
mendukung strategi pengembangan profesionalisme guru PAI, karena sebagaimana kita ketahui, kepala sekolah merupakan motifasi utama bagi guru agar selalu memperluas pengetahuan keilmuannya, karena tampa pengawasan kepa sekolah, maka guru cenderung hanya menggunakan kemampuan seadanya ketika proses belajar mengajar berlangsung, ini akan memperburuk hasil belajar siswa, karena perkembangan zaman begitu pesat, jika keilmun yang kita punya tidak berkembang maka kita akan tertinggal begitu jauh, disinilah pengawasan kepala sekolah sangat dibutuhkan.
Fasilitas yang mencukupi Tersedianya fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi pedagogik di MTs Rony merupakan salah satu pendukung strategi pengembangan profesionalisme guru tersebut. Karena memang fasilitas yang disediakan sekolah bukan hanya hanya untuk pengembangan peserta didik melainkan juga untuk mengembangkan profesionalisme guru itu sendiri terutama guru PAI.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang pendukung strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi pedagogik di MTs Rony ini. Selain faktor pendukung dalam strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi
63
pedagogic di MTs Rony, ada juga faktor penghambat yang mempengaruhi pengembanagn profesionalisme guru tersebut.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang satu ini, memang sering terjadi, disetiap organisasi manapun, baik formal ataupun nonformal, sehingga perlu adanya solusi tepat dalam masalah ini, yaitu dengan mencari sumber dana lain agar strategi pengembangan profesionalisme guru tetap terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dari paparan di atas terlihat jelas faktor pendukung dan penghambat dalam strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony, yang keseluruhan dari faktor penghambat tersebut dapat diselesaikan oleh pihak sekolah itu sendiri, terutama kepala sekolah dengan beberapa cara yang dijadikan solusi demi terlaksananya strategi pengembangan guru tersebut untuk mengembangkan keilmuan guru serta memberikan yang terbaik bagi peserta didik dalam menuntut ilmu.
“Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa faktor penghambat dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu, sarana prasarana yang kurang memadai,pembiyaan yang kurang dan faktor dari dalam diri guru itu sendiri yang tidak mengembangkan potensinya”. (Wawancara dengna bapak Muhlis, S.Ag Tanggal 01 Oktober 2015).
Sebagai guru yang professional, mereka tidak akan mempersoalkan hambatan yang ada, melaingkan mereka akan selalu berupaya untuk meningkatkan profesionalismenya dalam berbagai bidang. Semua faktor-
faktor penghambat tersebut bias diatasi jika semua pihak mau bekerja keras dan bekerja sama.
Hal semacam ini merupakan faktor penghambat dalam strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi pedagogik di MTs Rony, karena hai ini akan mengakibatkan kemalasan terhadap guru lain yang sangat atusiasi dalam mengikuti strategi pengembangan tersebut. Kurangnya semangat dari individu guru tersebut terjadi karena mereka masih belum menyadari akan pentingnya pengembangan profesionalise guru itu sendiri, baik bagi diri sendiri maupun bagi peserta didik serta bagi perkembangan zaman yang menuntutnya untuk selalu berkembanga. Mereka juga kurang memahami bahwa persaingan global akan membuatnya tertinggal, baik dalam hal keilmuan ataupun dalam kecanggian teknologi. Akan tetapi karena semangat yang ada lebih banyak, akhirnya masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga strategi pengembangan guru tersebut tetap berjalan sesui dengan harapan.
65 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kajian teoritis dan analisis data berdasarkan penelitian dan penemuan di lapangan mengenai strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kopetensi pedagogik di MTs Rony maka dapat disimpulkan.
1. Guru PAI di MTs Rony telah memiliki kemampuan profesionalisme yang baik, dalam aspek kompetensi pedagogik diantaranya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta ketika proses belajar mengajar berlangsung, mereka mampu menciptakan suasan yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasakan kejenuhan saat belajar, peserta didik belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, mereka tidak hanya terpaku pada pemakaian satu macam metode dan media saja tetapi pemakaian metode dan media pembelajaran telah disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam memahami keberagaman peserta didikpun, guru PAI di MTs Rony mampu memahami peserta didiknya baik memahami secara psikologi, intelektual, fisik serta keunikan yang dimiliki masing-masing peserta didik, meskipun masih ada beberapa guru yang menganggap
mereka semua sama, ini dikarenakan mereka kurang memahami terhadap psikologi peserta didik. Kemudian untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan, guru PAI di MTs Rony telah mengadakan evaluasi secara vormatif yaitu penilaian yang berorientasi pada proses belajar mengajar, juga penilaian di laksanakan dari evaluasi harian, evaluasi middle semester dan evaluasi akhir semester.
2. Strategi kepala sekolah dalam pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony, dilakukan melalui beberapa upaya, antara lain:
a. Melakukan kunjungan kelas setiap 1 bulan sekali b. Melakukan pembinaan persuasif kepada guru
c. Mengikut sertakan guru dalam berbagai kegiatan ilmiah, seperti inservice training, seminar, lokakarya, sertifikasi guru dan sebagainy.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru, agar mereka tidak mencari sumber penghasilan lain di luar MTs Rony
e. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan
f. Mengawasi, memantau dan mengevaluasi kinerja para pengajar dengan memberikan bimbingan
g. Memberikan reward kepada guru berprestasi h. Mengadakan supervise pendidikan
67
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony antara lain:
a. Faktor pendukung
1) Antusiasi guru yang luar biasa
2) Keinginan guru untuk meningkatkan keilmuannya terutama dalam aspek kompetensi pedagogik
3) Keadaan guru dalam menghadapi tantangan global 4) Pengawasan kepala sekolah
5) Fasilitas yang mencukupi b. Faktor penghambat
1) Adanya beberapa guru yang kurang bersemangat dalam meningkatkan kualitas dirinya
2) Banyaknya kesibukan di luar sekolah selain menjadi guru B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan disini antara lain:
1. Guru hendaknya senantiasa meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai media, terutana yang berbasis IT.
2. Guru hendaknya mampu memahami keberagaman peserta didik, karena setiap individu memiliki keunikan masing-masing dan itu perlu di pahami agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh seluruh peserta didik.
3. Hendaknya dijalin kerjasama yang lebih erat antara sekolah, guru dan wali murid untuk lebih memajukan proses pembelajaran di MTs Rony.
69
DAFTAR PUSTAKA Al-Quranul Karim.
Al Munir, Mahmud Samir. 2004. Guru Tauladan di bawah Bimbingan Allah.
Jakarta: Gema Insani.
Al Muraghi, Ahmad Musofa. 1989. Terjemahan Tafsir Al Maraghi. Semarang:
Thoha Putra Hal. 210
Alfabet. Supranto J 1993. Metode Ramalan Kuantitatif. Jakarta: Rineka Cipta Alma Bachari, dkk. 2009. Guru Professional Menguasai metodedan terampil
mengajar. Bandung: ALFABETA.
Cece Wijaya, Febrani Rusiyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Darmadi Hamid.2009. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: ALFABETA
Departemen Agama RI. 2002 Alqur’an dan Terjemahan
E. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hamalik Oemar.2006. Pendidikan Guru, Jakarta. Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.
Remaja Rosda Karya.
Nurdin Syarifuddin.2002, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.
Jakarta. Ciputak Pers.
Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV.
Surakhmad Winarno.1994. Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Tafsir Ahmad. 1999. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Undang-Undang Republik Indonesia no. 14 Tahun 2005. Bandung: Citra Umbara. 2006
Usman Moh. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yamin Martinis. 2009. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.
Jakarta: Gaung Persada press.
Sudjarwo. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:
PT. Mediyatama sarana perkasa.
Riva’I, Ahmad dan Nana Sudjana. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung:
CV.Sinar Baru.
vi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi
2. Format Wawancara Guru 3. Surat Penelitian
Kecamatan mengkendek Kabupaten Tana Toraja?
2. Bagaimana kemampuan guru PAI dalam memahami keberagaman peserta didik?
3. Bagaimana kemampuan guru PAI dalam mengevaluasi peserta didik?
4. Bagaimanakah strategi kepala sekolah dalam pengembangan profesionalisme guru PAI di MTs Rony?
5. Apa faktor pendukung strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony?
6. Apa faktor penghambat strategi pengembangan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony
Dokumentasi Penelitian wawancara tanggal 01 Oktober 2015